permukaan sel dan penyediaan substrat untuk adhesi sel bakteri. Proteinase terlibat langsung dalam invasi dan pengrusakan jaringan oleh bakteri, dan modulasi respon
imun pejamu.
24
Enzim proteolitik gingipain dan kolagenase yang dihasilkan P. gingivalis dapat berperan secara langsung dan tidak langsung dalam merusak jaringan
periodontal. Disamping itu, metabolit organik seperti amonia, propionat dan butirat juga menunjukkan kemampuan mengganggu sistem imun pejamu dan menunjukkan
toksisitas terhadap epitel gingiva.
28
P. gingivalis telah mengembangkan strategi adaptif untuk menyerang sel-sel epitel gingiva dan mengatasi mekanisme pertahanan pelindung sel epitel. P.
gingivalis melekat dan menyerang sel-sel epitel dengan menargetkan reseptor spesifik pejamu, memodulasi sinyal dan menderegulasi jaringan sitokin pejamu. Interaksi
antara P. gingivalis dan sel epitel menyebabkan aktivasi beberapa sinyal kaskade yang kompleks, yang akhirnya mengatur transkripsi gen target yang mengkode
efektor dan regulator dari respon kekebalan. Efektor dari sistem kekebalan bawaan, sitokin proinflamasi, kemokin, MMPs matriks metalloproteinases dan peptida
antimikroba diregulasi dan mungkin memiliki dampak langsung pada perkembangan penyakit dan proses peradangan, yang dapat berkontribusi terhadap kekebalan bakteri
dan perkembangan manifestasi penyakit periodontal kronis.
24
2.4 Perawatan Penyakit Periodontal
Seperti yang telah dijelaskan, plak bakteri adalah etiologi utama penyakit periodontal.
4
Sehingga, tujuan kunci perawatan periodontal adalah menyingkirkan bakteri patogenik plak, mengoreksi faktor resiko dan mencegah rekolonisasi bakteri.
8
Terdapat berbagai cara yang digunakan untuk menyingkirkan plak bakteri, diantaranya adalah dengan pembersihan mekanis dengan menggunakan sikat gigi,
pembersih interdental, skeling dan root planing, serta penggunaan bahan-bahan farmakologi tambahan.
21,8
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Pembersihan Mekanis
Pembersihan plak menggunakan sikat gigi telah diterima secara luas sebagai metode preventif penyakit periodontal. Inovasi bentuk sikat gigi semakin
berkembang, begitupun metode penggunaannya.
29
Namun, penelitian menunjukkan bahwa aktifitas menyikat gigi yang efektif hanya dapat membersihkan plak sekitar
65, dan tidak dapat membersihkan plak interproksimal, sehingga diperlukan pembersihan yang menggunakan sikat gigi interdental atau benang gigi dental
floss.
21
Pembersihan mekanis sehari-hari menggunakan sikat gigi dan benang gigi tidak cukup untuk mengatasi penyakit periodontal kronis. Skeling dan root planing
yang dikombinasikan dengan kontrol plak sehari-hari terbukti dapat menjadi pilihan perawatan, tampak dalam pengurangan inflamasi, pergeseran komposisi mikroba
menjadi flora dengan patogenitas lebih rendah, penurunan kedalaman poket dan penurunan perluasan penyakit. Namun, ada beberapa faktor yang dapat membatasi
keberhasilan dari perawatan menggunakan alat skeling dan root planing, faktor tersebut antara lain adalah bentuk anatomi dari akar gigi, furkasi dan kedalaman
poket periodontal. Oleh karena itu, dibutuhkan agen farmakologikal dalam perawatan
penyakit periodontal.
8
Hal ini juga dibutuhkan karena beberapa keadaan seperti dalam penyembuhan inflamasi akut, setelah bedah periodontal, dan pasien
kompromis medis.
21
2.4.2 Terapi Farmakologikal
Agen farmakoterapeutik dikelompokkan berdasarkan rute pemberiannya, yaitu secara lokal dan sistemik. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menilai
kegunaan dari antibiotik sistemik untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan periodontitis atau untuk meningkatkan status periodontal. Penggunaan
antibiotik sistemik tambahan diindikasikan jika dijumpai kondisi pasien yang penyakitnya tidak responsif terhadap debridemen secara mekanis, infeksi akut,
kompromis medis dan dalam progres penyakit. Pemberian antibiotik sistemik harus
Universitas Sumatera Utara
mengikuti prinsip yaitu, jika memungkinkan terlebih dahulu mengidentifikasi organisme patogenik dan tes sensitifitas antibiotik.
8
Penggunaan agen kemoterapeutik secara lokal dan langsung pada poket periodontal dapat mengubah komposisi flora patogenik dan meningkatkan
penyembuhan kondisi klinis periodontitis. Obat yang diberikan secara langsung memberikan beberapa keuntungan, yaitu, obat dengan konsentrasi bakterisidal dapat
dihantarkan langsung pada sisi yang memiliki aktifitas penyakit dan dapat digunakan dalam waktu yang lama.
8
Food and Drug Administration of United State FDA telah menyetujui penggunaan etilena vinil asetat yang mengandung serat tetrasiklin, chip gelatin yang
berisi klorheksidin dan formulasi minosiklin polimer sebagai tambahan untuk skeling dan root planing. FDA juga telah menyetujui doksisiklin hyclat dalam gel polimer
bioabsorable sebagai terapi yang berdiri sendiri untuk pengurangan kedalaman probing, perdarahan saat probing, dan peningkatan level perlekatan. Sistem obat
secara lokal memiliki keterbatasan dan keunggulan. Keunggulannya antara lain, kemudahan aplikasi, penggunaan langsung pada sisi berpenyakit yang tidak responsif
terhadap terapi konvensional, dan hasil pengobatan bisa ditingkatkan di sisi berpenyakit tersebut. Modalitas pemberian secara lokal telah menunjukkan perbaikan
klinis menguntungkan berkaitan dengan pengurangan kedalaman probing dan keuntungan dalam level perlekatan klinis.
8
Penggunaan antimikroba sintetik dengan cara pemberian secara lokal adalah kontraindikasi jika digunakan sebagai monoterapi,
masalah yang terkait dapat mencakup reaksi alergi, kemungkinan ketidakmampuan untuk melepaskan ikatan biofilm, dan kegagalan untuk menghilangkan kalkulus.
8
Penggunaan antimikroba sintetik juga tidak diperbolehkan selama kehamilan dan menyusui.
30
Penggunaan bahan herbal alami belakangan ini banyak menjadi perhatian beberapa peneliti. Hal ini disebabkan karena efek samping penggunaan herbal
kebanyakan lebih sedikit dibanding bahan sintetik serta efek resistensi dari antimikrobial sintetik dapat menjadi permasalahan sehingga perlu dipertimbangkan.
9
Universitas Sumatera Utara
2.5 Buah Delima