Sistem Informasi Akuntansi Pengajuan Klaim Meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGAJUAN KLAIM MENINGGAL PADA AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN

Oleh : RARA NITA

122102026

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dalam Laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “ Sistem Informasi Akuntansi Pengajuan Klaim Meninggal Pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan”. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dengan segala kemampuan yang ada, penulis berusaha untuk membuat Laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik mungkin, namun demikian penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dengan sepenuh hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis mendapatkan berbagai masukan, dukungan, bimbingan, dan do’a dari berbagai pihak sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari tanpa peran serta dari berbagai pihak dalam memberikan bimbingan dan dukungan maka laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan, kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

2. Teristimewa Mamak dan Bapak tercinta, yang telah memberikan kasih sayang dan selalu memberikan dukungan yang terbaik serta do’a yang tak pernah


(5)

habisnya kepada penulis sehingga penulis mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam menuntut ilmu. Tidak peduli seberapa banyak yang penulis lakukan, tidak akan sanggup membalas jasa kalian.

3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Fahmi Natigor Nasution,SE.MAcc, Ak selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA, selaku ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Pathiah Rangkuti, Amd, selaku staf administrasi dan keuangan yang menjadi mentor penulis yang telah memberikan banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga pada saat melakukan praktik kerja lapangan di AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan. Terima kasih karena telah bersabar dalam setiap kesalahan yang telah saya perbuat dalam praktik di sana.

8. Bapak Adi Irawan, selaku staf administrasi dan keuangan juga Bapak Hadi Sulistio yang telah membantu penulis selama menjalankan praktik kerja lapangan dan telah membimbing dan memberikan masukan-masukan positif mengenai materi-materi yang menyangkut Laporan Tugas Akhir ini.

9. Bapak Syariamsah dan Bapak Eka yang telah memberikan kesempatan penulis untuk praktik kerja lapangan di AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.


(6)

untuk kedepannya.

11.Seluruh Pimpinan dan Staf Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu-ilmunya yang berguna selama penulis mengikuti perkuliahan. Semoga penulis dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

12.Adikku tersayang Rinaldi Guntara dan Jafa Husein Muhandin yang selalu hadir untuk menghiburku dan membuatku tertawa.

13.Riza Gamal Fuad, terima kasih sayang atas do’a dan dukungan yang telah diberikan.

14.Sahabat kecilku sampai sekarang aku menginjak dewasa Ayu yang selalu setia menjadi teman terdekatku dan yang mengerti aku.

15.Sahabat-sahabatku yang paling kusayangi Intan, Dara, Okta, Sisca, yang sama-sama berjuang dalam menyusun Laporan Tugas Akhir, terima kasih untuk kebersamaannya. Semoga kita semua sukses. Aku akan merindukan kalian.

16.Semua angkatan 2012 D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, semoga sukses.

17.Teman-teman dan kakak-kakak kos yang selalu memberikan keceriaan di kos GR Pinem. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Semoga kita semua dapat berkumpul lagi di lain waktu. Semoga sukses.

Semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis. Pada akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini, penulis


(7)

(8)

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I : PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan... 5

1. Jadwal Survey/Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN… 8

A. Sejarah Ringkas ... 8

B. Struktur Organisasi ... 12

C. Job Description ... 14

D. Jaringan Usaha ... 17

E. Kinerja Usaha Terkini ... 22

F. Rencana Usaha ... 23

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGAJUAN KLAIM MENINGGAL PADA AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR


(9)

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 25

B. Asuransi ... 29

C. Klaim Meninggal ... 37

D. Sistem Informasi Akuntansi Klaim Meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan ... 40

E. Formulir Atau Dokumen yang Digunakan dalam Klaim Meninggal ... 48

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN……… 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50


(10)

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Kantor


(12)

A. Latar Belakang

Berkaitan dengan perkembangan teknologi dan informasi masa kini, perusahaan-perusahaan tumbuh berkembang dengan pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi merupakan aspek yang sangat penting untuk bersaing di dalam dunia bisnis. Sistem informasi akuntansi diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui informasi dalam bentuk keuangan. Di mana informasi tersebut dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dan penilaian operasional perusahaan dari segi efektif dan efisien. Sistem ini sangat bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari , karena setiap perusahaan akan melakukan pencatatan dalam sebagian besar kegiatannya.

Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik, akan menghasilkan informasi yang tepat dan akurat sehingga dapat membuat perusahaan lebih unggul di dalam persaingan dengan perusahaan lain. Dalam rangka mencapai visi dan misi atau tujuan perusahaan, setiap perusahaan harus mampu untuk menerapkan dan mengembangkan sistem informasi agar dapat menunjang proses pengambilan keputusan yang tepat.

Penggunaan teknologi komputer merupakan suatu bentuk yang melukiskan sistem informasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna dalam perusahaan atau organisasi lainnya. Sistem Informasi berbasiskomputer terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang


(13)

2

dirancang dengan tujuan untuk mengubah data menjadi informasi yang berguna. Salah satu perusahaan yang membutuhkan sistem informasi akuntansi dalam kegiatan operasionalnya adalah perusahaan asuransi jiwa.

Perusahaan asuransi jiwa merupakan salah satu badan usaha yang dapat menerima pengalihan risiko dari setiap individu ataupun kelompok yang membutuhkan perlindungan apabila risiko tersebut terjadi di masa depan. Pengalihan risiko tersebut tertuang dalam suatu perjanjian asuransi berbentuk polis. Dengan ketentuan pihak tertanggung membayar sejumlah uang tertentu yang disebut premi dan bila terjadi suatu risiko pihak tertanggung akan mendapatkan penggantian yang disebut klaim.

Dalam masalah klaim asuransi saat ini, banyak terdapat kasus yang terjadi bahwa manfaat yang seharusnya diterima oleh pihak tertanggung tidak bisa diperoleh karena ada beberapa prosedur dan persyaratan yang tidak dipenuhi, sehingga proses pencairan dana klaim terhambat. Oleh karena itu, pihak tertangung harus membaca polis dengan cermat, sehingga benar-benar dapat memahami isi polis tersebut. Misalnya berapa besar uang pertanggungan, bagaimana jika pihak tertanggung sebagai pembayar polis tidak sanggup membayar premi asuransi selanjutnya, kondisi apa saja yang termasuk dalam pertanggungan asuransi, penyakit tertentu yang tidak termasuk pertanggungan asuransi dan lain sebagainya.

Pihak tertanggung berhak untuk memberikan pertanyaan seputar bagaimana sistem informasi dalam pengajuan klaim asuransi dan dokumen apasaja yang harus disertakan, karena dokumen yang disertakan


(14)

berbedauntuk tiap jenis. Hal lain yang harus diketahui adalah kinerja perusahaan asuransi, seperti minimal klien sebagai pihak tertanggung mencari tahu riwayat pembayaran klaim nasabah perusahaan selama ini apakah mmpersulit nasabah atau lancer – lancer saja.

Perlu diketahui jika pihak tertanggung melakukan pengajuan klaim yang benar, maka proses pengajuan klaim akan berjalan dengan lancer dan cepat. Dan sebaliknya, jika pengajuan klaim tersebut tidak dilakukan, maka akan berdampak pada penundaan penyelesaian klaim dan dalam keadaan tertentu, dapat menyebabkan pihak asuransi mengembalikan pengajuan klaim tersebut ataupun menolaknya.

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 adalah satu dari sekian banyak lembaga asuransi yang berkembang di Indonesia. Pada AJB Bumiputera 1912, uang pertanggungan atau biasa disebut klaim dibayar bilamana tejadi klaim habis kontrak dan klaim meninggal dunia yang terjadi pada pihak tertanggung. Untuk klaim meninggal terdapat perlakuan khusus yakni, uang klaim akan dibayar oleh perusahaan asuransi ketika terjadi kematian yang dialami oleh pihak tertanggung.

Sebelum pembayaran klaim meninggal dilakukan, pihak perusahaan wajib melakukan penelitian terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan membuktikan kebenaran data kematian tertanggung. Pihak perusahaan juga wajib melakukan penelitian untuk pengikatan polis pada calon tertanggung yang berusia tua, karena dapat memungkinkan jika calon tertanggung memang sudah divonis team medis meninggal dalam


(15)

4

jangkawaktu satu atau dua tahun lagi, sehingga pihak keluarga mendaftarkan calon tertanggung untuk asuransi jiwa.

Melihat dari permasalahan yang ada maka penulis tertarik untuk membahas masalah ini lebih dalam, dalam bentuk tugas akhir dengan judul

“Sistem Informasi Akuntansi Pengajuan Klaim Meninggal Pada AJB Bumi Putera 1912 Kantor Wilayah Medan”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan pasti menginginkan usahanya selalu mengalami kemajuan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam mencapai hal tersebut, tentu tidaklah mudah bagi perusahaan, karena setiap perusahaan pasti akan dihadapkan pada suatu masalah, baik yang berasal dari ekstern maupun pihak intern.

Berdasarkan latar belakang pemilihan judul dan uraian di atas, rumusan masalah pada penulisan ini yaitu “Bagaimanakah sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJB) 1912 Kantor Wilayah Medan?”.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulismelakukan penelitian pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan


(16)

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak AJB Bumiputera 1912 untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka manfaat penulisan ini adalah:

a. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam hal sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

b. Memberikan informasi yang relevan mengenai sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

c. Memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan penelitian di masa dating bagi pembaca

D. Rencana Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat jadwal kegiatan yang digunakan untuk menyusun waktu yang diperlukan agar penyelesaian tugas akhir ini dapat berjalan dengan teratur dan tepat waktu. Jadwal kegiatan tersebut yaitu:


(17)

6

Penelitian ini dilakukan di AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan yang beralamat di Jl Iskandar Muda No 138 Medan.

Tabel 1.1

Jadwal Survey / Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

2. Rencana Isi

BAB I :PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis membahas latar belakang yang merupakan dasar penulisan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi serta rencana isi.

BAB II : AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH

MEDAN

Dalam bab ini yang diuraikan adalah gambaran mengenai perusahaan yang menjadi objek penelitian, diawali dari sejarah ringkas AJB BUMIPUTERA 1912,

NO Kegiatan April 2015 Mei 2015 Juni 2015 Juli

I II III IV I II III IV I II III IV

1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas akhir


(18)

struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha.

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGAJU-

AN KLAIM MENINGGAL PADA AJB BUMIPU-

TERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN

Dalam bab ini penulis membahas pokok persoalan terkait judul tugas akhir, dimana pembahasan tersebut meliputi pengertian sistem informasi akuntansi, asuransi, klaim meninggal, sistem informasi akuntansi klam meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan, dan formulir atau dokumen yang digunakan dalam klaim meninggal.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang ditulis oleh pnulis dimana bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penelitian.


(19)

BAB II

AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN A. Sejarah Ringkas

Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua. Perusahaan ini dilahirkan empat tahun setelah berdirinya Boedi Oetomo, sebuah gerakan nasional yang merupakan sumber inspirasi para pelopor Bumiputera. Didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang Jawa Tengah, dengan nama “Onderlinge Levensverzekering Maatschappij

Persatoean Goeroe-Goeroe Hindia Belanda” atau disingkat O.L.Mij. PGHB. Pengertian dari usaha bersama (Onderlinge Levensverzekering) adalah bahwa kegiatan usaha ini dimiliki oleh peserta asuransi jiwa itu sendiri.

Perusahaan ini digagas dan didirikan oleh Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru di Yogyakarta yang juga sekretaris Boedi Oetomo sebuah organisasi yang mempelopori gerakan kebangkitan nasional. Pendiri lainnya yaitu dua orang guru yakni Mas Karto Hadi Soebroto dan Mas Adimidjojo, masing-masing sebagai Direktur dan bendahara. Bersama R. Soepadmo dan M. Darmowidjojo, kelima pendiri yang juga anggota O.L.Mij. PGHB ini menjadi pemegang polis yang pertama.

Pada saat berdirinya usaha ini tidak memiliki modal melainkan dilandasi oleh kemauan keras dan cita-cita yang luhur demi kesejahteraan masyarakat. Pembayaran premi pertama oleh kelima tokoh tersebut dianggap sebagai modal awal perusahaan, dengan syarat Uang Pertanggungan tidak


(20)

akan dibayarkan kepada ahli waris Pemegang Polis yang meninggal sebelum berjalan tiga tahun penuh. Para pengurus saat itu juga tidak mengharapkan honorarium, sehingga mereka bekerja dengan sukarela. Dapat disimpulkan bahwa cita-cita berdirinya AJB Bumiputera 1912 didasarkan pada IDEALISME para pendiri bukan untuk mencari keuntungan bagi dirinya, melainkan dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya dan dalam wawasan lebih luas berarti mewujudkan ksejahteraan masyarakat “bumiputera”.

Pada mulanya perusahaan hanya melayani para Guru Sekolah Hindia Belanda. Kemudian perusahaan tersebut memperluas pasarnya dan mengganti nama menjadi O.L. Mij. Boemi Poetera, yang sekarang dikenal sebagai Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 atau disingkat AJB Bumiputera 1912.

Dari Magelang, perusahaan Bumiputera 1912 pindah ke Yogyakarta pada tahun 1921. Pada tahun 1934 perusahaan melebarkan sayapnya dengan membuka cabang-cabang di Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Banjarmasin dan Ujung Pandang. Dengan semakin berkembangnya AJB Bumiputera 1912, maka pada tahun 1958 sceara bertahap kantor pusatnya dipindahkan ke Jakarta, dan pada tahun 1959 secara resmi kantor pusat AJB Bumiputera 1912 berdomisili di Jakarta.Hingga saat ini Jakarta merupakan pangkalan utama dan kantor pusat perusahaan. Manajemen perusahaan mengatur usaha perusahaan di seluruh


(21)

10

tanah air dan melakukan hubungan internasional dengan mitra usaha di Negara lain seperti Jepang, Switzerland, Singapura, Philipina dan Belanda.

Sekitar 3.055 karyawan dan 21.958 agen tersebut di 615 kantor yang secara strategis terdapat di seluruh tanah air yang melayani 8 juta lebih pmgang polis atau peserta AJB Bumiputera 1912 dan masyarakat umum.

Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge

Levensverzkering Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini telah

mencapai satu abad lebih. Sepanjang itu, tentu saja tidak lepas dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Selama lebih dari sepuluh dasawarsa, Bumiputera telah berhasil melewati berbagai rintangan yang amat sulit, antara lain pada masa penjajahan, masa revolusi, dan masa-masa krisis ekonomi seperti sanering di tahun 1965 dan krisis moneter yang dimulai pada pertengahan tahun 1997.

Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh, berkembang, dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman, mungkin karena persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari lingkungan yang menjadi bagian dari pross pembelajaran untuk upaya mempertahankan keberlangsungan.

Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu. Sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan


(22)

wakil-wakil mereka di Badan Perwakil-wakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga saat ini. Badan Perwakilan Anggota yang merupakan perwakilan para pemegang polis ikut serta menentukan garis-garis besar haluan perusahaan, memilih dan mengangkat direksi, dan ikut serta mengawasi jalannya perusahaan.

Perusahaan Bumiputera memiliki falsafah sebagai berikut :

1. Idealisme

Keberadaan Bumiputera sebagai entitas bisnis bukanlah semata-mata untuk mencari keuntungan, melainkan sebagai alat perjuangan di bidang ekonomi yang merupakan wujud idealism untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui usaha auransi jiwa.

2. Mutualisme

Mutualisme atau kebersamaan adalah suatu nilai sosial yang menjadi landasan dalam pengelolaan perusahaan diwujudkan dalam bentuk kerjassama, kemitraan, dan sinergi meliputi antara pemegang polis dengan pemegang polis, antara perusahaan dengan pemegang polis, antara karyawan dengan karyawan dalam perusahaan, dan antara karyawan dengan manajemen dalam perusahaan.

3. Profesionalism

Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang menunjukkan keahlian dalam suatu bidang, diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan dalam


(23)

12

kurun waktu tertentu, sebagai suatu kekuatan utama perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidup, pengembangan organisasi, dan pertumbuhan bisnis.

Adapun yang menjadi visi dan misi dari AJB Bumiputera 1912 ini adalah sebagai berikut:

Visi Perusahaan

AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan jiwa nasional yang kuat, modern, dan menguntungkan didukung oleh SDM professional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealism serta mutualisme.

Misi Perusahaan

1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, penigkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.

3. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien, serta menguntungkan.


(24)

Adapun struktur organisasi perusahaan dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar komponen dalam suatu perusahaan. Suatu organisasi yang jelas dapat memberikan gambaran tentang tugas dan tanggung jawab antar bagian yang satu dengan bagian yang lain, sehingga memungkinkan orang-orang yang terlibat di dalam perusahaan tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara skematis struktur organisasi AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1


(25)

14

C. Job Description

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang ada di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan ya- itu sebagai berikut :

1. Kantor Wilayah

Kantor Wilayah berfungsi sebagai pembina dan pengendali implementasi kegiatan operasional pemasaran, pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia dan keagenan, kehumasan dan pusat pelayanan bagi Kantor Cabang (Kantor Cabang Asuransi Jiwa Perorangan, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Kumpulan, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang Prioritas) di wilayah pengawasannya. Kantor Wilayah dipimpin oleh Kepala Wilayah. Kepala Wilayah bertanggung jawab terhadap tercapainya sasaran operasional yang meliputi produksi, konservasi, pengelolaan dan pengawasan administrasi dan/atau keuangan serta surplus operasional di wilayahnya.

2. Bagian Penjualan dan Layanan Konvensional

Bagian Penjualan dan Layanan Konvensional dipimpin oleh Kepala Bagian, yang mempunyai fungsi utama mengimplementasikan dan mengendalikan kegiatan operasional pemasaran Konvensional, serta melakukan evaluasi mekanisme pelaksanaan Trilogi Operasional Asuransi (TOA).


(26)

Bagian Penjualan dan Layanan Non Konvensional dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai fungsi utama mengimplementasikan dan mengendalikan kegiatan operasional pemasaran Syariah, dan Unit Link, serta melakukan evaluasi mekanisme pelaksanaan Trilogi Operasional Asuransi (TOA).

4. Bagian Administrasi dan Keuangan

Bagian Administrasi dan Keuangan dipimpin oleh Kepala Bagian, yang mempunyai fungsi utama dalam membina, mengawasi, serta mengendalikan implementasi kegiatan administrasi/keuangan dan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku, melaksanakan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) dengan tepat dan benar, serta penyediaan sarana dan prasarana kerja di Kantor Wilayah, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Perorangan, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Kumpulan, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang.

5. Kantor Cabang

a. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Perorangan, dan Kantor Cabang Asuransi Jiwa Kumpulan, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang Prioritas berada di bawah pengawasan Kantor Wilayah. b. Kantor Cabang Asuransi Jiwa Perorangan, Kantor Cabang Asuransi

Jiwa Kumpulan, dan Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah dipimpin oleh Kepala Cabang yang bertanggung jawab kepada Kepala Wilayah, dengan fungsi utamanya melaksanakan trilogi asuransi


(27)

16

jiwa, dan pelaporan meliputi produksi, konvensi, penghimpunan dana, kegiatan administrasi keuangan, pengembangan organisasi keagenan, dan pelayanan kepada pemegang polis. Sedangkan Kantor Cabang Prioritas dipimpin oleh Agency Manager (AM).

c. Kantor Cabang Asuransi Jiwa Perorangan, Kantor Cabang Asuransi Jiwa Kumpulan, dan Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah membawahkan :

1) Unit Operasional, dipimpin oleh Kepala Unit Operasional dan/atau Agen Koordinator, yang mengelola dan mengawasi organisasi keagenan yang terdiri dari Agen dan mempunyai fungsi utama melaksanakan, membina, mengendalikan kegiatan operasional penjualan, konservasi dan pelayanan kepada Pemegang Polis serta melaksanakan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) dengan tepat dan benar

2) Unit Administrasi dan Keuangan, dipimpin oleh Kepala Unit, yang mempunyai fungsi utama melaksanakan, membina, mengawasi dan mengendalikan kegiatan administrasi keuangan, serta pelayanan kepada Pemegang Polis, Agen Koordinator dan Agen. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan dalam melaksanakan fungsinya dibantu oleh Kasir dan Staf di bidang administrasi dan keuangan.


(28)

Prioritas yang merupakan unit pemasaran di Kantor Cabang Asuransi Jiwa Perorangan, dan Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah. Unit Prioritas hanya menjual produk unit link dan produk lain yang dirancang khusus. Unit Prioritas berada dibawah pembinaan, pengawasan dan pengendalian Kepala Cabang. Unit Prioritas dipimpin oleh Agency Manager (AM) yang mebawahi Unit Manager (UM) serta dibantu oleh Financial Consulting (FC).

d. Kantor Cabang Prioritas

Struktur Organisasi Kantor Cabang Prioritas meliputi

AgencyManager (AM) dan Unit Manager (UM), yang mempunyai

fungsiutama melaksanakan, membina, mengendalikan kegiatanoperasional penjualan, konservasi dan pelayanan kepadaPemegang Polis serta melaksanakan Prinsip Mengenal Nasabah(PMN) dengan tepat dan benar.

D. Jaringan Usaha

Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yaitu jasa asuransi. Perusahaan ini menawarkan jasa dalam bentuk pemberian jaminan proteksi terhadap nasabahnya, yang antara lain berupa jaminan kesehatan, kecelakaan, kematian, pendidikan, bahkan jaminan proteksi atas aset-aset yang dimiliki oleh nasabah.

Perusahaan ini mengklasifikasikan asuransi menjadi tiga golongan, yaitu asuransi perorangan, asuransi kumpulan dan asuransi syariah. Berikut


(29)

18

ini adalah jenis-jenis produk asuransi yang ditawarkan dari ketiga golongan asuransi di atas, yaitu sebagai berikut :

1. Asuransi Perorangan, terdiri dari : a. Mitra Prima (US $)

Program asuransi yang memberikan jaminan proteksi meninggal dunia pada masa asuransi atau perolehan uang tertanggungan ketika masa asuransi berakhir.

b. Mitra Pelangi (Rp)

Program asuransi yang memberikan proteksi meninggal dunia selama masa asuransi atau penerimaan uang pertanggungan pada akhir masa asuransi.

c. Ekawaktu Ideal (Rp)

Penanggulangan resiko keuangan sebagai akibat meninggalnya tertanggung dan pengembalian premi.

d. Mitra Oetama (US $)

Program asuransi dengan pembayaran premi tunggal yang fleksibel menggabungkan tiga manfaat, yaitu santunan meninggal dunia sebesar uang pertanggungan, atau dua kali uang pertanggungan jika meninggal akibat kecelakaan. Sekaligus memberikan biaya rawat inap di rumah sakit. Atau perolehan tabungan yang akan diterima pada akhir masa asuransi.

e. Mitra Poesaka (US $)


(30)

pakan gabungan unsur tabungan dan proteksi meninggal dunia. f. Mitra Beasiswa Berencana (Rp)

Program asuransi yang menjamin biaya pndidikan untuk anak, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Disamping jaminan perolehan santunan meninggal dunia sebesar uang pertanggungan.

g. Mitra Permata (Rp)

Program asuransi yang menjamin biaya pendidikan untuk anak, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Disamping jaminan perolehan santunan meninggal dunia sebesar uang pertanggungan.

h. Mitra Melati (Rp)

Program asuransi yang menggabungkan tiga unsur, yaitu proteksi meninggal dunia, tabungan dan perolehan investasi yang kompetitif minimal 4,5%.

i. Mitra Cerdas (Rp)

Program asuransi pendidikan mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Asuransi ini menggabungkan proteksi meninggal dunia, tabungan dan perolehan hasil investasi.

j. Mitra Sehat (Rp)

Program asuransi yang menggabungkan tiga unsur, yaitu jaminan santunan meninggal dunia, jaminan perawatan di rumah sakit, sekaligus perolehan hasil investasi yang kompetitif.

k. Mitra Abadi (Rp)


(31)

20

selama periode tertentu, seumur hidup Anda mendapat proteksi jaminan meninggal dunia.

2. Asuransi Kumpulan, terdiri dari: a. Asuransi Kredit

Adalah asuransi kumpulan untuk para debitur dari suatu lembaga keuangan (kreditur), terdiri dari:

1) Asuransi Kredit Ekawaktu 2) Asuransi Kredit Cicilan/Tahunan 3) Asuransi Kredit Annuitas

b. Asuransi Ekawarsa

Bersifat non saving, masa asuransi satu tahun, memberikan benefit berupa uang pertanggungan kepada pemegang polis apabila peserta meninggal dunia.

c. Asuransi Ekawaktu

Bersifat non saving, masa asuransi sesuai kebutuhan (bisa lebih atau kurang dari satu tahun), memberikan benefit berupa uang pertanggungan kepada pemegang polis apabila peserta meninggal dunia.

d. Asuransi Kebakaran

Memberikan benefit kepada peserta melalui pemegang polis akibat terjadinya resiko kecelakaan pada diri peserta dalam masa asuransi e. Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan


(32)

inap dan atau pembedahan di rumah sakit dalam asuransi karena suatu penyakit atau kecelakaan. Jangka waktu asuransi ini berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang.

f. Asuransi Program Kesejahteraan Karyawan

Program asuransi jiwa ini dirancang dengan memberikan benefit bagi karyawan yang mengalami cacat total/tidak mampu bekerja sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya lagi atau karyawan meninggal dunia.

g. Asuransi Iuran Dana Mantap (Idaman)

Memberikan benefit berupa proteksi jika terjadi resiko sebesar uang pertanggungan dan nilai tunai.

h. Asuransi Rakyat Indonesia (ASRI)

Dirancang untuk seluruh anggota keluarga dengan memberikan santunan sebesar uang pertanggungan jika ada anggota keluarga yang menjadi peserta/tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap karena kecelakaan.

3. Asuransi Syariah, terdiri dari: a. Mitra Mabrur

Program asuransi yang menggabungkan unsur tabungan dan perlindungan asuransi. Serta ditujukan untuk melaksanakan niat suci Anda menunaikan ibadah haji.

b. Mitra Sakinah


(33)

22

long menolong dalam menanggulangi musibah kematian dengan masa pembayaran premi tiga tahun lebih pendek dari masa asuransi- nya.

c. Mitra Iqra

Program asuransi pendidikan yang menjamin biaya sekolah anak mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Merupakan gabungan antara tabungan dan tolong menolong dalam menanggulangi musibah kematian.

E. Kinerja Usaha Terkini

Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan menargetkan perolehan premi di tahun 2015 ini mencapai Rp 28 Milyar. Target tahun ini naik dari target tahun sebelumnya. Sampai pada bulan Juni ini, perolehan premi yang diperoleh sebesar Rp 18 Milyar. Ini menunjukkan bahwa target yang harus dicapai masih setengah dari target yang ditentukan. Meskipun demikan jika dibandingkan dengan tahun kemarin, perolehan premi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan mengalami pertumbuhan sebesar 20 %.

Walaupun belum mencapai target yang telah ditentukan, namun perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan ini masih memiliki kemungkinan yang besar untuk mncapai target ataupun melewati batas target tersebut.

Hal ini dikarenakan masih banyaknya waktu yang tersisa untuk mencapainya hingga akhir tahun 2015 ini. Untuk itu perusahaan AJB


(34)

Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan, melakukan berbagai macam upaya untuk bisa mencapai target tersebut.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan Bumiputera untuk mencapai target tersebut yaitu melakukan Gathering, di mana mengumpulkan para karyawan ataupun staf-staf pada suatu pertemuan untuk memperkuat hubungan para karyawan AJB Bumiputera dan membahas langkah-langkah yang harus ditempuh dalam meningkatkan pekerjaan agar dapat mencapai target. Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 juga melakukan program edukasi dan literasi keuangan yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan menggelar sejumlah kegiatan edukasi keuangan menggunakan unit mobil literasi keuangan (SIMOLEK) di daerah-daerah

Dengan menggunakan mobil-mobil ini, AJB Bumiputera melakukan pemasaran terhadap produknya kepada masyarakat di daerah-daerah. Upaya yang dilakukan selanjutnya yaitu mengelola dana dalam sistem pengelolaan dana sebaik mungkin. Perusahaan AJB Bumiputera 1912 mengatur pengeluaran dana seefektif mungkin sehingga bisa memperoleh surplus.

Disamping itu Bumiputera akan terus memunculkan produk-produk yang kompetetif agar dapat mencapai target trsebut.

F. Rencana Usaha

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dalam melakukan usaha ke depan yaitu berencana meluncurkan produk-produk baru ke masyarakat seperti produk Mitra Asih, yakni produk perlindungan keluarga di mana preminya sangat terjangkau yakni berkisar antara Rp 50.000- Rp 250.000 dalam


(35)

24

setahun. Premi ini sangat terjangkau sehingga masyarakat mudah untuk membayarnya dan mendapatkan perlindungan keluarga.

Rencana usaha ke depannya yakni Bumiputera 1912 berfokus pada pendirian Kantor Cabang Prioritas di mana kantor cabang ini memiliki produk BP-Link yakni produk yang cenderung kepada kegiatan investasi. Sehingga para investor dapat mengasuransikan investasinya.


(36)

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang telah direncanakan pada awalnya, untuk mencapai tujuan tersebut manajemen membutuhkan informasi yang dapat dipercaya, lengkap, dan tepat waktu. Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi yang menyediakan informasi informasi keuangan yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, oleh karena itu sistem informasi akuntansi harus diterapkan sesuai dengan aturan yang ada dalam perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi akuntansi yag memadai maka perusahaan tidak akan mendapatkan informasi yang cukup dan akan sulit menjalankan fungsinya dengan baik.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan banyak informasi, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sistem informasi akuntansi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak internal maupun pihak eskternal perusahaan.

1. Pengertian Sistem

Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar dan terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil yang disebut subsistem. Suatu sistem sangat diperlukan dalam setiap organisasi. Tanpa sistem, sebuah organisasi tidak akan mampu menjalankan usahanya. Ada berba- gai pendapat mengenai definisi sistem itu sendiri, antara lain :


(37)

26

a. Menurut Mulyadi (2001:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

b. Menurut Cole dalam Baridwan (2002:3), sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

c. Menurut Atmosudirjo (1979:231), sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri atas obyek-obyek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang bertata kaitan atau bertata hubungan satu sama lain sedemikian sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu.

d. Menurut Radiosunu (1982:7), sistem merupakan kumpulan dan komponen yang saling berinteraksi atau saling bergantung yang dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kebulatan dan diorganisir untuk mencapai tujuan.

( Radiosunu, 1982 : 7)

e. Menurut Matindas (1997:5) sistem adalah kesatuan jumlah sarana yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan secara bersama-sama mengolah rangsang (masukan, input) yang berasal dari lingkungan untuk menghasilkan suatu reaksi (output)

f. Menurut Wursanto (1995:20) dalam kamus umum Bahasa Indonesia, istilah sistem mempunyai beberapa pengertian yaitu :

1) Sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu maksud.

2) Sekelompok dari pendapat, peristiwa, kepercayaan dan sebagainya yang disusun dan diatur baik-baik.

3) Cara atau metode yang teratur untuk melakukan sesuatu.

Tidak ada sebuah sistem yang bisa berlaku untuk semua organisasi. Bagi masing-masing organisasi, sistem harus dipelajari, dirancang dan


(38)

dikembangkan sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan organisasinya. Tetapi, apapun bentuk dan bagaimanapun corak suatu sistem, tujuan terakhir dan cita-cita tertinggi dari penelaahan-penelaahan terhadap sistem dalam organisasi ialah mencapai target/sasaran yang diinginkan organisasi tersebut.

2. Pengertian Akuntansi

Akuntansi berasal dari bahasa asing yaitu accounting, yang artinya bila diterjemahkan adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasikan, meringkas, mengelola dan menyajikan data transaksi sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk mengambil suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Akuntansi menurut Martani (2012:4), akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi akuntansi tersebut digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam membuat prediksi kinerja di masa mendatang.

Menurut Jusuf (2001:4-5) pengertian akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari pemakaian jasa akuntansi dan dari sudut pandang proses kegiatannya.

1. Dari sudut pandang pemakai:

“Akuntansi adalah saat disiplin yang menyediakan informasi ya- ng diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan meng- evaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.”

2. Dari sudut pandang proses kegiatan:

“Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaian data keuangan suatu organisasi.”


(39)

28

Menurut Alminsyah (2003:74), Akuntansi juga dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunkan informasi tersebut.

Dari definisi-definisi tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa akuntansi adalah pemprosesan data keuangan perusahaan untuk menghasilkan informasi yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.

Sedangkan menurut Romney (2014:24), pengertian informasi sendiri adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Setelah mengetahui pengertian sistem, informasi, dan pengertian akuntansi maka selanjutnya yakni pengertian sistem informasi akuntansi. Adapun beberapa pengertian sistem informasi akuntansi yaitu:

1. Menurut Mulyadi (2001:3), sistem informasi akuntansi adalah organisai formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

2. Menurut Bodnar (2006:8), sistem informasi akuntansi adalah sistem ber- basis komputer yang dirancang untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi.


(40)

3. Menurut Krismiaji (2005:37), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mngendalikan, dan mengoperasikan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sistem berbasis komputer dan serangkaian kegiatan untuk menangani transaksi perusahaan agar seragam, dilengkapi dengan berbagai formulir, catatan, prosedur, dan laporan guna menghasilkan informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengawasan.

B. Asuransi

Asuransi merupakan sarana financial dalam tata kehidupan rumah tangga dalam menghadapi resiko yang mendasar. Asuransi dan lembaga asuransi sebagai lembaga peralihan resiko mempunyai peranan penting. Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan non Bank ini sangat penting peranannya dalam rangka pembangunan bidang ekonomi karena dengan usaha ini bias menghimpun dana yang digali dari masyarakat melalui perolehan premi tertanggung. Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan, baik perorangan maupun dunia usaha di Indonesia.

1. Pengertian Asuransi

Menurut Salim (1998:41), asuransi ialah suatu kemauan untuk me- netapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pe-


(41)

30

Asuransi atau disebut juga pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen. (Pasal 246 KUHD). Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian bahwa asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya sesorang yang dipertanggungkan.

Menurut Ali (1998:170), terdapat pendapat-pendapat para sarjana antara lain :

a. Athearn, dalam bukunya Risk and Insurance mengatakan bahwa asuransi itu adalah satu institut yang direncanakan guna menangani resiko.

b. Nehr dan Cammack juga mengatakan bahwa suatu pemindahan resiko itu lazim disebut sebagai asuransi.

c. Bickelhaupt. Dalam bukunya General Insurance juga mngatakan bahwa : Fondasi dari suatu asuransi itu tidak lain ialah masalah resiko.

d. Hamsell, menyatakan dengan tegas bahwa asuransi selalu berhubungan dengan resiko (Insurance I to do with risk).

e. Asuransi adalah suatu alat sosial yang menggabungkan resiko-resiko individu ke dalam suatu kelompok dan menggunakan dana yang


(42)

disumbangkan oleh anggota-angggota kelompok itu untuk membayar kerugian-kerugian.

Menurut Darmawi (2001:2), definisi asuransi bisa diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu dari sudut pandangan ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian matematika. a. Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode

untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan ( finansial ).

b. Dari sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dan penanggung. Penanggung berjanji akan mmbayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pmbayaran tertentu yang relatif kecil.

c. Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pmindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga keuangan bukan bank, yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) ari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan).Dari sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Karena kerugian tidak pasti akan terjadi pada setiap anggota, maka anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandangan sosial merupakan penyumbang terhadap organisasi. Hal itu berarti kerugian setiap anggota dipikul bersama.

d. Dalam pandangan matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.


(43)

32

Dari definisi-definisi yang diberikan tentang asuransi tersebut di atas diketahui bahwa inti dari tujuan suatu asuransi adalah mengalihkan risiko dari tertanggung yang mempunyai kepentingan terhadap obyek asuransi kepada penanggung yang timbul sebagai akibat adanya ancaman bahaya terhadap harta kekayaan atau terhadap jiwanya.

Tertanggung adalah seseorang atau badan yang menanggungkan kerugiannya kepada pihak penanggung yang dapat dibayarkan secara triwulan, semesteran, atau tahunan yang disebut dengan premi. Penanggung adalah perusahaan yang memberikan jaminan atau pertanggungan kerugian yang diderita tertanggung jika terjadi musibah dan akan mengembalikan tertanggung seperti sebelum terkena musibah

.

2. Unsur-Unsur Asuransi

Menurut Abdulkadir (2006:8), unsur-unsur asuransi atau pertanggungan yaitu sebagaiberikut :

a. Pihak-pihak, subyek asuransi adalah pihak-pihak dalam asuransi yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian asuransi.

b. Status Pihak-pihak, penanggung harus berstatus sebagai perusahaan badan hukum, dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Perseroan (Persero), atau koperasi.


(44)

pentingan yang melekat pada benda dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti kerugian.

d. Peristiwa Asuransi, peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum

(legal act) berupa persetujuan atau kesepakatan bebas antara

penanggung dan tertanggung mengenai objek asuransi, peristiwa tidak pasti (evenemen) yang mengancam benda asuransi dan syarat-syarat yang berlaku dalam asuransi.

e. Hubungan Asuransi, hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterikatan (legally bound), yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. (Abdulkadir, 2006:8).

f. Tujuan yang ingin dicapai g. Syarat-syarat yang berlaku h. Bentuk akta polis asuransi.

3. Manfaat Asuransi

Menyisihkan penghasilan untuk mengikuti program asuransi merupakan salah satu cara untuk memperoleh jaminan terhadap musibah yang dapat menimpa seseorang.

Terdapat beberapa pendapat mengenai manfaat asuransi. Manfa -faatasuransi seperti yang dikemukakan oleh Darmawi (1998:4), yaitu :

a. Asuransi melindungi risiko investasi b. Asuransi sebagai sumber dana investasi


(45)

34

c. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit d. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran e. Asuransi mengurangi biaya modal

f. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan g. Asuransi dapat meratakan keuntungan

h. Asuransi dapat menyediakan layanan professional i. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian j. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan

Sedangkan manfaat asuransi menurut Widjaja(1997:70), yaitu : a. Asuransi dapat memberikan rasa terjamin atau rasa aman dalam

menjalankan usaha.

b. Asuransi dapat menaikkan efisiensi dan kegiatan perusahaan, sebab dengan pengalihan resiko kepada perusahaan asuransi maka perusahaan akan mencurahkan perhatian dan pikirannya pada peningkatan usaha.

c. Asuransi cenderung ke arah perkiraan dan penilaian biaya yang layak, dengan demikian perusahaan akan memperhitungkan adanya ganti rugi dari asuransi di dalam ia menilai biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

d. Asuransi merupakan dasar pertimbangan dari pemberian suatu kredit.

e. Asuransi dapat mengurangi timbulnya kerugian-kerugian.

f. Asuransi merupakan alat untuk membentuk modal pendapatan atau untuk harapan masa depan, terutama dalam asuransi jiwa. g. Asuransi merupakan alat pembangunan. Premi yang terkumpul

dapat dipakai sebagai dana investasi dalam pmbangunan.

Menurut Nugroho (2011:12), manfaaat asuransi lainnya yaitu manfaat primer asuransi dan manfaat sekunder asuransi. Berikut ma-


(46)

nfaat primer asuransi, yaitu : a. Pemindahan resiko b. Penghimpun dana

c. Pembayaran premi asuransi yang seimbang Manfaat skunder asuransi, yaitu :

a. Pemberi rasa aman b. Pengendalian kerugian

c. Terjaganya kelangsungan aktivitas masyarakat d. Sumber dana investasi

e. Pendorong pertumbuhan ekonomi.

4. Jenis-jenis Asuransi

Menurut Widjaja (2003:82), jenis-jenis asuransi dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Asuransi kerugian, misalnya asuransi pencurian, asuransi pembongkaran, asuransi perampokan, asuransi kebakaran, asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian.

b. Asuransi jumlah, contoh asuransi jumlah :

Asuransi jiwa, asuransi sakit, asuransi kecelakaan.

Menurut Nugroho (2011:23) berbagai kepentingan yang berlai- nan untuk setiap orang asuransi dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut :

a. Asuransi berdasarkan jenis objeknya: 1) Asuransi orang


(47)

36

3) Asuransi dana pensiun 4) Asuransi pendidikan 5) Asuransi kesehatan 6) Asuransi kecelakaan diri 7) Asuransi harta benda 8) Asuransi kebakaran 9) Asuransi pengangkutan 10)Asuransi kenderaan bermotor 11)Asuransi kapal laut

12)Asuransi pesawat terbang 13)Asuransi minyak dan gas bumi 14)Asuransi rekayasa

15)Asuransi tanggung gugat b. Asuransi berdasarkan sifatnya:

1) Asuransi sosial

Perusahaan asuransi yang mengelola usaha asuransi social adalah PT Asuransi Ksehatan (PT Askes), PT Jasa Raharja, PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PT Taspen), PT Jaminan Asuransi Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek), PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PT Asabri).

2) Asuransi sukarela

Asuransi sukarela pada umumnya dikelola oleh swasta, misalnya PT Asuransi Allianzs Utama Indonesia dan PT Prudential Life Assurance.


(48)

5. Polis Asuransi

Polis Asuransi merupakan suatu bukti perjanjian yang menjadi dasar perikatan dalam asuransi antara pihak tertanggung dan pihak penanggung. Perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Produk yang dijual oleh perusahaan asuransi adalah janji-janji yang dicantumkan dalam suatu kontrak yang dikenal dengan sebutan polis.

6. Pengertian Asuransi Jiwa

Menurut Undang-Undang No. 2 asuransi atau pertanggungan jiwa adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

7. Polis Asuransi Jiwa

Pada AJB Bumiputera polis merupakan surat perjanjian yang memuat perjanjian asuransi jiwa antara pemegang polis dengan badan. Polis ini haruslah dijaga dengan sangat hati-hati karena polis sangat penting jika ingin mengajukan klaim.

C. Klaim Meninggal

Klaim asuransi jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak pemegang polis atau yang ditunjuk kepada pihak asuransi, atas sejumlah pembayaran Uang Pertanggungan (UP) atau nilai tunai yang timbul karena syarat-syarat dalam


(49)

38

perjanjian asuransi telah terpenuhi. Klaim menurut AJB Bumiputera adalah tuntutan yang diajukan karena haknya telah terpenuhi.

Fungsi klaim pada perusahaan asuransi adalah alat untuk memenuhi perjanjian kontrak untuk memberikan perlindungan financial pada saat peserta asuransi mengalami kerugian atau loss

.

1. Yang menyebabkan terjadinya klaim:

a. Tertanggung meninggal dunia

b. Pemegang polis menghentikan pembayaran preminya dan memutuskan perjanjian asuransi pada saat polis sudah mempunyai nilai tunai

c. Perjanjian asuransi sudah berakhir sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam polis dan kewajiban pemegang polis telah terpenuhi atau polis dalam keadaan lapse tetapi telah mempunyai nilai tunai (habis kontrak bebas premi)

d. Tertanggung mendapat kecelakaan

e. Tertanggung karena suatu penyakit perlu diopname atau rawat jalan

2. Jenis-jenis klaim

a. Klaim meninggal dunia

b. Klaim penebusan polis atau nilai tunai c. Klaim habis kontrak

d. Klaim kecelakaan


(50)

3. Prosedur pengajuan klaim asuransi :

Menurut Nugroho (2011:69), prosedur pengajuan klaim asuransi yaitu: a. Masa aktif polis asuransi

b. Pemberitahuan kerugian c. Laporan Kerugian

d. Dokumen pendukung klaim asuransi e. Peneliti polis asuransi

f. Penelitian klaim asuransi g. Penunjukan loss adjuster

h. Penyampaian keabsahan klaim asuransi i. Penyelesaian klaim asuransi.

Klaim meninggal pada AJB Bumiputera terjadi apabila Pemegang Polis atau Yang Ditunjuk mengajukan pembayaran manfaat asuransi jika Tertanggung meninggal dunia dan polisnya dalam keadaan inforce. Persyaratan yang harus dipenuhi pada saat pengajuan klaim yaitu :

a. Surat Pengajuan Klaim

b. Polis atau Surat Pengakuan Utang jika polis dijadikan agunan pinjaman. c. Fotokopi bukti identitas diri Tertanggung dan Pemegang Polis (KTP/-

SIM/pasport) yang masih berlaku dengan menunjukkan aslinya.

d. Fotokopi bukti identitas diri Yang Ditunjuk (KTP/SIM/passport) yang masih berlaku dengan menunjukkan aslinya.


(51)

40

e. Surat Pernyataan Klaim Meninggal dari ahli waris/Yang Ditunjuk dengan materai secukupnya.

f. Surat Pernyataan Klaim Meninggal dari Lurah yang dilegalisir oleh Camat dan/atau Akte Kematian yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

g. Surat kuasa dari ahli waris kepada Perusahaan untuk bias mendapatkan riwayat kesehatan Tertanggung sebelum meninggal.

h. Surat keterangan meninggal dari Rumah Sakit/Pukesmas atau dokter yang merawat apabila meninggal dalam perawatan dan dilengkapi dengan Laporan Penjelasan Riwayat Perawatan dan dilengkapi dengan Laporan Penjelasan Riwayat Perawatan yang ditandatangani oleh dokter yang memeriksa.

i. Surat Keterangan Proses Verbal dari Kepolisian apabila meninggal akibat kecelakaan atau pembunuhan.

j. Surat Visum Et Repertum dari Rumah Sakit apabila meninggal akibat kecelakaan atau pembunuhan.

k. Surat keterangan pembedahan mayat/otopsi dari Rumah Sakit. l. Laporan Penyelidikan Klaim Meninggal dari Kantor Cabang.

D. Sistem Informasi Akuntansi Klaim Meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

Penerapan sistem informasi akuntansi klaim meninggal pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan sudah memakai sistem yang terkomputerisasi yang sesuai dengan aturan pemerintah.


(52)

Penerapan sistem informasi akuntansi klaim meninggal di perusahaan AJB Bumiputera ini dapat diketahui dari prosedur pengajuan klaim Asuransi Jiwa oleh tertanggung kepada penanggung, di mana prosedur ini bermula pada kantor cabang. Prosedur pengajuan klaim meninggal pada kantor cabang tersebut :

1. Ahli waris atau pengaju klaim mengisi formulir Surat Pengajuan Klaim dari AJB Bumiputera 1912,

2. Kemudian ahli waris atau pengaju klaim mengisi dan menandatangani dengan benar Surat Pengajuan Klaim tersebut dan diserahkan kepada bagian Servis Pemegang Polis (SPP) dengan melampirkan syarat-syarat pengajuan klaim seperti kuitansi premi terakhir, polis, foto copy identitas tertangung.

3. Petugas bagian Servis Pemegang Polis (SPP) ini akan meneliti kelengkapan berkas-berkas tersebut,

4. Setelah itu berkas-berkas tersebut diberikan ke penata usaha untuk dilakukan pengecekan ulang kelengkapan dan syarat administrasi yang diperlukan dalam pengajuan klaim, kemudian dilanjutkan ke pimpinan cabang,

5. Apabila berkas tidak memenuhi syarat, ditolak dan dikembalikan guna diperbaiki dan dilengkapi oleh ahli waris atau pengaju klaim. Berkas yang dianggap lengkap diserahkan kepada badan (AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang) dan dikirim ke Kantor Pusat AJB Bumiputera 1912 di Jakarta,


(53)

42

6. Kemudian setelah dinyatakan layak dan sah untuk menerima klaim Kantor Pusat AJB Bumiputera 1912 di Jakarta akan memerintahkan kepada Kantor Cabang untuk melakukan pembayaran.

Berdasarkan Peraturan Direksi AJB Bumiputera 1912, terdapat prosedur penanganan dan administrasi klaim :

1. Prosedur Pengambilan Keputusan

a. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan berkas klaim. b. Membuat keputusan klaim sesuai batas kewenangannya.

c. Apabila nilai klaim melebihi batas kewenangan maka seluruh berkas klaim dikirimkan ke kantor atasan untuk dimintakan keputusan. d. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah menerima berkas klaim,

pejabat yang berwenang untuk memutuskan harus sudah membuat keputusan pembayaran atau penolakan klaim.

e. Bila data tidak lengkap/tidak sinkron maka klaim harus dikirimkan ke Departemen Klaim.

f. Selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah berkas klaim di luar kewenangan diterima harus sudah dikirimkan ke kantor atasan.

2. Prosedur Pembayaran atau Penolakan

a. Seluruh pembayaran klaim dilakukan di kantor cabang.

b. Pejabat kantor atasan membuat surat pemberitahuan kepada kantor bawahan tentang pembayaran atau penolakan klaim atas klaim yang diajukan disertai dengan pemberian kewenangan untuk membayar. c. Kantor Cabang membuat surat pemberitahuan kepada Pemegang Po


(54)

-lis atau Yang Ditunjuk tentang pembayaran atau penolakan klaim atas klaim yang diajukan.

d. Kantor Cabang mmbayar klaim sesuai keputusan klaim yang telah dibuat setelah kuitansi ditandatangani oleh yang berhak menerima pembayaran klaim.

e. Setiap polis/sertifikat pengganti polis yang manfaatnya secara keseluruhan telah dibayarkan secara otomatis perjanjian asuransinya berakhir dan atas polis tersebut dibubuhi cap “nomor dan tanggal” buku kas pada halaman muka polis/sertifikat.

f. Semua berkas klaim meninggal dikirim ke Departmen Klaim. 3. Prosedur Pencatatan Klaim

a. Melakukan entry data atas klaim yang diajukan dalam aplikasi.

b. Melakukan pencatatan data mutasi klaim dengan menggunakan Blanko PP.12.

c. Melakukan perbandingan jumlah klaim menurut Data Mutasi Klaim dengan data keuangan, jika terdapat perbedaan maka harus menelusuri dan menjelaskan perbedaan tersebut.

4. Prosedur Pelaporan Klaim

a. Kantor Cabang mengirimkan seluruh dokumen klaim ke Kantor Wilayah untuk diverifikasi.

b. Mencetak laporan hasil rekomendasi Data Mutasi Klaim ke Departemen Klaim.


(55)

44

tolak untuk dibayar disertai dengan alas an penolakannya dengan menggunakan Daftar Penolakan Klaim.

d. Kantor Cabang dan Kantor Wilayah melaporkan klaim yang bermasalah dan yang belum dibayar ke kantor atasannya.

Setelah surat pengajuan klaim meninggal di setujui, maka selanjutnya Kantor Wilayah mengarsip seluruh dokumen klaim yang verifikasinya dilakukan di Kantor Wilayah. Adapun ketentuan khusus pada klaim meninggal yaitu terlebih dahulu harus dilakukan investigasi, baik di Kantor Cabang, Kantor Wilayah, maupun Departemen Klaim. Seluruh berkas asli pembayaran klaim meninggal dikirm ke Departemen Klaim segera setelah dilakukan pembayaran klaim.

Untuk pembayaran manfaat klaim meninggal dibayarkan kepada Yang Ditunjuk yang namanya tercantum dalam polis yang bersangkutan dengan ketentuan :

1. Apabila Yang Ditunjuk belum dewasa atau sudah dewasa atau tidak cakap hukum maka dapat diterimakan kepada pengampunya yang dibuktikan dengan surat penetapan dari Pengadilan Negeri atau Mahkamah Syariah.

2. Apabila diantara Yang Ditunjuk ada yang sudah dewasa, maka yang bersangkutan dapat bertindak mewakili yang lain. Dalam hal demikian diperlukan Surat Keterangan yang diketahui serendah-rendahnya oleh Camat.


(56)

Ditunjuk meninggal dunia sebelumnya atau bersama-sama dengan Peserta, sesuai ketentuan yang berlaku. Keabsahan status sebagai Ahli Waris dapat dibuktikan dengan beberapa bukti otentik berdasarkan Fatwa Waris dari Pengadilan Agama atau Mahkamah Syariah atau Penetapan Pengadilan Negeri.

Masa Observasi klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 yaitu: 1. Polis dikenakan masa percobaan selama 2 tahun sejak polis diterbitkan,

dengan ketentuan :

Tahun Pertama 60 % dari benefit kematian

Tahun Kedua 80 % dari benefit kematian

Tahun Ketiga dan seterusnya 100 % dari benefit kematian

2. Perkecualian masa percobaan tidak berlaku (santunan tetap dibayar 100 %) dalam hal tertanggung meninggal karena :

a. Kecelakaan

b. Penyakit yang oleh Dinas Kesehatan setempat dinyatakan sebagai wabah untuk daerah tempat Tertanggung meninggal dunia.

Kewenangan memutuskan dan mengesahkan pembayaran klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 yaitu :

1. Kepala Cabang berwenang memutuskan :

a. Klaim meninggal akibat kecelakaan, dengan nilai maksimal Rp. 10.000.000


(57)

46

b. Klaim meninggal tahun ketiga atau tahun setelahnya bukan akibat kecelakaan, dengan nilai maksimal Rp. 10. 000.000.

2. Kepala Wilayah berwenang memutuskan :

a. Klaim meninggal akibat kecelakaan dngan nilai di atas Rp. 10.000.000 – Rp. 200.000.000.

b. Klaim meninggal tahun ketiga atau tahun setelahnya bukan akibat kecelakaan, dengan nilai di atas Rp. 10. 000.000 – Rp. 200.000.000.

3. Kepala Departemen Klaim berwenang memutuskan :

a. Klaim meninggal tahun pertama atau tahun kedua bukan akibat kecelakaan dengan nilai sampai dengan maksimal Rp. 300.000.000 b. Klaim meninggal akibat kecelakaan dengan nilai di atas Rp.

200.000.000 – Rp. 300.000.000.

c. Klaim meninggal tahun ketiga atau tahun setelahnya bukan akibat kecelakaan, dengan nilai di atas Rp. 10. 000.000 – Rp. 200.000.000.

Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi, perusahaan AJB Bumiputera 1912 sudah memenuhi unsur-unsur yang merupakan dasar bagi terlaksananya suatu sistem informasi akuntansi yang memadai. Unsur-unsur tersebut yaitu berupa formulir dan catatan-catatan. Hambatan hambatan dalam sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal dunia pada AJB Bumiputera yaitu:

1. Adanya dokumen yang tidak lengkap. Untuk itu pihak AJB Bumiputera 1912 akan menghubungi pihak tertanggung dan memberikan waktu lebih lama untuk melengkapi.


(58)

2. Sistem Informasi Akuntansi yang sudah terkomputerisasi, biasanya pada waktu tertentu sistem yang terdapat di AJB Bumiputera 1912 mengalami

buffering, sehingga menghambat jalannya pekerjaan-pekerjaan yang

sudah diagendakan. Ini menjadi keluhan para pegawainya, karena pekerjaan yang seharusnya selesai tepat pada waktunya, pekerjaan ini menjadi terhambat dikarenakan sistem yang tidak berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan perusahaan AJB Bumiputera 1912 yaitu para pegawainya akan memanfaatkan waktu pada saat sistem tidak bermasalah dengan sebaik-baiknya.

3. Karena perusahaan AJB Bumiputera 1912 memiliki banyak cabang di Indonesia, maka pada Kantor Wilayah Medan terdapat banyaknya surat pengajuan yang berasal dari cabang-cabang yang terdaftar dalam Kantor Wilayah Medan. Karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, pengajuan klaim meninggal dunia menjadi terhambat. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Kantor Cabang akan menghubungi Kantor Wilayah untuk mempercepat proses pengajuan.

Dari upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak asuransi membuktikan bahwa AJB Bumiputera 1912 ingin memperlancar dan membantu prosedur pengajuan klaim meninggal dan tidak ada niatan untuk memperlambat, sehingga masyarakat akan merasa senang dan aman untuk mengasuransikan jiwa di AJB Bumiputera 1912. Maka dari itu sistm informasi akuntansi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan sudah cukup baik.


(59)

48

E. Formulir atau Dokumen yang Digunakan dalam Klaim Meninggal Adapun formulir atau dokumen yang digunakan dalam klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan yaitu:

1. Surat izin telah disetujuinya pengajuan klaim meninggal dari perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

2. Surat yang berisi hasil penelitian berkas klaim meninggal dunia dari Kantor Wilayah.

3. Kertas kerja/check list penelitian klaim yang telah ditandatangi oleh Kantor Wilayah.

4. Surat pengajuan klaim meninggal dunia dari Kantor Cabang yang telah dilengkapi syarat-syarat pengajuan klaim meninggal pada perusahaan AJB Bumiputera 1912.

Surat-surat izin diberi nomor urut cetak, sehingga jika terjadi kesalahan atau keterlambatan dalam proses pengajuan klaim meninggal ini, maka akan menjadi lebih mudah dalam mencari dokumen pengajuan tersebut. Adapun pengendalian internal dalam formulir dan dokumen ini yaitu dilakukannya pemeriksaan mendadak oleh utusan dari Kantor Pengawasan dan Pengendalian Internal untuk memeriksa arsip dokumen-dokumen yang telah disetujui.


(60)

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya mengenai Sistem Informasi Akuntansi terhadap pengajuan klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal yang diterapkan pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan secara keseluruhan sudah cukup baik karena telah memenuhi unsur-unsur dan tujuan dari sistem informasi pengajuan klaim.Unsur-unsur tersebut yaitu berupa formulir dan catatan-catatan yang berisi informasi berbentuk laporan keuangan.

2. Setiap transaksi yang dilakukan diotorisasi oleh fungsi yang berwenang. 3. Ada beberapa hambatan dalam pengajuan klaim diantaranya masalah

kelengkapan dokumen.. masalah koneksi ataupun jaringan internet yang

buffering, dan masalah banyaknya pengajuan yang berasal dari kantor-kantor cabang yang lain. Namun perusahaan AJB Bumiputera 1912 sudah mengantisipasi akan adanya hal tersebut sehingga prosedur pengajuan klaim bisa terselesaikan.

4. Kebenaran data-data yang diajukan sudah lengkap dan benar, maka bagian klaim akan menyetujui pengajuan klaim tersebut. Klaim akan ditunda apabila peserta mengajukan klaim namun ada beberapa prosedur dan syarat yang kurang. Sedangkan klaim akan ditolak seluruhnya bila


(61)

50

adanya pngecualian oleh perusahaan dalam membayar uang pertanggungan, nasabah terlalu lama mengajukan klaim, dan tidak dibayarnya premi oleh nasabah dalam jangka waktu yang ditentukan.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang didapat, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Apabila ingin mengajukan klaim meninggal sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu semua persyaratan yang akan dibutuhkan agar mempermudah pengaju dan perusahaan AJB Bumiputera 1912 akan mudah menanganinya.

2. Pengaju harus membaca polis dengan seksama dan harus memahaminya. Misalnya kondisi apa saja termasuk dalam pertanggungan asuransi, penyakit tertentu yang tidak termasuk dalam penggantian asuransi, berapa besar uang pertanggungan, dan sebagainya, sehingga ketika mengajukan klaim akan memperoleh manfaat yang seharusnya diterima. 3. Hendaknya, perusahaan AJB Bumiputera 1912 mensosialisasikan

prosedur klaim yang benar dan sesuai agar bisa lebih dimengerti ketika mengajukan klaim sehingga akan mempermudah bagi perusahaan dalam menanganinya dan pengaju juga merasa terbantu.


(62)

Dasartha V, Rama, &Jones, Fredick L, 2008. Sistem Informasi Akuntansi.

Terjemahkan Wibowo. Jakarta: Salemba Empat.

Djojosoedarso, Soeisno, 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi.Jakarta: Salemba Empat

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1, Jakarta: Penerbit SalembaEmpat.

Krismiaji, 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mahmudi, Ali, 2005. Accurate Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan, Edisi Pertama,Jakarta: Penerbit PT Grasindo.

Muhammad, Abdulkadir, 2006. Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan Keempat, Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti.

Romney, Marshal B, dan Steinbart, Paul Jhon, 2014. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 13, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Salim, Abbas, 1998. Asuransi & Manajemen Risiko, Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada.


(1)

46

b. Klaim meninggal tahun ketiga atau tahun setelahnya bukan akibat kecelakaan, dengan nilai maksimal Rp. 10. 000.000.

2. Kepala Wilayah berwenang memutuskan :

a. Klaim meninggal akibat kecelakaan dngan nilai di atas Rp. 10.000.000 – Rp. 200.000.000.

b. Klaim meninggal tahun ketiga atau tahun setelahnya bukan akibat kecelakaan, dengan nilai di atas Rp. 10. 000.000 – Rp. 200.000.000.

3. Kepala Departemen Klaim berwenang memutuskan :

a. Klaim meninggal tahun pertama atau tahun kedua bukan akibat kecelakaan dengan nilai sampai dengan maksimal Rp. 300.000.000 b. Klaim meninggal akibat kecelakaan dengan nilai di atas Rp.

200.000.000 – Rp. 300.000.000.

c. Klaim meninggal tahun ketiga atau tahun setelahnya bukan akibat kecelakaan, dengan nilai di atas Rp. 10. 000.000 – Rp. 200.000.000.

Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi, perusahaan AJB Bumiputera 1912 sudah memenuhi unsur-unsur yang merupakan dasar bagi terlaksananya suatu sistem informasi akuntansi yang memadai. Unsur-unsur tersebut yaitu berupa formulir dan catatan-catatan. Hambatan hambatan dalam sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal dunia pada AJB Bumiputera yaitu:

1. Adanya dokumen yang tidak lengkap. Untuk itu pihak AJB Bumiputera 1912 akan menghubungi pihak tertanggung dan memberikan waktu lebih lama untuk melengkapi.


(2)

2. Sistem Informasi Akuntansi yang sudah terkomputerisasi, biasanya pada waktu tertentu sistem yang terdapat di AJB Bumiputera 1912 mengalami buffering, sehingga menghambat jalannya pekerjaan-pekerjaan yang sudah diagendakan. Ini menjadi keluhan para pegawainya, karena pekerjaan yang seharusnya selesai tepat pada waktunya, pekerjaan ini menjadi terhambat dikarenakan sistem yang tidak berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan perusahaan AJB Bumiputera 1912 yaitu para pegawainya akan memanfaatkan waktu pada saat sistem tidak bermasalah dengan sebaik-baiknya.

3. Karena perusahaan AJB Bumiputera 1912 memiliki banyak cabang di Indonesia, maka pada Kantor Wilayah Medan terdapat banyaknya surat pengajuan yang berasal dari cabang-cabang yang terdaftar dalam Kantor Wilayah Medan. Karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, pengajuan klaim meninggal dunia menjadi terhambat. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Kantor Cabang akan menghubungi Kantor Wilayah untuk mempercepat proses pengajuan.

Dari upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak asuransi membuktikan bahwa AJB Bumiputera 1912 ingin memperlancar dan membantu prosedur pengajuan klaim meninggal dan tidak ada niatan untuk memperlambat, sehingga masyarakat akan merasa senang dan aman untuk mengasuransikan jiwa di AJB Bumiputera 1912. Maka dari itu sistm informasi akuntansi pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan sudah cukup baik.


(3)

48

E. Formulir atau Dokumen yang Digunakan dalam Klaim Meninggal Adapun formulir atau dokumen yang digunakan dalam klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan yaitu:

1. Surat izin telah disetujuinya pengajuan klaim meninggal dari perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

2. Surat yang berisi hasil penelitian berkas klaim meninggal dunia dari Kantor Wilayah.

3. Kertas kerja/check list penelitian klaim yang telah ditandatangi oleh Kantor Wilayah.

4. Surat pengajuan klaim meninggal dunia dari Kantor Cabang yang telah dilengkapi syarat-syarat pengajuan klaim meninggal pada perusahaan AJB Bumiputera 1912.

Surat-surat izin diberi nomor urut cetak, sehingga jika terjadi kesalahan atau keterlambatan dalam proses pengajuan klaim meninggal ini, maka akan menjadi lebih mudah dalam mencari dokumen pengajuan tersebut. Adapun pengendalian internal dalam formulir dan dokumen ini yaitu dilakukannya pemeriksaan mendadak oleh utusan dari Kantor Pengawasan dan Pengendalian Internal untuk memeriksa arsip dokumen-dokumen yang telah disetujui.


(4)

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya mengenai Sistem Informasi Akuntansi terhadap pengajuan klaim meninggal pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi pengajuan klaim meninggal yang diterapkan pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan secara keseluruhan sudah cukup baik karena telah memenuhi unsur-unsur dan tujuan dari sistem informasi pengajuan klaim.Unsur-unsur tersebut yaitu berupa formulir dan catatan-catatan yang berisi informasi berbentuk laporan keuangan.

2. Setiap transaksi yang dilakukan diotorisasi oleh fungsi yang berwenang. 3. Ada beberapa hambatan dalam pengajuan klaim diantaranya masalah

kelengkapan dokumen.. masalah koneksi ataupun jaringan internet yang buffering, dan masalah banyaknya pengajuan yang berasal dari kantor-kantor cabang yang lain. Namun perusahaan AJB Bumiputera 1912 sudah mengantisipasi akan adanya hal tersebut sehingga prosedur pengajuan klaim bisa terselesaikan.

4. Kebenaran data-data yang diajukan sudah lengkap dan benar, maka bagian klaim akan menyetujui pengajuan klaim tersebut. Klaim akan ditunda apabila peserta mengajukan klaim namun ada beberapa prosedur


(5)

50

adanya pngecualian oleh perusahaan dalam membayar uang pertanggungan, nasabah terlalu lama mengajukan klaim, dan tidak dibayarnya premi oleh nasabah dalam jangka waktu yang ditentukan.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang didapat, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Apabila ingin mengajukan klaim meninggal sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu semua persyaratan yang akan dibutuhkan agar mempermudah pengaju dan perusahaan AJB Bumiputera 1912 akan mudah menanganinya.

2. Pengaju harus membaca polis dengan seksama dan harus memahaminya. Misalnya kondisi apa saja termasuk dalam pertanggungan asuransi, penyakit tertentu yang tidak termasuk dalam penggantian asuransi, berapa besar uang pertanggungan, dan sebagainya, sehingga ketika mengajukan klaim akan memperoleh manfaat yang seharusnya diterima. 3. Hendaknya, perusahaan AJB Bumiputera 1912 mensosialisasikan

prosedur klaim yang benar dan sesuai agar bisa lebih dimengerti ketika mengajukan klaim sehingga akan mempermudah bagi perusahaan dalam menanganinya dan pengaju juga merasa terbantu.


(6)

Dasartha V, Rama, &Jones, Fredick L, 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahkan Wibowo. Jakarta: Salemba Empat.

Djojosoedarso, Soeisno, 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi.Jakarta: Salemba Empat

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1, Jakarta: Penerbit SalembaEmpat.

Krismiaji, 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mahmudi, Ali, 2005. Accurate Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan, Edisi Pertama,Jakarta: Penerbit PT Grasindo.

Muhammad, Abdulkadir, 2006. Hukum Asuransi Indonesia, Cetakan Keempat, Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti.

Romney, Marshal B, dan Steinbart, Paul Jhon, 2014. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 13, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Salim, Abbas, 1998. Asuransi & Manajemen Risiko, Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada.