Instrumen Penelitian Langkah-Langkah Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat juga diidentikkan dengan setiap apotek melayani 83.333 atau 1:83.333, sementara standar WHO identik dengan pengertian bahwa setiap apotek melayani 2.000 atau 1:2000 Sukandi Dyani Primasari, 2015. Rasio apotek terhadap jumlah penduduk di kota Medan adalah 1:3.770. Hasil ini memenuhi ketentuan kebutuhan apoteker menurut kementerian kesehatan, namun belum memenuhi ketentuan kebutuhan apoteker menurut WHO.

5.1 Karakteristik Apotek Penelitian

Table 5.1. Distribusi Karakteristik Apotek Penelitian No Variabel Jumlah n = 60 1 Frekuensi kehadiran apoteker a. Setiap hari b. 1 minggu 1 kali c. 2 minggu 1 kali d. 1 bulan 1 kali 29 - 1 30 48,33 - 1,67 50 2 Status kepemilikan a. Pemilik Sarana Apotek PSA b. Milik kelompok c. Milik Apoteker Penanggung jawab Apotek APA d. Milik gabungan APA-PSA e. Lain-lain 36 - 1 6 17 60 - 1.67 10 28,33 3 Jumlah apoteker pendamping a. 1 orang b. 2 orang c. Lebih dari 2 orang d. Tidak ada 11 1 11 37 18,33 1,67 18,33 61,67 4 Jumlah asisten apoteker yang bekerja a. 1 orang b. 2 orang c. 2 orang d. Tidak ada 4 7 18 31 6,67 11,67 30 51,67 5 Jumlah resep per hari a. 20 lembar b. 21-69 lembar c. 70-99 lembar d. 100 lembar 51 9 - - 85 15 - - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Karakteristik apotek dapat dilihat pada tabel 5.1, data tersebut diperoleh dari lembar kuisioner yang diisi oleh responden. Pada tabel tersebut terlihat bahwa 48,33 apoteker hadir setiap hari, 50 apoteker hadir 1 bulan 1 kali, dan hanya 1,67 apoteker yang hadir 2 minggu 1 kali. Kewajiban kehadiran apoteker di apotek telah dijelaskan pada PP 25 tahun 1980 yang menyatakan bahwa salah satu tugasfungsi apotek adalah tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, oleh karena itu apoteker yang tidak hadir pada jam buka apotek telah melanggar peraturan tersebut. Sanksi terhadap APA yang tidak hadir di apotek telah diatur dalam PP nomor 1332MENKESSKX2002 1332MENKESSKX2002 dan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922MENKESPERX1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Dalam pasal 19 ayat 2 dinyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotik, berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 dua tahun secara terus-menerus, Surat Izin Apotik atas nama Apoteker bersangkutan dicabut. Dalam pasal 26 dari PP tersebut dijelaskan mengenai pelaksanaan pencabutan izin apotek. Kwando Rendy R 2014 juga menyatakan bahwa upah apoteker yang rendah merupakan kendalaalasan paling utama yang menyebabkan sebagian apoteker tidak hadir di apotek sedangkan kendala lain yang menjadi pendukungnya adalah sebagai berikut, 1 beban kerja yang banyak, 2 kurangnya tenaga farmasi yang melayani, 3 tidak ada petunjuk pasti tentang bagaimana melakukan kegiatan ini, 4 komunikasi dengan doktertenaga kesehatan lainnya yang kurang, 5 persediaan obat yang tidak memadai, 6 akibat pasien yang selalu bergonta-ganti apotek, 7 pasien yang tidak datang sendiri sehingga sulit melakukan konseling Berdasarkan karakteristik jumlah apoteker pendamping secara umum apotek tidak memiliki apoteker pendamping, persentase apotek yang tidak memiliki apoteker pendamping adalah sebesar 61,67, sementara apotek yang memiliki 1 apoteker pendamping dan lebih dari dua apoteker pendamping memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 18,33, dan hanya 1 apotek yang memiliki 2 apoteker pendamping. Kepmenkes No. 1332 tahun 2002 mengatur bahwa apabila APA