tidak suka pembelajaran tematik, kemudian menganggap bahwa pembelajaran tematik itu sulit. Guru beranggapan bahwa tematik sulit
karena pembelajarannya antara muatan pelajaran yang satu dengan yang lainnya harus terkait.
Implementasi pembelajaran tematik terpadu selama ini menggunakan media bahan cetak dan berdasarkan pengamatan guru implementasi pembelajaran
tematik terpadu dengan model pembelajaran Discovery Learning dengan media bahan cetak siswa masih pasif dan berdasarkan ulangan harian dapat
disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas belajar atau masih dibawah KKM 66 sumber Kemendikbud, 2014:107.
Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa penyebab rendahnya nilai rata-rata setiap kali ulangan khususnya dikarenakan terdapat beberapa
masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, antara lain yaitu: 1 Pada saat pembelajaran berlangsung, guru aktif dan siswa pasif, ini terlihat dari
kurangnya partisipasi siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, dan 2 media yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan
media bahan cetak, sehingga membuat siswa merasa bosan, kurang menarik, dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan kondisi tersebut perlu diadakan perbaikan. Salah satunya perubahan media pembelajaran yang digunakan. Memilih media
pembelajaran yang menarik dan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang aktif mengajak siswa untuk turut serta
dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Implementasi pembelajaran tematik, guru hendaknya memilih
berbagai variasi pendekatan, strategi, media yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan
tercapai. Strategi pembelajaran hendaknya dapat mengoptimalkan interaksi antara seluruh komponen dalam proses belajar mengajar, komponen yang
dimaksud adalah guru dan siswa.
Melihat persoalan tersebut, penulis tertarik mengkaji penggunaan pembelajaran model Discovery Learning dan media autentik yang
berpotensi membuat siswa sebagai pusat pembelajaran dan merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya belum diketahui peserta didik dan diharapkan siswa lebih aktif serta dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.2.1
Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu dengan model Discovery Learning dan media bahan cetak siswa masih pasif.
1.2.2 Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu dengan model
Discovery Learning dan media bahan cetak hasil belajar siswa masih rendah.
1.2.3 Penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat sehingga
siswa merasa bosan dan jenuh.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah tersebut diatas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Implementasi Pembelajaran
Tematik Terpadu dengan model Discovery Learning dan media bahan cetak hasil belajar siswa masih rendah. Dengan demikian permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.3.1 Apakah manfaat model pembelajaran Discovery Learning dan Media
Autentik dalam proses pembelajaran tematik siswa kelas V SD Negeri 1 Kupang Raya?
1.3.2 Bagaimanakah model Discovery Learning dan media Autentik dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa? 1.3.3
Bagaimanakah model Discovery Learning dan media Autentik dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas maka judul penelitian ini adalah “Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan Model Pembelajaran
Discovery Learning dan Media Autentik Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kupang Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20142015.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1.4.1
Untuk menganalisis pemanfaatan model pembelajaran Discovery Learning dan Media Autentik dalam proses pembelajaran tematik
siswa kelas V SD Negeri 1 Kupang Raya 1.4.2
Untuk menganalisis model Discovery Learning dan media Autentik dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kupang Raya Bandar Lampung. 1.4.3
Untuk mengetahui model Discovery Learning dan media Autentik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kupang
Raya Bandar Lampung.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
1.5.1 Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam muatan
pelajaran tematik b.
Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal pemahaman konsep dan keterampilan siswa
c. Memberikan suasana belajar yang lebih menarik dan menyenangkan
1.5.2 Bagi Guru
a. Sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan guru dalam implementasi
pembelajaran tematik terpadu b.
Mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
c. Memberikan pengalaman baru dalam kegiatan belajar mengajar.
1.5.3 Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu para pendidik dan peserta didik.
b. Menjadikannya
sebagai penelitian
tindakan kelas
untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Teori Belajar
2.1.1 Teori Belajar Gestalt
Belajar dan mengajar merupakan satu kesatuan proses dan untuk memudahkan dalam memahami dan menganalisis suatu permasalahan,
untuk itu ada beberapa teori berpendapat tentang belajar, yaitu: Psikologi gestalt memandang bahwa belajar terjadi jika memperoleh
insight pemahaman. Pemahaman timbul secara tiba-tiba, jika individu telah dapat melihat hubungan antara unsur-unsur dalam situasi
problematis. Insight timbul pada saat individu dapat memahami struktur yang semula merupakan suatu masalah, dengan kata lain insght timbul
seperti ketika seseorang menemukan ide baru atau menemukan suatu pemecahan masalah Gagne dalam Sumiati Asra, 2009:46.
Menurut Allice dalam Thonthowi, 1993: 131 Crow Insight timbul dalam
pemecahan masalah jika: 1.
Masalah itu diamati dan dihayati oleh siswa 2.
Kesulitan-kesulitan masalah itu disadari oleh siswa 3.
Data yang dimiliki untuk pemecahan masalah itu memungkinkannya
Belajar pada hakikatnya merupakan penyesuaian-penyesuaian terhadap lingkungan untuk mendapatkan respon yang tepat.Thonthowi, 1993:129
Asas-asas belajar teori gestalt menurut Abu Ahmadi, 1989:31-32 1.
Belajar itu berdasarkan keseluruhan 2.
Belajar adalah proses perkembangan 3.
Peserta didik merupakan suatu keseluruhan