ANALISIS USAHATANI PEMBESARAN IKAN MAS DI KABUPATEN SRAGEN

DI KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI

Oleh:

Friska Mariana Aritonang

H 0808103

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

ii

DI KABUPATEN SRAGEN

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh : Friska Mariana Aritonang H 0808103

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

iii

commit to user

iv

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Kasih Karunia, berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Mas Di Kabupaten Sragen” ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Ir. Mohd Harisuddin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. 3. Nuning Setyowati SP. MSc. selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Ir. Eny Lestari, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan, nasehat dan masukan yang sangat membantu kelancaran penyusunan proposal penelitian ini.

5. R.Kunto Adi, SP. MP selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis sepanjang menempuh studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen Penguji serta seluruh staf Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama masa perkuliahan penulis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, Kantor Kecamatan Sumberlawang, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen, yang telah membantu penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

commit to user

di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. 9. Kedua Orang Tua yang sangat penulis kasihi Bapak J.H Aritonang dan Ibu L. Sihombing beserta Kakak Menny, Abang Heri, Adik Mei dan Adik Kartini yang senantiasa memberikan doa dan semangat dalam setiap langkah penulis.

10. Sahabat-sahabat yang penulis kasihi di Agribisnis 2008 Christy, Febry, Retna, Erlina, Gea, Wulan, Utami, Arum, Ani, Tias dan teman-teman mahasiswa Agribisnis dan ITP Angkatan 2008 regular lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

11. Saudara-saudara penulis di PMK pertanian 12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dari skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

commit to user

vii

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian…………………………………………………………. 44 1. Identitas Responden dan Karakteristik Usahatani Pembesaran Ikan Mas…………………………………………………………………... 44 2. Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Mas…………………………… 57 B. Pembahasan ............................................................................................... 66 C. Kendala yang dihadapi Dalam Usahatani Pembesaran Ikan Mas di

Kabupaten Sragen ..................................................................................... 71 D. Peran Pemerintah dalam Usahatani Pembesaran Ikan Mas di Kabupaten Sragen ........................................................................................................ 72 E. Prospek Usahatani Pembesaran Ikan Mas di Kabupaten Sragen .............. 72

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 74 B. Saran ......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

commit to user

viii

No. Judul Halaman

Tabel 1. Produksi Ikan Menurut Jenis Perikanan di Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2006-2010/Ton ............................................................................ 2

Tabel 2. Jumlah Poduksi Perikanan Karamba Di Propinsi Jawa Tengah Tahun

2010 ........................................................................................................ 3

Tabel 3. Jumlah Produksi Beberapa Jenis Ikan di Kabupaten Sragen Tahun

2010 ........................................................................................................ 4

Tabel 4. Jumlah Produksi Ikan Mas per kecamatan Di Kabupaten Sragen Tahun

2010 ........................................................................................................ 24

Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Sekunder ........................................................... 25

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Sragen

Tahun 2010 ............................................................................................. 33

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan

Sumberlawang Tahun 2010 .................................................................... 34

Tabel 8. Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Sragen Tahun 2010 .............. 35

Tabel 9. Keadaan Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun Ke Atas Menurut

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Sumberlawang Tahun 2010 ............................................................................................. 36

Tabel 10. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Sragen

Tahun 2010 ............................................................................................. 37

Tabel 11. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan

Sumberlawang Tahun 2012 .................................................................... 37

Tabel 12. Tata Guna Lahan di Kabupaten Sragen pada Tahun 2010 ................... 38

Tabel 13. Tata Guna Lahan di Kecamatan Sumberlawang pada Tahun 2010 ...... 39

Tabel 14. Jenis Ikan Dan Jumlah Produksi Ikan Di Kabupaten Sragen Tahun

2010 ...................................................................................................... 40

Tabel 15. Jenis Ikan Dan Jumlah Produksi Ikan Di Kecamatan Sumberlawang

Tahun 2010 ............................................................................................. 40

commit to user

ix

Tahun 2010 ............................................................................................. 42

Tabel 17. Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Sragen Tahun 2010 ..................... 43

Tabel 18. Identitas Responden Usahatani Pembesaran Ikan Mas pada periode

Desember 2011-Maret 2012 ................................................................... 44

Tabel 19. Alasan Petani Menjalankan Usahatani Pembesaran Ikan Mas pada

periode Desember 2011-Maret 2012 ...................................................... 46

Tabel 20. Status Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret

2012 ........................................................................................................ 47

Tabel 21. Sumber Modal Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011- Maret 2012 .............................................................................................. 48

Tabel 22. Jumlah Penggunaan Saprodi Usahatani Ikan Mas periode Desember

2011-Maret 2012 ..................................................................................... 49

Tabel 23. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ................................................................... 50

Tabel 24. Biaya Menghasilkan pada Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode

Desember 2011-Maret 2012 ................................................................... 57

Tabel 25. Rata-rata Biaya Alat-alat luar Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode

Desember 2011-Maret 2012 ................................................................... 58

Tabel 26. Jumlah Produksi dan Penerimaan Total Usahatani Pembesaran Ikan Mas Desember 2011 – Maret 2012 ................................................................. 62

Tabel 27. Keuntungan Total Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember

2011-Maret 2012 ..................................................................................... 63

Tabel 28. Tingkat Profitabilitas Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ..................................................................................... 63

Tabel 29 Efisiensi Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret

2012 ........................................................................................................ 64

Tabel 30. Keuntungan, Simpangan Baku, Koefisien Variasi dan Batas Bawah

Keuntungan Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011- Maret 2012 .............................................................................................. 65

commit to user

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Pendekatan Masalah ................................ 19

Gambar 2. Proses Produksi Pembesaran Ikan Mas di Kecamatan Sumberlawang

KabupatenSragen ............................................................................... 54

commit to user

Lampiran 1. Identitas Petani Responden Usahatani Pembesaran Ikan Mas di

Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen ........................... 78

Lampiran 2. Luas dan Status Karamba Pembesaran Ikan Mas ........................ 79 Lampiran 3. Sumber Modal Usahatani Pembesaran Ikan Mas ........................ 80 Lampiran 4. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam dan Tenaga Kerja Luar

Usahatani Pembesaran Ikan Mas ................................................ 81 Lampiran 5. Biaya TK Keluarga dan TK Luar Keluarga Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ...................... 82

Lampiran 6. Biaya Saranan Produksi Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per

Usahatani Per 4 Bulan ................................................................. 83

Lampiran 7. Biaya Lain-lain Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani

Per 4 Bulan .................................................................................. 84

Lampiran 8. Penggunaan Alat Usahatani Pembesaran Ikan Mas .................... 85 Lampiran 9. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Pembesaran Ikan Mas

Per Usahatani Per 4 Bulan .......................................................... 89

Lampiran 10. Biaya Menghasilkan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per

Usahatani Per 4 Bulan ................................................................ 93 Lampiran 11. Total Penerimaan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ................................................................ 94

Lampiran 12. Keuntungan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani

Per 4 Bulan .................................................................................. 95

Lampiran 13. Perhitungan Profitabilitas .......................................................... 96 Lampiran 14. Perhitungan R/C Ratio .............................................................. 97 Lampiran 15. Analisisi Resiko Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per

Usahatani Per 4 Bulan ................................................................. 98

Lampiran 16. Kuesioner Penelitian ................................................................. 99 Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 106 Lampiran 18. Peta Kabupaten Sragen dan Kecamatan Sumberlawang ........... 114 Lampiran 19. Foto Kegiatan ............................................................................ 115

commit to user

xii

Friska Mariana Aritonang. H0808103. 2012. “Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Mas di Kabupaten Sragen”. Dibimbing oleh Dr. Ir. Eny Lestari, MS dan R. Kunto Adi, SP, MP. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian memegang peranan penting bagi kehidupan. Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi besar dalam pembangunan pertanian adalah subsektor perikanan. Sub Sektor perikanan merupakan sub sektor yang cukup berperan dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sub sektor perikanan yang cukup besar terhadap sektor pertanian di Indonesia. Pada tahun 2009 kontribusi sub sektor perikanan sebesar 22,11%, pada tahun 2010 sebesar 19,37% dan pada tahun 2011 sebesar 19,98%. Kabupaten Sragen dikenal sebagai salah satu sentra perikanan di Propinsi Jawa tengah dengan jumlah produksi ikan karamba yang besar. Jenis ikan yang yang produksinya besar yaitu ikan mas pembesaran, oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai analisis usahatani pembesaran ikan mas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, tingkat profitabilitas, efisiensi serta resiko pada usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Penentuan kecamatan yang dijadikan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan di kecamatan tersebut memiliki produksi ikan mas terbesar di Kabupaten Sragen. Pemilihan petani responden menggunakan metode sensus yaitu semua petani ikan mas dijadikan responden. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, pencatatan, dan observasi.

Analisis yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan tingkat profitabilitas, efisiensi atau R/C Rasio serta analisis resiko. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen per usahatani per 4 bulan adalah

sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m 2 (Rp 620.026 per m 2 ), sedangkan penerimaannya sebesar Rp. 244.323.026 per 324,44 m 2 (Rp 753.060,74 per m 2 ), keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 43.161.893 per 324,44 m 2 (Rp 133.035 per m 2 ) dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,21. Usahatani pembesaran ikan mas tersebut telah dilakukan secara efisien, dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,21 dan memiliki resiko sebesar Rp. 85.557.317 dimana batas bawah keuntungannya sebesar minus Rp 127.952.742. Hasil penelitian ini diharapkan supaya petani mampu membuat pakan sendiri untuk mengurangi biaya dalam usahataninya dan diharapkan pemerintah dapat memberikan penyuluhan secara rutin mengenai pembuatan pakan alternative kepada petani pembesar melalui Dinas Perikanan.

commit to user

xiii

Friska Mariana Aritonang. H0808103. 2012. "Analysis of Carp Rearing Farms in District Sragen". Guided by Dr. Ir. Eny Lestari, MS and R. Kunto Adi, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta.

Indonesia is an agricultural country where agriculture plays an important role for life. One of the major sub-sectors that contribute to agricultural development is the fisheries subsector. Fisheries sub-sector is a sub sector of considerable role in the economy in Indonesia. This is demonstrated by the contribution of fisheries sub-sector is large enough for the agricultural sector in Indonesia. In 2009 the contribution of fisheries sub-sector by 22.11%, in the year 2010 amounted to 19.37% and in 2011 of 19.98%. Sragen is known as a center of fishery in the province of Central Java with a total production of fish cages. Species of fish whose production is enlargement of the goldfish, therefore research is needed regarding the analysis of carp rearing farms.

The research aimed at knowing the cost, revenue, profits, profitability, efficiency and risk of farm carp in the district Sumberlawang, Sragen district. The basic method is a descriptive analytical study using survey techniques and their implementation. Research conducted in the Sub District Sumberlawang, Sragen district. Determination of the District is used as the sample is done deliberately (purposive sampling), with consideration of the District has the biggest carp

productions in Sragen district. The selection of farmers respondents using census methods are all used as a carp farmer respondents. The data used are primary data and secondary data obtained by conducting interviews, records, and observation.

The analysis used is the analysis of costs, revenues, profits and profitability, efficiency or R / C ratio and risk analysis. The analysis showed that the average cost of producing carp rearing farms in the district Sumberlawang, Sragen per farm

per 4 months amounted to Rp 201.161.133/ 324,44 m 2 (Rp 620.026/ m 2 ), while the revenues of Rp. 244.323.026/ 324.44 m 2 (Rp 753,061/ m 2 ), the benefits are Rp. 43.161.893/ 324.44 m 2 (Rp 133.035 / m 2 ) with a level of profitability by 0.21. Carp rearing farms has been carried out efficiently, with a value of R / C ratio of 1.21 and a risk of Rp. 85.557.317 which the lower limit of minus Rp 127.952.742 profit. The results of this study is expected that farmers are able to make their own food to reduce the costs of farming and the government is expected to provide counseling on a regular basis about the creation of alternative feed to farmers through the Department of Fisheries authorities.

Friska Mariana Aritonang (1) Dr. Ir. Eny Lestari, MS (2) R. Kunto Adi, SP. MP (3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, tingkat profitabilitas, efisiensi serta resiko pada usahatani

pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Penentuan kecamatan yang dijadikan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan di kecamatan tersebut memiliki produksi ikan mas terbesar di Kabupaten Sragen. Pemilihan petani responden menggunakan metode sensus yaitu semua petani ikan mas dijadikan responden. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, pencatatan, dan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan tingkat profitabilitas, efisiensi atau R/C Rasio serta analisis resiko. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen per usahatani per 4 bulan

adalah sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m 2 (Rp 620.026 per m 2

sedangkan penerimaannya sebesar Rp. 244.323.026 per 324,44 m 2

2 753.060,74 per m (Rp ), keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 43.161.893 per

324,44 m 2 (Rp 133.035 per m 2 ) dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,21.

Usahatani pembesaran ikan mas tersebut telah dilakukan secara efisien, dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,21 dan memiliki resiko sebesar Rp. 85.557.317 dimana batas bawah keuntungannya sebesar minus Rp 127.952.742.

Kata Kunci : Ikan Mas, Keuntungan, Profitabilitas, Efisiensi, Resiko, Sragen

1 Mahasiswa Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan

2 NIM. H 1307099 3 Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping

Friska Mariana Aritonang (1) Dr. Ir. Eny Lestari, MS (2) R. Kunto Adi, SP. MP (3)

ABSTRAK

The research aimed at knowing the cost, revenue, profits, profitability, efficiency and risk of farm carp in the district Sumberlawang, Sragen district. The basic method is a descriptive analytical study using survey techniques and their implementation. Research conducted in the Sub District Sumberlawang, Sragen district. Determination of the District is used as the sample is done deliberately (purposive sampling), with consideration of the District has the biggest carp productions in Sragen district. The selection of farmers respondents using census methods are all used as a carp farmer respondents. The data used are primary data and secondary data obtained by conducting interviews, records, and observation. The analysis used is the analysis of costs, revenues, profits and profitability, efficiency or R / C ratio and risk analysis. The analysis showed that the average cost of producing carp rearing farms in the district Sumberlawang, Sragen per farm per 4

months amounted to Rp 201.161.133/ 324,44 m 2 2 (Rp 620.026/ m 2 ), while the revenues of Rp. 244.323.026/ 324.44 m 2 (Rp 753,061/ m 2 ), the benefits are Rp. 43.161.893/ 324.44 m (Rp 133.035 / m 2 ) with a level of profitability by

0.21. Carp rearing farms has been carried out efficiently, with a value of R / C ratio of 1.21 and a risk of Rp. 85.557.317 which the lower limit of minus Rp 127.952.742 profit.

Keyword: carp, profits, profitability, efficiency, risk, Sragen.

1 Student S1 of Agrobussiness Faculty of Agriculture Sebelas Maret

University Surakartawith NIM H 0808103 2 3 Main Lecturer

Assistant Lecturer

commit to user

A. Latar Belakang

Sektor pertanian masih berperan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sektor pertanian yang cukup besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian pada Triwulan I (15,6%), Triwulan II ( 15,6 %), Triwulan III ( 16,3%). Pada tahun 2010 kontribusi sektor pertanian pada Triwulan I ( 16,0%), Triwulan II ( 15,7%), Triwulan III ( 16,3%). Pada tahun 2011 kontribusi sektor pertanian pada Triwulan I ( 15,6%), Triwulan II (15,4%), Triwulan III (15,7%). Kontribusi sektor pertanian dari tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi. Fluktuasi persentase kontribusi sektor pertanian tersebut cenderung menurun namun tidak terlalu besar yaitu hanya sekitar 1 persen.

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting bagi kehidupan. Soetriyono et. Al, (2006), menyatakan bahwa pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi cukup besar dalam pembangunan pertanian adalah subsektor perikanan.

Sub Sektor perikanan merupakan sub sektor yang cukup berperan dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sub sektor perikanan yang cukup besar terhadap sektor pertanian di Indonesia. Pada tahun 2009 kontribusi sub sektor perikanan sebesar 22,11%, pada tahun 2010 sebesar 19,37% dan pada tahun 2011 sebesar 19,98%. Kontribusi sub sektor perikanan dari tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi. Fluktuasi persentase kontribusi sektor pertanian tersebut cenderung menurun namun tidak terlalu besar yaitu hanya sekitar 2 persen.

Perikanan sebagai salah satu sub sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dikaitkan dengan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan yang diarahkan untuk

commit to user

dimungkinkan akan menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta mendukung pembangunan wilayah dan tentunya dengan tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Sub sektor perikanan juga berperan mendukung pembangunan wilayah dengan cara

mampu memenuhi kebutuhan ikan dalam wilayah (Anonim a ,2000). Kebutuhan ikan bagi masyarakat semakin penting, maka sangat wajar jika usaha perikanan air tawar harus dipacu untuk dikembangkan. Usahatani dibidang perikanan air tawar memiliki prospek yang sangat baik karena sampai sekarang ikan konsumsi, baik berupa ikan segar maupun bentuk olahan, masih belum mencukupi kebutuhan konsumen khususnya di Indonesia (Murtidjo Bambang A, 2001).

Propinsi Jawa Tengah memiliki posisi yang strategis dimana letaknya berbatasan dengan propinsi lain sehingga mudah dalam melakukan ekspor ke luar daerah. Selain berbatasan dengan propinsi lain, Jawa Tengah juga diapit oleh dua laut yaitu Laut jawa di sebelah utara dan Samudra Indonesia di sebelah selatan sehingga memiliki potensi budidaya di bidang perikanan. Potensi budidaya perikanan di Propinsi Jawa Tengah tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi Ikan Menurut Jenis Perikanan di Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2006-2010 (Ton)

Jenis Perikanan

2009 2010 1. Budidaya Laut 2. Budidaya Darat

a. Tambak b. Kolam c. Karamba d. Sawah

1.495,9 1.797,6 Total Produksi ikan

Sumber: Propinsi Jawa Tengah dalam angka 2011

Tabel 1. menunjukkan bahwa produksi perikanan budidaya laut di Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai 212.635,1 ton. Tingginya produksi

commit to user

luas, sehingga sangat berpotensi untuk budidaya perikanan. Produksi perikanan budidaya darat pada tahun 2006 sampai tahun 2010 terjadi fluktuasi. Produksi perikanan budidaya darat tertinggi pada tahun 2010 yang mencapai 182.816,9 ton sedangkan produksi budidaya perikanan darat terendah adalah pada tahun 2006 dengan produksi sebesar 98.549,1 ton.

Kabupaten Sragen dikenal sebagai salah satu sentra perikanan di Propinsi Jawa tengah. Ada berbagai jenis ikan yang dibudidayakan seperti ikan Lele, Mujaher, Mas, Tawes, Gurameh, Nila merah, dan Ikan Patin. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah tahun 2010, Jumlah produksi perikanan karamba di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Produksi Perikanan Karamba Di Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2010

No

Kabupaten/ Kota

Produksi (ton)

1 Kab.Banjarnegara

1.018,6

2 Kab.Kebumen

20,0

3 Kab.Wonosobo

6.763,7

4 Kab.Boyolali

3.431,0

5 Kab.Klaten

2.005,8

6 Kab. Sukoharjo

744,6

7 Kab.Wonogiri

7.381,1

8 Kab.Karanganyar

75,1

9 Kab.Sragen

6.498,4

10 Kab.Grobogan

41,3

11 Kab.Kudus

593,5

12 Kab.Semarang

439,6

13 Kab.Batang

7.446,8 Sumber: Propinsi Jawa Tengah dalam Angka 2011

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa jumlah produksi perikanan karamba di Kabupaten Sragen pada tahun 2010 jumlah produksinya cukup besar yaitu menempati urutan ketiga di Jawa Tengah

commit to user

pertama adalah Kabupaten Wonogiri menempati urutan pertama dengan jumlah produksi sebesar 7.381,1 ton dan Kabupaten Wonosobo menempati urutan kedua dengan jumlah produksi sebesar 6.763,7 ton.

Salah satu komoditi perikanan yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Sragen adalah ikan mas yang merupakan jenis ikan air tawar. Diantara jenis ikan air tawar, ikan mas termasuk ikan yang popular di masyarakat dimana hampir di setiap restoran menyediakan ikan mas yang siap konsumsi. Selain itu ikan mas termasuk jenis ikan yang pertumbuhannya cepat dimana usia 4 bulan sudah dapat dipanen.

Data produksi beberapa jenis ikan di Kabupaten Sragen Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Produksi Beberapa Jenis Ikan di Kabupaten Sragen Tahun

2010

Tahun

Jenis Ikan Dan Produksi (kg)

Mujaher

Lele

Ikan Mas

Gurameh Nila Merah 2006

3.543.813 731.234 12.514.725 Sumber : Sragen Dalam Angka 2011

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa jumlah produksi ikan mas di Kabupaten Sragen pada tahun 2010 cukup besar yaitu menempati urutan kedua. Total produksi ikan mas tahun 2006-2010 yaitu sebesar 3.543.813 kg (3.543,813 Ton).

Budidaya ikan mas memiliki prospek ekonomi yang cukup menjanjikan karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Harga jual ikan dari petani ikan di Kabupaten Sragen yaitu untuk ikan mas sebesar Rp 14.000/kg, ikan mujaher Rp 12.000/kg, ikan lele Rp 10.000/kg, ikan gurameh 18.000/kg, dan ikan nila merah 13.000/kg. Selain itu, tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan. Dalam masa

commit to user

gr/ekor. Selain itu ikan mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga mudah dalam memasarkannya (Susanto,2010).

Ikan mas merupakan ikan yang berpotensi dibudidayakan karena Ikan mas merupakan ikan yang memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dari beberapa jenis ikan lain. Kandungan gizi ikan mas yaitu Kandungan Gizi Ikan per 100 gram yaitu Kalori 130, Protein (gr): 18.3, Lemak (gr): 5.8, Kolesterol (mg): 67, Zat besi (mg):1.3. Dibandingkan dengan ikan jenis ikan lain seperti Ikan Lele memiliki kandungan gizi yaitu Kalori : 84, Protein (gr):

14.8, Lemak (gr): 2.3, Kolesterol (mg): 58, Zat besi (mg): 0.3. Ikan Mujaher memiliki kandungan gizi yaitu Kalori: 84 Protein (gr): 18.2, Lemak (gr): 0.7,

Kolesterol (mg): 44, Zat besi (mg): 0.4. (Anonim b , 2011).

Persediaan benih ikan mas yang ada di Kabupaten Sragen berasal dari Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah. Petani ikan mas yang ada sudah memiliki jaringan dengan para pemasok benih sehingga memudahkan petani dalam membeli benih ikan mas. Persediaan benih ikan mas relatif banyak, terbukti jika petani ingin membeli benih ikan mas, persediaaan selalu ada. Pasar ikan mas bagi petani yang mengusahakan di Kabupaten Sragen cukup menjanjikan dimana setiap petani sudah memiliki pelanggan tetap seperti pedagang ikan, rumah makan dan tengkulak yang ada di dalam maupun luar Kabupaten Sragen. Petani ikan mas di Kabupaten Sragen membudidayakan ikan secara kontinyu sehingga permintaan terhadap ikan mas juga kontinyu.

Budidaya ikan mas mempunyai prospek yang cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan analisis usahatani budidaya pembesaran ikan mas agar diketahui biaya-biaya apa saja yang harus dikeluarkan oleh petani, besarnya penerimaan yang diperoleh petani, besarnya keuntungan yang diperoleh petani, tingkat profitabilitas usahatani pembesaran ikan mas, besarnya efisiensi usahatani pembesaran ikan mas dan tingkat resiko yang ditanggung oleh petani yang ada di Kabupaten Sragen. Dengan mengetahui hal diatas, maka akan menambah wawasan dan pengetahuan petani dalam

commit to user

yang membudidayakan pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen meningkat.

B. Perumusan Masalah

Usahatani pada sub sektor perikanan yang cukup banyak diusahakan di Kabupaten Sragen yaitu usahatani pembesaran ikan mas. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Sragen tahun 2011, jumlah produksi ikan mas di Kabupaten Sragen secara umum mengalami kenaikan dari tahun 2009-2011. Pada tahun 2009 jumlah produksi ikan mas yaitu sebesar 805.512 kg, pada tahun 2010 sebesar 805.512 kg dan pada tahun 2011 sebesar 1.029.819 kg (naik 127,84 % selama 3 tahun).

Usahatani pembesaran ikan mas merupakan salah satu usahatani yang ada di Sub sektor Perikanan. Usahatani pembesaran ikan mas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap ikan mas yang siap dikonsumsi. Disamping untuk memenuhi kebutuhan ikan mas siap konsumsi, usahatani pembesaran ikan mas juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu bagaimana usahatani yang dilakukan oleh petani tersebut dapat meningkatkan keuntungan.

Perkembangan harga jual ikan mas relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena banyaknya peminat ikan ini. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan dan perbaikan budidaya ikan mas sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Sragen dan kebutuhan masyarakat di luar Kabupaten Sragen. Hal ini dapat terwujud jika adanya dorongan yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Sragen

Usahatani ikan mas di Kabupaten Sragen saat ini semakin banyak diusahakan karena pertumbuhan ikan mas yang relatif cepat dimana usia 4-5 bulan dapat dipanen untuk dikonsumsi serta mudah dalam budidaya sehingga banyak petani yang mengusahakannya karena perputaran modalnya cepat. Biaya yang dikeluarkan oleh petani sebagian besar untuk pakan ikan mas dan benih ikan mas . Oleh karena itu, diperlukan analisis tentang keuntungan, profitabilitas, efisiensi dan resiko dalam usahatani pembesaran ikan mas

commit to user

keadaan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen menguntungkan dan profitabel?

2. Apakah usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen sudah efisien?

3. Apakah usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen mempunyai resiko?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya keuntungan dari usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen.

2. Untuk mengetahui besarnya tingkat profitabilitas pada usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen.

3. Untuk mengetahui besarnya efisiensi ekonomi usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen.

4. Mengetahui tingkat resiko usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen.

D. Kegunaan penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai usahatani pembesaran ikan Mas dan merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi petani, hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam rangka peningkatan usahatani dan mampu memperbaiki manajemen usahataninya.

3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai tambahan informasi dan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya.

commit to user

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Gunawan (2004) mengenai ”Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Ikan Nila Merah Sistem Keramba Jaring Apung di Kabupaten Sukoharjo ”, menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani untuk mengusahakan usahatani ikan nila merah sistem keramba jaring apung di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 10.909.611,11 per usahatani/tahun atau sebesar Rp. 1.094.609,81 per keramba/tahun sedangkan penerimaan petani dari usahatani perikanan sistem keramba jaring apung di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp.18.636.000,00 per usahatani/tahun atau sebesar Rp.1.869.832,78 per keramba/tahun. Usahatani perikanan nila merah sistem keramba jaring apung di Kabupaten Sukoharjo yang dijalankan telah efisien, terlihat dari nilai R/C rasio sebesar 1,71.

Penelitian Zelvina (2008) mengenai ”Analisis Pendapatan Usaha Pembenihan Dan Pemasaran Benih Ikan Patin Di Desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ” menyatakan penerimaan kegiatan usaha pembenihan ikan patin di Desa Tegal Waru sebesar Rp 17.920.000 per siklus produksi. Sedangkan biaya tunai dan biaya diperhitungkan yang harus dikeluarkan sebesar Rp 11.059.350 dan Rp 3.099.750 per siklus produksi. Sehingga diperoleh R/C rasio atas biaya tunai sebesar 1,62 per siklus usaha dan R/C rasio atas biaya total sebesar 1,26 per siklus. R/C rasio atas biaya tunai dapat diartikan bahwa dari Rp 1 biaya tunai yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,62. dan R/C rasio atas biaya total dapat diartikan bahwa dari Rp 1 biaya total yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha akan memperoleh penerimaan sebesar Rp1,26. Dilihat dari nilai R/C rasio yang diperoleh tersebut, dapat dilihat bahwa kegiatan usaha pembenihan ikan patin efisien untuk dilakukan.

Penelitian Retna (2011 ) mengenai ”Analisis Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Kabupaten Boyolali ”, menunjukkan biaya usaha pembenihan

commit to user

(Juli-Agustus) sebesar Rp. 1.584.017,69, penerimaan sebesar Rp. 2.458.141, keuntungan sebesar Rp. 910.123,31 dan tingkat profitabilitas sebesar 37,02%. Tingkat Profitabilitas sebesar 37,02%, berarti setiap penerimaan sebesar

Rp.100,00 dapat memberikan keuntungan sebesar Rp.37,02. Usahatani pembenihan ikan lele dumbo di Kabupaten Boyolali sudah efisien ditunjukkan dengan R/Crasio sebesar 1,59. Koefisien variasi usaha pembenihan ikan lele dumbo di Kabupaten Boyolali sebesar 1,40. Koefisien variasi tersebut menunjukkan besarnya risiko yang ditanggung oleh pembenih ikan lele dumbo di Kabupaten Boyolali sebesar minus Rp. 1.642.358,85, artinya petani pembenih harus berani menanggung risiko sebesar Rp. 1.642.358,85.

Penelitian Zulkifli et. al, (2004 ) mengenai ”Pembenihan Ikan Mas yang Efektif dan Efisien ”, menunjukkan bahwa pembenihan ikan mas yang berkembang di Sulawesi Utara belum mampu memberikan pendapatan yang memadai bagi petani ikan. Umumnya petani ikan masih mengabaikan penggunaan pakan larva yang bermutu pada tahap pemeliharaan larva, sehingga pertumbuhan larva kurang optimum dan penggunaan pakan tidak efisien. Untuk mendukung pengembangan pembenihan ikan skala rumah tangga maka teknologi pembenihan yang ada di tingkat petani perlu diperbaiki. Teknologi pembenihan tersebut meliputi penggunaan rumah pemijahan dan happa untuk memelihara larva, pengelolaan induk serta pengolahan pakan induk. Dengan menerapkan teknologi tersebut maka penggunaan unit-unit pembenihan rakyat akan optimum sehingga pendapatan petani ikan pun meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pakan larva suspense kuning telur masak ditambah tepung pellet menghasilkan pertumbuhan harian larva yang cukup tinggi. Selain itu, pakan tersebut dimanfaatkan secara efisien oleh larva dengan nilai efisiensi pakan 54,05%. Keuntungan bersih yang diperoleh dengan menerapkan teknologi pembenihan tersebut mencapai Rp 41.731.216 per tahun, dengan R/C ratio 7,71.

commit to user

hampir sama dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu mengenai biaya, penerimaan, pendapatan, efisiensi dan resiko. Oleh karena itu, hasil penelitian terdahulu tersebut dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini, yaitu analisis usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen.

B. Tinjauan Pustaka

1. Ikan Mas Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya (Susanto, 2010).

Taksonomi Ikan Mas: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Subkelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : Cyprinus carpio L

Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian permukaannya

commit to user

punggungnya (dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris (Pribadi, 2002).

2. Usahatani Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani untuk menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).

Ketersediaan berbagai sarana produksi di lingkungan petani mendukung teknik budidaya. Berbagai sarana produksi yang perlu diperhatikan yaitu bibit, pupuk, obat-obatan serta tenaga kerja. Unsur lain yang mendukung kelancaran suatu kegiatan usahatani adalah modal. Modal menurut Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja (1983) adalah unsur produksi ketiga dalam usahatani, setelah unsur lahan dan tenaga kerja. Dalam ilmu ekonomi modal diberi pengertian sebagai berikut :

a. Setiap barang yang dihasilkan dan dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang baru dikemudian hari. Modal adalah sumberdaya fisik yang dapat membantu meningkatkan produktifitas kerja.

b. Setiap barang yang memberikan pendapatan kepada pemiliknya, terlepas dari tenaga kerjanya.

3. Analisis Usahatani

a. Biaya

1) Biaya Menurut Hadisapoetra (1973), Macam-macam biaya dalam usahatani terdiri dari:

commit to user

Biaya alat-alat luar adalah semua pengorbanan yang diberikan oleh usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri.Termasuk biaya alat-alat luar adalah :

1. Jumlah upah tenaga kerja luar yang berupa uang, bahan makanan, perumahan, premi, dan lain-lain.

2. Pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan, dan pengeluaran-pengeluaran lain yang berupa uang, misalnya untuk pajak, pengangkutan, dan sebagainya.

3. Pengeluaran-pengeluaran tertentu berupa bahan untuk kepentingan usahatani, misalnya untuk slametan dan sebagainya.

4. Pengurangan dari persediaan akhir tahun.

5. Penyusutan adalah pengganti kerugian atau pengurangan nilai disebabkan modal tetap (aktiva tetap) seperti bangunan, alat- alat dan mesin-mesin, ternak, dan sebagainya

b) Biaya mengusahakan (farm expenses)

Biaya mengusahakan adalah biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar.

c) Biaya menghasilkan (cost of production)

Biaya menghasilkan adalah biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani. Menurut Prawirokusumo (1981), Biaya produksi dalam usahatani antara lain adalah:

a) Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun jumlah produksi berubah, atau tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi. Biaya tetap dalam usahatani antara lain adalah

commit to user

Straight Line , yaitu pembagian nilai awal setelah dikurangi nilai akhir oleh waktu pemakaian (expected life) yang dirumuskan sebagai berikut:

D = Keterangan:

D = Depresiasi HA w = Nilai awal barang HA k

= Nilai akhir barang

WP

= Waktu pakai (Prawirokusumo, 1981)

b) Biaya Variabel Biaya variabel disebut juga dengan biaya operasi, artinya manager selalu mengatur, mengeluarkan sepanjang waktu produksi. Biaya ini selalu berubah tergantung pada besar kecilnya produksi.

b. Penerimaan

Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu :

1) Nilai dari produk yang dikonsumsi sendiri oleh petani dan keluarganya selama melakukan usahanya seperti telur, sayuran, dan buah-buahan.

2) Nilai dari keseluruhan produksi usahatani baik dari hasil pertanaman,

ikan, maupun produk lainnya.

3) Kenaikan nilai inventaris.

(Prasetya, 1996).

Penerimaan disebut juga dengan pendapatan kotor. Menurut Hadisapoetra (1973) penerimaan merupakan keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usahatani selama satu tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran, atau penaksiran kembali. Pendapatan kotor merupakan hasil perkalian dari produksi dengan harga per satuan.

HA w – HA k WP

commit to user

perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Tr = Y x Py Keterangan:

Tr = Penerimaan Y = Jumlah Produksi Py = Harga Per Satuan

c. Keuntungan Keuntungan usahatani adalah besarnya penerimaan usahatani dikurangi biaya menghasilkan ( biaya mengusahakan ditambah bunga modal yang dipergunakan). Menurut Hadisapoetra (1973), keuntungan usahatani diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan petani dengan upah tenaga kerja keluarga dan bunga modal sendiri. Pernyataan ini dapat di tulis sebagai berikut :

Π = TR – TC

Dimana: Π = Keuntungan usahatani (Rp)

TR = Penerimaan total usahatani (Rp) TC = Biaya menghasilkan usahatani (Rp)

d. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang berbeda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja perusahaan (Downey dan Erickson, 1992).

Profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Oleh karena itu perhitungan tingkat profitabilitasnya membandingkan antara keuntungan yang diperoleh dengan biaya total

commit to user

ditulis sebagai berikut: Profitabilitas =

TC

Dimana: Π : Keuntungan usaha TC : biaya usaha

Kriteria yang diperhitungkan dalam profitabilitas adalah : Profitabilitas > 0 berarti usaha yang diusahakan menguntungkan Profitabilitas = 0 berarti usaha yang diusahakan mengalami BEP

(impas)

Profitabilitas < 0 berarti usaha yang diusahakan tidak menguntungkan. (Riyanto, 1997).

e. Efisiensi Usahatani Efisiensi ekonomi adalah efisiensi fisik yang dinilai dengan uang. Efisiensi fisik sendiri adalah banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). Setiap panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu luas lahan dikalikan hasil per satuan luas dan semua dinilai dengan uang. Tetapi hasil itu masih harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Setelah semua biaya-biaya tersebut dikurangi, barulah petani memperoleh hasil bersih. Apabila hasil bersih petani besar, maka ini mencerminkan rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya. Makin tinggi rasio ini berarti usahatani makin efisien (Mubyarto, 1989).

Menurut Soekartawi (1995), penghitungan efisiensi usahatani yang sering digunakan adalah Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya, dirumuskan :

Ratio

Keterangan : R = Besarnya penerimaan usahatani

commit to user

f. Analisis Resiko Usahatani Menurut Riyanto (2001) suatu kondisi yang lebih realistis dihadapi oleh pimpinan perusahaan adalah resiko. Sejumlah kemungkinan hasil yang diketahui, atau kemungkinan terjadinya peristiwa di antara kejadian seluruhnya yang mungkin terjadi terdapat dalam pengertian resiko. Berdasarkan hal tersebut, resiko suatu investasi dapat diartikan sebagai probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan.

Pengetahuan tentang hubungan antara resiko dan keuntungan seyogyanya menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan suatu usaha. Hubungan ini biasanya diukur dengan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan. Koefisien variasi merupakan perbandingan antara resiko yang harus ditanggung pengusaha dengan keuntungan rata-rata yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi, secara matematis dapat dirumuskan :

CV =

Keterangan : CV = Koefisien variasi usaha

V = Simpangan baku keuntungan usaha (Rp)

E = Keuntungan rata-rata usaha (Rp) Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari keuntungan rata-rata usaha pembesaran ikan mas dan simpangan bakunya. Secara statistik resiko dapat dihitung dengan menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan baku (standar deviation), secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

V 2 = Keragaman

commit to user

E = Keuntungan rata-rata usaha (Rupiah) Untuk mengetahui batas bawah keuntungan usaha digunakan

rumus :

L=E – 2V Keterangan : L = Batas bawah keuntungan (Rupiah)

E = Keuntungan rata-rata (Rupiah)

V = Simpangan baku ( Rupiah). Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa resiko yang harus

ditanggung semakin besar. Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan bahwa petani akan selalu terhindar dari kerugian. Nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang akan menderita kerugian ( Hernanto,1993).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Usahatani pembesaran ikan mas adalah kegiatan usaha memelihara ikan mas dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan usahatani dapat digunakan untuk menilai keberhasilan petani dalam mengelolanya. Keberhasilan dalam usahatani tersebut akan dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh.