Pengaruh keterlambatan kawajiban membayar premi terhadap penyelasian klaim meninggal di AJB Bumi Putra 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1

(1)

PENGARUH KETERLAMBATAN KEWAJIBAN MEMBAYAR PREMI TERHADAP PENYELESAIAN KLAIM MENINGGAL DI AJB

BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH SYARIAH JAKARTA 1

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh: SITI INDAROH

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PENGARUH KETERLAMBATAN KEWAJIBAN MEMBAYAR PREMI TERHADAP PENYELESAIAN KLAIM MENINGGAL DI AJB

BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH SYARIAH JAKARTA 1

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

SITI INDAROH NIM. 103046228397

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

H. Sugiyarno, SE, MM, AAAIJ AM. Hasan Ali, MA

NIP. 150 370 226

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ”PENGARUH KETERLAMBATAN KEWAJIBAN MEMBAYAR PREMI TERHADAP PENYELESAIAN KLAIM MENINGGAL DI AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH SYARIAH JAKARTA 1”

telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 22 mei 2008.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

pada Program Studi Muamalat.

Jakarta, 22 mei 2008 Mengesahkan Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (…………....) NIP. 150 210 422

Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag (……….) NIP. 150 318 308

Pembimbing I : H. Sugiyarno, SE, MM, AAAIJ (……….)

Pembimbing II: AM. Hasan Ali, MA (……….) NIP. 150 370 226

Penguji I : Drs. H. Husni Thoyyar, M.Ag (………..) NIP. 150 050 919

Penguji II : Jaenal Aripin, M.Ag (………) NIP. 150 289 202


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya atau merupakan hasil

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Mei 2008


(5)

ABSTRAKS

PENGARUH KETERLAMBATAN KEWAJIBAN MEMBAYAR PREMI TERHADAP PENYELESAIAN KLAIM MENINGGAL DI AJB

BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH SYARIAH JAKARTA 1

Oleh Siti Indaroh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh keterlambatan kewajiban membayar premi terhadap penyelesaian klaim meninggal di AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa jumlah premi dan klaim meninggal, sedangkan kualitatif berupa mekanisme pembayaran premi dan prosedur pengajuan klaim meninggal. Dan untuk metode analisa menggunakan Koefisien korelasi r-product moment dan Regresi linear sederhana.

Hasil dari penghitungan secara manual diperoleh bahwa nilai r = 0,99 artinya terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara variabel x (jumlah premi) dengan variabel y (jumlah klaim meninggal dunia). Dengan persamaan regresi Y=-0,733+0,09x, artinya setiap ada satu peningkatan jumlah premi sebesar 1 satuan miliar, maka akan mempengaruhi peningkatan pada jumlah klaim meninggal sebesar 0,09 satuan miliar

Dengan kesimpulan pengaruh keterlambatan kewajiban membayar premi terhadap penyelesaian klaim meninggal dunia di AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1 berdampak positif dengan r= 0,99 yang artinya hubungan yang sangat kuat. Berarti semakin tinggi jumlah premi yang diterima maka semakin tinggi juga jumlah klaim meninggal yang dibayarkan. Jadi ketika pemegang polis/peserta ditakdirkan meninggal dalam masa asuransi dan belum membayar premi pada saat pengajuan klaim meninggal maka santunan kematian yang akan diterima oleh ahli waris akan menurun/lebih kecil dari jumlah santunan kematian jika pemegang polis/peserta tersebut membayar premi pada waktunya

Dan saran untuk Perusahaan asuransi harus lebih meningkatkan kualitas pelayanannya dalam hal administrasi pembayaran premi dan proses klaim. Selain itu Perusahaan agar lebih memperhatikan sistem prosedur yang lebih mudah agar dapat dimengerti. Masyarakat yang berkenan membeli polis Asuransi Jiwa Syariah agar lebih mengetahui bahwa pentingnya pembayaran premi pada perjanjian asuransi, karena akan berpengaruh terhadap penyelesaian klaim meninggal.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Rahman dan Rahim, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang merajai hari akhir. Dan telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Hanya lafaz Alhamdulillah akhirnya skripsi yang berjudul “PENGARUH

KETERLAMBATAN KEWAJIBAN MEMBAYAR PREMI TERHADAP

PENYELESAIAN KLAIM MENINGGAL DI AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR

WILAYAH SYARIAH JAKARTA 1”selesai juga ditulis oleh penulis.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW

yang telah membawa cahaya kebenaran kepada keluarga, sahabat dan semoga kepada

kita selaku umatnya.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, bantuan

moril dan materil, dan segala bentuk bantuan yang sangat tinggi nilainya selama

menempuh studi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA, MM Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Sekretaris Program


(7)

3. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat kepda penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga penulis dapat mengamalkan

ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan.

4. Bapak H. Sugiyarno, SE, MM, AAAIJ dan Bapak AM. Hasan Ali, MA selaku

Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu luang, tenaga

serta pikiran untuk memberikan ilmu, pengarahan dan bimbingan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Mudah-mudahan Allah SWT mencatat amal

kebaikannya.

5. Pimpinan dan segenap karyawan AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah

Jakarta 1, khususnya Mba Dini, Mba Fitri, dan Bapak Dudi yang telah banyak

membantu memberikan informasi dan data dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas

kepada penulis dalam memenuhi studi pustaka.

7. Dua manusia yang paling berjasa kepada penulis, yaitu Ibunda Sukinah dan

Ayahanda Rustam yang tidak terkira kasih sayangnya dan kesabaranya dalam

membesarkan penulis. Rasanya mustahil jasa keduanya dapat terbalas. Hanya

usaha memperbaiki diri dan doa yang tiada henti terputus yang dapat penulis

persembahkan. Semoga Allah SWT senantiasa membentangkan ampunan rahmat


(8)

8. Kakak-kakakku dan keluarga barunya Mba Endang, Mba Wit, Akang Jo’ dan

Adeku ‘iis’ tempat berkeluh kesah, ‘Iwan’ sindrom penyemangatku. Terima kasih selama ini telah memberikan motivasi dan bantuan materil kepada penulis,

semoga kita dapat hidup dengan rahmat-Mu di dunia dan dapat berkumpul

kembali di surga-Mu. Yaa Allah Amin…

9. Sahabatku Erie dan Ella yang telah memberikan support dan persahabatan yang

indah ini. Terima kasih atas kehadiran kalian dalam hidup penulis. Buat

‘Qusayangimu’ kali ini tidak ada cinta dan terima kasih lagi untuk kamu.

10.Teman-temanku Vivi, Iez, Indi, Mba janah, Maul, Omi dkk, MalaNtheganknya, Q, V3, Edi km, Ozi, Nuni, Nursyamsiah, Rian dan semua teman-teman TKF 2003.

Terima kasih atas semarak lima tahun bersama, Love U guyz…

11.Teman-teman hang out Yayah, Cipto, Neng yun, Neng Din, Bang Iben, Ipul, V3

‘FEIS’, Ayu ‘FEIS’, dan Rini ‘UNAS’. Keep always our friendship…

12.Semua teman-teman kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas

hari-hari yang menyenangkan dan menyebalkan. But you’re the best…

13.Ade sepupuku Yoyo buat komputer dan pengalaman dunia kerjanya.

14.Buat orang-orang yang meragukan penulis dalam menyelesaikan studi ini, terima

kasih karena dengan hal itu membuat penulis lebih bersemangat lagi untuk

menyelesaikan studi ini.

15.Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak bisa disebutkan satu


(9)

Semoga seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini diberikan pahala yang berlimpah serta diliputi keberkahan dalam hidupnya.

Demikian, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi yang

membacanya.

Jakarta, 2 Mei 2008 M 27 Rabiul akhir 1429 H

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………

DAFTAR ISI………..…

DAFTAR GAMBAR……….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………. …

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..

D. Review Studi Terdahulu ……….

E. Kerangka Teori ………..

F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan ………...

G. Sistematika Penulisan ………

BAB II PREMI DAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA SYARIAH

A. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah ………

B. Landasan Hukum Asuransi Syariah ………...

C. Pengertian Premi ………

D. Pengertian Klaim ………

E. Prinsip Dasar Asuransi Jiwa Syariah ……….

vi

x

xiii

1

5

5

6

9

10

17

19

22

28

31


(11)

BAB III GAMBARAN UMUM AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH

A. Sejarah dan Perkembangannya………

B. Falsafah, Visi, dan Misi ………..

C. Produk-produk Syariah ………..

D. Struktur Organisasi ……….

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Mekanisme Pembayaran Premi di AJB BumiPutera 1912

Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1………...

B. Mekanisme Pengajuan Klaim Meninggal di AJB BumiPutera

1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta ………..

C. Pertumbuhan Premi dan Klaim Meninggal AJB BumiPutera

1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1 ……….

D. Kendala yang Dihadapi Dalam Pengurusan Klaim Meninggal

Terhadap Polis yang Preminya Terjadi Keterlambatan

Membayar……….... . ………

E. Analisis Pengaruh Keterlambatan Kewajiban Membayar Premi

Terhadap Penyelesaian Klaim Meninggal di AJB BumiPutera

1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1……….. 37

40

41

51

61

65

74

79


(12)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..

B. Saran-saran………...

DAFTAR PUSTAKA……….

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….

87

88

90


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi……… 51

Gambar 4.1 Ilustrasi pembayaran premi pertama tanpa pemeriksaan dokter

(Non medical Insurance)……… .. 62

Gambar 4.2 Ilustrasi pembayaran premi pertama dengan pemeriksaan dokter

(Medical Insurance)………... 64 Gambar 4.3 Flow chart (alur) pengajuan klaim meninggal dunia pada tahun I

dan tahun ke II………... 68

Gambar 4.4 Flow chart (alur) pengajuan klaim meninggal dunia pada tahun ke III dan seterusnya………... 71

Gambar 4.5 Grafik Jumlah premi AJB BumiPutera1912 Kantor Wilayah

Syariah Jakarta 1 tahun 2005-2007………... 76

Gambar 4.6 Grafik Jumlah klaim meninggal AJB BumiPutera1912Kantor


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hidup dan mati seperti dua sisi mata uang. Ia tak dapat dipisahkan, karena

setiap yang hidup pasti akan mati. Dan kematian merupakan suatu kepastian yang

tidak pasti, tidak ada seorang pun yang bisa memprediksinya.

Pada umumnya setiap manusia berkeinginan untuk mendapatkan

kepastian dalam hidupnya atau terhindar dari risiko. Akan tetapi banyak risiko

yang menghadang manusia seperti sakit, kebakaran, kecelakaan, kematian dan

risiko-risiko lainnya. Bagi kebanyakan orang, sakit dan meninggal dunia

merupakan kepastian yang tidak pasti. Namun, ketika peristiwa tersebut

benar-benar terjadi, implikasi biaya yang dikeluarkan dapat sedemikian besar dan

membebani kehidupan ekonomi rumah tangga. Salah satu cara mengatasi risiko

dari ketidak pastian tersebut adalah dengan berasuransi.

Sesuai dengan maksud dari asuransi itu sendiri adalah suatu persetujuan

dimana penanggung berjanji kepada tertanggung untuk membayar sejumlah

kerugian yang telah disepakati bila terjadi kerusakan, kerugian, atau kehilangan

keuntungan itu, disebabkan oleh sesuatu peristiwa yang belum terjadi.1

1

C.S.T Kansil dan Christine S.T.Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), cet-1, h.178


(15)

Asuransi itu sendiri merupakan lembaga keuangan bukan bank yang

memiliki tujuan untuk menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan uang

yang disebut dengan premi, dalam usaha perasuransian faktor yang paling

dominan adalah kepercayaan dan kepuasan. Masyarakat akan mendapatkan

manfaat atas dana yang telah disetor kepada perusahaan asuransi dengan

perjanjian yang telah disepakati bersama.

Dalam asuransi jiwa selain bersifat membagi risiko juga bersifat

menabung. Hal ini karena apabila kematian lebih lama dari yang ditentukan

dalam penutupan asuransi, berarti penanggung akan memberikan sejumlah uang

sebagaimana sudah ditetapkan sebelumnya.2

Oleh sebab itu, setiap calon peserta asuransi jiwa yang berkeinginan

membeli polis asuransi ada yang dipersyaratkan melalui pemeriksaan dokter

(medical check up), dan jujur dalam memberikan informasi mengenai catatan medisnya. Agar perusahaan asuransi bisa lebih mudah untuk memproses klaim

yang diajukan, tanpa adanya ketidakjujuran dalam catatan medis yang diberikan.

Karena perusahaan asuransi bisa menolak klaim yang diajukan dengan alasan

ragu atas keabsahan catatan medis tertanggung.3

Kepuasan nasabah dalam berasuransi lebih banyak ditentukan oleh

bagaimana perusahaan asuransi memproses secara baik dan cepat klaim yang

2

Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, (Bandung: PT Alumni, 2004), cet-3, h. 65

3


(16)

diajukan pesertanya, maka kemudahan dalam proses penyelesaian klaim

merupakan tindakan yang paling penting didalam perusahaan asuransi untuk

dapat menanamkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi

tersebut.

Perusahaan asuransi tidak dengan mudah mengeluarkan dan atau

membayarkan klaim yang telah diajukan oleh Ahli waris walaupun klaim

merupakan kewajiban yang harus diberikan kepada ahli waris pada saat

mengalami kerugian financial. Meskipun, klaim itu adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam

akad.4 Akan tetapi perusahaan asuransi harus dengan teliti memproses, menghitung apakah klaim tersebut memang layak dibayarkan atau tidak.

Meskipun sebuah perusahaan Asuransi telah memberikan pelayanan klaim

secara maksimal ada satu masalah yang cukup berdampak pada penyelesaian

klaim yaitu keterlambatan kewajiban membayar premi yang harus dibayar oleh

peserta atau pemegang polis kepada perusahaan asuransi. Banyak para peserta

lebih banyak menuntut haknya yaitu pembayaran klaim dengan secepatnya tanpa

terlebih dahulu melaksanakan kewajibanya dengan membayar premi. Artinya,

pembayaran premi sering dilalaikan oleh peserta. Dalam perusahaan asuransi,

premi merupakan kewajiban pemegang polis untuk mendapatkan sejumlah

manfaat. Sedangkan klaim merupakan salah satu manfaat yang disediakan

4

Tim Penulis Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: Intermasa, 2003), Ed-2, h.136


(17)

perusahaan asuransi sebagai bentuk pembayaran santunan apabila tertanggung

meninggal dunia.

Dengan adanya hak dan kewajiban yang timbul dalam sebuah perjanjian

asuransi maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian apakah

hubungan antara hak dan kewajiban antara tertanggung dan penanggung, yaitu

dalam pembayaran premi dan penyelesaian klaim.

Oleh sebab itu, penulis bermaksud untuk menjelaskan besarnya pengaruh

keterlambatan kewajiban membayar premi terhadap penyelesaian klaim

meninggal dunia di AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1.

Pembayaran premi merupakan hal pokok yang sangat penting dalam kegiatan

operasional perusahaan asuransi, yang bisa mempengaruhi kinerja keuangan. Dan

kinerja keuangan yang baik berdampak pada proses pembayaran klaim yang

lancar. Sedangkan penyelesaian klaim mempunyai pengaruh yang kuat terhadap

kepuasan nasabah, yang pada akhirnya berdampak pada reputasi sebuah

perusahaan asuransi.

Kedua pokok masalah tersebutlah yang kiranya ingin dijelaskan dalam

penelitian ini untuk menganalisa dan mengkaji dengan

permasalahan-permasalahan yang ada. Maka skripsi ini diberi judul “PENGARUH

KETERLAMBATAN KEWAJIBAN MEMBAYAR PREMI TERHADAP PENYELESAIAN KLAIM MENINGGAL DI AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH SYARIAH JAKARTA 1”. Semoga penulisan skripsi ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi yang membacanya.


(18)

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus kepada permasalahannya, maka penulis

membatasi penelitian ini hanya berkisar pada polis yang preminya mengalami

keterlambatan membayar dan klaim meninggal dunia pada asuransi perorangan di

AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1.

Untuk memudahkan pembahasan ini, maka akan dirumuskan

permasalahan yang akan dibahas dalam beberapa pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana mekanisme Pembayaran Premi di AJB Bumiputera 1912 Kantor

Wilayah Syariah Jakarta 1?

2. Bagaimana prosedur penyelesaian klaim meninggal dunia di AJB

Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1?

3. Apa pengaruh keterlambatan kewajiban membayar premi terhadap

penyelesaian klaim meninggal dunia di AJB BumiPutera 1912 Kantor

Wilayah Syariah Jakarta 1?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui mekanisme pembayaran premi di AJB Bumiputera 1912

Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1.

2. Untuk mengetahui prosedur penyelesaian klaim meninggal dunia di AJB


(19)

3. Untuk mengetahui pengaruh keterlambatan kewajiban membayar premi

terhadap penyelesaian klaim meninggal dunia di AJB BumiPutera 1912

Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis, menambah pengetahuan dan wawasan tentang proses klaim

yang preminya mengalami keterlambatan.

2. Bagi Fakultas dan Jurusan, diharapkan memperluas wawasan tentang

sebuah perusahaan asuransi, khususnya dalam penyelesaian klaim.

3. Bagi AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, agar bisa

menjadi acuan untuk lebih menghimbau para pesertanya untuk membayar

premi pada waktunya.

4. Bagi masyarakat, menambah pengetahuan tentang proses klaim dan

pentingnya membayar premi pada perusahaan asuransi jiwa tepat pada

waktunya.

D. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari adanya duplikasi dan penciplakan dengan penelitian

sebelumnya. Maka penulis mengevaluasi kembali penelitian-penelitian yang

membahas tema yang sama dengan judul penelitian yang akan dilakukan penulis.

Diantaranya adalah:

1. Penelitian terdahulu yang mengkaji tentang klaim yang dilakukan oleh Dian


(20)

2003 yang berjudul “Penyelesaian Sengketa Klaim pada PT Asuransi Syariah

Mubarakah Jakarta.” Dengan hasil penelitian banyaknya sengketa klaim yang

terjadi pada sebuah perusahaan asuransi disebabkan oleh perjanjian yang

sifatnya abstrak dan kurangnya pemahaman tertanggung pada isi polis itu

sendiri. Aspek etika dan moral sangat diperlukan diantaranya keterbukaan

dalam mengungkapkan semua fakta, itikad baik serta kejujuran harus dimiliki

oleh kedua belah pihak. Pada PT Asuransi Syariah Mubarakah jika terjadi

sengketa klaim yang terjadi diupayakan penyelesaiannya melalui musyawarah

dan pada saat tidak mendapat titik temu dari permasalahan yang ada maka

sengketa klaim ini diselesaikan melalui lembaga arbitrase.5

2. Adapula penelitian yang berjudul “Hubungan Investigasi Klaim Meninggal

Dunia dengan Realisasi Pembayaran Klaim (studi kasus pada AJB

BumiPutera 1912 Syariah Jakarta)” oleh Ida Nurhidayah, Mahasiswi S1

Jurusan Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005. Dalam penelitian

ini disimpulkan bahwa hubungan investigasi klaim dengan pembayaran klaim

sangat erat. Karena perusahaan asuransi tidak hanya menggunakan logika

untuk melakukan pembayaran klaim, akan tetapi menggunakan fakta dan data

yang didapat dari lapangan. Sedangkan besarnya klaim itu sudah ditentukan di

awal, kecuali jika peserta dalam pembayaran ada penunggakkan pembayaran

premi. Cara yang dilakukan untuk mendapatkan fakta adalah dengan cara

5

Dian fitriani,” Penyelesaian Sengketa Klaim pada PT Asuransi Syariah Mubarokah Jakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003), h.58


(21)

melayat, kunjungan, silaturahmi serta turut berbela sungkawa atas

meninggalnya peserta asuransi.6

3. Dalam penelitian lain yang berjudul “Analisis Proses Pembayaran Klaim

Terhadap Persepsi Pemegang Polis Asuransi Jiwa PT. AIG Lippo Karawaci”

yang dilakukan oleh Devi Yanti, Mahasiswi S1 Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Penelitian

ini membahas tentang pengaruh pembayaran klaim terhadap persepsi

pemegang polis asuransi jiwa, yang berdampak positif dengan r = 0,925 yang

berarti hubungan yang sangat kuat. 7

Sementara itu dari segi teoritis ketiga penelitian ini tidak jauh berbeda.

Dengan demikian dari penelitan tersebut, maka penulis mencoba mengembangkan

dan menuangkan dalam sebuah penelitian yang tidak hanya fokus pada analisis

pengaruh (koefisien korelasi) tetapi pada prediksi (regresi) pengaruh keterlambatan kewajiban membayar premi terhadap penyelesaian klaim

meninggal dunia. Adapun metode yang digunakan adalah metode korelasi dan

regresi linier sederhana dengan menggunakan penghitungan secara manual dengan alat bantu hitung.

6

Ida nurhidayah,” Hubungan Investigasi Klaim Meninggal Dunia dengan Realisasi Pembayaran Klaim,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h.56

7

Devi yanti,” Analisis Proses Pembayaran Klaim Terhadap Persepsi Pemegang Polis Asuransi Jiwa di PT. AIG Lippo Karawaci,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 100


(22)

E. Kerangka Teori

Premi adalah salah satu unsur penting dalam perusahaan asuransi jiwa

karena merupakan kewajiban pokok yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada

penanggung. Sebagai perjanjian timbal balik, asuransi bersifat konsensual, artinya

sejak terjadi kesepakatan timbullah kewajiban dan hak kedua belah pihak. Dalam

hubungan hukum asuransi, penanggung menerima pengalihan risiko dan

membayarkan klaim jika terjadi peristiwa yang tidak pasti (meninggal dunia)

yang sudah diperjanjikan dalam polis kepada ahli waris tertanggung, dan

tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya.

Hubungan antara premi dan klaim merupakan salah satu contoh yang

menunjukkan bahwa kadang-kadang terjadi hubungan antara dua variabel yang

berbeda, yaitu variabel x dan variabel y.

Teori yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah teori korelasi.

Korelasi adalah teori yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan

variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Hubungan antara dua

variabel tidak saja dalam bentuk sebab akibat, tetapi juga hubungan timbal balik

antara dua variabel.8

Untuk pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

secara manual dengan alat bantu hitung. Skala yang digunakan adalah skala

8


(23)

interval yang kemudian dianalisa dengan menggunakan Uji regresidan Koefisien

korelasi r-product moment.

F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini adalah statistik inferensial, yaitu jenis penelitian digunakan untuk mendeskripsikan keadaan gejala sosial yang tampak dan

melihat hubungan-hubungan kausalitas antara gejala-gejala tersebut.9 Dalam hal ini akan digunakan untuk meneliti keterlambatan kewajiban membayar

premi terhadap penyelesaian klaim meninggal dunia. Selain itu juga penelitian

ini merupakan kombinasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dimana penulis dalam melakukan pengumpulan data tidak hanya dinyatakan dalam

bentuk kata, kalimat atau gambar, tetapi juga dalam bentuk angka-angka

2. Pendekatan Penelitan

Pendekatan Penelitian ini dilakukan dengan cara survei. Tujuan dari menggunakan pendekatan survei adalah untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada. Jenis survei yang digunakan adalah dengan survei sampel yang dilakukan hanya pada

9


(24)

sebagian kecil dari suatu populasi.10 Dalam hal ini hanya menganalisa besarnya premi dan klaim meninggal dunia saja.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Sumber Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara

langsung kepada bagian yang menangani klaim dan premi pada AJB

BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1.

b. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kajian kepustakaan

sebagai pendukung data primer. Dalam penelitian ini diperoleh melalui:

1) Company Profile

2) Laporan keuangan Tahun 2005 hingga 2007 AJB BumiPutera 1912

Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1

3) Majalah proteksi

4) Brosur-brosur

5) Buku-buku asuransi dan sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas.

4. Tehnik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka (Library Research) yaitu kajian pustaka yang dilakukan untuk mencapai pemahaman yang komprehensif tentang konsep yang

akan dikaji. Bahan yang digunakan adalah laporan tahunan, majalah,

buku, dan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan

dengan kajian ini.

10


(25)

b. Untuk penelitian lapangan (Field Research) penulis mengumpulkan data secara langsung dari tempat penelitian ini. Dengan melalui dua cara, yaitu:

1) Observasi terstruktur yaitu penulis melakukan pengamatan langsung

kelapangan dengan mendatangi nara sumber yaitu AJB BumiPutera

1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1. Hal ini guna untuk

mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi dilokasi penelitian yang

berkaitan dengan mekanisme pembayaran premi dan mekanisme

pengajuan klaim meninggal dunia.

2) Wawancara yaitu penulis melakukan wawancara terstruktur dengan

memberikan daftar pertanyaan yang telah ditentukan dengan

menggunakan pedoman wawancara. Untuk memperoleh informasi

berkenaan dengan hal-hal dan data-data tentang klaim dan premi.

Objek wawancara terbagi menjadi 2 yaitu:

a) Ibu Dini: Bagian Kesekretariatan

Untuk memperoleh informasi mengenai Company Profile AJB

BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1

b) Ibu Fitri dan Bapak Dudi: Bagian Klaim

Untuk memperoleh informasi hal-hal dan data-data mengenai

premi dan klaim.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah AJB BumiPutera 1912 Kantor


(26)

84-86 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12170. Dan yang menjadi objeknya

produk asuransi jiwa syariah (Mitra Iqra, Mitra Mabrur dan Mitra

Sakinah). Sampel yang digunakan adalah jumlah premi dan klaim

meninggal dunia tahun 2005-2007.

Sedangkan tehnik yang digunakan dalam pengambilan sampel

adalah dengan tehnik purposif. Tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.11 Dalam penelitian ini akan dibahas pengaruh keterlambatan kewajiban membayar premi terhadap penyelesaian klaim

meninggal, maka sampel yang digunakan hanya data-data tertentu saja

yaitu mengenai premi yang diterima dan klaim meninggal yang

dibayarkan.

6. Variabel Penelitian

a. Jumlah Premi yang diterima oleh AJB Bumiputera 1912 Kantor

Wilayah Syariah Jakarta 1 tahun 2005-2007 (variabel x), adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas.

b. Jumlah klaim meninggal dunia yang dibayarkan oleh AJB Bumiputera

1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1 tahun 2005-2007 (variabel y), adalah variabel yang dipengaruhi atau varibel terikat.

11

Ali mauludi, Statistika 1Penelitian Ekonomi dan Sosial, (Jakarta:Prima Heza Lestari,2006), Ed 1, h. 34


(27)

7. Paradigma Penelitian

Paradigma dari penelitian ini adalah:

x y

Menunjukkan hubungan antara satu variabel independent (x= premi) dengan satu variabel dependent (y= klaim meninggal dunia)

8. Teknik Analisa dan Interpretasi Data

a. Editing

Adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah penulis selesai

menghimpun data di lapangan.12 Yaitu memeriksa kembali data-data yang sudah diperoleh dari lapangan dan pustaka, agar tidak terjadi

kejanggalan-kejanggalan yang mengganggu pada instrumen dan data

yang diperoleh. Untuk menghindari adanya data yang kurang atau

terlewatkan.

b. Tabulasi

Setelah data diklasifikasi berdasarkan kebutuhan dalam penelitian,

maka tahap selanjutnya yaitu tabulasi. Memasukkan data pada

tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.13

12

Burhan bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 165 13Ibid.

, h. 168


(28)

c. Analisa dan Interpretasi Data

1) Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Metode Kualitatif, digunakan dalam penelitian ini karena

dalam mekanisme pembayaran premi dan prosedur pengajuan

klaim meninggal dunia diperoleh dari data yang dikumpulkan

berupa kata, kalimat atau gambar.

b) Metode Kuantitatif, mendeskripsikan data dalam bentuk

angka-angka. Karena penelitian ini akan menganalisa jumlah

premi dan klaim meninggal dunia.

c) Metode Korelasi, dengan menganalisa hubungan antara dua

variabel yaitu variabel x dan y. Untuk menganalisa hubungan

antara keterlambatan kewajiban membayar premi terhadap

penyelesaian klaim meninggal dunia.

2) Interpretasi Data

a) Regresi linear sederhana

Regresi adalah suatu analisis yang digunakan sebagai alat

ukur untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independent x (jumlah premi) terhadap variabel dependent y (jumlah klaim meninggal) pada AJB BumiPutera 1912 Kantor

Wilayah Syariah Jakarta 1. Metode ini juga dapat dijadikan


(29)

buruknya suatu variabel terhadap naik turunnya suatu variabel

y. Dengan rumus:

Keterangan:

Y: Nilai yang diukur pada variabel terikat

a: Konstanta

b: Koefisien regresi yang mengukur besarnya peningkatan atau

penurunan variabel y yang didasarkan pada variabel x

x : Nilai variabel bebas

b) Koefisien korelasi r-product moment

Digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan

kekuatan antara variabel x (jumlah premi) dan variabel y

(jumlah klaim meninggal). Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

x = Jumlah premi yang diterima

y = Jumlah klaim meninggal yang dibayarkan

n = Jumlah sampel Y= a+bx

r = n. x.y – ( x) ( y)


(30)

Dan berikut ini adalah interpretasi hasil dari koefisien

korelasi sederhana.

Tabel 1.1

Interpretasi dari Koefisien korelasi r-product moment14

Nilai Koefisien Keterangan

0.90 - 1.00 0.70 – 0.90 0.50 - 0.70 0.30 – 0.50 0.00 - 0.30 -0.00 – (-) 0.30 -0.30 – (-) 0.50 -0.50 – (-) 0.70 -0.70 – (-) 0.90 -0.90 – (-) 1.00

Hubungan positif yang sangat kuat Hubungan positif yang kuat

Hubungan positif yang sedang Hubungan positif yang lemah Hubungan positif yang sangat lemah Hubungan negatif yang sangat lemah Hubungan negatif yang lemah Hubungan negatif yang sedang Hubungan negatif yang kuat Hubungan negatif yang sangat kuat

9. Adapun tehnik penulisan dalam penelitian ini merujuk kepada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007”

G. Sistematika Penulisan

Secara sistematis, penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab

masing-masing bab terdiri dari sub bab yaitu:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu,

14

Boediono dan Wayan koster, Teori dan aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet.ke-3, h.184-185


(31)

Kerangka Teori, Metode penelitian dan tehnik penulisan serta sistematika

penulisan.

Bab II Premi dan klaim dalam asuransi jiwa syariah

Dalam bab ini akan dibahas antara lain, Pengertian Asuransi Jiwa Syariah,

Landasan Hukum Asuransi Syariah, Pengertian Premi, Pengertian Klaim, Prinsip

Dasar Asuransi Jiwa Syariah..

Bab III Gambaran umum AJB BumiPutera 1912 Syariah

Dalam bab ini dibahas mengenai Sejarah dan perkembangannya, Falsafah,

visi dan misi, Produk-produk Syariah, dan Struktur organisasi AJB BumiPutera

1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1.

Bab IV Analisis dan pembahasan hasil penelitian

Dalam bab ini akan dibahas antara lain Mekanisme pembayaran premi

AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta1, mekanisme pengajuan

klaim meninggal AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta1,

pertumbuhan premi dan klaim meninggal AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah

Syariah Jakarta1 tahun 2005-2007, Kendala yang dihadapi dalam pengurusan

klaim meninggal terhadap polis yang mengalami keterlambatan kewajiban

membayar premi, Analisis pengaruh keterlambatan kewajiban membayar premi

terhadap penyelesaian klaim meninggal AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah

Syariah Jakarta1

Bab V Penutup


(32)

BAB II

PREMI DAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA SYARIAH

A. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah

Di Indonesia selain istilah asuransi juga dikenal pertanggungan. Dalam

bahasa Inggris disebut Insurance yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin terjadi.15 Sedangkan dalam bahasa Belanda asuransi berarti Verzekering atau

Assurantie yang berarti pertanggungan16 dimana terdapat dua pihak, yakni suatu pihak dapat menanggung atau menjamin dan pihak lain yang mendapat pergantian

atau jaminan atas suatu kerugian yang mungkin diderita sebagai suatu akibat dari

suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula belum dapat

ditentukan saat akan terjadi.

Pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 Asuransi

Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui iuran tabarru’ untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah.17

Sedangkan pada pasal 246 KUHD asuransi atau pertanggungan adalah

suatu perjanjian (timbal balik), dengan mana seorang penanggung mengikatkan

15

Kasmir, Bank dan Lembaga keuangan lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), h. 276

16

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung Citra Aditiya, 1999), cet-2 h.6

17

Tim Penyusun Fatwa Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: Intermasa, 2003), Edisi ke-2, h.135


(33)

diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya, karena suatu kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena

suatu peristiwa yang tidak tentu.18

Berdasarkan definisi tersebut maka dalam asuransi terkandung tiga unsur,

yaitu:

1. Pihak tertanggung (Insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, secara sekaligus atau angsuran

2. Pihak penanggung (Insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada tertanggung, apabila terjadi sesuatu risiko yang

mengandung unsur ketidak pastian.

3. Suatu peristiwa (accident) yang tidak diketahui sebelumnya

Dalam Undang-undang No 2 tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang

lebih lengkap jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam pasal 246

KUHD. Pengertian asuransi dalam UU No.2 Th.1992 ketentuan pasal 1 angka(1).

Asuransi atau pertanggungan adalah: Perjanjian antara dua belah pihak atau

lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung

dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin diderita

18

Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 6, (Jakarta: Djambatan, 1996), cet-4, h. 1


(34)

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.19

Pengertian asuransi jiwa menurut Abdul Kadir Muhammad adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.20

Menurut Abbas Salim, yang dimaksud dengan asuransi jiwa adalah

asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial yang

disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama.21 Jadi secara garis besar asuransi Jiwa syariah adalah perjanjian antara dua

pihak atau lebih yakni pemegang polis dan perusahaan asuransi jiwa, dimana

pemegang polis berkewajiban membayar premi yang telah disepakati sebelum

adanya penutupan asuransi dan perusahaan asuransi jiwa berkewajiban

membayarkan santunan kebajikan jika terjadi sesuatu yang tidak diketahui kapan

terjadinya yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

diasuransikan yang pengoperasiannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam.

19

Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, (Bandung: PT Alumni, 2004), cet-3, h.165

20

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, h. 168 21

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.25


(35)

Risiko yang dihadapi oleh manusia yang paling besar hanya ada dua, yakni hidup

yang terlalu lama dan kematian yang terlalu cepat. Asuransi sebagai sebuah

mekanisme perlindungan merupakan langkah yang tepat bagi seseorang untuk

membagi atau mengalihkan suatu risiko, karena asuransi dapat memberikan rasa

aman bagi setiap orang yang diasuransikan.

Landasan Hukum Asuransi Syariah

Landasan dasar asuransi adalah sumber dari pengambilan hukum praktik

asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari

bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran

Islam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, maka landasan yang dipakai dalam hal

ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagian ahli hukum

Islam.22

a. Al-Qur’an Surah al-Maidah ayat 2

!"#

$%

&

' (

)*

("

)*

%,-%.)

/

-Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada

22

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analis Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Kencana , 2004), h. 104


(36)

Allah. Sesungguhnya Allah amat sangat besar siksa-Nya”

(al-Maidah/5:2)

Ayat ini memuat perintah tolong menolong antar sesama manusia. Dalam bisnis asuransi nilai ini terlihat dalam praktik kerelaan anggota (Peserta asuransi) untuk menyisihkan dananya agar digunakan sebagai dana sosial (tabarru’).23

Tabarru berasal dari kata tabarra’a-yatabarra’u-tabarru’an, artinya sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma.24

Niat tabarru ‘dana kebajikan’ dalam akad asuransi syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara’ dalam melepas diri dari praktek gharar. Kata tabarru sendiri tidak ditemukan dalam al-Qur’an, akan tetapi kata tabarru dalam arti dana kebajikan terdapat pada kata al-birr ‘kebajikan’ dapat ditemukan dalam surah al-Maidah ayat 2 di atas.

b. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No

21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum asuransi syariah. Fatwa tersebut

dikeluarkan karena regulasi yang ada tidak dapat dijadikan pedoman

untuk menjalankan asuransi syariah. 25

23

Ibid., h. 105 24

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), cet. 1, h.35

25

Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, (Jakarta:Kencana,2004), h. 128


(37)

c. Peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah

berkaitan dengan asuransi syariah yaitu: 26

1) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No

421/KMK.06/2003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan bagi

direksi dan komisaris perusahaan perasuransian.

2) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No

422/KMK.06/2003 tentang penyelenggaraan usaha perusahaan

asuransi dan perusahaan reasuransi.

3) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No

423/KMK.06/2003 tentang pemeriksaan perusahaan perasuransian.

4) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No

424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi

dan perusahaan reasuransi.

5) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No

425/KMK.06/2003 tentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan

usaha perusahaan penunjang usaha asuransi.

6) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No

426/KMK.06/2003 tentang perizinan usaha dan kelembagaan

perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.

26 Ibid


(38)

7) Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No

Kep.4499/LK/2000 tentang jenis, penilaian dan pembatasan

investasi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan

sistem syariah.

a. Saling Meridhoi

01, 234 ,

567-8)*

9 :

;

<

='>?2

@;

#

: A

'BC9E F

!G-H4 B

F

I

" A

5J ;

KC L4M0-:

N

OP

L

Q@; R-S:

&

<

=

T

Q@; UV'W

A

&

("

)*

"8.X

Q@;

F

YZ[-\ ]

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesame kamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…” (an-Nisa/4:29)

Tabarru’ merupakan pemberian sukarela seseorang kepada orang lain, tanpa ganti rugi yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan

harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi.27

Dana kebajikan yang kelak akan diterima oleh pemegang polis jika

ia meninggal dunia sebelum masa asuransinya berakhir adalah dana

yang halal yang dikeluarkan dengan dasar saling meridhoi. Karena

dalam akad sudah dijelaskan bahwa setiap peserta harus mengikhlaskan

27

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, h.35


(39)

sebagian dananya untuk membantu sesama peserta apabila diantara

mereka ada yang mengalami musibah.

b. Bebas dari Praktek Maisir

M^5% 234 ,

_7-8)*

<

9 :

;

Z3

L$Z , `

ab [

Z

H/

UcTd

@4

eTd

fg$h]

$N-S:

!G

Z

jN4 H klm

n-o

$h

?

Q@; p=

" 

= W

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamar (arak), berjudi (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan: (al-Maidah/5:90) Maisir artinya adanya salah satu pihak yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian.28 Dalam Asuransi konvensional jika seorang peserta dengan alasan tertentu ingin membatalkan kontraknya

sebelum masa asuransi berakhir, maka yang bersangkutan tidak akan

menerima kembali uang yang telah dibayarkan kecuali sebagian kecil

saja.

Dalam asuransi syariah jika seseorang menjadi peserta asuransi

maka akan mendapatkan gambaran tentang berapa besar yang kelak

akan diterima jika peserta mengalami kerugian. Karena dalam asuransi

28


(40)

syariah, akad yang digunakan sangat jelas dan juga penempatan dana

terpisah antara dana peserta dengan dana milik perusahaan.

d. Bebas dari Gharar

! " # $ : %&ﻥ (ﺱ $ ! *+ ! ",* -.*ﺱ /, 01 -/, 2 ) 3-45 .* ﻡ (

Artinya : ”Dari Abu Hurairah, dia berkata: ”Rasulullah SAW melarang jual beli hashat dan jual beli gharar(penipuan).” (HR. Bukhari Muslim)

Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida’ (penipuan), yaitu suatu tindakan yang di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur

kerelaan.29 Penipuan ini maksudnya suatu ketidakpastian yang terjadi pada asuransi konvensional masalah ini muncul karena perjanjian yang

tidak pasti.

Berbeda dengan asuransi syariah yang lebih transparan dalam

operasionalnya, termasuk berapa yang akan dibayarkan, berapa lama

harus membayar dan dari mana pembayaran manfaat diambil.

e. Bebas dari Riba

(G

\ A

p*

q k n

rgL

\

&

Fs

L

75 8

Artinya : “… dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (al-Baqarah/2:275)

29

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analis Historis, Teoritis dan Praktis, h. 134


(41)

Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan).30 Riba merupakan pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil yaitu seperti

praktek bunga pada Asuransi konvensional. Yang berlaku pada asuransi syariah

adalah sistem mudharabah dimana keuntungan dan kerugian dalam investasi pada asuransi syariah dibagi merata berdasarkan kesepakan dalam akad.

F. Pengertian Premi

Dalam bahasa Inggris premi berarti premium yaitu uang angsuran kepada perusahaan asuransi.31 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia premi adalah uang yang harus dibayarkan pada waktu tertentu oleh yang akan

memperoleh ganti rugi.32

Seperti yang dikemukakan oleh Afzalur Rahman Premi adalah suatu harga

yang ditetapkan perusahaan asuransi untuk mengambil alih risiko dan memikul

beban kemungkinan risiko kerugian sebagaimana disepakati dalam kontrak

asuransi.33

30

Ibid., h. 132 31

Salim’s Ninth Collegiate, English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: Modern English Press), Edisi ke-1, h.1139

32

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,1989), cet-2, h.700 33

Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1996), jilid 4, h. 108


(42)

Muhammad Muslehudin berpendapat bahwa premi adalah upah asuransi

atau harga yang dipungut oleh pihak penjamin agar dapat melaksanakan

kewajibannya.34 Sedangkan Abdul Kadir Muhammad berpendapat premi itu adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung kepada penanggung

setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama asuransi berlangsung.35 Premi dalam pasal 246 KUHD, merupakan kewajiban tertanggung sebagai

imbalan dari kewajiban penanggung untuk mengganti kerugian tertanggung.

Premi ini biasanya dinyatakan dengan presentase dari jumlah pertanggungan,

yang menggambarkan penilaian penanggung terhadap risiko yang

ditanggungnya.36

Premi menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No 21/DSN-MUI/X/2001

adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada

perusahaan asuransi dengan kesepakatan dalam akad37. Dengan perincian bahwa :

1. Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad

tabarru’.

2. Untuk menentukan besarnya premi perusahaan asuransi jiwa dapat

menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan

34

Muhammad Muslehudin, Menggugat Asuransi Modern: mengajukan Suatu Alternatif baru dalam perspektif hukum Islam, (Jakarta: Lentera 1999), h. 41

35

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, h. 172 36

Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 6, h. 51 37


(43)

tabel morbidita untuk asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan riba dalam penghitungannya.

3. Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan hasil investasinya dibagi hasilkan kepada peserta.

4. Premi yang berasal dari jenis akad tabarru’ dapat diinvestasikan

Dengan demikian premi dalam asuransi jiwa adalah merupakan imbalan jasa

atas jaminan perlindungan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada

tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang terhadap risiko hari tua atau

kematian.

Premi ini merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagi perusahaan

asuransi maupun pemegang polis, dan bahkan masalah premi pada umumnya

menjadi salah satu pokok utama dalam melakukan penutupan polis. Karena

dengan adanya premi perusahaan asuransi dapat membayar klaim yang diajukan

oleh pemegang polis jika terjadi suatu kejadian yang diderita oleh salah satu atau

beberapa peserta, maka pembayaran klaim diambil dari dana premi yang telah

dikumpulkan.

Apabila uang premi yang harus dibayarkan besar, maka jumlah klaim

yang akan dibayarkan juga besar dan demikian sebaliknya. Tinggi rendahnya

premi inilah yang menjadi pertimbangan pokok bagi masyarakat apakah ia akan

mengasuransikan kepentingannya atau tidak. Pertimbangan lainnya adalah peran


(44)

Dalam pasal 20 peraturan pemerintah No 73 tahun 1992 ditentukan, premi

harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak

diterapkan secara diskriminatif.38 Tingkat premi dinilai tidak mencukupi apabila: a. Sedemikian rendah sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat yang

diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan.

b. Penetapan tingkat premi secara berkelanjutan akan membahayakan tingkat

solvabilitas perusahaan.

c. Penetapan tingkat premi secara berkelanjutan akan dapat merusak iklim

kompetisi yang sehat.

Jadi premi dalam asuransi jiwa syariah adalah dana yang harus dibayarkan

oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi jiwa atas jaminan perlindungan

yang diberikan oleh perusahaan kepada peserta dengan menyediakan sejumlah

uang terhadap risiko hari tua atau kematian sesuai dengan perjanjian yang

tercantum dalam polis yang didasarkan pada prinsip syariah Islam.

Pengertian Klaim

Klaim dalam bahasa Inggris berasal dari kata claims yang berarti tuntutan, tagihan atau hak39. Dalam kamus asuransi, klaim berarti permohonan atau

38

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, h. 36 39


(45)

tuntutan seorang pemilik polis40 terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran santunan sesuai dengan pasal-pasal dari sebuah polis.

Menurut Dewan Syariah Nasional No 21/DSN-MUI/X/2001 Klaim adalah

hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan

kesepakatan dalam akad.41

Dengan perincian bahwa klaim:

1. Klaim dapat dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal

perjanjian

2. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan

3. Klaim atas akad tijaroh sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.

4. Klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan sebatas yang disepakati dalam akad

Jadi Klaim dalam asuransi jiwa syariah adalah suatu tuntutan yang

dilakukan oleh pemegang polis untuk mendapatkan haknya, ketika terjadi

peristiwa yang dinyatakan dalam polis sesuai dengan kesepakatan yang telah

disepakati antara pemegang polis dan perusahaan asuransi.

40

Hasymi Ali, dkk, Kamus Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), cet ke-2, h. 55 41


(46)

Prinsip Dasar Asuransi Jiwa Syariah

Penutupan asuransi yang dilakukan oleh Perusahaan asuransi berpedoman

pada ketentuan prinsip dasar, yaitu:

4. Prinsip Kepentingan Yang Diasuransikan (insurable Interest)

Prinsip kepentingan menegaskan bahwa orang yang menutup

asuransinya mempunyai kepentingan (interest) dengan ahli waris yang ditunjuk dalam polis (insurable).

Pasal 250 KUHD “ Apabila seseorang yang telah mengadakan

pertanggungan untuk diri sendiri, atau apabila untuk orang lain, jika pada saat

diadakan suatu pertanggungan itu tidak mempunyai kepentingan terhadap

barang yang dipertanggungkan itu maka penanggung tidaklah diwajibkan

untuk memberikan ganti rugi”.42

Apabila disimpulkan, maka ketentuan diatas mensyaratkan adanya

kepentingan dalam mengadakan perjanjian asuransi. Menurut ketentuan pasal

268 KUHD kriteria kepentingan itu harus:

a. Ada pada setiap asuransi (pasal 250 KUHD)

b. Dapat dinilai dengan uang

c. Dapat diancam oleh bahaya

42

Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransia, h. 55


(47)

d. Tidak dikecualikan oleh Undang-Undang artinya, tidak

dilarang Undang-Undang dan tidak bertentangan dengan

ketertiban umum43.

Pada pasal 268 KUHD tentang kriteria kepentingan yang dapat

diasuransikan mempunyai pengertian yang sangat sempit karena harus dapat

dinilai dengan uang, sedangkan ada kepentingan yang tidak dapat dinilai

dengan uang. Kepentingan yang tidak dapat dinilai dengan uang misalnya

hubungan keluarga, jiwa, anak, istri, dan lain-lain.44

Kepentingan dalam asuransi jiwa tidak dapat dinilai dengan uang

tetapi sejumlah uang dapat dijadikan ukuran pembayaran santunan jika terjadi

peristiwa yang menjadi sebab kematian.45 2. Prinsip I’tikad Baik (Utmos Good Faith)

Yaitu prinsip percaya mempercayai antara perusahaan asuransi jiwa

dengan nasabah dalam melaksanakan kontrak perjanjian dalam penutupan

asuransi.

Dalam perjanjian asuransi unsur saling percaya antara perusahaan dan

nasabah itu sangat penting. Perusahaan percaya bahwa nasabah akan

memberikan segala keterangannya dengan benar. Sedangkan nasabah juga

43

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia h. 86 44

Man suparman Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, h.56

45


(48)

percaya bahwa kalau terjadi peristiwa yang diperjanjikan dalam polis maka

perusahaan akan membayar ganti rugi.

Prinsip ini mempunyai arti dan maksud yang lebih luas dari pada

I’tikad baik saja, yang terpenting disini adalah bahwa pemegang polis harus

memberi segala keterangan yang berhubungan dalam risiko agar perusahaan

asuransi tidak membuat kesalahan dalam penerimaan risiko tersebut, jika

pemegang polis secara sengaja memberi keterangan yang tidak sesuai dengan

faktanya maka hal ini dinilai sebagai pelanggaran.

3. Prinsip Ganti Rugi (Idemnity)

Asuransi adalah suatu kontrak “idemnitas” yaitu perjanjian penggantian kerugian, dimana ganti rugi yang diberikan tidak boleh melebihi

kerugian yang sebenarnya.

Prinsip idemnity tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi kematian. Karena pihak penanggung tidak dapat mengganti nyawa yang hilang atau

anggota tubuh yang cacat atau hilang, karena idemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial.

Perusahaan menyediakan penggantian kerugian untuk kerugian yang

nyata diderita nasabah, dan tidak lebih besar daripada kerugian ini. Batas


(49)

kondisi nasabah pada ekonomi yang sama dengan posisinya sebelum terjadi

kerugian.46

4. Prinsip Subrogasi (Subrogation Principle)

Prinsip ini bertujuan untuk mencegah nasabah memperoleh ganti

kerugian melebihi hak yang sesungguhnya dan mencegah pihak ketiga

membebaskan diri dari kewajibannya membayar ganti rugi.47

Pasal 284 KUHD “Apabila seorang penanggung telah membayar ganti

rugi sepenuhnya kepada tertanggung maka penanggung akan menggantikan

kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang

telah menimbulkan kerugian kepada tertanggung”.

Jadi prinsip subrogasi ini hanya dapat diberlakukan apabila ada dua

faktor, yakni :

a. Apabila tertanggung disamping mempunyai hak-hak terhadap

penanggung, juga mempunyai hak terhadap pihak ketiga.

b. Hak-hak itu muncul karena adanya kerugian.48

Dengan kata lain apabila tertanggung mengalami kerugian akibat

kelalaian atau kesalahan pihak ketiga maka penanggung setelah memberikan

46

AM. Hasan Ali Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analis Historis, Teoritis dan Praktis, h.80

47

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, h. 122 48

Man Suparman Sastrawidjaja dan Endang Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, h. 61


(50)

ganti rugi kepada tertanggung, akan menggantikan kedudukan tertanggung

dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut. 49

49

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analis Historis, Teoritis dan Praktis h. 81


(51)

BAB III

GAMBARAN UMUM AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

AJB BumiPutera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional

pertama dan tertua di Indonesia. Dilahirkan empat tahun setelah berdirinya Budi

Oetomo, sebuah gerakan nasional yang merupakan sumber inspirasi para pelopor

BumiPutera. Didirikan dikota Magelang Jawa Tengah, pada tanggal 12 Februari

1912 dengan nama Onderlinge Levensverzeking maatschaapij Persatuan Goeroe Hindia Belanda atau O.L.Mij.PGHB.50

Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru sederhana yang menjadi

sekretaris pertama pengurus besar Budi Oetomo mempelopori berdirinya

organisasi yang kemudian menjadi AJB BumiPutera 1912 ini. Bersama dengan

rekannya M.K.H. Soebarto dan M. Adimidjojo yang masing-masing menjabat

sebagai Direktur dan Bendahara pada awal berdirinya perusahaan.51

Pada mulanya, perusahaan hanya melayani para guru sekolah Hindia

Belanda. Kemudian perusahaan tersebut mengganti nama menjadi O.L.Mij.

Boemi Poetra, dan yang sekarang dikenal sebagai Asuransi Jiwa Bersama

Bumiputera 1912 atau disingkat AJB Bumiputera 1912. Dari Magelang,

50

AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Company profile, (Jakarta: AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2007) h.1

51 Ibid


(52)

Bumiputera 1912 pindah ke Yogyakarta pada tahun 1921 dan pada tahun 1958

kantor pusatnya dipindahkan ke Jakarta. Dari Wisma Bumiputera yang belantai

21 di jalan Jend. Sudirman Jakarta, manajemen perusahaan mengatur usaha

perusahaan diseluruh Indonesia dan melakukan hubungan Internasional dengan

mitra usaha di negara lain seperti Jepang, Swiss, dan Fhilipina.52 Sekitar 2900 karyawan dan 22.400 agen tersebar di 605 kantor yang strategis terdapat diseluruh

tanah air yang melayani 9 juta lebih pemegang polis atau peserta AJB Bumiputera

1912 dan masyarakat umum.

Dengan sistem kebersamaan, AJB Bumiputera 1912 senantiasa

mengembangkan usaha atas dasar prinsip gotong-royong melalui pemberdayaan

potensi diri, oleh dan untuk komunitas Bumiputera. Kepentingan bersama para

pemegang polis untuk memiliki, mengendalikan dan mengarahkan nasib

perusahaan, membuat Bumiputera 1912 yang berbentuk usaha bersama (mutual) unik dan berbeda dengan asuransi jiwa lainnya di Indonesia yang pada umumnya

berbentuk Perseroan Terbatas.

Sebagai perusahaan perjuangan, AJB Bumiputera 1912 tetap

mengedepankan profesionalisme dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang

baik, dan senantiasa menyesuaikan terhadap tuntutan lingkungan dengan

menciptakan produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal bagi

komunitasnya. AJB Bumiputera 1912 ingin tetap menjadi kebanggaan bangsa

52Ibid. , h.4


(53)

Indoensia dengan berupaya mewujudkan perusahaan yang berhasil baik secara

ekonomi maupun sosial.

Unit bisnis syariah AJB BumiPutera 1912 secara resmi terbentuk sejak

dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 286/KMK.6/2002

tanggal 7 November 2002 dalam bentuk cabang usaha Asuransi Jiwa Syariah dan

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/SDN-MUI/X/2001, tanggl 17 oktober

2001. Dalam rangka menjaga kemurnian pelaksanaan prinsip-prinsip syariah,

maka berdasarkan keputusan Direksi No. SK.14/DIR/2002, tanggl 11 November

2002 dibentuk Divisi Asuransi Syariah dan kantor Cabang Asuransi Syariah

Jakarta.

Pada awal pembentukannya Divisi atau Cabang Asuransi Syariah

memiliki sarana dan prasarana, SDM, perkantoran dan sistem yang sangat

terbatas. Namun demikian Divisi Asuransi Syariah telah memulai operasinya,

ditandai dengan dilimpahkannya pengelolaan Asuransi Kumpulan Perjalanan Haji

dari Divisi Askum pada bulan Januari 2003, dan selanjutnya diluncurkannya

produk Asuransi Perorangan Syariah Mitra mabrur dan Mitra Iqra pada


(54)

B. Falsafah, Visi dan Misi

1. Falsafah

a. Idealisme

Senantiasa memelihara nilai-nilai kejuangan dalam mengangkat martabat

anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera 1912 sebagai peursahaan

perjuangan.

b. Mutualisme (kebersamaan)

Mengedepankan sistem kebersamaan dalam pengelolaan perusahaan

dengan memberdayakan potensi komunitas Bumiputera dari oleh dan

untuk komunitas Bumiputera sebagai manifestasi perusahaan rakyat.

c. Profesionalisme

Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan

mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntutan perusahaan lingkungan. 53

2. Visi

Visi dari Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912 adalah “Menjadi wahana

untuk menjadikan Bumiputera sebagai Asuransinya bangsa Indonesia di

segmen Asuransi Jiwa Syariah”

53Ibid., h. 2


(55)

3. Misi

Sedangkan Misi dari Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912 adalah

“Menjadikan Bumiputera senantiasa berada dibenak dan dihati Bangsa

Indonesia disegmen Asuransi Jiwa Syariah” dengan :

a. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan

b. Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip dasar

gotong-royong

c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat

optimal bagi komunitas Bumiputera

d. Mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan sosial

C. Produk-produk AJB Bumiputera 1912 Syariah

AJB Bumiputera 1912 Syariah menawarkan beberapa jenis produk

asuransi berupa Mitra Iqra, Mitra Mabrur dan Mitra Sakinah.54 Setiap produk memiliki manfaat dan ketentuan yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Masing-masing produk dirancang khusus untuk memproteksi musibah dari pemegang

polis/peserta.

Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis produk asuransi syariah AJB

Bumiputera 1912 beserta definisi, manfaat dan ketentuan dari masing-masing

produk tersebut.

54

AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, Brosur-brosur produk Asuransi syariah,(Jakarta: AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1, 2007) h.1


(56)

1. Mitra Iqra

a. Definisi

Asuransi jiwa syariah yang benefitnya dirancang untuk membantu

menyediakan dana kelangsungan belajar pada setiap tahapan jenjang

pendidikan anak, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, baik

peserta masih hidup maupun meninggal dunia.

b. Manfaat

1) Jika pemegang polis atau peserta hidup atau ditakdirkan meninggal

dunia dalam masa asuransi, maka kepada pemegang polis atau ahli

waris yang ditunjuk dibayarkan tahapan dana pendidikan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 2 tahun

atau kurang maka pembayaran tahapan dana pendidikan dimulai

pada saat anak berusia 4 tahun (TK)

b) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 3 tahun

sampai dengan 4 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan

dimulai pada saat anak berusia 6 tahun (SD)

c) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 5 tahun sampai

dengan 10 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan dimulai pada


(57)

d) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 11 tahun sampai

dengan 13 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan dimulai pada

saat anak berusia 15 tahun (SLTA)

e) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 14 tahun sampai

dengan 16 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan dimulai pada

saat anak berusia 18 tahun (saat masuk Perguruan Tinggi)

2) Jika Polis habis kontrak dan peserta masih hidup maka kepada yang ditunjuk

dibayarkan dana pendidikan sekaligus atau berkala.

3) Jika pemegang polis/peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa

asuransi, maka ahli waris menerima:

a) Santunan Kebajikan

b) Dana Tabungan

c) Bagi Hasil (Mudharabah)

4) Jika pemegang polis/peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir,

maka pemegang polis/peserta akan mendapatkan:

a) Dana tabungan yang telah disetor

b) Bagi Hasil (Mudaharabah)

5) Jika anak yang ditunjuk ditakdirkan meninggal dunia dalam masa asuransi

atau dalam masa pembayaran tahapan dana pendidikan. Pemegang

polis/peserta dapat menunjuk pengganti (anak lain) untuk menerima tahapan


(58)

2. Mitra Mabrur

a. Definisi

Asuransi Jiwa Syariah yang dirancang untuk membantu pengelola dana

guna membiayai perjalanan ibadah haji. Produk ini merupakan gabungan

antara unsur tabungan dan unsur mudharabah (tolong menolong dalam menanggulangi musibah) jika peserta ditakdirkan meninggal dunia.

b. Manfaat

1) Jika peserta hidup sampai masa perjanjian asuransi berakhir maka

peserta akan mendapatkan :

a) Dana tabungan yang telah disetor

b) Bagian keuntungan (Mudharabah) atas hasil investasi dana tabungan

c) Bagian keuntungan atas dana khusus (Tabarru’) yang ditentukan oleh AJB Bumiputera 1912 Syariah, jika ada.

2) Jika peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian asuransi berakhir

maka peserta akan mendapatkan :

a) Dana tabungan yang disetor

b) Bagian keuntungan (Maudharabah) atas hasil investasi dana tabungan

3) Jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian

asuransi maka ahli waris akan mendapatkan :


(59)

b) Bagian keuntungan (Mudharabah) atas hasil investasi dana tabungan

c) Santuanan kebajikan

3. Mitra Sakinah

a. Definisi

Asuransi Jiwa Syariah yang merupakan gabungan antara unsur tabungan

dan unsur mudharabah, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya dana masa depan keluarga. Dengan masa pembayaran premi 3 tahun lebih

pendek dari masa pertanggungan, manfaat asuransi secara bertahap dapat

dinikmati sejak masa pembayaran premi berakhir hingga masa asuransi

berakhir.

b. Manfaat

1) Jika peserta hidup sampai masa perjanjian asuransi berakhir, maka

pemegang polis akan mendapatkan:

a) Pada akhir masa pembayaran premi, sebesar 50% manfaat awal,

dibayar pada akhir tahun

b) Akhir tahun 1 setelah masa pembayaran premi, sebesar 30% sisa

nilai tunai

c) Akhir tahun 2 setelah masa pembayarn premi, sebesar 50% sisa

nilai tunai

d) Akhir tahun 3 setelah masa pembayaran premi, sebesar 100% sisa


(60)

2) Jika pemegang polis/peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian

asuransi berakhir, maka pemegang polis akan memperoleh nilai tunai.

3) Jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian

asuransi, maka yang ditunjuk/penerima manfaat akan mendapatkan:

a) Nilai tunai

b) Santunan kebajikan sebesar selisih dari manfaat awal dengan

premi tabungan yang sudah dibayar, dan asuransinya berakhir.

4) Jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian

asuransi setelah MPP (Masa Pembayaran Premi) berkahir, maka yang

ditunjuk/penerima manfaat akan mendapatkan:

a) Sisa nilai tunai

b) Santunan kebajikan sebesar manfaat awal

4. Produk Asuransi Kumpulan

a. Definisi

Asuransi kumpulan adalah asuransi jiwa syariah yang diperuntukkan

bagi karyawan/pekerja suatu perusahaan/ instansi, anggota suatu

organisasi/ lembaga, debitur atau peserta suatu kegiatan/ event tertentu

yang pelaksanaannya diatur secara kumpulan atau grup.

Sebagai Pemegang polis askum adalah pimpinan

instansi/perusahaan, pimpinan organisasi/ lembaga, kreditur/ penanggung


(61)

peserta) dalam polis Askum adalah karyawan/ pekerja suatu perusahaan/

instansi, anggota suatu organisasi/ lembaga, debitur atau peserta suatu

kegiatan/ event tertentu. Yang ditunjuk untuk menerima manfaat Askum

adalah pemegang polis Askum untuk diteruskan kepada peserta atau ahli

waris peserta.

b. Jenis-jenis produk Asuransi kumpulan adalah:

1) Produk Mitra Ta’awun Pembiayaan

Jenis produk asuransi ini merupakan tolong menolong dalam

menanggulangi musibah kematian. Produk ini diperuntukkan bagi

nasabah peminjam suatu lembaga keuangan yang memberikan jasa

pembiayaan.

a) Jenis Pertanggungan Produk Mitra Ta’awun Pembiayaan

1) Pertanggungan dengan Manfaat Tetap

Pertanggungan yang diberikan dengan besar manfaat yang

tetap selama masa asuransi.

2) Pertanggungan dengan Manfaat Menurun Proporsional

Pertanggungan yang diberikan dengan manfaat sebesar sisa

pokok pembiayaan yang menurun secara proporsional.

3) Pertanggungan dengan Manfaat Menurun Majemuk

Pertanggungan yang diberikan dengan manfaat sebesar sisa


(62)

2) Produk Mitra Barokah

Jenis produk asuransi ini merupakan gabungan antara unsur tabungan

dan tolong menolong dalam menanggulangi musibah kematian.

Produk ini tidak dapat dijual dengan tambahan Asuransi Kecelakaan

Diri (Rider).

3) Produk Mitra Maslahat

Jenis produk asuransi ini merupakan tolong menolong dalam

menanggulangi musibah kematian. Produk ini dapat dijual dengan

tambahan Asuransi Kecelakaan Diri (Rider).

4) Produk Mitra Eka Warsa

Bersifat non saving, masa asuransi 1 tahun, memberikan benefit

berupa uang pertanggungan kepada pemegang polis apabila peserta

meninggal dunia.

5) Produk Mitra Kecelakaan Diri

Jenis produk asuransi ini merupakan tolong menolong dalam

menanggulangi musibah kematian

Tahapan yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah

berkenaan dengan proses pengembangan produk asuransi kumpulan

tidak sama dengan pengembangan asuransi perorangan antara lain;

a. Permintaan calon nasabah terhadap produk

Tahapan ini merupakan sebuah proses awal terhadap pembuatan/


(63)

calon tersebut, nantinya ditampung seperti apa kebutuhannya dan

kemudian bagaimana sebuah gagasan tentang produk tersebut

dipandang dari sudut pandang syariahnya.

b. Pembuatan konsep rancangan produk dan perhitungan aktuarianya.

1) Setelah penampungan ide dari kriteria yang dipinta tentang suatu

produk, tahapan selanjutnya adalah menyesuaikan calon produk

tersebut dengan misi dan sasaran yang hendak dituju oleh

perusahaan yang tertuang dalam perumusan konsep. Pada tahap

ini, aktuaria merumuskan spesifikasi desain produk yang akan

dikembangkan atau dibuat ke dalam bentuk profil jenis produk:

yaitu pengelompokan produk yang akan diterbitkan asuransi

sesuai dengan ketentuan peraturan DJLK yang berlaku tentang

asuransi kumpulan.

2) Manfaat dan risiko yang melekat pada produk; yaitu potensi

keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh atau manfaat dan

risiko yang melekat pada produk yang akan diperoleh atau

ditanggung oleh nasabah dan perusahaan selama masa

pertanggungan.

3) Biaya-biaya yang melekat pada produk; yaitu beban finansial

yang harus dibayar nasabah sehubungan dengan

pemanfaatannya, antara lain tarif premi, biaya administrasi dan


(64)

Divisi Syariah mulai melakukan penilaian produk dari sudut

pandang pendapatan, dan biaya serta risiko.

4) Perhitungan bagi hasil dan margin keuntungan, adalah cara-cara

perhitungan yang digunakan oleh AJB Bumiputera 1912 Divisi

Syariah untuk menetapkan besarnya bagi hasil dan

margin/keuntungan asuransi yang harus dibayar perusahaan dan

atau besarnya bagi hasil yang akan diterima nasabah. Informasi

mengenai perhitungan bagi hasil dan margin/keuntungan

meliputi seluruh premi yang pernah diterima perusahaan

dibandingkan dengan:

a. Total biaya pengelolaan asuransi syariah dan


(65)

D. Struktur Organisasi AJB BumiPutera 1912 Syariah

Gambar 3.1

Struktur Organisasi

Komisaris Dewan Pengawas Syariah

Bagian Pemasaran

Wakil Kadiv Bidang operasioanl

Wakil Kadiv Adm, Inv, Keu & Umum Direksi Divisi Asuransi Syariah Bagian Akunt & Umum Bagian pelayanan PP Bagian Teknik & Undw Bagian Pemberdayaan SDM Bagian Keu & Investasi Kantor Wilayah

K. Cab Luar Jakarta Kantor cabang Kantor cabang Kantor cabang Kantor Cabang K. Cab Jakarta


(66)

Deskripsi Jabatan AJB BumiPutera 1912 Syariah

1. Dewan Komisaris

Melakukan pengawasan umum terhadap jalannya perusahaan yang

dikelola oleh Direksi. Dalam melaksanakan fungsinya, Dewan Komisaris dibantu

oleh Sektretaris Dewan Komisaris yang merangkap sebagai Sekretaris BPA

(Badan Perwakilan Rakyat)

2. Dewan Pengawas Syariah

Lembaga Independen dibawah naungan Dewan Syariah Nasional-Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang tugas utamanya adalah mengawasi lembaga

keuangan syariah agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah yang telah

difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional. Untuk mengkaji dan menentukan

keabsahan setiap jenis produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat.

Sesuai Surat Majelis Ulama Indonesi No. U-218/DSN-MUI/IX/2006

tanggal 15 September 2006 susunan Dewan Pengawas Syariah AJB BumiPutera

1912 adalah sebagai berikut:

1. K.H.M.A. Sahal Mahfudh (Ketua)

2. Prof. Dr. H. Qodri Azizi, MA (Anggota)

3. Drs. H.A Fattah Wibisono, MS (Anggota)

3. Direksi

Bertanggung jawab penuh sebagai pengurus harian dan merupakan


(1)

Hasil wawancara

Nara sumber : Ibu Fitri Jabatan : Bagian Klaim Tanggal : Jumat, 27 Juli 2007 Waktu : 11.00 (WIB) - selesai

Tempat : AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1

1. Tanya : Berapa jumlah premi dan klaim meninggal tahun 2005-2007? Jawab :

Tahun Premi Klaim Meninggal

2005 18,322,623,007 1,085,381,468

2006 36,072,092,033 2,303,751,993

2007 46,885,594,062 3,672,806,734

2. Tanya: Berapa masa leluasa yang diberikan Perusahaan asuransi jika peserta/pemegang polis belum bisa membayar premi tepat tanggal jatuh tempo?

Jawab : Masa yang diberikan 30 hari setelah jatuh tempo. Ehm… karena kita berbasis syariah maka tidak ada denda yang diberikan.

3. Tanya: Dokumen-dokumen apa saja yang harus dilengkapi dalam pengajuan klaim meninggal dunia?

Jawab:

a. Polis asli

b. Kuitansi premi terakhir

c. Surat pengajuan klaim dari ahli waris d. Penjelasan riwayat perawatan

e. Surat keterangan kematian dari instansi terkait f. Surat keterangan pemeriksaan mayat


(2)

g. Surat keterangan pemakaman

h. Foto copy identitas diri (Kartu Keluarga/KTP/SIM) Peserta, Pemegang polis, atau yang ditunjuk dalam polis(Ahli waris). 4. Tanya: Adakah kendala yang dihadapi oleh Perusahaan asuransi dalam

proses klaim meninggal untuk polis yang terlambat membayar premi?

Jawab: Ga ada kendala. Selama jumlah nilai tunai masih ada untuk membayar premi tabarru’

5. Tanya: Struktur Dewan Pengawas Syariah AJB BumiPutera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta 1 tahun 2007?

Jawab:

Sesuai Surat Majelis Ulama Indonesi No. U-218/DSN-MUI/IX/2006 tanggal 15 September 2006 susunan Dewan Pengawas Syariah AJB BumiPutera 1912 adalah sebagai berikut:

4. K.H.M.A. Sahal Mahfudh (Ketua) 5. Prof. Dr. H. Qodri Azizi, MA (Anggota) 6. Drs. H.A Fattah Wibisono, MS (Anggota)


(3)

Hasil penghitungan jumlah premi dan klaim meninggal secara manual (dalam miliar rupiah)

Tahun (n) Premi (x) Klaim Meninggal (y)

x2 y2 x.y

2005 2006 2007 18,3 36,0 46,8 1,0 2,3 3,6 334,89 1,296 2,190,24 1 5,29 12,96 18,3 82,8 168,48 n= 3 x= 101,1 y =6,9 x2= 3.821,13 y2= 19,25 x.y= 269,58 Sumber: Data diolah

Dari tabel di peroleh:

n= 3 x2= 3.821,13

x= 101,1 y2= 19,25

y = 6,9 x.y= 269,58

3. Regresi Linear Sederhana y = a+bx

b = n. ( x.y)-( x)( y) n. x2 – ( x)2

= 3. (269,58) – (101,1) (6,9) 3. (3.821,13) – (101,1)2 = 808,74 – 697,59

11.463.39 – 10.221,21 = 111,15 1.242,18


(4)

a = y – b x n n

= 6,9 – (0,09) 101,1

3 3

= 2,3 – (0,09) (33,7) = 2,3 – 3,033 = - 0,733

4. Koefisien Korelasi r-product moment r = n. x.y – ( x) ( y)

{n. x2 – ( x)2 } {n. y2- ( y)2}

= 3 (269,58) – (101,1). (6,9)

{3 (3.821,13)- (101,1)2} {3 (19,25) – (6,9)2}

= 800,74 – 697,59

{(11.463,39) – (10.221,21)} {(57,75) – (47,61)}

= 111,15 (1.242,18).(10,14)

= 111,15 = 111,15 = 0,99


(5)

(6)