Heni Kurniati, 2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO
TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Anak merupakan makhluk sosial, artinya sepanjang hidup manusia tidak lepas untuk saling berhubungan, dan saling membutuhkan dengan orang
lain dalam menjalani kehidupan. Untuk mencapai kemampuan sosial, anak harus belajar menyesuaikan diri dengan orang lain. Hal di atas sesuai dengan
pendapat Yusuf 2011 yang menjelaskan kemampuan sosial dapat diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul di lingkungan
rumah maupun di sekolah, baik orang tua, saudara, atau orang dewasa lainnya.
Senada dengan pendapat Syaodih 2005, hlm. 34 menyatakan bahwa “pada dasarnya anak usia TK sebagai makhluk sosial yang memerlukan
kehadiran orang lain dalam kehidupannya serta memiliki keinginan yang kuat untuk dapat diterima oleh kelompoknya dan untuk dapat bergabung dengan
teman sebayanya”. Sebagai makhluk sosial, anak memiliki kemampuan berinteraksi
untuk menjalin hubungan dengan orang lain, baik secara verbal ataupun secara non verbal. Menjalin interaksi yang dapat diterima antara individu
dengan individu lainnya serta di lingkungannya perlu dikembangkan pada anak, selain itu kemampuan sopan santun di tatanan lingkungan perlu
dikembangkan, agar anak memiliki keterampilan sosial yang tau dimana posisi dan fungsinya dalam tatanan sosial dimana dia hidup.
Keterampilan sosial atau yang dikenal dengan social skill juga sebagai bagian dari kemampuan manusia untuk beradaptasi dan berhubungan dengan
orang lain. Keterampilan sosial anak usia dini merupakan kemampuan anak untuk mengadakan interaksi agar dapat berhubungan dengan lingkungannya
secara positif untuk membangun relasi dengan anak lain ataupun orang dewasa.
Sebagaimana pendapat
Fatimah 2010,
hlm. 27
yang mengemukakan bahwa, keterampilan sosial merupakan kemampuan
Heni Kurniati, 2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN
MAKRO TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seseorang dalam berinterinteraksi dengan orang lain serta dapat melakukan perbuatan yang dapat diterima oleh lingkungan.
Bentuk keterampilan sosial pada anak usia dini antara lain, membina dan menanggapi hubungan antar pribadi dengan anak lain secara memuaskan,
mempunyai rasa empati, tidak suka bertengkar, tidak ingin sendiri, berbagi, dan saling membantu serta mampu bekerja sama. Keterampilan sosial perlu
dikuasai karena akan membekali anak untuk memasuki tatanan kehidupan sosial yang lebih luas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Marliana 2012 menunjukan bahwa banyak anak-anak di Day Care Taman Isola UPI yang
memiliki beberapa masalah terkait dengan keterampilan sosialnya, seperti anak tidak mampu bersosialisasi, anak sulit berbagi, anak memilih-milih
teman, anak sulit untuk bekerja sama, anak tidak mau mengalah anak tidak sabar menunggu giliran, anak agresif, anak yang merusak atau merebut
barang atau barang yang dibawa anak lain dan sebaginya. Hal ini jika terus dibiarkan maka anak akan sulit beradaptasi dengan lingkungannya, dan ada
kemungkinan akan terjadi penolakan dari lingkungan tersebut kepada anak. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Asher, et al; Katz
dan Chard Nuraidah, 2009 menunjukan bahwa anak-anak yang tidak berhasil mengembangkan keterampilan sosial pada usia 4-6 tahun memiliki
kemungkinan akan bermasalah pada usia dewasa kelak. Penelitian lain yang dilakukan oleh Matson dan Ollendick Masitoh,
2011 menunjukan bahwa sekitar 90 - 98 dari anak mengalami kesulitan dalam interaksi sosial seperti takut saat berbicara, atau menyampaikan
pendapat, tidak memperhatikan ketika teman berbicara, mengambil barang tanpa meminta ijin, dan berkuasa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
penguasaan keterampilan sosial pada anak. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratiwi 2014 terkait
dengan perbedaan keterampilan sosial pada anak kelas 1 SD antara yang pernah mengikuti PAUD dengan yang tidak mengikuti PAUD, menunjukkan
hasil bahwa keterampilan sosial diperlukan agar anak mampu hidup dengan
Heni Kurniati, 2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO
TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
baik seperti yang diinginkan oleh masyarakat sesuai dengan nilai, norma dan peran yang dimiliki anak. Sehingga dengan keikutsertaan anak mengikuti
PAUD sangat berpengaruh untuk mengembangkan keterampilan sosial anak. Keterampilan sosial yang rendah menunjukkan prilaku anti sosial,
tidak mempunyai jiwa bekerjasama, tidak memiliki rasa empati, pertengkaran, serta penyendiri. Dipertegas oleh Hurlock 1978 mengenai
perilaku antisosial, diantaranya adalah sikap perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain, agresi atau permusuhan, terjadinya pertengkaran dengan anak
lain, mengejek dan menggeretak, perilaku yang sok kuasa, egosentrisme, berprasangka negatif, serta
antagonisme jenis kelamin.
Sehingga keterampilan sosial anak yang rendah akan memungkinkan adanya penolakan
dari lingkungan, anak akan sulit beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya atau akan timbul perilaku-perilaku yang lebih mengarah mementingkan diri
sendiri dan sebagainya. Adapun upaya untuk mengoptimalkan keterampilan sosial anak salah
satunya adalah dengan bermain peran. Bermain peran merupakan suatu bentuk aktivitas permainan yang dapat membantu aspek-aspek pekembangan
pada anak seperti bahasa, spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan juga fisiknya, serta anak dapat mempelajari suatu mengenai tata tertib aturan dan
tata cara dalam kehidupan. Padmonodewo 1995, dalam Rofianah 2013, hlm. 6 menerangkan
bahwa bermain peran makro merupakan kegiatan berpura-pura dengan melakukan imitasi yaitu anak melakukan peran dengan meniru orang
disekitarnya dengan memainkan tingkah laku dan pembicaraannya, serta menirukan gerakan misalnya menirukan pembicaraan pedagang dengan
pembeli, guru dengan murid, dokter dengan pasien dan lain-lain. Selain itu metode bermain peran makro sendiri merupakan kegiatan bermain peran yang
menggunakan media yang berukuran sebenarnya, dan dapat menggunakan alat yang digunakan di kehidupan sehari-hari.
Heni Kurniati, 2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN
MAKRO TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Coughlin 2014, bermain peran berdampak pada beberapa aspek perkembangan anak, salah satunya dengan bermain peran makro anak
saling kontribusi satu sama lain, anak menempatkan dirinya pada posisi orang lain, memahami arti hubungan sosial, bekerja sama, dengan demikian hal ini
mendukung keterampilan sosial anak. Membina hubungan melalui kegiatan bermain peran dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang
mendukung keberhasilan anak untuk bergaul. Sebagai upaya untuk mengembangkan keterampilan sosial yakni anak
perlu dilibatkan dalam kegiatan bermain peran makro. Sebab bermain peran makro dimainkan dengan imajinasi dan anak berperan sesungguhnya dan
menjadi seseorang atau sesuatu, yang didapatkan dari pengalaman sehari-hari yang anak temui, atau bahkan dari tokoh yang di idolakannya. Serta dalam
kegiatan bermain peran makro yaitu adanya lawan main untuk berkomunikasi satu sama lain, yang memungkinkan adanya indikasi untuk mengembangkan
keterampilan sosial anak melalui kegiatan bermain peran makro. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas penelitian
memfokuskan kajian
pada
“Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Makro terhadap Keterampilan
Anak Usia Dini ”.
B. Rumusan Masalah Penelitian