Model Discovery Learning DL Model Problem Based Learning PBL Model Collaborative Learning CL

21 2.3.4 Model Contextual Teaching and Learning CTL Kata contextual berasal dari kata contex , yang berarti ”hubungan, konteks, suasana, keadaan”. Dengan demikian, contextual diartikan “yang berhubungan dengan suasana”. Sehingga, CTL dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. Konsep mendasar tentang pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

2.3.5 Model Discovery Learning DL

Penemuan discovery merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai strategi belajar, discovery learning mempunyai prinsip yang sma dengan inquiry dan problem solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipal pada ketiga istilah ini, pada discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep yang sebelumhya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwapada discovery masalah yang dihadapkan pada siswa merupakan masalah 22 yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inquiry masalahnya tidak di rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilan untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penemuan, sedangkan pada problem solving lebih menekankan pada kemampuan menyelesaikan masalah.

2.3.6 Model Problem Based Learning PBL

Model Problem Based Learning PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusunpengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry , memandirikan siswa serta meningkatkan kepercayaan diri sendiriArends, dalam Abbas, 2001:13. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari untuk mengasah keterampilan, sikap dan pengetahuan, di mana guru tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar itu sendiri.

2.3.7 Model Collaborative Learning CL

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kolaboratif dan kooperatif diartikan sama dengan bersifat kerja sama. Tetapi karena kata kolaboratif dan kooperatif diambil dari bahas Inggris, maka maknanya harus dilihat di kamus istilah Bahasa Inggris. Dalam kamus Webster, cooperative diartikan involving the joint activity of two or more; done with or working with other for a common purpose of benefit, sedangkan collaborative diartikan accomplished by collaboration, sedangkan collaboration diartikan act of working jointly: “they 23 work either in collaboration of independently”. Collaboration sinonim dengan coaction n, berkelompok, perbedaannya adalah kolaborasi lebih menekankan pada inisiatif sebagai bentukan sendiri bukan suatu hasil rekayasa orang lain untuk bekerja sama. Beriku metode-metode pembelajaran yang mendapatkan perhatian secara luas, yaitu berikut ini. a Learning Together LT; b Teams-Games-Tournament TGT; c Group Investigation GI; d Academic-Constructive Controversy AC; e Jigsaw Produce JP; f Student Team Achievement Division STAD; g Complex Instruction CI; h Team Acceleration Instruction TAI; i Cooperative Learning Structures CLS; j Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC.

2.3.8 Model Project Based Learning PjBL

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan hasil belajar IPS melalui project based learning (pembelajaran berbasis proyek) pada siswa kelas V di SD Islam Al-Syukro Universal

1 26 253

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI DI SMK PASUNDAN 1 CIMAHI.

0 4 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN DASAR KELISTRIKAN.

0 0 30

PERBEDAAN PENGGUNAAN E-LEARNING BERBANTUAN EDMODO DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL BAGI SISWA KELAS X SMK ( STUDI KASUS DI SMK NEGERI 2 KEBUMEN).

0 0 17

ANALISIS PENGGUNAAN E-LEARNING EDMODO DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL KELAS X RPL DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 1 185

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-LEARNING EDMODO PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 0 200

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 2 9

1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8

Pengembangan Media E-learning Berbasis Edmodo Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada Materi Bilangan Kompleks Mata Kuliah Fisika Matematika 1 - Repository Unja

0 0 11

Perbandingan Penggunaan E-learning Berbasis Schoology dan Edmodo terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Di SMK Negeri 1 Sukoharjo - UNS Institutional Repository

0 0 18