Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan domain
kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya. Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan
di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan
lainnya. Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selain itu, kreativitas guru sangat berperan dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang disesuaikan
dengan kondisi siswa serta sarana dan prasarana yang ada. “Demi peningkatan optimalisasi interaksi dalam pembelajaran, untuk
pokok bahasansub pokok bahasan tertentu mungkin dapat dicapai dengan pendekatan penemuan, pemecahan masalah atau
penyelidikan” Suherman, 2003.
3. Arti Penting Belajar
Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tidak pernah ada pendidikan tanpa
belajar. Pada era global ini, baik negara berkembang maupun
18
negara maju masalah pendidikan menjadi perhatian yang serius. Sampai-sampai di negara-negara maju prioritas pendiidikan
diarahkan pada permasalahan belajar. Di sana, belajar tidak kenal SARA Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan, baik di negara
Timur, Barat, Islam maupun non Islam. Jika pun ditemukan di sebagian Negara Eropa, seperti Perancis, Jerman, itu merupakan
kasus kecil yang kurang mendapat tempat di mata masyarakat dan pemerintah.
Belajar itu sangat penting sekali, meskipun demikian kita harus pahami bahwa yang namanya belajar tidak selalu berkonotasi
positif, terkadang berkonotasi positif. Orang bisa belajar membuat atom untuk membangkitkan tenaga listrik, di sisi lain orang bisa
belajar membuat atom untuk digunakan dalam kegiatan terorisme. Oleh karena itu, persoalan belajar haruslah dikembalikan kepada
orang yang memegang ilmu tersebut. Sebagaimana diungkapkan E.L. Thorndike, seperti dikutip oleh Muhibin Syah 2000 : 95, “jika
kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja, maka peradaban yang ada sekarang tak akan berguna bagi
generasi mendatang. Bahkan mungkin peradaban tersebut ditelan jaman.” Pendapat di atas apabila dikaji secara mendalam bahwa
banyak orang pintar karena belajar tetapi menggunakan kepintarannya untuk mendesak dan menghancurkan kehidupan
orang lain. Kenyataan lain karena dari hasil belajar pula tak jarang manusia membuat senjata pemusnah massal dan penyelewengan
19
ilmu-ilmu lainnya. Alhasil di samping pentingnya belajar banyak membawa manfatnya tetapi banyak juga madharatnya.
Setelah mengetahui pengertian proses belejar sekarang apa saja fase-fase belajar itu sendiri. Pendapat Brunner, seperti dikutip
S. Nasution 2003 : 9 bahwa dalam proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase yaitu :
1. Informasi, siswa setelah belajar pasti mendapatkan informasi yang berbeda-beda, hal ini tergantung kepada
diri siswa itu sendiri. Ada yang memperoleh informasi yang menambah pengetahuan yang dimiliki, ada yang
memperhalus dan memperdalamya, ada pula informasi yang bertentangan dengan yang telah diperoleh
sebelumnya. 2. Transpormasi, informasi itu harus dianalisis, diubah atau
ditranspormasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual supaya dapat digunakan untuk hal-hal yang
lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan. 3. Evaluasi, siswa harus bisa menilai mana pengetahuan
yang harus dipahami dan dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
C. Pendakatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan dalam Pengajaran
Pendekatan adalah suatu antarusaha dalam aktivitas kajian, interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau
20