Penutup . Bab ini sebagai bagian terakhir dalam penelitian ini.

kegiatan saja, misalnya pemberian izin lisensi bagi penggunaan merek tertentu ataupun lisensi pembuatan satubeberapa jenis barang tertentu sedangkan pada perjanjian waralaba, pemberian lisensi melibatkan berbagai macam hak milik intelektual, seperti nama perniagaan, merek, model, desain.” 10 Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah: “suatu sistem pendistribusian barang dan jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek franchisor memberikan hak kepada individu atau perusahaan franchise untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara – cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu ”. Di dalam kamus ekonomi bisnis perbankan mengartikan bahwa franchise adalah “suatu hak tunggal yang diberikan kepada perorangan atau suatu organisasi, oleh suatu pihak lain, baik perorangan atau organisasi perusahaan, pemerintah dan sebagainya untuk menjalankan suatu wewenang khususnya menyangkut perbuatan dan atau penjualan di wilayah tertentu 11 . Dari sudut pandang ekonomi franchise adalah hak yang diberikan secara khusus kepada seseorang atau kelompok, untuk memproduksi atau merakit, menjual, memasarkan suatu produk atau jasa. Sedangkan dari sudut pandang hukum franchise adalah perjanjian legal antara dua pihak dalam 10 Adrian Sutedi, Hukum Waralaba, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, h.93. 11 T. Guritno, Kamus Ekonomi Bisnis Perbankan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992, h. 24. bekerjasama memproduksi, merakit, menjual, memasarkan suatu produk jasa. 12 Berdasarkan semua pengertian atau definisi tentang waralaba franchise diatas pada dasarnya mengandung elemenunsur pokok sebagai berikut : 1. Franchisor yaitu pihak pemilikprodusen dari barang atau jasa yang telah memiliki merek tertentu serta memberikan atau melisensikan hak eksklusif tertentu untuk pemasaran dari barang dan jasa itu. 2. Franchise yaitu pihak yang telah menerima hak eksklusif itu dari franchisor. 3. Penyerahan hak – hak secara eksklusif dalam praktek meliputi berbagai macam hak milik intelektualhak milik perindustrian dari franchisor kepada franchise. 4. Standarisasi mutu yang ditetapkan oleh franchisor bagi franchisee, serta supervisi secara sukarela berkala dalam mempertahankan mutu. 5. Imbalan prestasi dari franchise kepada franchisor yang berupa initial fee dan royalties biaya – biaya lain yang disepakati oleh kedua belah pihak. 6. Penempatan wilayah tertentu. 7. Pelatihan awal, pelatihan yang berkesinambungan yang diselenggarakan oleh franchisor guna peningkatan ketrampilan. 12 www.franinfo.com , Diakses pada 2 November 2014. Waralaba dapat berkembang dengan pesat dikarenakan sarana pengembangan usaha ini, digunakan oleh berbagai jenis bidang usaha retail, makanan, salon, binatu dan lain sebagainya. Waralaba juga mulai berkembang di berbagai negara termasuk di Indonesia, baik waralaba asing yang dijalankan oleh pengusaha Indonesia sebagai Penerima Waralaba, maupun waralaba yang dikembangkan oleh pengusaha Indonesia, yang sering disebut sebagai waralaba lokal, di antaranya Es Teller 77, Alfamart, dan Sabana Fried Chicken.

B. Sejarah Franchise

Konsep waralabafranchise pada mulanya muncul sejak 200 tahun sebelum masehi. Ketika itu, terdapat seorang pengusaha keturunan Cina memperkenalkan konsep rangkaian toko untuk mendistribusikan produk makanan dengan merk tertentu. Kemudian juga terjadi di Perancis pada tahun 1200-an, ketika itu penguasa Negara dan penguasa gereja mendelegasikan kekuasaannya kepada para pedagang dan ahli pertukangan. Pada saat itu hal ini disebut “diartes de franchise”, yang berarti bahwa para pedagang dan ahli pertukangan memiliki hak untuk menggunakan dan mengolah hutan yang berada dibawah kekuasaan Negara dan gereja. Kemudian sebagai imbalannya penguasa Negara dan penguasa gereja menuntut jasa tertentu atau uang. Namun, sebenarnya konsep waralaba seperti yang kita kenal saat ini berasal dari Amerika Serikat 13 . 13 Sutedi Adnrian, Hukum Waralaba, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, h.1 Pada tahun 1851 konsep dasar waralaba ini diawali dan berkembang di Amerika Serikat, kemudian tumbuh dengan pesat pada tahun 1950-an dan 1960-an. Ide atau dasar pemikiran ini walnya adalah bagaimana agar suatu produk yang dihasilkan di suatu negara bagian dapat dijual ke negara bagian lainnya. Selanjutnya dikemudian hari ide tersebut diistilahkan sebagai franchise. Hal ini merupakan bentuk penyempurnaan danatau perkembangan dari masa-masa sebelumnya 14 . Kurang lebih dua abad yang lalu perusahaan-perusahaan bir memberikan lisensi kepada perusahaan-perusahaan kecil sebagai upaya mendistribusikan produk mereka. Pada masa ini waralaba yang sekarang dikenal diistilahkan sebagai “straight product franchising” waralaba produksi murni. Pada awalnya sistem ini dipergunakan pada industri Coca Cola yang kemudian berkembang sebagai sistem pemasaran industri mobil general-motor oleh produsen bahan bakar, yang memberikan hak waralaba kepada pemilik pompa bensin sehingga terbentuk jaringan penyediaan untuk memenuhi suplai bahan bakar dengan cepat 15 . Setelah perang dunia ke II di amerika serikat berkembang sistem waralaba generasi ke dua yang istilahkan “entire business francheshing”. Jadi, sistem waralaba mengalami perkembangan, yaitu tidak hanya perjanjian mengenai satu aspek produksi, tetapi cenderung meliputi seluruh aspek pengoprasian perusahaan waralaba. Dimana pemberi waralaba 14 Sumardi Juajir, Aspek-Aspek Hukum Franchise dan Perusahaan Trans Nasional, bandung: Citra Aditya Bhakti, 1995, h.2 15 Sutedi Adnrian, Hukum Waralaba, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, h.2 Franchisor memiliki konsep berupa bentuk atau dekorasi tempat usaha, kebijakan perusahaan, dan sistem manajemen atau organisasi perusahaan. Kemudian di berikan kepada penerima waralaba franchise. Bentuk franchise yang paling sederhana dan umum adalah produk franchise atau trade name franchise yang dipelopori oleh mesin jahit singer. Singer sewing machine company merupakan pihak pertama yang mengembangkan franchise sebagai cara menjual produk dan jasa serta telah menciptakan suatu bentuk pemasaran produknya dalam hal ini mesin-mesin jahit, dimana bentuk pemasaran produk tersebut dapat dianggap sebagai bentuk embrio dari sistem franchise. Pada tahun 1980-an singer membangun jaringan dealer dan salesman yang membayar kepada singer, sebagai royalti atas diberikannya hak memasarkan mesin jahit singer ke daerah tertentu. Meskipun usaha tersebut kurang sukses dan tidak dilanjutkan setelah berjalan sepuluh tahun, singer telah berjasa mengembangkan franchise. Bisnis franchise ini seolah-olah melejit begitu saja, banyak orang terkejut. Franchise dianggap tanpa melalui proses perkembangan dari awal. Apa yang dilakukan oleh Ray Kroc pada McDonald’s adalah mempopulerkan sistem bisnis yang telah ada beberapa abad yang lalu. Sesungguhnya franchise telah ada sejak dulu, sebelum McDonald’s sukses. Baru tahun 1950-an sistem bisnis franchise mulai dikenal luas yang juga dikenal seba gai peristiwa “Franchise Boom” di kawasan Amerika dan sekitarnya. Sejak saat itu mulai nampak variasi bentuk dari sistem franchis dan rupanya sistem bisnis ini semakin berkembang hingga saat ini. Ekspansi di bidang franchise secara bertahap dimulai pada era tahun 1950-an, dimana pada masa itu sistem bisnis franchises merupakan suatu jaringan usaha suatu mata rantai. Para franchisor mulai berfikir untuk mencari lokasi yang tepat bagi pendirian output yang menentukan penempatan pengurus yang tepat bagi produksinya. Dalam perkembangannya dewasa ini franchise juga sudah melewati batas-batas negara, artinya sistem bisnis franchise tidak hanya dilakukan dalam wilayah suatu negara tertentu atau nasional, tetapi juga dilakukan dengan pihak asing di luar negara franchisor. Jadi hubungan bisnis franchise bukan hanya bersifat lokalnasional tetapi sudah bersifat internasional. Sebagai contoh di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan asing yang memberi hak lisensi kepada pengusaha di Indonesia, baik untuk memproduksi barang, memberi hak pemakaian merek, serviceformat dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan tersebut beragam bentuknya mulai dari bisnis restaurant, retail shop, garment, hotel dan lain-lain, namun yang lebih banyak dikenal orang adalah dalam bisnis fast food seperti Kentucky Fried Chicken, McDonald’s, Wendy’s dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam perkembangan franchise saat ini adalah bagaimana mengembangkan konsep atau ide franchisor agar dapat dikembangkan oleh franchisee dengan mutu, standar dan keseragaman tetap terjaga.