PERUMUSAN MASALAH Pengaruh tingkat suku bunga dan kurs terhadap inflasi di Indonesia Priode 1990-2009

4 persen pada akhir 2006. Sementara di tahun 2007, suku bunga SBI mengalami penurunan lagi hingga posisinya berada di level 8 persen dan merangkak naik lagi ke level 10,83 persen pada desember 2008. Namun, pada tahun 2009 suku bunga SBI mengalami penurunan dan berada di posisi 6,46 persen. Inflasi di Indonesia dapat dianalisis dari sudut pandang nilai tukar, sebagai dampak dari nilai rupiah yang mengalami under valued sehingga terjadi perbedaan harga yang antara harga domestik terhadap harga internasional. Tabel 1.1, menunjukkan bahwa kurs pada tahun 2005 adalah Rp 9830 per dollar AS dan mengalami penguatan pada 2006 yaitu Rp 9020 per dollar AS. Namun, kurs terdepresiasi menjadi Rp 9419 pada 2007 dan terus menurun pada 2008 sampai di posisi Rp 10950 per dollar AS. Pada tahun 2009 kurs mengalami penguatan dan nilainya adalah Rp 9400 per dollar AS. Berdasarkan pemaparan di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Kurs Terhadap Inflasi di Indonesia Periode 1990 –2009”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Pemahaman mengenai hubungan antara suku bunga, kurs dan inflasi merupakan hal penting bagi pengambil kebijakan ekonomi serta masyarakat dalam perekonomian terbuka. Penggunaan variabel suku bunga dan kurs untuk mencapai tingkat inflasi menjadi hal yang menarik untuk dibahas. 5 Apakah suku bunga dan kurs mempunyai peranan yang besar sebagai instrumen kebijakan moneter, sehingga suku bunga dan kurs mampu menjelaskan inflasi. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk membuktikan hubungan suku bunga dan kurs terhadap inflasi. Suku bunga mempengaruhi jumlah penawaran dan permintaan uang. Suku bunga yang tinggi menyebabkan orang-orang tertarik untuk menabungkan uangnya di bank. Dengan begitu, jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat sedikit dan sebaliknya jika suku bunga rendah maka banyak orang enggan untuk menabungkan uangnya di bank, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi berlimpah. Banyak sedikitnya jumlah uang yang beredar dalam suatu negara menentukan tinggi rendahnya inflasi. Hal ini sesuai dengan teori Irving Fisher dimana MV=PT, saat M jumlah uang beredar naik maka P harga ikut naik. Naiknya suku bunga juga mengakibatkan sektor riil sulit bergerak yang akhirnya akan menekan harga atau terjadinya inflasi. Hal ini disebabkan naiknya suku bunga kredit akan menyulitkan para pengusaha karena mereka harus mengeluarkan biaya tambahan akibat kenaikan bunga yang akhirnya biaya produksi meningkat dan biaya tersebut akan dibebankan pada output atau dapat dikatakan harga mengalami peningkatan atau inflasi. Sementara perubahan kurs dalam suatu negara juga ikut mempengaruhi tingkat inflasi. Ketika terjadi depresiasi maka harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah dalam mata uang asing dan sebaliknya harga barang impor menjadi lebih mahal sehingga menurunkan jumlah permintaan 6 impor dan meningkatkan jumlah permintaan ekspor. Meningkatnya permintaan ekspor akan mendorong kenaikan harga ekspor, hal ini dikarenakan barang yang berbasis ekspor memiliki ketergantungan bahan baku dan barang modal impor yang tinggi. Akibatnya barang ekspor tidak dapat bersaing di pasaran internasional akibat biaya produksi yang tinggi tersebut dibebankan pada harga jual output yang berarti terjadi kenaikan harga barang atau inflasi. Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap inflasi? 2. Bagaimana pengaruh kurs terhadap inflasi? 3. Bagaimana pengaruh suku bunga dan kurs terhadap inflasi?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1