55
Karena r11rtabel maka dapat disimpulkan instrumen tersebut dinyatakan reliable.
3.6.1.3 Tingkat Kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
proporsional, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Rumus yang
digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran Arikunto, 2009:208 : IK =
Keterangan : IK
= Indeks tingkat kesukaran. B
= Jumlah siswa yang menjawab benar. JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto, 2009:208. Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran
Nilai Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran
0,00= IK = 0,30 Sukar
0,31 = IK = 0,70 Sedang
0,71 = IK = 1,00 Mudah
Suharsimi Arikunto, 2009:208 Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, untuk data hasil nilai
yang lengkap terlampir pada lampiran. Selanjutnya untuk butir soal yang lain
56
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Berdasar kriteria, maka soal no.1 dikategorikan dalam soal yang memiliki tingat kesulitan yang sedang.
3.6.1.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan : D
= Daya Pembeda. J
= Banyaknya siswa. JA
= Banyaknya siswa pada kelompok atas. JB
= Banyaknya siswa pada kelompok bawah. BA
= Banyak siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. BB
= Banyak siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar Arikunto 2009:218.
57
Menurut Arikunto 2009:218, hasil perhitungan dikonsultasikan atau disesuaikan dengan klasifikasi daya pembeda:
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda
Nilai Tingkat
Daya Pembeda
0,00 ≤ D ≤ 0,20 jelek poor 0,21 ≤ D 0,40 cukup satisfactory
0,41 ≤ D 0,70 baik good 0,71 ≤ D 1,00 sangat baik excellent
Negative sebaiknya dibuang saja
Arikunto 2009:218 Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, untuk data hasil nilai
yang lengkap terlampir pada lampiran. Selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir
soal.
Berdasarkan kriteria makan soal nomor 1 memiliki daya pembeda yang baik. 3.6.2
Analisis Data Awal Uji Homogenitas Pretest
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda. Untuk menguji
homogenitas digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5 dengan menggunakan program SPSS 16.0.
58
Kriteria pengujian : Jika nilai signifikansi P
∝0.05, maka homogen. Jika nilai signifikansi P
∝0.05, maka tidak homogen. Berikut tabel hasil uji homogenitas:
Tabel 3.5 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok
Variansi Levene
Statistic Sig.
Kriteria
Pretest Eksperimen 122,756
0,491 0,486
Homogen Pretest Kontrol
124,152 Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diatas, untuk data pretest
diperoleh nilai sig = 0,486 0,05 jadi dapat disimpulkan data pretest antara kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol homogen.
3.6.3 Analisis Data Akhir