Analisis Risiko Metode Analisis dan Pengolahan Data

Untuk melihat tingkat risiko yang paling rendah dalam memberikan suatu hasil dapat dipakai ukuran keuntungan koefisien variasi dengan rumus sebagai berikut : CV = V E Keterangan : CV = koefisien variasi V = simpangan baku E = keuntungan rata-rata Batas bawah L menunjukkan nilai terendah produksi,harga dan keuntungan yang mungkin diterima oleh petani ikan. Rumus perhitungan batas bawah L adalah : L = E – 2V Keterangan : L = Batas bawah E = Rata-rata V = Simpangan baku  Jika L 0, maka petani ikan tidak akan mengalami kerugian  Jika L 0, maka petani ikan akan mengalami kerugian setiap proses produksi Apabila nilai CV 0,5 maka usahatani yang dilakukan memiliki risiko yang tinggi sehingga risiko yang ditanggung petani semakin besar dengan menanggung kerugian sebesar nilai L, begitu pula jika nilai CV ≤ 0,5 maka usahatani yang dilakukan memiliki risiko rendah sehingga petani akan selalu untung atau impas sebesar nilai L. Metode yang digunakan untuk mengetahui perbandingan rata-rata koefisien variasi risiko produksi, risiko harga dan risiko keuntungan antara petani ikan lele dan petani ikan mas dihitung dengan uji-t. Sampel dalam penelitian ini diambil dari dua varian yang berbeda, untuk itu sebelum dilakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan analisis varian. Pengujian homogenitas varian melalui perhitungan nilai F-Behren Fisher dilakukan untuk membuktikan apakah varian tersebut sama atau berbeda, dengan hipotesis sebagai berikut Walpole,1982: H ₀ : π x² = π y², berarti kedua varian sama. H 1 : π x² ≠ π y², berarti kedua varian berbeda. = S 2 S 2 dbx nx-1 ; ny-1 = S 2 S 2 dbx ny-1 ; nx-1 Keterangan : Fx = nilai F hitung dari sampel koefisien variasi petani ikan lele Fy = nilai F hitung dari sampel koefisien variasi petani ikan mas Sx² = simpangan baku rata-rata koefisien variasi petani ikan lele Sy² = simpangan baku rata-rata koefisien variasi petani ikan mas dbx = derajat bebas untuk variabel X dby = derajat bebas untuk variabel Y Diantara Fx dan Fy dipilih nilai yang lebih besar dari satu kemudian diberi nama Fh F-hitung. Selanjutnya nilai Fh dibandingkan dengan nilai 0,10 pada dbx dan dby sesuai dengan Fx dan Fy yang dipilih. Jika : Fh F 0,10, maka terima H Fh F 0,10, maka tolak H ₀ dan terima H 1 Setelah diketahui varian sama atau berbeda selanjutnya dilakukan pengujian perbandingan keuntungan secara rata-rata dengan hipotesis sebagai berikut: H ₀ : π x = π y H 1 : π x ≠ π y 1. Varian sama − ℎ� �� = π − πy √ 1 nx s + 1 ny Dengan S = � � − � � + � − � � +� − db = nx + ny – 2 Kriteria pengambilan keputusan: c. Jika t-hitung t-tabel maka H₀ ditolak d. Jika t-hitung t-tabel maka H₀ diterima 2. Varian Berbeda − ℎ� �� = π − πy wx + wy = Sx Sy = Sy Sx db = nx + ny – 2 � = wx. tx + wy. ty wx + wy Tx = tλ pada db = nx – 1 Ty = tλ pada db = ny – 1 Keterangan: π x = rata-rata koefisien variasi petani ikan lele π y = rata-rata koefisien variasi petani ikan mas Sx² = nilai varian petani ikan lele Sy² = nilai varian petani ikan mas Nx = jumlah responden petani ikan lele Ny = jumlah responden petani ikan mas λ = 0,10 ketentuan Untuk mengetahui perbedaan risiko antara usahatani ikan lele dan ikan mas, dilakukan dengan hipotesis berikut : a. H o : CV x = Cv y Risiko produksi, risiko harga dan risiko keuntungan usahatani ikan lele sama dengan risiko produksi, risiko harga dan risiko keuntungan usahatani ikan mas. b. H 1 : CV x ≠ CV y Risiko produksi, risiko harga dan risiko keuntungan usahatani ikan lele berbeda dibandingkan dengan dengan risiko produksi, risiko harga dan risiko keuntungan usahatani ikan mas. Jika probabilitas yang didapatkan α H ditolak dan H 1 diterima, dan jika probabilutas α maka H diterima, dengan taraf kepercayaan sebesar 90 persen. Selain koefisien variasi CV, uji beda juga dilakukan pada simpangan baku V dan batas bawah L.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, karena Kabupaten Pringsewu merupakan Kabupaten terbesar ketiga penghasil ikan air tawar setelah Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Tengah yang ada di Provinsi Lampung.

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Pringsewu merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi 104 42’ – 105 8’ BT dan 5 8’ – 6 8’ LS dan secara topografi Kabupaten Pringsewu berada pada ketinggian 95 -113,75 meter dari permukaan laut dpl dengan suhu 24 C sampai 28 C. Kabupaten Pringsewu memiliki 96 pekon desa, 5 kelurahan, yang tersebar di 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Banyumas berdasarkan Undang-Undang nomor 48 tahun 2008. Batas-batas wilayah administratif dari Kabupaten Pringsewu yaitu : 1 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. 2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus. 3 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus. 4 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Waylima, dan Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.

2. Keadaan Topografi dan Iklim

Menurut Pringsewu dalam Angka 2013, Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah daratan 625,1 km 2 atau 62.510 ha, yang hampir seluruhnya berupa wilayah daratan. Kabupaten Pringsewu merupakan daerah tttropis dengan rata-rata curah hujan yaitu 161,8 mmbulan dan rata-rata jumlah hari hujan 13,1 haribulan. Dengan karateristik iklim tersebut, wilayah ini berpotensial untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian. Topografi wilayah Pringsewu bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi yang sebagian besar merupakan bentangan datar yakni sekitar 40 dari seluruh wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 800 meter sampai dengan 1.115 meter dari permukaan laut. Bentang alamnya terdiri dari daratan 58 yang dimanfaatkan untuk perumahan dan pekarangan, 42 dimanfaatkan untuk perkantoran, perkebunan, pertanian serta fasilitas lainnya.

B. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran

1. Letak Geografis dan Luas Daerah Penelitian

Kecamatan Pagelaran merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Pringsewu yang menjadi lokasi penelitian. Kecamatan Pagelaran terdiri dari 24 desa dengan batas administratif sebagai berikut : 1 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banyumas dan Sukoharjo. 2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pardasuka 3 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung. 4 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pringsewu. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, dengan pengambilan sampel dilakukan pada tiga desa yaitu Desa Pagelaran, Desa Lugusari, dan Desa Panutan. Desa Pagelaran memiliki luas 361 ha dengan jumlah penduduk 5.601 jiwa. Jarak Desa Pagelaran dengan ibukota Kabupaten Pringsewu adalah 11 km. Secara administratif batas wilayah Desa Pagelaran meliputi, sebelah utara berbatasan dengan Desa Pasir Ukir, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sidodadi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukaratu, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Patoman. Desa Lugusari memiliki luas daerah 475 ha dengan jumlah kepala keluarga yaitu 3.053 orang. Batas-batas wilayah administratif Desa Lugusari meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Fajar Baru, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukaratu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Rantau tijang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Pagelaran.