Utami Purbasari, 2014 Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini melalui penggunaan media
film kartun interaktif Dora The Explorer Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lima tahun pertama adalah saat-saat emas atau golden age. Pada usia ini anak belajar banyak tentang segala sesuatu dari ibu,ayah,
keluarga dekat serta lingkungannya. Sebagaimana dikemukakan Wibowo 2012:25 :
Usia dini merupakan momen yang amat penting bagi tumbuh kembang anak. Selain bagian otak anak mengalami perkembangan
yang sangat pesat, usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan golden age, yaitu masa di mana semua stimulasi
segenap aspek perkembangan mengambil peran penting bagi pertumbuhan anak selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini atau usia prasekolah adalah masa dimana anak belum memasuki pendidikan formal. Sebagaimana yang disebutkan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 14 bahwa :
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
Rentang usia
dini merupakan
saat yang
tepat dalam
mengembangkan potensi kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada
kehidupan masa depannya. Sebaliknya pengembangan potensi anak yang asal-asalan, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari
harapan.PAUD juga dapat dijadikan cermin untuk melihat keberhasilan
Utami Purbasari, 2014 Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini melalui penggunaan media
film kartun interaktif Dora The Explorer Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
anak di masa yang akandatang. Anak yang mendapatkan layanan yang baik semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih besar untuk meraih
keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai membutuhkan
perjuangan cukup berat untuk mengembangkan kehidupan selanjutnya. Salah satu aspek pengembangan pada anak usia dini adalah
kemampun berbahasa. Menurut Meggit 2013:7 Bahasa adalah system terstruktur
yang mentransmisikan
makna. Bahasa
biasanya dikomunikasikan melalui lisan, tetapi juga dapat melalui tulisan atau
isyarat. Lebih lanjut Meggit menjelaskan kemampuan berbahasa adalah salah satu aspek pengembangan anak usia dini, kemampuan berbahasa
dapat berkembang bila dirangsang melalui berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, berdiskusi dan bercerita.
Salah satu komponen kemampuan berbahasa yang termasuk dalam lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa ialah keterampilan
berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh anak karena berbicara sebagai salah
satu komponen kemampuan berbahasa mempunyai peran yang sangat penting
dalam berkomunikasi
terutama komunikasi
secara lisan.Sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock 1978:176 berbicara
adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud.
Menurut Dhieni et al. 2008:46, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang, yang terdiri dari
aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi : 1.
Ketepatan ucapan 2.
Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai
Utami Purbasari, 2014 Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini melalui penggunaan media
film kartun interaktif Dora The Explorer Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3. Pilihan kata
4. Ketepatan sasaran
Aspek non kebahasaan meliputi : 1.
Sikap tubuh, pandangan, bahasa, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat
2. Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang
lain 3.
Kenyaringan suara dan kelancaran bicara 4.
Relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu.
Pengembangan berbicara anak sangat penting untuk dikembangkan, karena perkembangan bahasa dan perilaku yang dilakukannya dapat
diketahui dengan
mengamati perkembangan
berbicara anak.Pengembangan bicara merupakan suatu hal yang esensial dan
sangat dibutuhkan oleh anak, sebab pengembangan bicara itu sangat berguna bagi anak untuk memperlancar kemampuan dan keterampilan
berbicara anak itu sendiri. Pada anak usia dini khususnya anak Taman Kanak-Kanak,
kemampuan berbahasa yang umum dan efektif digunakan adalah berbicara. Hal ini selaras dengan karakteristik umum kemampuan bahasa
pada anak usia tersebut. Karakteristik ini meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara dengan baik, melaksanakan tiga perintah lisan
secara berurutan dengan benar, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami,
membandingkan dua hal, memahami konsep timbal balik, menyusun kalimat, mengucapkan lebih dari tiga kalimat, dan mengenal tulisan
sederhana Dhieni, 2005: 3-7. Anak usia Taman Kanak-Kanak mempunyai karakteristik khusus
dalam kemampuan berbahasa atau berbicara, antara lain sudah dapat bicara lancar dengan kalimat sederhana, mengenal sejumlah kosakata,
Utami Purbasari, 2014 Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini melalui penggunaan media
film kartun interaktif Dora The Explorer Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menjawab dan membuat pertanyaan sederhana, serta menceritakan kembali isi cerita. Nurbiana Dhieni 2005: 3.8 menyebutkan bahwa
untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak membutuhkan reinforcement penguat, reward hadiah, pujian, stimulasi, dan model
atau contoh yang baik dari orang dewasa agar keterampilan berbicaranya dapat berkembang secara maksimal.
Tidak seperti orang dewasa yang dapat menguasai kemampuan berbahasa dalam waktu cepat, anak-anak perlu waktu lebih lama untuk
dapat membiasakan telinganya mendengar, membiasakan mulutnya mengucapkan kata-kata baru, serta membiasakan menggunakan bahasa
tubuh dan mimik muka yang tepat ketika berbicara.Hal ini berkaitan pula dengan masing-masing kemampuan anak dan faktor luar sebagai
pendukung anak dalam meningkatkan kemampuan berbahasa. Sayangnya kemampuan berbahasa kurang mendapatkan perhatian
dalam proses
belajar mengajar.
Kebanyakan pengajar
lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan menulis. Akibatnya
perbendaharaan kata anak masih terbatas dan kurang mampu mengungkapkan ide dan gagasan ketika menjawab pertanyaan guru.
Tidak jarang anak juga merasa belum paham dengan apa yang dibicarakannya, serta berbicara tanpa disertai dengan mimik muka yang
tepat Terkait permasalahan dalam penelitian ini, peneliti menilai bahwa di
Taman Kanak-Kanak ASIH Jatiluhur tempat peneliti melakukan penelitian, guru lebih menekankan pada kemampuan membaca dan
menulis, sedangkan kemampuan berbahasa anak dianggap kurang begitu penting. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 23 juli
2013, diketahui bahwa kemampuan berbahasa anak kelompok B di TK
Utami Purbasari, 2014 Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini melalui penggunaan media
film kartun interaktif Dora The Explorer Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
ASIH Jatiluhur masih rendah.Hal ini terlihat dari kurangnya kemampuan anak mengucapkan suatu kalimat dengan lancar, sehingga anak tidak
dapat menghasilkan kefasihan berbicara yang utuh. Selain itu, ketika guru memberikan pertanyaan, masih terdapat anak yang merasa bingung
menjawab pertanyaan tersebut sehingga memberi jawaban yang kurang jelas, begitu pula keika anak ingin mengungkapkan sesuatu atau
mengajukan pertanyaan sering timbul salah persepsi dari guru dikarenakan masih rendahnya kemampuan anak dalam menyusun kata
menjadi sebuah
kalimat sederhana
sehingga sering
terjadi misskomunikasi
antara anak dan guru. Stimulasi dan proses pembelajaran di TK ASIH, khususnya yang berhubungan dengan
kemampuan berbahasa, biasa dilakukan secara konvensional dan seadanya juga masih berpusat pada guru, sehingga pembicaraan masih di
dominasi guru. Proses pembelajaran juga sangat jarang menggunakan media. Kalaupun menggunakan media, hanya menggunakan gambar-
gambar yang ada dalam majalah atau buku paket. Strand dalam Boscolo 2002:4 mengatakan bahwa stimulasi yang
berkelanjutan, proses interaksi dan rumusan bahasa secara verbal dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Berdasarkan pendapat
Strand tersebut, maka sewajarnya anak-anak dari usia dini difasilitasi proses
interaksinya. Anak
perlu diberi
kesempatan untuk
mengekspresikan gagasannya secara lisan, sehingga mereka terampil berbicara ketika berinteraksi dengan orang dewasa dan teman sebayanya.
Senada dengan hal di atas, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini, salah satunya dengan menggunakan media film
kartun. sebagaimana dikemukakan oleh Munadi 2013:114, Film adalah media pembelajaran yang termasuk dalam kategori audio-visual murni
yang dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu
Utami Purbasari, 2014 Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini melalui penggunaan media
film kartun interaktif Dora The Explorer Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
unit, dinamakan media audio-visual murni seperti film gerak movie bersuara, televisi dan video.
Dari berbagai jenis film yang ada peneliti mempunyai ketertarikan untuk mengkaji lebih lanjut tentang film animasi atau kartun dan dari
beragam film kartun yang ada peneliti mengambil salah satu film kartun yang banyak digemari oleh anak-anak khususnya anak usia 4-6 tahun
yaitu film kartun Dora The Explorer. Dora The Explorer adalah serial kartun televisi anak-anak dari Amerika Serikat milik jaringan televisi
kabel Nickelodeon yang menceritakan tentang petualangan seorang gadis kecil bernama Dora dan sahabatnya, seekor kera bernama
boots.Film ini banyak menyisipkan unsur interaktifitas, mengajak penontonnya untuk ikut serta dalam cerita yang disajikannya.
www.wikipedia.org, 2007 Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Film Kartun
Interaktif”.
B. Rumusan Masalah