Financial Distress Kesulitan Keuangan Faktor-Faktor Penyebab Financial Distress

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Financial Distress Kesulitan Keuangan

Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan berada dalam posisi yang tidak aman dari ancaman kebangkrutan atau kegagalan pada usaha perusahaan tersebut. Financial distress menurut Altman 1968 adalah perusahaan yang secara hukum bangkrut. Platt dan Platt 2006 mendefenisikan financial distress merupakan suatu kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau sedang krisis. Menurut Hanafi, 2003:263 financial distress dapat didefenisikan dalam beberapa pengertian yaitu : 1. Economic Distressed Kegagalan Ekonomi Kegagalan dalam ekonomi artinya bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan. 10 2. Financial Distressed Kegagalan Keuangan Pengertian financial distressed mempunyai makna kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagai asset liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed.

2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Financial Distress

Terjadinya financial distress diawali saat arus kas perusahaan kurang dari jumlah utang porsi utang jangka panjang yang telah jatuh tempo. Financial distress juga dapat ditimbulkan karena pengaruh dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan Murtanto, 2002:48. Faktor penyebab financial distress dalam perusahaan lebih bersifat mikro, faktor-faktor internal yang menyebabkan financial distress adalah kesulitan arus kas. Kesulitan arus kas ini terjadi ketika penerimaan pendapatan perusahaan dari hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk menutupi beban-beban usaha yang timbul atas aktivitas operasi perusahaan. Kesulitan arus kas juga disebabkan adanya kesalahan manajemen ketika mengelola aliran kas perusahaan untuk pembayaran aktivitas perusahaan yang memperburuk kondisi keuangan perusahaan. Besarnya jumlah hutang juga merupakan faktor internal yang menyebabkan financial distress. Kebijakan pengambilan hutang perusahaan untuk menutupi biaya yang timbul akibat operasi perusahaan akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk mengembalikan hutang di masa depan. Ketika tagihan jatuh tempo dan perusahaan tidak mempunyai cukup dana untuk 11 membayar tagihan-tagihan yang terjadi maka kemungkinan yang dilakukan kreditur adalah mengadakan penyitaan harta perusahaan untuk menutupi kekurangan pembayaran tagihan tersebut. Selain kesulitan arus kas dan besarnya jumlah hutang faktor lain yang dapat menyebabkan financial distress adalah kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun. Kerugian operasional perusahaan menimbulkan arus kas negatif dalam perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena beban operasional lebih besar dari pendapatan yang diterima perusahaan. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang bisa mengakibatkan financial distress adalah perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari sehingga terjadi penurunan dalam pendapatan. Untuk menjaga hal tersebut perusahaan harus selalu mengantisipasi kebutuhan pelanggan dengan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi juga dapat mengakibatkan terjadinya financial distress. Untuk mengantisipasi hal tersebut perusahaan harus selalu menjalin hubungan baik dengan supplier dan tidak menggantungkan kebutuhan bahan baku pada satu pemasok sehingga risiko kekurangan bahan baku dapat diatasi. Selain kedua hal tersebut faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor tidak melakukan kecurangan dengan mengemplang hutang. Terlalu banyak piutang yang diberikan debitor dengan jangka waktu 12 pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak aktiva menganggur yang tidak memberikan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus selalu memonitor piutang yang dimiliki dan keadaan debitor supaya bisa melakukan perlindungan dini terhadap aktiva perusahaan.

2.1.3 Manfaat Informasi Prediksi Kebangkrutan