Neneng Salmiah, 2013 Pengaruh Belajar Bermakna Melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal Advance Organizer
Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI Pada Materi Sistem Ekskresi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Darmadi, 2011
Keterangan: Y
1
: Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Y
2
: Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol X
1
: Pembelajaran menggunakan model pembelajaran pengaturan awal advance organizer pada kelas eksperimen
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental
”. Menurut Darmadi 2011, quasy experimental tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol dan memanipulasi seluruh variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Penelitian ini memiliki dua kelompok yaitu kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional melalui metode diskusi kelompok dan kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran pengaturan awal advance organizer, yang
dipilih secara random.
D. Definisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat istilah-istilah yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran, maka dari itu diberikan definisi terhadap beberapa istilah tersebut,
yaitu:
1. Model Pembelajaran Pengaturan Awal Advance Organizer
Model pembelajaran pengaturan awal advance organizer merupakan pengarahan yang diberikan kepada siswa mengenai materi yang akan mereka
pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajarinya. Sebelum dilakukannya
proses pembelajaran guru harus mengorganisasikan materi dari umum ke khusus.
Neneng Salmiah, 2013 Pengaruh Belajar Bermakna Melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal Advance Organizer
Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI Pada Materi Sistem Ekskresi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran pengaturan awal advance organizer mempunyai tiga tahapan pembelajaran di antaranya tahap pertama merupakan presentasi dari
advance organizer, dimana guru menampilkan kerangka umum materi sistem ekskresi. Tahap kedua merupakan penyajian materi pembelajaran, dimana dalam
penyajiannya materi disampaikan secara terorganisir dari umum ke khusus, materi yang disampaikan menggunakan peta konsep. Tahap ketiga merupakan tahap
yang memperkuat organisasi kognitif, dimana guru menyatukan materi dengan pengetahuan siswa secara integratif dan mengupayakan siswa untuk memahami
materi dengan kritis, dan belajar secara aktif. Penguatan tersebut berupa games cepat tepat.
2. Model Pembelajaran Konvensional