IV - 1
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan
1. Analisis Lingkungan Strategis
Sebelum dirumuskan permasalahan pembangunan daerah, terdapat beberapa faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan
tantangan yang perlu dikemukakan terlebih dahulu untuk dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam penetapan strategi dan kebijakan.
a. Kekuatan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, luas wilayah keseluruhan Provinsi
Kepulauan Riau yaitu 251.810,71 km² yang terdiri dari luas daratan 10.595,41 km² dan luas lautan 241.215,30 km², namun tidak terdapat rincian menurut
KabupatenKota.
Sedangkan berdasarkan hitungan teknis dari Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal tahun 2007 dengan mengabaikan batas wilayah kewenangan
pengelolaan sejauh 12 mil laut, luas laut Provinsi Kepulauan Riau sebesar 417.012,97 km², dengan jumlah Penduduk tahun 2015 berdasarkan data BPS,
jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak 1.973.043 jiwa. Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan
sangat besar. Selain itu, potensi pulau yang sangat banyak dengan keindahan alam pantai yang menakjubkan menjadi potensi pengembangan wisata. Dilihat
dari Produk Domestik Regional Bruto, tiga sektor utama penyumbang PDRB yaitu: sektor industri pengolahan, sektor konstruksi dan sektor pertambangan
dan penggalian. Kekuatan lainnya adalah potensi SDM aparatur Pemerintah Provinsi Kepri tergolong potensial, dengan komposisi sebagian besar sarjana
serta keunggulan budaya daerah, nilai adat istiadat dan seni budaya Melayu sebagai jati diri masyarakat Provinsi Kepulauan Riau.
b. Kelemahan
Selain kekuatan, terdapat beberapa kelemahan yang dimiliki Provinsi Kepulauan Riau, antara lain: jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi
meskipun dilihat persentasenya rendah namun jika dilihat kinerja penurunannya melambat dan jumlah pengangguran yang cukup tinggi.
Disamping itu, kesenjangan antar wilayah dan antar kelompok pendapatan cukup tinggi, khususnya antara Kota Batam dengan Kabkota yang lain.
Kelemahan lainnya adalah lahan dan SDM di bidang pertanian terbatas, sehingga produksi pertanian belum mampu memenuhi kebutuhan pangan
seluruh penduduk.
Di bidang infrastruktur, ketersediaan pelabuhan dan dermaga serta kapal pengangkut untuk mendukung konektivitas antar pulau juga sangat kurang. Di
sisi yang lain kapasitas listrik yang kurang memadai di beberapa kabkota,
IV - 2 sehingga seringkali terjadi pemadaman bergilir. Ketersediaan air bersih di
beberapa kabkota juga kurang memadai. Begitu pula dengan jaringan telekomunikasi di beberapa pulau berpenghuni juga masih kurang.
c. Peluang