Stres Lansia Yang Bersumber Dari Keluarga

Erwinsyah Putra Surbakti : Stres Dan Koping Lansia Pada Masa Pensiun Dikelurahan Pardomuan Kec. Siantar Timur Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008, 2008. USU Repository ©2009 pekerjaannya, walaupun volume pekerjaan mereka lebih sedikit dibandingkan volume kerja orang muda, namun secara kualitas akan lebih baik dan dapat dijadikan andalan dan lebih sedikit melakukan kekeliruan, hal ini karena cara membuat keputusan lebih baik dan cara kerja mereka lebih pasti, hati-hati, walaupun lambat. Responden merasa berguna walaupun tidak mempunyai kekuasaan dan jabatan lagi sebanyak 33 responden 84,6, hal ini bertolak belakang dengan pernyataan yang dikemukakan Agoes 2003 bahwa banyak lansia mengalami perasaan kehilangan akan pekerjaan yang dilakukannya selama ini, terutama ketakutan terhadap kehilangan berbagai manfaat ekonomi, kehilangan penghasilan dan keamanan kerja. akan tetapi sebagian lansia merasa optimis dalam menjalani masa pensiun karena kondisi emosional dan kepribadian yang stabil pada setiap pensiunan. Responden juga menyatakan bahwa semangat mereka tidak berkurang pada masa pensiun 29 74,4. keadaan ini terjadi karena hal-hal yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima masa pensiun sebenarnya adalah kondisi emosional para pekerja itu sendiri. Apabila pensiun dianggap sebagai perubahan status baru maka pensiun dianggap status yang berharga, dengan demikian akan terjadi transisi yang lebih baik, memasuki masa transisi ini seseorang sudah menyusun rencana rencana yang harus dilakukan setelah tiba masa pensiun, sehingga akan membuat seseorang yang memasuki masa pensiun menjadi tidak terlalu terbebani. hurlock, 2001

5.2.3 Stres Lansia Yang Bersumber Dari Keluarga

Selanjutnya stres yang bersumber dari keluarga tidak banyak menyebabkan stress. dapat dilihat dari responden yang menyatakan bahwa lansia diikutsertakan dalam pengambilan keputusan jika ada musyawarah dala keluaraga Erwinsyah Putra Surbakti : Stres Dan Koping Lansia Pada Masa Pensiun Dikelurahan Pardomuan Kec. Siantar Timur Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008, 2008. USU Repository ©2009 sebanyak 38 respinden 9,4. Friedman 2001 menyatakan tugas perkembangan keluarga dimana tugas sebagai orang tua adalah pengambil keputusan terbesar terhadap musyawarah keluarga dan memberika solusi yang terbaik bagi kebaikan keluarga, dan orang tua memberikan dukungan besar kepada anak anaknya pada saat kritis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dukungan dan dorongan. Responden merasa berdaya walaupun tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan rumah tangga. Hal ini sesuai dengan Kartono 2008 menyatakan bahwa seseorang memasuki masa pensiun seringkali merasa malu karena menganggap dirinya sebagai pengangguran sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, tidak berguna, dilupakan dan tersisihkan, akan tetapi jika seseorang menghayati dan merasakan keadaan yang baru pensiun, kondisi mental dan tipe kepribadian sangat menetukan mekanisme reaktif seseorang menanggapi masa pensiunnya, serta kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi dan ketidakberdayaan. Lansia jarang berselisih paham dengan anggota keluarga sebanyak 36 responden 92,3 dan semua anak-anaknya selalu menghormati responden dan menghargainya sebagai orang tua. Karena sudah seharusnya seorang anak menghormati dan menghargai orangtuanya walaupun orangtua tidak bekerjan dan menghasilkan keuangan bagi keluarga. Responden tidak bingung antara tidak perlu bekerja atau mencari pekerjaan yang baru setelah pensiun sebanyak 31 responden 79,5, keadaan ini sesuai dengan yang diungkapakan Goleman 2000 sebelum seorang pensiun sebaiknya menyusun suatu perencanaan untuk Erwinsyah Putra Surbakti : Stres Dan Koping Lansia Pada Masa Pensiun Dikelurahan Pardomuan Kec. Siantar Timur Kotamadya Pematangsiantar Tahun 2008, 2008. USU Repository ©2009 menghadapi pensiun,dan diperlukan kecerdasan emosi untuk mengatur perencanaan. Saat-saat akan memasuki pensiun orang tersebut sudah menyusun kegiatan-kegiatan dan akan menjalani hidup seprti biasa, bekal bekal yang ada didalam diri yang didapatkan selama bekerja dijadikan modal untuk tetap berkarir. Bagi para lansia peran keluarga sangatlah penting karena mereka memiliki ikatan batin yang kuat dengan lansia. Keluarga dapat menjadi pendukung, dan dapat memberikan perawatan yang baik bagi para lansia.

5.2.4. Stres Lansia Yang Bersumber Dari Masyarakat Lingkungan