Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kajian yang Relevan

4

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibicarakan dalam tulisan ini adalah pada intinya membahas nilai-nilai budaya pada masyarakat Melayu Secanggang pada Tradisi Ahoi, dan masyarakat yang dimaksud pada tradisi tersebut adalah masyarakat yang ada di daerah tempat terjadinya Tradisi Ahoi tersebut. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis Tradisi Ahoi pada masyarakat Melayu Secanggang, melalui pendekatan Antropologi Sastra. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sikap masyarakat secara umum terhadap Tradisi Ahoi ? 2. Bagaimana tahap pelaksanaan Tradisi Ahoi ? 3. Bagaimana nilai-nilai budaya masyarakat dalam Tradisi Ahoi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan nilai-nilai budaya masyarakat Melayu Langkat di Secanggang terhadap Tradisi Ahoi. 2. Mengangkat nilai-nilai budaya yang terdapat di dalam Tradisi Ahoi di daerah Secanggang agar masyarakat umum dapat mengetahui nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana penyajian Ahoi dalam kegiatan mengirik padi. 2. Memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai budaya yang terdapat dalam Tradisi Ahoi. Universitas Sumatera Utara 5 3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam studi sastra dan budaya dengan tinjaun antropologi sastra. Universitas Sumatera Utara 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian yang Relevan

Dalam kajian ini penulis mengambil beberapa rujukan buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun buku yang saya gunakan sebagai rujukan adalah sebagai berikut : “Nilai-nilai Budaya dalam Susatra Daerah Sulawesi Selatan” Muhammad Sikki dkk, 1991 dalam buku ini penulis mengkaji tentang nilai-nilai budaya yang ada di sulawesi selatan dan melakukan pembinaan secara langsung maupun tidak langsung. Pembinaan secara langsung dilakukan dengan cara menginventarisasi dan mendokumentasi sejumlah sastra lisan yang masih tersebar luas di kalangan masyarakat. Pembinaan secara tidak langsung biasa terwujud dalam upacara-upacara adat atau dalam waktu senggang yang pada saat itu susastra biasa diperdengarkan. Menurut Sikki aspek-aspek budaya dalam susastra daerah Sulawesi selatan belum diteliti secara menyuluruh, oleh sebab itu beliau mengakaji Nilai-nilai Budaya yang ada di Daerah Sulawesi Selatan. 5 Kemudian Titus Pekei dkk 2013 dalam bukunya yang berjudul “ Menggali Nilai Budaya Tradisi Lisan Dari Papua” dalam buku ini penulis membahas tentang sastra lisan atau cerita rakyat yang ada di suku MEE dan menggali nilai-nilai budaya tradisi lisan suku MEE, yang bertujuan untuk menggali nilai budaya lisan agar pemerintah pusat di daerah tersebut mengetahui dan terutama masyarakat disana dan berusaha untuk menggali dalam usaha 5 Drs. Muhammad Sikki, dkk dalam buku Niali-nilai Budaya Dalam Susatra Daerah Sulawesi Selatan,1991 : hal 2 dan 185 Universitas Sumatera Utara 7 memberantas kemiskinan dan pemiskinan nilai-nilai budaya lisan kedepan, mengangkat nilai- nilai budaya lisan, dan menyampaikan kepada generasi penerus. 6 Sedangkan kajian penulis berbeda dengan kajian di atas, yaitu Nilai-nilai Budaya Masyarakat Melayu Secanggang Pada Tradisi Ahoi: Kajian Antopologi Sastra. Dalam kajian ini penulis mengkaji tentang bagaimana proses penyajian ataupun pelaksanaan dalam Tradisi Ahoi maupun fungsi dan tujuan tradisi ini. Penulis juga melakukan orientasi tentang nilai- nilai budaya masyarakat disana. Mengapa penulis mengkaji ini karena kurangnya pemahaman generasi penerus tentang tradisi ini dan juga ingin menggali dan mengangkat nilai-nilai budaya yang ada di dalamnya.

2.2 Kosmologi Masyarakat Melayu Langkat-Secanggang