3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapatmenyusun tugas dengan mendahulukan prioritas.
B. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah norma-norma dan kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi. Budaya organisasi
menjadi acuan bersama diantara manusia dalam berinteraksi dalam organisasi. Jika orang-orang bergabung dalam sebuah organisasi, mereka membawa nilai-
nilai dan kepercayaan yang telah diajarkan kepada mereka. Menurut Drucker dalam Tika 2006 : 4, budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-
masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian diwariskan kepada anggota-anggota baru
berbagai cara sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti diatas.
Jadi dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi atau keyakinan, nilai-nilai dan
norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal.
2. Karakteristik Budaya Organisai
Menurut Robbins 2003 ada tujuh karakteristik dari budaya organisasi, antaralain:
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong
untuk inovatif dan mengambil resiko. 2.
Perhatian ke rincian. Sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan kecermatan, analisis, dan perhatian kepada rincian.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokuskan pada hasil
bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan
efek hasil pada orang – orang di dalam organisasi itu. 5.
Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim – tim, bukannya individu – individu.
6. Keagresifan. Sejauh mana orang – orang itu agresif dan kompetitif dan
bukannya santai – santai. 7.
Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankandipertahankannya status quo sebagai kontras dari
pertumbuhan.
Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu kontinum dari rendah ke tinggi.Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini,
akandiperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasaruntuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota
mengenai organisasi,bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkanberperilaku.
3. Jenis-Jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan tujuannya
Puspita, rika. 2015. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi
Kerja Pegawai Bank Indonesia Kanwil Sumut Aceh ”.
http:repository.usu.ac.idbitstream 123456789448862Chapter20III-IV.pdf. Tanggal akses : 11 Juni 2015
1. Berdasarkan proses dan informasi :
a. Budaya rasional
Dalam budaya ini, proses informasi individual klarifikasi sasaran pertimbangan logika, perangkat pengarahan diasumsikan sebagai
sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukan efisiensi,produktivitas, dan keuntungan atau dampak.
b. Budaya ideologis
Dalam budaya ini, proses informasi intuitif dari pengetahuan yang dalam, pendapat dan inovasi diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan
revitalisasi dukungan dari luar,perolehan sumber daya pertumbuhan. c.
Budaya consensus Dalam budaya ini, proses informasi kolektif diskusi,partisipasi, dan
consensus diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi iklim, moral, dan kerja sama kelompok.
d. Budaya hierarkis
Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal dokumentasi, komputasi, dan evaluasi diasumsikan sebagai sarana tujuan
kesinambungan stabilitas, control, dan koordinasi. 2.
Berdasarkan tujuannya Ada tiga unsur budaya organisasi berdasarkan tujuannya,yaitu:
a. Budaya organisasi perusahaan.
b. Budaya organisasi publik.
c. Budaya organisasi sosial.
4. Proses Pembentukan Budaya Organisasi
Secara teoritis proses bagaimana suatu budaya organisasi terbentuk, terbentuknya suatu budaya organisasi dapat dianalisis dari tiga teori sebagai
berikut
Puspita, rika. 2015. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Bank Indonesia Kanwil Sumut Aceh
”. http:repository.usu.ac.idbitstream
123456789448862Chapter20III-IV.pdf. Tanggal akses : 11 Juni 2015
a. Teori Sociodynamic
Teori ini menitikberatkan pengamatan secara detail mengenai kelompok pelatihan, kelompok terapi, kelompok kerja yang mempunyai proses
interpersonal dan emosional guna membantu menjelaskan apa yang dimaksut dengan share terhadap pandangan yang sama dari suatu masalah
dan mengembangkan share tersebut. b.
Teori Kepemimpinan Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok dan
efek personalitas dan gaya pemimpinan terhadap formasi kelompok yang
sangat relevan dengan pengertian bagaimana budaya terbentuk. Untuk itu membagi dua hal, yaitu tugas dan gayakepemimpinan dalam kelompok :
1. Tugas dan kepemimpinan dan kelompok
Tugas ini menekankan perbedaan antara fungsi dan kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas eksternal dan internal.
2. Gaya kepemimpinan dan kelompok
Asumsi bahwa pemimpin atau pendiri kelompok merupakan hubungan otoritas yang terbentuk dalam kelompok dan keadaan
dimana pemimpin Universitas Sumatera Utara dan anggotanya berinteraksi pada level emosional yang akan menentukan baik stadium
evolusioner kelompok maupun gaya budayanya. c.
Teori Pembelajaran Learning Theory Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajari kognitif,
perasaan dan penilaian.
5. Fungsi Budaya Organisasi
Pabundu 2006 : 14 dalam bukunya Budaya Organisasi dan Peningkatan
Kinerja Perusahaan menyatakan terdapat sepuluh fungsi utama budaya organisasi.
1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok
lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau
kelompok lain. 2.
Sebagai perekat bagi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari anggota organisasi.
3. Mereka bangga sebagai seorang pegawai suatu organisasi atau perusahaan.
Para pegawai mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya.
4. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan dimana
lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung, dan konflik serta perubahan diatur secara efektif.
5. Sebagai mekanisme dalam memadu dan membentuk sikap serta perilaku
anggota-anggota organisasi. Dengan dilebarkannya mekanisme control. Didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya
anggota organisasi oleh organisasi, maka bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan kearah
yang sama. 6.
Sebagai integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh
adanya perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit terdapat sub budaya baru.
7. Membentuk perilaku bagi anggota-anggota organisasi. Dimaksudkan agar
anggota-anggota organisasi dapat memahami bagaimana mencapai suatu tujuan organisasi.
8. Sebagai saran untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.
Budaya organisasi diharapkan dapat mengatasi masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.
9. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi
pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut.
10. Sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat
komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antar anggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-
aspek komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan perilaku.
11. Sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi bisa menjadi
penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan
eksternal dan integrasi internal.Dengan demikian fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota
dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh anggota-anggota organisasi. Budaya
organisasi dapat pula berfungsi sebagai control atas perilaku anggota- anggota organisasi.
C. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja