Apa harapan Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” melalui Tugu api pancasila 2. Sasono utomo Sasono langen budoyo 4. Sasono adi guno Kereta Layang “Titihan Samirono” SHS-23 Aeromovel 3. Kereta Api Mini Kereta Api Kelinci di Lingkungan IAAI Mobil

b. Dalam pengoperasian mobil keliling kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pengunjung? c. Rute mana saja yang dilalui oleh mobil keliling? d. Dalam setiap harinya berapa lamakah mobil keliling dipergunakan? 3. Bagaimana pesan yang disampaikan Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” melalui mobil keliling sebagai bentuk pelayanan dalam meningkatkan kepuasan pengunjungnya? a. Apa pesan yang ingin disampaikan oleh Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” melalui mobil keliling sebagai bentuk pelayanan dalam meningkatkan kepuasan pengunjungnya? b. Bagaimana isi pesan yang disampaikan oleh Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” melalui mobil keliling sebagai bentuk pelayanan dalam meningkatkan kepuasan pengunjungnya?

4. Apa harapan Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” melalui

mobil keliling sebagai bentuk pelayanan dalam meningkatkan kepuasan pengunjungnya? a. Apa yang ingin dicapai Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” melalui mobil keliling sebagai bentuk pelayanan dalam meningkatkan kepuasan pengunjungnya? b. Apa target dari Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” melalui mobil keliling? c. Sikap yang seperti apa yang diharapkan Bidang Promosi dengan adanya mobil keliling dalam meningkatkan kepuasan pengunjung?

5. Bagaimana strategi Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah”

melalui mobil keliling sebagai bentuk pelayanan dalam meningkatkan kepuasan pengunjungnya?

1.7 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif menurut Bogdan dan Taylor merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskripsi yang berupa kata- kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Sedangkan metode yang dipakai adalah metode deskriptif. Menurut Ruslan 2004 yang mengemukakan bahwa “dalam penelitian deskriptif, untuk menggambarkan karakteristik ciri-ciri, individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian relative sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu” . Dalam perumusan yang bersifat deskriptif, masalah yang di survey hanya satu variabel saja. pertanyaannya baisanya diawali dengan kalimat seperti, seberapa jauh, bagaimana tingkat, berapa persen dsb. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk menjelaskan. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks Nasution, 1992 :3. Menurut Jalaludin Rakhmat 2004:25, penelitian deskriptif bertujuan untuk : a. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala- gejala yang ada b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku c. Membuat perbandingan atau evaluasi d. Menentukan apa yang dihadapi orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang 1.8 Subyek dan Informan Penelitian 1.8.1. Subyek Penelitian Subjek Penelitian adalah sesuatu baik mahkluk hidup, benda ataupun lembaga instansi, yang sifat dan keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain, subjek penelitian adalah sesuatu yang ada di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian Tatang M : 2009. Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah”.

1.8.2. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang ada pada latar penelitian, informan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian Moleong :90. Lain halnya menurut Webster.s new colleagiate Dictiory yang mengatakan bahwa, “ Informan adalah seorang pembaca asli yang berbicara mengulang kata-kata, frasa, dan kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai model instansi atau sumber informasi”. Spradley, 2006 :36 Jadi memilih informan harus benar-benar tepat agar dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan benar. Dan dapat membantu memberikan informasi yang akurat. Tabel 1.1 Data Informan Penelitian No Nama Jabatan 1 Tomo Gunawan Wibisono S.sos Ass. Manajer Komunikasi Promosi 2 Sandiman Karyawan Bidang Promosi 3 Adi Rahmat Supir Mobil Keliling Sumber : analisis peneliti, 2011 Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti menambahkan uji keabsahan data dengan pendekatan triangulasi data. Menurut Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”. Teknik triangulasi data menurutut Denzin 1978 membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, penyidik dan teori. Penelitian ini juga akan menggunakan informan kunci. Informan kunci dalam penelitian ini ialah para pengunjung Taman Mini “Indonesia Indah” yang telah menggunakan mobil keliling. Pengunjung yang telah menggunakan mobil keliling diharapkan mampu memberikan pernyataan yang objektif seputar mobil keliling. Tabel 1.2 Data Informan Kunci No Nama Asal Kota 1 Ibu Mariana Cikarang

2 Ibu Lili

Semarang 3 Ibu Sulistia Tanggerang Sumber : analisis peneliti, 2011

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan salah satu unsur atau komponen utama dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Mendalam Menurut Baskin Et Al 1997 wawancara bisa menjadi cara yang berhasil untuk memperoleh informasi dari public. Pewawancara yang terampil dapat diperoleh informasi yang sulit dilakukan oleh pewawancara biasa sukarela. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dimana peneliti menanyakan secara langsung kepada responden mengenai pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian dan mencatat hasil jawaban responden. “Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara”. Bungin, 2001 :133 Wawancara juga dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses pengumpulan informasi yang selanjutnya akan dikaji mengenai permasalahan yang diangkat langsung dari informan yang dianggap menguasai permasalahan tersebut. Dalam wawancara mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan tidak menutup kemungkinan terdapat pertanyaan tambahan seiring pembicaraan dalam wawancara tersebut yang berkembang dan menarik untuk dijadikan informasi tambahan untuk menguatkan data guna hasil penelitian yang maksimal. 2. Studi Kepustakaan Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat referensi buku serta pokok-pokok pikiran yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. 3. Observasi Yaitu peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang diteliti Susan Stainback : 1998. 4. Internet Searching Adalah salah satu fasilitas internet yang dijalankan melalui browser untuk mencari informasi yang kita inginkan. Internet searching menampung database situs-situs dari seluruh dunia yang jumlahnya milyaran halaman web, cukup dengan memasukan keyword maka internet searching akan menampilkan beberapa link yang dicari. 5. Dokumentasi Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya tulis monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untu meramalkan. Moleong 2007 : 216-217

1.10 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam triangulasi, Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian, sejak penelitian memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Analisis kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam mapun observasi Kriyantono, 2006 : 192. Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah berikut : 1. Penyeleksian Data Penyeleksian data yakni memilah data yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh kemungkinan tidak sejalan dengan tujuan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak sangat dibutuhkan. 2. Klasifikasi Data Klasifikasi data yakni mengkategorikan data yang diperoleh berdasarkan bagian-bagian penelitian yang telah ditetapkan. Klasifikasi data ini dilakukan untuk memberikan batasan pembahasan dan berusaha untuk menyusun laporannya secara tersistematis menurut klasifikasinya. Klasifikasi ini juga membantu penulis dalam memberikan penjelasan secara lebih detail dan jelas. 3. Merumuskan hasil penelitian Semua data yang diperoleh kemudian dirumuskan menurut pengklasifikasian data yang telah ditentukan. Rumusan hasil penelitian ini memaparkan beragam hasil yang didapat di lapangan dan berusaha untuk menjelaskannya dalam bentuk laporan yang terarah dan sistematis. 4. Menganalisa hasil penelitian Tahap yang terakhir adalah menganalisa hasil penelitian yang diperoleh dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau model atau dengan penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh secara nyata di lapangan. Menganalisa hasil penelitian dilakukan untuk dapat memperoleh jawaban atas penelitian yang dilakukan dan berusaha untuk membuahkan suatu kerangka piker atau menguatkan yang ada.

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.11.1. Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Taman Mini “Indonesia Indah”, Jln. Raya Taman Mini Pondok Gede Jakarta 13560. Telepon : 021- 8409270-8409210-84099236, Fax : 021-8400709, Website : www.tamanmini.com.

1.11.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juni 2011. Tabel 1.3 Waktu Penelitian No Kegiatan Bulan Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan Judul 2. Penulisan Bab I Bimbingan 3. Seminar UP 4. Penulisan Bab II Bimbingan 5. Pengumpulan Data Lapangan 6. Penulisan Bab III Bimbingan 7. Penulisan Bab IV Bimbingan 8. Penulisan Bab V Bimbingan 9. Penyusunan Skripsi 10. Sidang kelulusan

11. Revisi Skripsi

Sumber : Analisis Peneliti, 2011

1.12 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran penelitian ini secara sistematika, peneliti membagi susunan sripsi kedalam lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tinjauan permasalahan dari aspek teoritis, yaitu tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi pemasaran, tinjauan tentang strategi, tinjauan tentang pelayanan, dan tinjuan tentang kepuasan pengunjung.

BAB III OBYEK PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti memberikan gambaran tentang tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu di Taman Mini “Indonesia Indah”. Di mulai dari sejarah perusahaan, struktur organisasi, jobdeskription dan gambaran tentang mobil keliling TMII.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan mengenai hasil wawancara dengan informan. Didalamnya berisikan data informan, analisis penelitian dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah dan juga peneliti memberikan saran- saran kepada perusahaan dan kepada peneliti selanjutnya. 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

Sebagai makhluk sosial kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Pentingnya berkomunikasi dapat dilihat dari beberapa pengertian menurut para ahli.

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication dan dalam bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui system lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”. Ada yang berpendapat komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran terntentu. Pada dasarnya komunikasi merupakan proses komunikasi dua arah, komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja, 38 komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat. Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Terdapat beberapa definisi tentang komunikasi dari beberapa para ahli, diantaranya : Weaver mendefinisikan komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain. Harold Lasswell mendefinisikan komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, “dan dengan akibat apa” atau “hasil apa”. who says what in which channel to whom and with what effect Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu : a. Siapa pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber b. Mengatakan apa isi informasi yang disampaikan c. Kepada siapa pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima 39 d. Melalui saluran apa saluran atau alat apa yang digunakan dalam penyampaian informasi e. Dengan akibat atau hasil apa hasil yang terjadi pada diri penerima Definisi dari Hovland Cs, memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah mengubah atau membentuk perilaku. Hovland, Janis dan Kelley menjelaskan, komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang komunikator menyampaikan stimulus biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya khalayak. Wilbur Schrarmm Ashadi, 1987 menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi sharing proses, Schrarmm menguraikannya demikian : “Komunikasi berasal dari kata-kata bahasa latin communis yang berarti umum common atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan commonness dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide, dan sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima 40 atau pemberi komunikasi memilki pengertian pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu. Dari uraian Schrarmm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan commonness ; kesepahaman antara sumber source dengan penerima audience- receiver-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.

2.1.2 Proses Komunikasi

Setelah kita memahami pengertian komunikasi, maka selanjutnya perlu diketahui pula tentang proses komunikasi. Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan. Komunikasi adalah suat proses, suatu kegiatan yang berlangsung kontinu. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen-elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain. Elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independen, masing-masing komponen saling mengait dengan komponen yang lain. Karena sifat saling bergantung ini, perubahan pada elemen proses akan mengakibatkan perubahan pada elemen-elemen yang lain. 41 Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia. Menurut pandangan Ruesch dan Bateson dalam Liliweri 1994, bahwa tingkatan yang paling penting dalam komunikasi manusia adalah komunikasi antar pribadi yang diartikan sebagai relasi individual dengan orang lain dalam konteks sosialnya. Melalui proses ini individu menyesuaikan dirinya dengan orang lain melalui proses yang disebut pengiriman transmitting dan penerimaan receiving. William G.Scott mengutip pendapat Babcock dalam Thoha 1977 mengatakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi proses komunikasi : 1. The Act Perbuatan Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambing-lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambing tersebut dinyatakan dengan bahasa atau dalam keadaan terntentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan. 2. The Scene Adegan Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa yang akan dilakukan, symbol apa yang digunakan dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan pengertian adegan ini merupakan apa yang 42 dimaksudkan yakni sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui symbol apa, sesuati itu dapat dikomunikasikan. 3. The Agent Pelaku Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. pengirim dan penerima yang terlibat dalam hubungan komunikasi ini, adalah contoh dari pelaku- pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang. 4. The Agency Perantara Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara itu the agency. Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis, seperti surat perintah, memo, bulletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis. 5. The Purpose Tujuan Menurut Grace dalam Thoha 1977, ada 4 empat macam tujuan trsebut yaitu : - Tujuan Fungsional The Functional Goals ialah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasilembaga. - Tujuan Manipulasi The Manipulative Goals tujuan ini dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau 43 menerima ide-ide yang disampaikan baik sesuai atau pun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri. - Tujuan Keindahan The Aesthetics Goals tujuan ini dimaksudkan untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan. - Tujuan Keyakinan The Confidence Goals tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan.

2.1.3 Unsur Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen unsur yang dicakup, yang merupakan pernyataan terjadinya komunikasi. komponen atau unsur-unsur tersebut sebagai berikut : a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan b. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang c. Komunikan : orang yang menerima pesan d. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. 44 e. Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan Perkembangan terakhir mengenai unsur komunikasi adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnyadalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Kalau unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan di atas dilukiskan dalam gambar, kaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya dapat dilihat seperti berikut : Gambar 2.1 Unsur Komunikasi Sumber : Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek

2.1.4 Karakteristik Komunikasi

Berdasarkan dari beberapa definisi tentang komunikasi di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Komunikasi adalah suatu proses. Artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara SUM BER PESAN M EDIA PENERIM A EFEK UM PAN BALIK 45 beriritan ada tahapan atau sekuensi serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. 2. Komunikasi bersifat simbolis. Yaitu komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan menggunakan tanda-tanda atau lambing-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah dengan bahasa verbal yaitu dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. 3. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. 4. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi dua orang atau lebih sama- sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topic pesan yang disampaikan. 5. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Dimana para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. 46 6. Komunikasi bersifat transaksional. Pada dasarnya komunikasi menuntu dua tindakan, yaitu member dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.

2.1.5 Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Perubahan sosial dan partisipasi sosial. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat yang tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pemilihan suatu pada pemilu. 2. Perubahan sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat berubah menjadi positif terhadap pola hidup sehat. 3. Perubahan pendapat. Memberikan berbagai infromasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau merubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya infromasi mengenai kebijakan pemerintah yang biasanya selalu 47 mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.

2.1.6 Fungsi Komunikasi

Begitu pentingnya komuniaksi dalam hidup manusia, maka Harold Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain : 1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya. 2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada 3. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication . 48 2. Mendidik masyarakat. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberiakan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan- pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan anak-anaknya. 3. Mempengaruhi masyarakat. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut 48ocial48 perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya. Tetapi 49 berdasarkan beberapa penelitian kegiatan mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi Interpersonal. 4. Menghibur masyarakat. Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

2.1.7 Ruang Lingkup Komunikasi

Istilah komunikasi kian hari kian popular. Begitu populernya sampai muncul berbagai macam istilah komunikasi. Ada komunikasi timbale balik, ada komunikasi tatap muka, ada komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, komunikasi vertical, komunikasi horizontal, komunikasi dua arah dan masih banyak lainnya. Sebenarnya istilah-istilah seperti ini tidak perlu membingungkan kita. Apapun istilahnya, bila kita tetap berpijak pada objek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkupnya, semua istilahitu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing-masing. Dalam kehidupan kita sehari-sehari kita menemukan peristiwa komunikasi dimana-dimana. Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komuniasi yang menggambarkan bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu melalui bahasa atau sombol-simbol tertentu kepada orang lain. 50

2.1.8 Konteks Komunikasi Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi suatu pengantar,

komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa social, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas, konteks komunikasi di sini berarti semua faktor-faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari : 1. Aspek bersifat Fisik, seperti : iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk penyampaian pesan. 2. Aspek Psikologis, seperti : sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para peserta komunikasi. 3. Aspek Sosial, seperti : norma kelompok, nilai social, dan karakteristik budaya. 4. Aspek Waktu, seperti : yaitu kapan berkomunikasi. Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tungkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Sehingga dikenal adanya komunikasi dengan diri sendiri intrapersonal communication, komunikasi diadik dyadic communication, komunikasi antarpribadi interpersonal communication, komunikasi kelompok kecil small group social location, komunikasi public public communication, komunikasi oraganisasi organization communication dan komunikasi massa mass communication. Mulyana, 2002 :69-70 51 2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Pemasaran 2.2.1 Definisi Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah perusahaan. Perusahaan modern mengelola sistem komunikasi pemasaran yang kompleks. Perusahaaan berkomunikasi dengan perantaranya, konsumen, dan masyarakat dari berbagai tingkatan sosial. Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk atau jasa di pasaran. Komunikasi pemasaran memegang peranan penting yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat yang bersangkutan secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasaran. Komunikasi pemasaran juga dapat menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena pemasar harus berhat-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentu siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien. 52 Maka dari itu yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Secara garis besar proses komunikasi pemasaran dapat dijelaskan dalam gambar dibawah ini : Gambar 2.2 Proses Komunikasi Pemasaran Sumber : Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Gagasan Pemahaman PENGIRIM DECODE ENCODE MEDIA FEEDBACK PESAN GANGGGUAN Gangguan Fisik Masalah Semantik Perbedaan Budaya Ketiadaan Feedback Efek Status ENCODE DECODE Pemahaman PENERIMA Response 53 Ada tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi pemasaran sebagaimana yang tergambar diatas. 1. Pelaku komunikasi Terdiri atas pengirim sender atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerima receiver atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya adalah produsen atau perusahaan, sedangkan komunikannya adalah khalayak, seperti pasar pribadi, pasar organisasi, maupun masyarakat umum yang berperan sebagai iniatiaor, influencer, decider, purchaser, dan user. 2. Material Komunikasi Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting yaitu : a. Gagasan, yakni materi pokok yang hendak disampaikan pengirim. b. Pesan message himpunan sebagai symbol oral, verbal, atau non-verbal dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan melalui suatu media. c. Media, yaitu pembawa transporter pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non-personal. Media personal dapat dipilih dari tenaga penganjur misalnya konsultan, tenaga ahli 54 professional, atau dari masyarakat umum. Media non- personal meliputi media massa radio, TV, Internet, Koran, majalah, tabloid, kondisi lingkungan ruangan,gedung atapun peristiwa tertentu hari-hari besar atau 54ersuas. d. Respons, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima. e. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respons yang dikirim kembali oleh penerima. f. Gangguan noise, yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan yang biasanya menghambat proses komunikasi pemasaran yaitu gangguan fisik, masalah semantic atau bahasa, perbedaan budaya, efek status, dan ketiadaan umpan balik. 3. Proses Komunikasi Proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima maupun pengiriman kembali respon dari penerima kepada pengirim akan memerlukan dua kegiatan, yaitu encoding fungsi mengirim dan decoding fungsi menerima. 55 a. Encoding adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima. b. Decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan symbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami. Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi komunikasi persuasive, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen komunikasi persuasive, dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang komunikasi mengingatkan kembali. Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi : a. Efek kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu. b. Efek afeksi, yaitu memberikan pengaruuh untuk melakukan sesuatu yang diharapkan adalah realisasi pembelian. c. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya, yang diharapkan adalah pembelian ulang. Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan tahap-tahap dalam proses pembelian yang terdiri atas : 1. Menyadari awareness produk yang ditawarkan 2. Menyukai interest dan berusaha mengetahui lebih lanjut 56 3. Mencoba trial untuk membandingkan dengan harapannya 4. Mengambil tindakan act membeli atau tidak membeli 5. Tindak lanjut follow-up membeli kembali atau pindah merek Ketertarikan antara tujuan komunikasi, respon khalayak, dan tahap-tahap dalam proses pembelian dapat diringkas dalam gambar berikut : Gambar 2.3 Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian TUJUAN RESPON PROSES KOMUNIKASI KHALAYAK PEMBELIAN Sumber :Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Informing Persuading Reminding Efek Kognitif Efek Afektif Efek Konatif Efek Kognitif Efek Kognitif Efek Kognitif 57

2.3 Tinjauan Tentang Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategeia stratos = militer; dan ag = memimpin, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi Glueck dan Jauch. Strategi menurut Adnan Putra adalah Bagian terpadu dari suatu rencana Plan sedangkan rencana merupakan produksi dari perencanaan Planning yang pada akhirnya perencanaan adalah suatu fungsi dasar proses manajemen Ruslan,2005:123. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus Yadianto.2000:579 Menurut Arifin dalam bukunya yang berjudul “Strategi Komunikasi“, strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai suatu tujuan. Arifin, 1994 : 59. Jadi didalam merumuskan suatu strategi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Untuk mencapainya maka diperlukan beberapa hal, sebagai berikut : 1. Mengenal khalayak atau sasaran. Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha pencapaian strategi. 58 2. Pengenalan serta komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Susanto, 1974 : 59. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr, konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu : 1. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan intends to do 2. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan eventually does Tjiptono, 1997:3 Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplimentasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan. Sedangkan pada perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. 59 Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. 2.4 Tinjauan Tentang Promosi 2.4.1 Pengertian Promosi Promosi berasal dari kata promote dalam Bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Menurut kotler 1992, promosi mencakup semua alat-alat bauran pemasaran marketing mix yang peran utamanya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk. Menurut Stanton 1993, promosi adalah sinonim dari penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada konsumen, menghimbau dan mempengaruhi khalayak ramai. Menurut Basu Swastha DM dan Irawan 1999, promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa. Menurut Stanson 1999, atau promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, penjualan personal dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Sedang Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel 2001, promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan 60 mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. Peranan kegiatan komunikasi adalah sangat penting dan harus dapat memperlihatkan dengan cara yang tepat sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dimngerti oleh masyarakat yang diharapkan dapat menjadi konsumen bagi perusahaan.

2.4.2 Kegiatan Promosi

Promosi adalah kegiatan perusahaan mengkomunikasikan produk ataupun jasanya. Promosi adalah bagian dari strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar dengan menggunakan komposisi bauran promosi promotional mix. Dalam kegiatannya promosi memiliki alat-alat yang dipergunakan dalam aktivitasnya, yang terdiri dari 4 variabel yaitu :. a. Periklanan Advertising Periklanan adalah komunikasi nonindividu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu. b. Penjualan Perseorangan Personal selling Penjualan perseorangan adalah interaksi antarindividu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau 61 mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Penjualan perseorangan merupakan alat promosi yang menggunakan orang atau individu dalam pelaksanaannya. c. Publisitas Publicity Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan terhadap suatu produk secara nonpersonal dengan membuat berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut dalam media tercetak atau tidak, maupun hasl wawancara yang disiarkan dalam media tersebut. d. Promosi Penjualan Sales Promotion Merupakan salah satu kegiatan promosi untuk melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi penjualan adalah intensif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari produk atau jasa Kotler dan Amstrong, 2003.

2.4.3 Fungsi Promosi

Adapun fungsi dari promosi yaitu: 1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa. 62 2. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi. 3. Pengembangan rasa ingin tahu desire calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mampu dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya, maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.

2.4.4 Tujuan Promosi

Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan. Menurut Kotler terdapat tiga hal yang menjadi tujuan dasar promosi yaitu : 1. To Infrom menginformasikan Pelanggan potensial harus mengetahui sesuatu mengenai suatu produk jika mereka bermaksud untuk membelinya. Untuk itu menginformasikan 63 produk dapat menjadi tujuan perusahaan yang palaing penting. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tujuan menginformasikan, yaitu : a. Memberitakan pasar tentang produk baru b. Menganjurkan penggunaan tentang produk baru c. Memberitahukan tentang perubahan harga d. Menjelaskan cara kerja suatu produk e. Menggambarkan jasa pelayanan yang ada f. Mengoreksi kesan yang salah g. Mengurangi ketakutan konsumen h. Membangun citra perusahaan. 2. To Persuade membujuk Perusahaan tidak hanya menginformasikan kepada pelanggan bahwa produknya tersedia, tetapi juga membujuk mereka untuk membelinya. Perusahaan akanberusaha untuk mempengaruhi sikap konsumen dengan harapan akan mempengaruhi perilaku pembeli. Dalam hal ini dapat diberikan informasi perbandingan, yaitu memperlihatkan bahwa produknya itu lebih baik dibandingkan dengan produk lain. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan membujuk, yaitu : 64 a. Memilih merek tertentu b. Menganjurkan membeli merek tertentu c. Mengubah persepsi konsumen tentang ciri – ciri merek tertentu d. Membujuk pelanggan untuk membeli sekarang e. Membujuk pelanggan untuk menerima kunjungan penjual 3. To Remind mengingatkan Dengan mengingatkan pelanggan akan kepuasan yang telah diperoleh sebelumnya perusahaan dapat menjaga mereka dari perpindahan pembelian kepesaing. Sehubungan dengan tujuan mengingatkan ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu : a. Mengingatkan konsumen bahwa produk itu mungkin akan dibutuhkan dalam waktu dekat b. Mengingatkan konsumen dimana membeli produk itu c. Mengingatkan para pelanggan pada waktu pasaran sepi d. Menjaga agar pelanggan selalu ingat akan produk itu. Kotler, 1995 : 745 65

2.5 Tinjauan Tentang Pelayanan

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Pelayanan merupakan salah satu unsure yang sangat penting bagi suatu perusahaan, untuk itulah masalah pelayanan harus benar-benar diperhatikan jangan sampai pelanggan merasa tidak puas atas pelayanan yang telah kita berikan. Berikut ini diungkapkan prinsip-prinsip pelayanan yaitu : 1. memuaskan perhatian terhadap apa yang disenangi dan diperlukan para pelanggan, membantu mereka member yang terbaik dan membuat mereka senang. 2. Menjadikan upaya menolong sebagai prioritas utama. Le Boeuf, 1992:17 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur pelayanan merupakan unsur yang sangat penting dan harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik oleh suatu perusahaan dan perlunya seorang petugas yang professional dalam melayani pengunjung. Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pengunjung atau konsumen karena dengan memberikan pelayanan yang baik maka kepuasan pengunjung pun dapat meningkat. 66

2.6 Tinjauan Tentang Kepuasan Pengunjung

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik dari pasar domestic nasional maupun di pasar internasional global. Untuk memenangkan persaingan itulah, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan pada konsumen atau pengunjung, mislanya dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, produk yang lebih berkualitas dan pelayanan yang lebih baik dari para pesaing. Banyak sebagian orang yang bahkan berkata pelanggan atau pengunjung diibaratkan sebagai seorang raja. Manusia memiliki akal budi kemampuan untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu, sehingga manusia secara alamiah harus memenuhi semua kebutuhan itu dengan cara membeli maupun menukar barang atau jasa yang diinginkan. Terciptalah manusia sebagai pembeli yang dalam dunia industri disebut pelanggan atau pengunjung untuk melakukan transaksi dalam rangka memenuhi semua kebutuhan. Arti Pelanggan menurut Dharmmesta dan Handoko dalam bukunya Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. yaitu “Individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangga” Dharmmesta, 1997:12. Menurut Supranto dalam bukunya Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan “Pelanggan adalah setiap individu yang menerima suatu jenis barang atau jasa dari beberapa orang lain atau kelompok orang” Supranto : 2001:21 Lupiyoadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. mendefinisikan Pelanggan 67 adalah “Seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang ketempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut.” Lulopiyoadi 2001:134 Individu atau kumpulan individu yang dipengaruhi oleh aspek-aspek eksternal dan internal yang mengarah untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan disebut sebagai pelanggan Umar, 2003:11. Berbeda menurut Jerome dkk dalam bukunya Dasar-Dasar Pemasaran “Pelanggan adalah individu yang mengetahui semua fakta dan secara logis membandingkan sejumlah pilihan dalam kaitannya dengan biaya dan nilai yang diterima untuk memperoleh kepuasan terbesar dari waktu dan dana yang dikeluarkan”. Jerome, 1993:215. Menurut Gasperz sebagaimana yang dikutip oleh Nasutioan dalam bukunya Manajemen Jasa Terpadu “Pelanggan adalah “Semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performansi perusahaan dan manajemen perusahaan. Dari semua pendapat para ahli diatas dapat disimpukan bahwa pelanggan adalah individu yang melakukan pembelian kebutuhan yang bisa membuat puas dengan membandingkan beberapa aspek seperti harga, standar kualitas barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan pribadi dan rumah tangga”. Nasution, 2004:101 68 Menurut Philip Kotler, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang dialami oleh konsumen atau pengunjung setelah membandingkan antara persepsi terhadap produk atau jasa yang tidak sesuai dengan harapan-harapannya. Dalam setiap perusahaan kepuasan pengunjung atau pelanggan adalah hal yang paling penting guna menunjang citra perusahaan. Kepuasan timbul karena adanya perasaan yang nyaman dengan suatu produk atau jasa bahwa kebutuhan atau keinginan pengunjung atau pelanggan dapat terpenuhi dengan baik. Apabila pengunjung atau pelanggan sudah merasa puas maka kemungkinan mereka akan menggunakan produk atau jasa itu kembali. Konsep kepuasan adalah salah satu hal dimana terdapat beberapa penyesuaian mengenai definisi atau tahap pengukuran. Kepuasan pelanggan atau pengunjung menjadi prioritas utama dalam pelayanan. Seperti yang dikatakan oleh Le Boef yakni : “Periharalah hubungan dan berikanlah berbagai informasi kepada pelanggan. Tetaplah memelihara hubungan dan biarkan pelanggan tahu, melalui perkataan dan perbuatan bahwa kepuasan mereka merupakan prioritas nomor satu bagi customer service”. Le Boef, Tahapary, 1992 :58 Dalam rangka menciptakan iklim pelanggan yang loyal pada suatu produk atau jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan harus adanya usaha untuk melahirkan kepuasan Menurut Engel Perilaku Konsumen “Kepuasan adalah evaluasi paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan” Engel, 1994:409. 69 Oliver dalam menyatakan kepuasan adalah “Tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian pelanggan atas barang atau jasa memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang tidak sesuai harapan atau pemenuhan yang melebihi harapan pelanggan”. Barnes, 2003:64 Kepusaan pelanggan adalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang mengelilingi harapan yang tidak cocok dilipat gandakan oleh perasaan-perasaan yang terbentuk dalam pelanggan tentang pengalaman pengkonsumsian Oliver dalam Peter dan Olson, 1996:157. Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Manfaat Kepuasan Pelanggan Manurut Fandy Tjiptono dalam bukunya Total Quality Management Kepuasan Pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya: 70 1. Hubungan antara perusahaan dengan para pelangganya menjadi harmonis. 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut World of Mouth yang menguntungkan bagi perusahaan 5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan 6. Laba yang diperoleh dapat meningkat. Sebab-sebab timbulnya Ketidakpuasan Menurut Dr.Buchari Alma dalam bukunya “Manajemen Pemasaran sebab-sebab munculnya rasa tidak puas terhadap sesuatu antara lain.: 1. Tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang dialami 2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan 3. Perilaku Personil 4. Suasan dan Kondisi titik lingkungan yang tidak menunjang 5. Cost terlalui tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan harga terlalu tinggi. 6. Promosi atau Iklan terlalu muluk, tidak sesuai dengan kenyataan. Tingkat KepuasanKetidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa dipenuhi juga oleh kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan, terhadap produk, jasa yang ditawarkan perusahaaninstansi. 71

a. Kebutuhan

Menurut A.B Susanto dalam bukunya “Manajemen Pemasaran di Indonesia Mengenai pengertian kebutuhan sebagai berikut “Kebutuhan manusia adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar” Manusia membutuhkan makanan, pakaian, perlindungan, keamanan, hak milik, harga diri dan beberapahal lain untuk bisa hidup. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar namun sudah terukir dalam hayati serta kondisi manusia. Menurut H. Djasalim Salaudin dan Yevis Marty Oesman dalam bukunya “Perilaku dan Konsumen dan Pemasaran Strategik” yang dikutip dari James F Engel mengklarifikasikan kebutuhan konsumenpelanggan yaitu sebagai berikut: 1. Fisiologis kebutuhan jasmaniah yang mendasar, seperti rasa lapar, haus dan kebutuha lainnya 2. Kemananan berkenaan kelangsungan hidup fisik dan keamanan 3. Afiliasi dan pemilikan kebutuhan untuk diterima oleh orang lain menjadi orang yang penting bagi mereka. 4. Prestasi : keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi. 5. Kekuasaan : keinginan untuk mendapatkan kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain 6. Ekspresi diri kebutuhan untuk mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dan dipandang penting oleh oranglain. 72 7. Urutan dan pengertian : keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melelui pengetahuan, pengertian, sistemasi, dan pengembangan system nilai 8. Pencarian variasi : pemeliharaan tingkat kegairahan, fisiologis dan stimulisasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi. 9. Akibat sebab-akibat: akibat estimasiatribut sebab akibat dari kejadian dan tindakan. Salaudin dan Oesman, 2002 : 39

b. Keinginan

Menurut A.B Susanto dalam bukunya “Manajemen Pemasaran di Indonesia” mengenai pengertian keinginan sebagai berikut: “Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut Susanto 2000 : 12

c. Harapan

Menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya “Strategi Pemasaran” mengenai harapan pelanggan : “Harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk barang dan jasa dan kepuasan pelanggan, pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitasa dan kepuasan pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakannya harapan sebagai standar atau acuan. Dengan demikian harapan pelanggan yang melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggan. Dalam konteks kepuasan pelanggan umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya” Tjiptono, 1997 : 28. 73 Perilaku umumnya faktor-faktor yang menentukan harapan pelanggan meliputi kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau, rekomendasi dari mulut ke mulut dan iklan. Menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya “Strategi Pemasaran” yang dikutip dari Zeithaml mengenai harapan pelanggan terhadap kualitas jasa terbentuk oleh beberapa faktor tersebut : 1. Enduring Service Intensifier Faktor ini merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong pelanggan untuk meningkatkan sendifitasanya terhadap jasa. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi seseorang tentang jasa. Seorang pelanggan akan berharap bahwa ia patut dilayani dengan baik oleh pemberi jasa. 2. Personal Needs Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi kesejahteraanya juga sangat menentukan harapannya kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis. 3. Transistory Service Intensifiers Faktor ini merupakan faktor individual yang bersifat sementara jangka pendek yang meningkatkan sensivitas pelanggaran terhadap jasa. Faktor ini meliputi: a situasi darurat pada saat pelanggan sangat 74 membutuhkan jasa dan ingin perusahaan bisa membantunya. b jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi acuannya untuk menentukan baik buruknya jasa berikutnya. 4. Received Service Alternives Merupakan persepsi pelanggan terhadap tingkat derajat pelanggan perusahaan lain yang sejenis. Jika konsumen memiliki beberapa derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. 5. Self Perceived Service Roles Faktor ini adalah persepsi pelangan terhadap tingkatderajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya jika konsumen terlibat dalam proses pemberian jasa dan jasa yang terjadi ternyata tidak begitu baik, maka pelanggan tidak bisa menimpakan kesalahan sepenuhnya pada si pemberi jasa. Oleh karena itu persepsi tentang derajat keterlibatannya, ini akan mempengaruhi tingkatjasa pelanggan yang bersedia diterimanya. 6. Situasional atau Faktoral Faktor situasional terdiri atas segala kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja, jasa yang berada di luar kendali penyedia jasa. 75 7. Explicit Service Promises Faktor ini merupakan pernyataan secara personal atau non personal oleh organisasi tentang jasanya kepada pelanggan. Janji ini berupa iklan, personal selling, perjanjian, atau komunikasi dengan karyawan orang tersebut. 8. Implicit Service Faktor ini menyangkut petunjuk yang berkaitan dengan jasa yang memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang jasa yang bagaimana yang seharusnya dan yang akan diberikan. Petunjuk yang memberika gambaran jasa ini meliputi biaya untuk memperolehnya harga dan alat-alat pendukung jasanya. 9. Word of Mouth Word of mouth merupakan pernyataan secara personalnon personal yang disampaikan oleh orang lain selain orang service provider kepada pelanggan. Rekomendasi ini biasanya cepat diterima pelanggan karena yang menyampaikan adalah mereka yang dapat di percayai, seperti para ahli, teman, keluarga, dan publikasi media massa. 76 10. Past Experience Pengalaman masa lampau meliputi hal-hal yang telah dipelajari atau dketahui dari yang pernah diterimanya di masa lalu Tjiptono, 1997:28-29 11. Harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan semakin banyak informasi yang diterima pelanggan serta semakin bertambahnya pengalaman pelanggan pada gilirannya, semua ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan yang dirasakan pelanggan. Kepuasan pelanggan atau pengunjung menjadi bagian penting dari strategi perusahaan agar membentuk citra yang baik bagi perusahaan apabila konsumen atau pengunjung merasa puas dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Pencapaian kepuasan dapat merupakan proses yang sederhana, maupun kompleks dan rumit. Dalam hal ini peranan setiap individu dalam service encounter sangatlah penting dan berpengaruh terhadap kepuasan yang dibentuk. Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau pelanggan secara lebih baik, maka perlu dipahami pula sebab-sebab kepuasan. Pengunjung atau pelanggan tidak Cuma lebih banyak kecewa pada jasa daripada barang, tetapi 77 mereka juga jarang mengeluh. Salah satu alasannya adalah karena mereka juga ikut terlibat dalam proses penciptaan jasa. Banyak pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan pengunjung atau pelanggan. Day dalam Tse dan Wilton,1988 menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atai diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya atau norma kinerja lainnya dan kinerja actual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.Fandy Tjiptono, 2001:146 Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pengunjung atau pelanggannya. Kotler mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan : 1. System keluhan dan saran Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan costumeroriented perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran, menyediakan kartu komentar yang bisa diisi langsung ataupun bisa dikirmkan via pos kepada perusahaan, menyediakan saluran telepon khusus costumer hot lines dan lain-lain. Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga 78 memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul. Meskipun demikian karena metode ini cenderung bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih dan tidak akan membeli atau menggunakan produk perusahaan. Upaya mendapatkan saran terutama saran yang berkualitas dari pelanggan juga sulit diwujudkan dengan metode ini. Terlebih lagi bila perusahaan tidak memberikan timbale balik yang memadai pada mereka yang telah bersusah payah “berpikir” menyumbangkan ide kepada perusahaan. 2. Survei kepuasan pelanggan Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survey, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi McNeal dan Lamb dalam Peterson dan Wilson, 1992. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus memberikan tanda atau signal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : e. Directly reported satisfaction 79 Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan f. Devired dissatisfaction Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan. g. Problem analysis Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan. h. Importance-performance analysis Cara ini diungkapkan oleh Martilla dan james dalam artikel mereka yang dimuat di Journal of Marketing bulan januari 1977 yang berjudul “important-performance analysis”. Dalam teknik ini, responden diminta untuk meranking berbagai elemen atribut dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu responden juga diminta meranking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen tersebut. 80 3. Ghost shopping Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang ghost shopper untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara perusahaan dan pesaingnya menjawab pertanyaan pelanggan dan terjun langsung bagaimana karyawannya berinteraksi dan memperlakukan para pelanggannya. Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya baru melakukan penilaian karena bila hal ini terjadi, perilaku mereka akan sangat manis dan penilaian akan menjadi bias. 4. Lost costumer analysis Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. 81 BAB III OBYEK PENELITIAN

3.1 Sekilas Tentang Taman Mini “Indonesia Indah”

Taman Mini “Indonesia Indah” TMII adalah miniature yang secara utuh menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia dalam tampilan yang kecil tapi indah. Taman Mini “Indonesia Indah” sengaja dibuat sebagai wahana yang dapat mempresentasikan kebhinekaan Indonesia dan kekayaan khasanah budaya bangsa. Sebagai sebuah kawasan objek wisata yang kaya akan budaya dan ilmu pengetahuan.

3.1.1 Lahirnya Suatu Gagasan

Taman Mini “Indonesia Indah” lahir dari ide cemerlang seorang tokoh wanita Indonesia, Siti Hartina Soeharto yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto. Sebagai seorang Ibu Negara yang selalu menyertai tugas Presiden Soeharto selaku Kepala Negara R.I, Ibu Tien senantiasa memperhatikan isi pidato yang menganjurkan keseimbangan pembangunan antara bidang fisik ekonomi dan bidang mental-spiritual, seperti yang nampak dalam salah satu amanatnya yang disampaikan di depan Sidang Umum DPRGR tahun 1971 sebagai berikut : 82 “pembangunan hakekatnya adalah pembangunan manusia untuk kepentingan manuasia. Sebab itu disarming pembangunan ekonomi kita pun terus membangun segi lain dari kehidupan kita : politik, social, budaya, pendidikan, mental dan sebagainya…” Ibu Tien melihat bahwa dalam pelaksanaan Pelita Pertama yang dimulai pada April 1969, aspek pembangunan yang bercorak mental spiritual belum begitu mendapat perhatian sebagaimana yang diamanatkan Bapak Presiden tersebut diatas. Oleh karena itu, Ibu Tien Soeharto yang selaku Ketua Yayasan Harapan Kita yang berdiri pada 28 Agustus 1968, melalui Yayasan yang dipimpinnya, ingin memprakarsai pelaksanaan pembangunan bercorak mental-spiritual tersebut guna mengisi apa yang dinilainya kurang dalam pelaksanaan Pelita Pertama. Kemudian, dalam mendampingi Presiden Soeharto mengunjungi daerah-daerah diseluruh pelosok Indonesia, Beliau sering melihat langsung serta mendengarkan uraian suaminya tentang kebesaran, keanekaragaman dan kekayaan budaya Indonesia yang patut dipelihara dan dilestarikan sebagai aset nasional untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia. Dari sini timbul gagasan dalam pikiran Beliau untuk membuat proyek yang dapat menggambarkan “Indonesia yang besar itu ke dalam bentuk yang kecil,” 83 Gagasan Ibu Tien ini makin mantap setelah Beliau menyertai perjalanan kerja Presiden Soeharto keberbagai Negara, diantaranya Disneyland di Amerika Serikat dan Timland di Muangthai. Kunjungan Ibu Tien Soeharto ke objek-objek wisata tersebut mendorongnya untuk mewujudkan ide ke dalam bentuk yang nyata. Oleh karena itu, lahirlah suatu proyek yang dinamakan Miniatur Indonesia ”Indonesia Indah“ TMII. Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” adalah sebuah proyek yang mempunyai tujuan untuk lebih meningkatkan pendidikan dan pengetahuan, memupuk rasa kebangsaan nasional kepada rakyat Indonesia sendiri serta memberikan pengetahuan dan pengertian yang lebih baik kepada bangsa-bangsa lain tentang apa, siapa dan bagaimana sesungguhnya negeri dan bangsa Indonesia itu. Proyek Miniatur Indonesia ”Indonesia Indah” merupakan juga proyek serta guna yang besar manfaatnya, selain sebagai tempat rekreasi, juga mengandung pula unsur-unsur pembinaan kepribadian dan pengembangan bangsa. Gagasan Ibu Tien Soeharto untuk memprakarsai pembangunan Tamam Mini “Indonesia Indah” yang di lengkapi dengan penggambaran yang mewakili berbagai pontensi dan kondisi alamiah, berbagai tokoh sejarah, serta corak kehidupan bangsanya sebagai usaha dalam rangka pembinaan mental dan sepiritual, serta memperkenalkannya kepada bangsa-bangsa lain di dunia. 84 Untuk merealisasikan gagasan tersebut, maka direncanakan pembangunan proyek yang meliputi pambangunan sebuah kolam besar, dengan pulau-pulau di dalamnya, yang menggambarkan lautan serta wilayah RI dari Sabang sampai Merauke, berikut flora dan faunanya. Segenap penduduk dengan berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama, dan kebudayaan daerahnya, dilengkapi dengan tempat-tempat rekreasi yang mewujudkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia.

3.1.2 Aspek dan Prospek

Pendirian Taman Mini “Indonesia Indah” tidak terlepas dari amanat- amanat yang disampaikan Presiden Soeharto untuk menciptakan keseimbangan pembangunan fisik ekonomi dengan pembangunan mental spiritual. Amanat-amanat inilah yang kemudian dirangkum menjadi 5 lima aspek dan prospek itu adalah : Spiritual, Pendidikan dan Kebudayaan Teknologi Ekonomi dan Kesejahteraan.

a. Aspek dan Prospek Spiritual

“Setiap usaha pembangunan tidak mungkin dilakukan tanpa pembangunan mental, spiritual, rohaniah dan sosial ; Peningkatan bidang spiritual Rokhaniah ini sekaligus merupakan prasarana sosial 85 poitik guna menjamin pertumbuhan iklim yang menggambarkan pembangunan…” Presiden Soeharto Ungkapan diatas menunjukkan bahwa selain pembangunan yang bersifat non ekonomi. Apabila tidak ada keseimbangan diantara keduanya, maka kebutuhan manusia dengan pendukung-pendukungnya tidak akan sampai pada tujuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bangunan-bangunan yang bersifat ideal seperti Monumen Pancasila, bangunan-bangunan tempat ibadah, dll mengandung nilai-nilai spiritual yang amat berharga bagi Bangsa Indonesia, rasa bangga dan kecintaan tanah air dan bahwa bentuknya kebudayaan nasional akan menimbulkan kegairahan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Selain itu, adanya alat peragaan dengan fasilitas-fasilitas yang modern akan menumbuhkan kebanggaan masyarakat, yang pada akhirnya akan memberi dorongan tumbuhnya mental bangsa yang cocok untuk pembangunan, yaitu sikap mental yang menghargai serta mengarah pada teknologi yang lebih maju tanpa meninggalkan nilai-nilai dan kepribadian nasional. 86 b. Aspek dan Prospek Pendidikan dan Kebudayaan “Karenanya, putra-putri semuanya harus menyiapkan diri dari sekarang, melatih diri dan mengasah otak belajar berorganisasi dan mulai membangkitkan diri pada masyarakat, mencintai alam dan bangsanya sendiri, bangsa kepada kebudayaanya sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri dan selalu ingin mengetahui hal-hal baru agar dapat maju, mencintai kerja dan berusaha prestasi yang tinggi.” Presiden Soeharto Ungkapan diatas mengandung pengertian bahwa adanya alat-alat yang memadai untuk sarana pendidikan dapat dimanfaatkan untuk meraih kejayaan di masa sekarang dan masa mendatang. Dengan adanya alat-alat pendidikan yang tersedia dengan baik dan bermutu, masyarakat akan tergugah untuk menghayati dengan lebih mudah, sehinga dapat menimbulkan daya kreasi yang cukup berharga, dan menimbulkan inspirasi bagi penemuan-penemuan baru. 87

c. Aspek dan Prospek Teknologi

“a little step of a man a giant step of mankind” Neil Amstrong Pengertian ungkapan diatas dapat diartikan bahwa langkah kecil seorang manusia dapat menjadi lompatan besar bagi peradaban umat manusia. Pada aspek pembangunannya dapat di lihat, bahwa dengan adanya fasilitas modern di dalam Taman Mini “Indonesia Indah”, di samping fasilitas yang bersifat tradisional, akan membantu masyarakat dalam pengenalan dan pemanfaatan teknologi, sehinga pada akhirnya akan dapat mendorong pertumbuhan kemajuan teknologi di tanah air. Dengan adanya teknologi tersebut, maka prospeknya akan mengugah masyarakat Indonesia untuk lebih menekuni kegunaan teknologi, pada akhirnya, dengan pasti masyarakat Indonesia dapat menerima apa-apa yang baru dan maju, setelah diuji menurut ukuran-ukuran dan kriteria yang sesuai dengan kemajuan dan kepribadian bangsa. 88

d. Aspek dan Prospek Ekonomi

“…….Pembangunan ekonomi berarti pengolahan kekuatan ekonomi potensial, menjadi kekuatan ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan kemampuan berorganisasi dan management” Presiden Soeharto Ungkapan di atas dapat dilihat pada aspek dan prospek yang menyebutkan adanya potensi yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan akan membawa keuntungan ekonomis dalam arti pengelolahan potensi kekuatan kearah kekuatan ekonomi nyata. Prospeknya adalah dapat membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk membangun ekonominya. Aspek-aspek ekonomi yang terkandung dalam pembangunan TMII rincianya adalah sebagai berikut : a. Segi Kepariwisataan, dengan Melihat Taman Mini” Indonesia Indah “, para wisatawan luar dan dalam negeri lebih mengenal Indonesia, sehingga akan terdorong untuk melihat daerah-daerah aslinya setelah menyaksikan peragaannya di TMII. b. Pusat Desain dan Pengembangan Industri Aneka Shopping Centre diharapkan dapat memperluas dan meningkatkan pemasaran hasil-hasil kerajinan rakyat, khususnya sebagai cinderamata. 89 c. Unit-unit Ekonomis, selain unit-unit non ekonomis tersebut di atas, dibangun pula unit-unit ekonomis sebagai bangunan yang akan memberikan keuntungan bagi perekonomian, khususnya usaha untuk masyarakat sekitar TMII, antara lain kios-kios makanan. d. Bertambahnya pendapatan pemerintah daerah yang berasal dari pajak tontonan, pajak penjualan, cukai dan pungutan lainya. Dari sini jelaslah bahwa pembangunan TMII mempunyai aspek ekonomi yang dapat diperhitungkan serta mempunyai prospek yang amat penting demi pertumbuhan ekonomi Nasional Indonesia.

e. Aspek dan Prospek Kesejahteraan

“…….Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju, bertambah sejahtera dan adil.“ Presiden Soeharto Ungkapan di atas menunjukkan bahwa dengan aspek dan prospek kesejahteraan, maka dengan lebih meluasnya perasaan dan fasilitas-fasilitas yang tersedia akan mempunyai kegunaan yang lebih tinggi sehingga intensitas kesejahteraanpun akan turut naik sampai kepada apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan proyek yang serbaguna dengan 90 berbagai seginya, maka tingkat kesejahteraan pun akan meningkat sesuai apa yang dapat diharapkan dan disungguhkan oleh pembangunan proyek ini.

3.1.3 Landasan dan Misi

Adapun Landasan dan Misi Taman Mini “Indonesia Indah” adalah sebagai berikut : Ideal : Pancasila Konstitusional : UUD 1945 GBHN TAP-TAP MPR UU Pariwisata No. 9 1990 Operasional : SK BPS II Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan TMII Program Induk, Program Kerja Tahunan dll. Misi :Sebagai Wahana Pelestarian, Pengembangan, Pengenalan, Pelayanan, dan Informasi Budaya Bangsa.

3.1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan didirikan Taman Mini “Indonesia Indah” adalah untuk : 1. Membangun, mempertebal rasa cinta tanah air. 91 2. Memupuk, membina rasa kesatuan dan persatuan bangsa, meskipun tiap daerah yang terdiri dari berbagai suku BHINNEKA TUNGGAL IKA mempunyai cara hidup yang berbeda-beda. 3. Menghargai, menjunjung tinggi kebudayaan kita dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita kepada kita. 4. Memperkenalkan kebudayaan, kekayaan alam dan lain sebagainya kepada sesama bangsa kita, diantara daerah-daerah. 5. Memanfaatkan untuk menarik wisatawan, dengan demikian meningkatkan kegiatan pariwisata; sebagai wahana promosi penjualan sales promotion bagi tiap-tiap daerah seluruh tanah air; dan menghidupkan kerajinan rakyat di seluruh daerah dan di seluruh tanah air; serta menampung dan mengatur pemasaran. 6. Ikut aktif membantu pemerintah dalam pelaksanaan Pelita, dengan mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga Ibukota. 92

3.1.5 Sifat dan Sasaran

Taman Mini “Indoensia Indah” mempunyai sifat dan sasaran dalam membangun Landasan dan Misi yang terkandung dalam Pancasila, yaitu sebagai berikut :

a. Sifat

Dengan ditetapkan Pancasila sebagai Landasan ideal, maka Taman Mini “ Indonesia Indah “ menunjukan ciri yang khas, yakni tempat ini akan bersih dari penguyuhan acara-acara yang sifatnya bertentangan dengan nilai- nilai moral yang tinggi maupun hal-hal yang sekitarnya akan menjurus kearah akibat-akibat yang akan melemahkan dan mengurangi martabat tata susila manusia pada umumnya, dan bangsa Indonesia pada khususnya.

b. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam pendirian TMII adalah memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain maupun meningkatkan pengetahuan bagi bangsanya sendiri mengenai tanah air, sehingga timbul rasa cinta terhadap tanah airnya. Oleh karena itu, sasaran pembangunan TMII tidaklah semata-mata untuk memburu finansial guna mengimbangi pembiayaan priyak dengan melaksanakan usaha-usaha komersial, melainkan ditujukan lebih pada sasaran ideal guna mencapai maksud dan tujuan di atas. Walaupun demikian tetap akan di pungut tarif-tarif sekedar untuk menutup biaya pengusahaan dan 93 menjamin kelangsungan kerja serta mendidik masyarakat agar dapat merasa ikut memiliki dan turut bertanggung jawab, terkecuali terhadap objek-objek yang akan diusahakan secara komersial seperti hotel, penginapan, restoran, gedung Pusat Desain dan Pengembangan Industri dan Aneka.

3.1.6 Tahapan Pembangunan

Dalam tahapan pembangunan Taman Mini “Indonesia Indah” dilakukan pada rapat pengurusan Yayasan Harapan Kita tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No.8 Jakarta, telah diambil keputusan untuk memprakarsai pembangunan proyek Miniatur Indonesia, yang dicetuskan oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Ketuanya. Tanggal 30 Januari 1971, pada penutupan Rapat Kerja Gubernur- Gubernur yang dihadiri juga oleh Bupati dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara, Ibu Tien Soeharto mengambil kesempatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” serta apa saja yang akan ditampilkan dalam proyek tersebut. Kemudian ibu Tien Soeharto mengharapkan partisipasi dan tanggapan dari segenap hadirin, demi suksesnya rencana pembangunan proyek Miniatur Indonesia itu. Sesudah itu muncul berbagai saran, tanggapan dan pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat yang sebagian besar bertujuan untuk mendukung pembangunan proyek tersebut. Saran dan sumbangan pikiran dari 94 tokoh-tokoh masyarakat itu, merupakan bahan masukan yang penting dalam penyusunan pra-rencana pembangunannya. Guna kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan Miniatur “Indonesia Indah”, agar sesuai dengan rencana pemrakarsanya, maka diperlukan adanya suatu organisasi yang handal. Untuk itu Yayasan Harapan Kita merasa perlu mendapat restu dari Bapak Presiden RI. Presiden Soeharto dengan suratnya No. B.104Pres81971 tanggal 20 Agustus 1971 menyatakan dapat merestui rencana Yayasan Harapan Kita untuk membangun Miniatur Indonesia“Indonesia Indah” dan bersedia pula diangkat sebagai Pelindung dalam organisasi dalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut. Atas dasar restu dari Presiden serta kesediaan beliau untuk menduduki jabatan Pelindung itu disusunlah Organisasi Pelaksanaan Pembangunan Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah”, sebagai berikut : Pelindung : Jenderal TNI Soeharto Pengawas : a. Sri Sultan Hamengku Buwono IX b. Letjen. TNI Alamsyah Ratu Prawiranegara c. Letjen TNI Ali Murtopo Penasehat Ekonomi : Letjen TNI dr. Ibnu Soetowo Penasehat Hukum : Mayjen TNI Rds. Muhono SH 95 Ketua : Ibu Siti Hartinah Soeharto Wakil Ketua : Ny. Zaleha Ibnu Soetowo Bendahara I : Ny. Siti Maemunah Alamsyah Urusan Khusus : Ny. Soemtamtinah Soedjono Hoemarni Pada tanggal 23 Agustus 1971, Pengurus Yayasan Harapan Kita telah mengeluarkan Surat Keputusan No. 1KptsYHKVIII1971 tentang pembentukan Badan Pelaksana Pembangunan dan Persiapan Pengusahaan Proyek Miniatur Indonesia BP5 yang merupakan pelaksana dari Yayasan Harapan Kita untuk membangun Miniatur Indonesia “Indonesia Indah”. Pada tanggal 28 Agustus 1971 Pengurus Yayasan Harapan Kita menetapkan Ibu Tien Soeharto sebagai ketua Pelaksana dan Persiapan Pembangunan Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” BP5 “II” yang didasarkan pada pertimbangan bahwa Ibu Tien Soeharto adalah pencetus ide dan pemrakarsa utama dari proyek pembangunan tersebut. SK Pengurus Yayasan Harapan Kita No.1-2KptsYHK-VIII1971, tanggal 23 Agustus 1971. Pada tanggal 23 Agustus 1971, Ibu Tien Soeharto sebagai Ketua BP5 “II” menyusun struktur organisasi dan menetapkan susunan personalia organisasi badan tersebut dengan pelindung Presiden Soeharto. Adapun 96 susunan personalia BP5 “II” selengkapnya berdasarkan Surat Keputusan No.2KPTSBP5 IIVIII72 itu adalah sebagai berikut : 1. Badan Pembimbing dan Penasehat terdiri dari : a Menteri Dalam negeri b Menteri Perhubungan c Menteri PUTL d Menteri Penerangan e Menteri Pertanian f Menteri Pendidikan dan Kebudayaan g Menteri Agama 2. Badan Pengawas terdiri dari unsur-unsur : a Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah b Tokoh-tokoh Pendidikan, Kebudayaan dan tokoh Masyarakat c Pengurus Yayasan Harapan Kita d Ibu Nelly Adam Malik 3. Pembantu-Pembantu BP5 “II” terdiri dari : a Asbid Umum : Ny. W. Ali Moertopo b Asbid Persiapan : Ny. ER. Harjasudirja c Asbid Khusus : Ali Moertopo Soedjono Hoemardani Tjokropranolo 97 Soekamdani S. Gitosardjono 4. Asbid Pengarahan : Soerjo Wirjohajipoetro Dana dan Tenaga : Sofjar Herman Sarens Soediro Probosoetdjo 5. Sekretaris : Ny. J. Soekamdani S. Gitosardjono Pada tanggal 25 September 1972 dan 2 Januari 1973 personalia Asisten Bidang pengarahan Dana dan tenaga ditambah dengan 2 dua orang, yaitu Marwidji Soempono Bajuadji dan Bustanil Arifin. Pada tanggal 4 Juni 1973 Asisten Bidang Umum juga ditambah dengan 2 orang anggota,yaitu Ny. Amir Mahmud dan Ny. Ali Sadikin. Pada tanggal 4 Juni 1975 BP5 “II” menambah formasi Asisten Bidang, yaitu Asisten Bidang Lapangan yang anggotanya terdiri dari Ibu Hartomo dan Probosoetedjo. Ini dilakukan sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan Proyek Miniatur Indonesia itu. Besarnya biaya yang diperlukan untuk Pembangunan Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” ini menyebabkan sukarnya penyediaan dana yang cukup sekaligus. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan proyek ini dilakukan secara bertahap, sehingga biaya yang tersedia dapat dipancarkan dalam waktu yang agak lama, sesuai dengan laporan kelayakan feasibility 98 report. Dengan demikian ada kesempatan yang lebih luas, untuk pengadaan atau pengumpulan dana bagi pembangunan tahap berikutnya. Selain itu masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang terus berkembang menuntut sifat TMII yang dapat terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan Bangsa Indonesia di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, sejak awal pembangunan TMII telah direncanakan sebagai sebuah “Proyek Tumbuh”. Berkat adanya kegotong-royongan semua potensi nasional, masyarakat di sekitar lokasi Taman Mini, Pemerintah, Swasta, Unsur Daerah dan berbagai potensi masyarakat lainnya dalam waktu kurang dari 3 tiga tahun, pembangunan Miniatur Indonesia tahap pertama sudah dapat dinyatakan selesai. Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini “Indonesia Indah” dibuka secara resmi oleh Bapak Presiden Soeharto. Tanggal 20 April dipilih sebagai tanggal peresmian karena dihubungkan dengan Hari Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April. Makna yang terkandung didalamnya adalah, TMII sebagai mega proyek bidang kebudayaan merupakan persembahan bagi Nusa dan Bangsa yang gagasannya berasal dari seorang wanita, Ibu Tien Soeharto. Hal ini membuktikan bahwa kaum wanita pun memiliki cita-cita dan kemampuan yang sama dengan kaum pria. 99

3.1.7 Wajah dan Gambaran Taman Mini “Indonesia Indah”

Gambaran suatu lokasi adalah hal yang penting dalam membangun suatu tempat rekreasi. Begitupun dengan Taman Mini “Indonesia Indah” yang mempunyai Lokasi dan Lingkungan Geografis sebagai berikut :

a. Lokasi Dan Lingkungan Geografis

a.1. Lokasi

Taman Mini “Indonesia Indah” terletak di Jakarta, Ibu kota Negara RI. Kawasan yang dipergunakan sebagai lokasi TMII berada di kawasan administrasi 4 kelurahan dan 3 kecamatan, yaitu kelurahan Bambu Apus dan Ceger di Kecamatan Cipacung, Kelurahan Kampung Dukuh di Kecamatan Keramat Jati dan Kelurahan Pinang Ranti di Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur. Letaknya dari Tugu Monas pusat Kota Jakarta, kurang lebih 25 km Berjarak 5 km dari Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma dan 200 meter dari Gerbang Tol Jagorawi. Letaknya yang cukup strategis ini memudahkan masyarakat menempuh untuk perjalanan menuju TMII dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. 100 Luas TMII pada awal diresmikanya 20 April 1975 adalah ± 100 HA, sesuai dengan SK Gubernur No.528ABKD1972 tanggal 7 Maret 1972 mengenai Ijin Pembangunan Miniatur Indonesia oleh Yayasan Harapan Kita, yang terletak di Kelurahan Bambu Apus, Kelurahan Ceger, Kelurahan Dukuh, dan Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Pasar Rebo, Wilayah Jakarta Timur. TMII adalah “proyek tumbuh”, yang setiap tahunnya akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu bangunan fisik dan fasilitas di dalam TMII diupayakan terus bertambah lengkap. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi perluasan lahan. Oleh karena itu melalui keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 3498 tanggal 9 Oktober 1984 tentang Perluasan Penguasaan Peruntukan Bidang Tanah Proyek Nasional TMII kawasan diperluas menjadi 394,535 HA dari luas 414,3 HA-19,865 HA Dari luas lahan tersebut di atas, saat ini yang telah dimanfaatkan unutuk pembangunan kawasan TMII adalah ± 165 HA.

a.2. Kedudukan Geografis

TMII yang berada di wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa keuntungan bila dilihat dari letak geografis, daya tampung dan daya dukung maupun kondisi prasarana daerah. Keuntungan itu antara lain: 101 - Secara demografis komposisi penduduk Wilayah Ibukota sudah berkembang menjadi susunan Kosmopolitan, yang terdiri dari penduduk asli dan asal dari daerah-daerah hampir seluruh Indonesia dan generasi yang lahir ditempat ini. - Hubungan komunikasi timbal balik antara pusat Ibukota Negara dengan daerah-daerah tingkat I yang merupakan aktifitas nasional sudah berjalan lancar. - Iklim di Jakarta tidak menunjukkan ciri ekstrim, artinya tidak terlalu basah seperti di Sumatra dan kalimantan, tetapi juga terlalu kering seperti di Nusa Tenggara. Sementara itu gempa bumi, pusaran angin, maupun letusan gunung berapi tidak pernah tercatat sebagai ancaman yang berarti untuk daerah ini. - Dilihat dari segi regional ASEAN, kedudukan Jakarta sebagai Ibukota Negara RI mempunyai arti yang sangat penting. Pendangkalan Selat Malaka serta pelayaran yang terbatas keadaan navigational safetnya diselat tersebut memungkinkan Jakarta, Ibukota Negara RI lebih nampak peranannya untuk benua Asia dan Benua Australia serta antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. 102

a.3. Kedudukan Daya Tampung dan Daya Dukung

Selain keuntungan-keuntungan seperti yang telah diuraikan dimuka, lokasi Taman Mini “Indonesia Indah” di DKI Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi dengan rata-rata pendapat perkapitanya di atas rata-rata pendapatan di daerah-daerah Indonesia lainnya, merupakan daya dukung yang sangat penting bagi kelangsungan hidup proyek ini. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah pengunjung TMII setiap tahunnya, dan juga beberapa pusat rekreasi lainya di Jakarta. Selain itu, iklim untuk berusaha di daerah khusus ibu kota Jakarta ternyata lebih baik dibanding dengan daerah-daerah Indonesia lainya. Kepesatan perkembangan ekonomi di daerah ini memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup penyelengara Taman Mini karena meskipun proyek ini becorak kebudayaan, namun daya tampung dan daya dukung daerah adalah penting, agar proyek dapat membiayai sendiri usaha-usahanya. Sejalan dengan pesatnya perubahan Kota Jakarta menjadi sebuah Kota Megapolitan, TMII ikut memberikan andil yang besar dalam menciptakan keseimbangan lingkungan. Berdasarkan pada konsep penataan “taman” maka arela-areal hijau di TMII masih terus dipertahankan dan dikembangkan sebagai “paru-paru kota“. Untuk menjaga kejenuhan lingkungan secara 103 berkala diadakan penataan ulang hingga memberikan kesan menarik, selain juga ditujukan sebagai upaya peremajaan.

3.2 Arti, Bangunan, Logo, Maskot TMII

Setiap perusahaan pasti mempunyai filosofi masing-masing mengenai sejarah perusahaan mereka begitupun dengan Taman Mini “Indonesia Indah”. Adapun arti dari nama, bangunan, logo, dan maskot Taman Mini “Indonesia Indah” adalah sebagai berikut : 3.2.1 Arti Taman Mini “Indonesia Indah” Arti Taman Mini “Indonesia Indah” ialah satu “proyek tumbuh” yang memberikan gambaran Indonesia lengkap dengan segala isinya dalam bentuk mini, jelasnya, berupa satu lukisan kecil dalam bentuk mini dari Tanah Air kita Indonesia dengan segala aspeknya, baik itu bersifat material maupun moril sptritual.

3.2.2 Bangunan Inti

Bangunan Inti yang ada di Taman Mini “Indonesia Indah” adalah Sebuah kolamdanau buatan yang luas dengan pulau-pulau yang mewujudkan Wilayah Indonesia. Kepulauan atau Arsipel inilah merupakan bagian terpenting dari proyek ini yang disebut Miniatur Arsipel Indonesia yang meliputi tanah seluas 8,4 HA. Pulau ini dibangun secara geografis diatas laut buatan, dalam arti tinggi rendahnya daratan, kota-kotanya, hutan-hutanya, 104 keadaan gunung-gunung, tumbuh-tumbuhan, lalu lintas dari darat, laut dan udara dapat terlihat seperti perwujudan yang sesungguhnya. Dengan tambah bangunan lain maka secara keseluruhannya dinamakan Taman Mini “Indonesia Indah”. Bangunan-bangunan tambahan ini memberikan kepada kita tempat dengan fasilitas rekreasi yang mewujudkan keindahan dan kekayaan Indonesia secara keseluruhan. Dengan demikian Taman Mini “Indonesia Indah” TMII adalah taman yang menggambarkan Indonesia yang besar ke dalam penampilan yang kecil.

3.2.3 Logo Taman Mini “Indonesia Indah”

Setiap perusahaan mempunyai logo yang dapat menjadi cirri khas perusahaan tersebut. Biasanya di dalam logo terkandung berbagai arti yang mencitrakan perusahaan tersebut. Membuat logo harus benar-benar diperhatikan segala aspeknya, karena membuat logo itu tidaklah mudah. Logo harus mempunyai arti, logo sebisa mungkin harus terlihat simpel agar masyarakat dapat dengan mudah mengingat dan mengenal logo tersebut. Dalam rangka meningkatkan citra positif dan menambah daya tarik masyarakat, pada 26 September 2007 diluncurkan logo baru TMII sebagai brand name. Logo menggunakan empat warna dasar, yakni merah, biru, kuning, dan hijau, dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Merah 105 melambangkan semangat, biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, kuning lambang kekayaan dan keragaman budaya, dan hijau mengacu pada kekayaan alam. Gambar 3.1 Logo Taman Mini “Indonesia Indah” Sumber : Website TMII Motif logo menggunakan huruf lengkung untuk menggambarkan kedinamisan, keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia. Pewarnaan dari merah ”t” menuju ke kuning “i” mengandung filosofi pergerakan terbit sampai terbenamnya matahari, warna biru adalah waktu saat beraktivitas dari kedinamisan, dan warna hijau adalah pencapaian dari sebuah kemakmuran. Grafis bulatan yang berputar tiada henti di atas kedua huruf “i” melambangkan kesatuan makna dari kata “Indonesia” dan kata “Indah”, serta 106 melambangkan TMII sebagai tujuan terbaik untuk melihat lebih dekat keindahan dan kekayaan budaya dan alam Indonesia.

3.2.4 Maskot Taman Mini “Indonesia Indah”

Taman Mini “Indonesia Indah” juga memiliki maskot. Umumnya maskot biasa disebut dengan cirri khas. Sebagai suatu objek wisata, TMII juga mempunyai Tokoh Karakter atau Maskot, sebagai sarana pengenal yang mempunyai makna informative, bertujuan agar mudah diingat dan lekat di hati. Maskot Taman Mini “Indonesia Indah” dipilih dari salah satu tokoh dalam Legenda Ramayana yaitu sang Hanoman. Hanoman adalah anak dewa yang mempunyai panggilan yaitu Bayusiwi, Hanayapati, Kapiwara, Ramadayapati, Senggana, dan Anjaniputra. Nama Anjaniputra inilah yang dipilih dan dipopulerkan dengan sebutan NITRA. 107 Gambar 3.2 Maskot Taman Mini “Indonesia Indah” Sumber : Website TMII Di bawah ini adalah penjelasan mengenai maskot Taman Mini “Indonesia Indah”. Pemilihan NITRA didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut : 1. NITRA berwujud kera putih yang perkasa, mempunyai kepribadian menonjol, seperti berjuang membela dan menegakkan kebenaran tanpa pamrih, mahir berdiplomasi sehingga dipercaya sebagai duta. 2. NITRA memiliki berbagai kesaktian, sehingga mampu membasmi angkara murka dan membela kebenaran. 3. NITRA merupakan kesayangan dewa yang dikaruniai usia sangat panjang sebagai pembina generasi selanjutnya. 108 4. NITRA mempunyai watak yang dapat diteladani dan dapat menjadi sumber inspirasi yang menyatu dengan misi TMII sebagai wahana pelestarian, pengenalan dan pengembangan budaya, duta seni, serta mewariskan segala sesuatunya untuk generasi yang akan datang. 5. NITRA mencerminkan budi luhur, diharapkan menjadi suri tauladan bagi generasi muda dan menjadi pilihan idola yang bersumber dari nilai budayanya sendiri. 6. Visualisasi NITRA mengarah pada bentuk fisik yang disesuaikan agar menarik dan disenangi anak-anak, remaja, dan dewasa: ramah dan lucu tetapi mempesona. 7. Sebagai maskot, NITRA dapat berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi, antara lain berwujud boneka, logo, ataupun produk cetak dan cenderamata sesuai kebutuhan.

3.3 Struktur Bidang Informasi

Dalam suatu perusahaan atau organisasi diperlukan adanya struktur organisasi untuk arah yang baik dalam bekerja. Dengan struktur organisasi setiap karyawan akan memilki arahan dalam bekerja. Serta terciptanya birokrasi yang berjalan lancar. Begitupun dengan Bidang Informasi Taman Mini “Indonesia Indah” yang memiliki susunan struktur organisasi sebagai berikut : 109 Gambar 3.3 Struktur Bidang Informasi Taman Mini “Indonesia Indah” Sumber : Arsip Bidang Informasi,2010 BIDANG INFORMASI Bagian Komunikasi Bagian HUMAS Bagian Pelayanan Informasi Sub Bagian Protokol dan Pemandu Sub Bagian Promosi Sub Bagian Perpustakaan Sub Bagian Publikasi Sub Bagian PenerbitanProduksi Sub Bagian Desain Creatif Sub Bagian Pelayanan Masyarakat Sub Bagian Litbang dan PKL Sub Bagian Dokumentasi Audio Visulal 110 Taman Mini “Indonesia Indah” memiliki struktur organisasi dalam perusahaannya. Pada struktur organisasi tersebut kita dapat mengetahui dan mengenal tentang bagian-bagian atau bidang-bidang yang ada di TMII. Deskripsi struktur organisasi bidang informasi Taman Mini “Indonesia Indah”. Bidang informasi membawahi tiga bagian, yaitu : Bagian Humas, Bagian Penelitian Pengembangan, dan yang terakhir bagian Pelayanan Informasi. Pada bagian Humas, bidang ini membawahi tiga bagian, yaitu : Sub Bagian Publikasi, Sub Bagian Dokumentasi, dan Sub Bagian Penerbitan. Pada bagian Penelitian dan Pengembangan, bidang ini membawahi tiga bagian yaitu : Sub Bagian Penelitian, Sub Bagian Pengembangan, dan Sub bagian Pelayanan Masyarakat. Yang terkakhir adalah Bagian pelayanan informasi, bidang ini membawahi tiga bagian juga yaitu : Sub Bagian Keperpustakaan, Sub Bagian Audio Visual, dan yang terakhir Sub bagian Pemanduan. 3.4 Tugas dan Fungsi Bidang Informasi Taman Mini “Indonesia Indah” 3.4.1 Manajer Informasi Bidang Informasi dipimpin oleh Manajer Informasi, dan bertugas membantu Jenderal Manajer dalam menyelenggarakan pengelolaan dan 111 pengembangan Bidang Informasi, khususnya manajemen informasi tentang kebudayaan dan kepariwisataan, guna mendukung fungsi dan kegiatan TMII. Dalam penyelenggaraan tugas tersebut, Bidang Informasi melaksanakan fungsi : a. Melaksanakan sistem pelayanan informasi yang efektif di lingkungan TMII melalui Gerai Informasi Wisatawan Tourism Information Centre, jasa pemanduan, perpustakaan, penerbitan, situs internet maupun, teatersarana audio visual, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lengkap, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Menyelenggarakan penelitian dalam aspek kebudayaan, kepariwisataan dan aspek-aspek pengembangan TMII, yang hasil-hasilnya dapat dipergunakan untuk mendukung pengembangan TMII dalam arti luas. c. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan program komunikasi eksternal, publikasi, dan informasi dalam rangka, peningkatan pelayanan masyarakat. d. Merencanakan dan mengelola sistem pendokumentasian bahan-bahan informasi dalam bentuk pustaka, kliping, audio visual kaset, video, film, foto, slide dan sebagainya e. Merencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan penulisan dan penerbitan bahan-bahan informasi di lingkungan TMII, khususnya di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. 112 f. Mengurus dan mengelola perpustakaan serta berbagai jenis bahan-bahan pustaka sebagai sumber informasi di lingkungan TMII. g. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan terhadap pemandu dan petugas-petugas informasi di lingkungn TMII, sebagai salah satu ujung tombak sistem pelayanan informasi yang efektif. h. Pembinaan, bimbingan dan pelayanan penelitian, karya tulis dan Praktek Kerja Lapangan PKL di lingkungan TMII. i. Pembinaan dan pengembangan kehumasan. j. Menjalin kerjasama secara efektif dan berkesinambungan dengan instansilembaga sumber-sumber informasi budaya dan wisata.

3.4.2 Bidang Informasi terdiri dari :

1. Bagian Pelayanan Informasi Bagian Pelayanan Informasi dipimpin oleh Kepala Bagian Informasi, dan bertugas membantu Manajer Bidang Informasi dalam mengelola, mengurus, dan mengembangkan perpustakaan penulisanpenerbitan informasi, media audio visual, pemanduan dan pelayanan masyarakat, khususnya dibidang kebudayaan dan kepariwisataan. Bagian Pelayanan Informasi terdiri dari : 113 - Sub Bagian Perpustakaan Sub Bagian Perpustakaan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Perpustakaan, dan bertugas membantu Kepala Bagian Pelayanan Informasi dalam menyelenggarakan mengelola dan mengembangkan perpustakaan di lingkungan TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Perpustakaan melaksanakan fungsi : a. Mengelola perpustakaan TMII dan melakukan fungsi-fungsi pengelolaan bahan pustaka, yang meliputi klasifikasi, katalogisasi, indeksing, karkotik serta pelayanan penggunaannya. b. Melakukan usaha-usaha pengembangan perpustakaan dengan melakukan pendataan, pencarian dan pengadaan bahan pustaka meliputi buku-buku, majalah dan dokumen lainnya secara berkala dan berkesinambungan. c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kuantitas koleksi perpusatakaan TMII dengan melakukan dan pendataan dan pencarian buku, majalah dan sejenisnya, secara berkala dan berkesinambungan. d. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengelolaan dan pengembangan perpustakaan di lingkungan TMII. e. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan perpustakaan, sumber- sumber pengadaan buku-buku pelengkap perpustakaan, dan lembaga- 114 lembaga percetakaan lainnya dalam upaya mengembangkan perpustakaan di lingkungan TMII. f. Memelihara dan merawat bahan-bahan pustaka dan peralatanperlengkapannya termasuk bangunan di lingkungan TMII. - Sub Bagian Informasi dan Audio Visual Sub Bagian Informasi dan Audio Visual dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Informasi dan Audio Visual , dan bertugas membantu Kepala Bagian Pelayanan Informasi dalam merencanakan dan mengelola pelayanan informasi kepada masyarakat secara luas. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Informasi dan Audio Visual melaksanakan fungsi : a. Merumuskan, mengumpulkan dan mengkoordinasikan penyajian data informasi kebudayaan, pariwisata dan aspek-aspek yang terkait dengan TMII dalam bentuk audio visual. b. Pengurusan dan pelayanan informasi kepada pengunjung maupun masyarakat luas. c. Menyusun sistem informasi yang efektif berbasis data komputer yang dapat diakses masyarakat tentang kebudayaan dan pariwisata. d. Melakukan usaha-usaha pengembangan pelayanan informasi melalui media audio visual, khususnya melalui teater mini Bidang Informasi. 115 - Sub Bagian Pemanduan Sub Bagian Pemanduan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Pemanduan, dan bertugas membantu Kepala Bagian Pelayanan Informasi dalam menangani dan mengelola kegiatan pemanduan dan penerangan yang diperlukan oleh wisatawan pengunjung di lingkungan TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Pemanduan melaksanakan fungsi : a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemanduan di lingkungan TMII. b. Menyusun, melaksanakan dan mengembangkan sistem pengelolaan pelayanan pemanduan di lingkungan TMII. c. Merencanakan, menyiapkan dan mengembangkan bahan-bahan panduan bagi pengunjung TMII baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. d. Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan pelayanan wisatawan seperti biro perjalanan dan sekolah- sekolah dalam rangka peningkatan pengunjung TMII. 2. Bagian Penelitian dan Pengembangan Bagian Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan dan bertugas membantu Manajer Informasi 116 dalam menyelengggrakan kegiatan penelitian guna mendukung kegiaan perencanaan dan pengembangan TMII. Bagian Penelitian dan Pengembangan terdiri dari ; - Sub Bagian Penelitian Sub Bagian Penelitian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Penelitian dan bertugas membantu Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan dalam menyelenggarakan penelitian seluruh aspek-aspek di lingkungan TMII dalam rangka pengembangan TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Penelitian melaksanakan fungsi : a. Merencanakan dan melaksanakan penelitian tentang berbagai aspek di lingkungan TMII, secara berkala dan berkesinambungan dalam rangka evaluasi pelaksanaan kegiatan maupun pengembangan TMII. b. Memberikan masukan-masukan berupa data, temuan, maupun kesimpulan-kesimpulan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, dalam rangka pengembangan TMII. c. Merancang desain dan pelaksanaan penelitian-penelitian tahapan jangka pendek dalam rangka memberikan masukan terhadap pemecahan suatu masalah yang membutuhkan kebijakan tertentu. - Sub Bagian Pengembangan 117 Sub Bagian Pengembangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Pengembangan dan bertugas membantu Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Pengembangan melaksanakan fungsi : a. Merencanakan kegiatan pengembangan di berbagai bidang berdasarkan hasil-hasil analisa dan laporan serta hasil-hasil penelitian dalam rangka pengembangan TMII. b. Memberikan masukan-masukan input bagi seluruh bidang di lingkungan TMII dan rangka perencanaan dan pengembangan TMII. c. Ikut serta melaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan- kegiatan pengembangan di lingkungan TMII. - Sub Bagian Penerbitan Sub Bagian Penerbitan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Penerbitan dan bertugas membantu Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan dalam kegiatan penerbitan bahan informasi dan data untuk penelitian. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Penerbitan melaksanakan fungsi : 118 a. Merencanakan dan melaksanakan penerbitan bahan-bahan informasi kebudayaan di lingkungan TMII secara berkala dan berkesinambungan. b. Menyiapkan bahan informasi maupun materi penulisan sesuai dengan kebutuhan TMII yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung dan masyarakat luas. c. Mengkoordinasikan penerbitan-penerbitan hand out, buku, booklet, leaflet, kalender acara, majalah, bulletin dan sejenisnya di lingkungan TMII. 3. Bagian Hubungan Masyarakat Bagian Hubungan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan bertugas membantu Manajer Informasi dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang terencana dan terarah untuk mempengaruhi opini masyarakat dalam mengapresiasikan TMII. Bagian Hubungan Masyarakat terdiri dari : - Sub Bagian Publikasi Sub Bagian Publikasi dipimpin oleh kepala Sub Bagian Publikasi dan bertugas membantu Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dalam meyelenggarakan pubikasi dalam arti luas. 119 Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, sub bagian Publikasi melaksanakan fungsi : a. Penyusunan dan penyiapan bahan publikasi dan pelaksaan peyebarluasannya melalui berbagai media. b. Penyiapan naskah seperti artikel, resensi atau kegiatan, terutama di bidang seni dan budaya. c. Penyiapan bahan informasi atau berita mengenai TMII dan membeuat evaluasi atau analisa serta penyiapan bahan seperti release dan lain sebagainya. d. Pembinan dan bimbingan kepada staf agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. e. Menyampaikan laporan, pertimbangan dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan tugasnya. - Sub Bagian Dokumentasi Sub Bagian Dokumentasi dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan bertugas membantu Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dalam menyelenggarakan pengurusan dan pengelolaan dokumentasi TMII. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Dokumentasi melaksanakan fungsi : 120 a. Penyusunan program pembuatan dokumentasi atas semua kegiatan di lingkungan TMII dan pelaksanaannya, baik dalam bentuk audio, visual maupun audio visual. b. Pengelolaan semua dokumentasi kegiatan dan atau informasi serta menyangkut TMII. c. Memantau seluruh informasi atau berita mengenai TMII dan evaluasi atau analisa. d. Pembinaan dan bimbingan kepada staff agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. e. Menyampaikan laporan, pertimbangan dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan tugasnya. - Sub Bagian Pelayanan Sub Bagian Pelayanan dipimpin oleh kepala sub bagian Pelayanan dan bertugas membantu Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dalam penanganan dan pengurusan kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi kebudayaan dan kepariwisataan, maupun TMII khususnya dalam bentuk pelayanan terhadap kegiatan Praktek Kerja Lapangan PKL, penelitian, kunjungan studi, penyusunan karya tulis dan sejenisnya. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, sub bagian Pelayanan Masyarakat melaksanakan fungsi : 121 a. Menyusun sistem pelayanan masyarakat di bidang penelitian, Praktek Kerja Lapangan PKL, dan kunjungan studidinas yang berdaya guna dan hasil guna. b. Melaksanakan dan melakukan pengawasan program pelayanan masyarakat di bidang penelitian, Praktek Kerja Lapangan PKL, dan kunjungan studidinas. c. Memberikan bimbingan kepada peserta penelitianPraktek Kerja Lapangan PKL, khususnya dalam penyusunan laporan ilmiah penulisan karya tulis. d. Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan hasil-hasil yang ingin diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan PKL. e. Mengkoordinasikan seluruh bentuk kegiatan pelayanan masyarakat, khusunya di bidang penelitian, Praktek Kerja Lapangan PKL, dan penyusunan laporan ilmiahpenulian karya tulis di lingkungan TMII. f. Membina dan membimbing staf dalam pelaksanaan tugasnya dengan baik. g. Menyampaikan laporan, pertimbangan dan saran mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan pelakssanaan tugasnya. 122

3.5 Sarana dan Prasarana

Ditinjau dari proses teknis, logistik, maupun skill, DKI Jakarta akan mampu mewujudkan pembangunan yang membutuhkan prasarana dan sarana yang diperlukan oleh Taman Mini “Indonesia Indah”, karena : a. Kebutuhan Telekomunikasi : untuk tujuan promosi nasional maupun internasional melalui acara Televisi maupun Satelit Relay System dapat dilakukan di daerah ini dengan tidak usah membangun jaringan telekomunikasi yang baru, melainkan hanya membuat atau menambah komponen pada jaringan komunikasi yang sudah ada. b. Pengangkutan Wisatawan : dalam maupun luar negeri melalui udara tidak mengalami kesulitan, karena letak Lapangan Udara Nasional Halim Perdana Kusuma hanya ± 5 km dari lokasi Taman Mini. Pengunaan Lapangan Udara Internasional Cengkareng Soekarno Hatta tidak banyak mempengaruhi kelancaran pengangkutan lewat udara, karena pengoprasian Lapangan Udara tersebut bersamaan waktunya dengan pengunaan System Jakarta Ring Road yang antara lain melewati daerah sebelah Selatan Lokasi Taman Mini. c. Pengangkutan melalui darat : sangat lancar, karena lokasi Taman Mini ± 200 meter dari jalan tol jagorawi. Lagi pula pemerintah DKI telah cukup menyediakan angkutan umum seperti bis, metromini, mikrolet, KWK dan lain-lain dari berbagai Terminal di Jakarta. Di samping itu pindahnya 123 Terminal cililitan ke terminal Kampung Rambutan semakin mendekat ke lokasi Taman Mini, terlebih lagi di jalan Raya Pondok Gede telah dibangun Terminal Angkot dan Bus Antar Kota.

3.5.1 Sarana dan Atraksi

Sarana adalah salah satu faktor penting dalam suatu perusahaan. Karena dengan adanya sarana yang sudah tersedia itu dapat memperlancar proses kerja karyawan. Berdasarkan bentuknya, sarana fasilitas dan antraksi yang terdapat, serta diselengarakan di Taman Mini “Indonesia Indah”, dapat digolongkan menjadi 3 tiga kelompok besar yakni : a.Bangunan b.Lingkungan c.Acara

A. Bangunan

Bangunan-bangunan yang berada di lingkungan TMII merupakan bentuk rancang bangun, yang sengaja dihadirkan dengan menonjolkan corak dari ciri khas tertentu. Kekhasan tersebut dimaksud untuk memudahkan penggambaran, visualisasi makna dan fungsi dari bangunan tersebut bila dilihat secara fisik. Mengingat salah satu aspek dari pendirian suatu bangunan di TMII tidak terlepas dari filsofi makna simbolis, sebagai dari pencerminan 124 dari maksud dan tujuan pendirianya, maka tidak mengherankan bila di TMII dapat disaksikan bentuk-bentuk bangunan yang unik sarat makna. Terutama dalam keterpaduan arsitektur tradisional sampai yang sangat modern. Berdasarkan arti dan fungsinya masing-masing, maka bangunan yang ada di TMII digolongkan menjadi :

a.1. Bangunan pokok

Bangunan-bangunan pokok adalah bangunan yang dibangun sebagai bangunan utama, yang mengandung nilai simbolis maupun kristalisasi dari filosofi kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai seluruh tatanan kehidupan dan diletakan sebagai dasar dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bangunan-bangunan tersebut antara lain :

1. Tugu api pancasila 2. Sasono utomo

3. Sasono langen budoyo 4. Sasono adi guno

5. Sasono manganti 6. Gedung pusat pengelolaan Gedung PP

a.2. Anjungan Daerah

Kebudayaan dan masyarakat Indonesia terkenal pluralism, yang terdiri dari beraneka ragam adat dan kebiasaan. Untuk menggambarkan 125 kemajemukan tersebut dibangunlah Anjungan Daerah yang berfungsi sebagai jendela promosi show window daerah dari 33 propinsi dari daerah tingkat 1 di seluruh Indonesia. Setiap propinsi menghadirkan sedikitnya dua bentuk bangunan adat. Umumnya terdiri dari rumah tinggal dan balai pertemuan. Mengingat keragaman dari masing-masing daerah tidak sama, dapat dipahami jika jumlah bangunan yang terdapat disetiap Anjungan Daerah bervariasi. Dalam perkembangan selanjutnya, untuk melengkapi sarana pertunjukan yang menjadi salah satu kegiatan dari Anjungan daerah, dihadirkan bangunan- bangunan baru yang dimanfaatkan sebagai panggung terbuka. Sesuai dengan fungsinya sebagai jendela promosi daerah, maka pemanfaatan Anjungan Daerah lebih ditekankan sebagai tempat pameran dan sasaran pengenalan potensi daerah, khususnya potensi budaya dan wisata. Tidak mengherankan bila materi pameran yang dapat disaksikansebagian besar adalah aspek kebudayaan fisik, seperti, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, dsb. Meskipun demikian pada waktu- waktu tertentu juga dipergelarkan acara-acara tradisional yang hidup dan berkembang dalam masyarakarnya, seperti ; upacara daur hidup, upacara yang berkaitan dengan alam maupun pengelaran tari-tarian tradisional. 126

a.3. Bangunan Pendukung

1. Pusat Informasi Budaya dan Wisata PIBW 2. Istana Anak-anak Indonesia IAAI 3. Sanggar Krida Wanita Jaya Raya 4. Pusat Desian dan Pengembangan Industri Aneka Dulu Sasana Krida 5. Miniatur Candi Borobudur 6. Baleuwerti Relief Perjuangan Bangsa Indonesia 7. Jam Bunga 8. Gerbang Umum 9. Bangunan Soko Tujuh 10. Politik TMII

a.4. Museum dan Pusat Peragaan

1. Museum Indonesia 2. Museum Telekomunikasi 3. Museum Olahraga 4. Museum Asmat 5. Museum Serangga 6. Museum Pustaka 7. Museum Keprajuritan 8. Museum Komodo 9. Museum Perangko 127 10. Museum Listrik dan Energi Baru 11. Museum Minyak dan Gas bumi “Graha Widya Patra” 12. Museum Penerangan 13. Museum transportasi 14. Museum Istiqlal dan Bayt Al-qur’an 15. Pusat Peragaan Pengetahuan dan Teknologi PP IPTEK

a.5. Hak Asasi, Agama, dan Rumah Ibadah

Hak asasi manusia adalah salah satu harkat, martabat dan kodrat manusia, sebab itu hak dasar. Hak itu ada pada setiap diri manusia dan merupakan sifat kemanusiaan, jadi segala hak yang berakar dari harkat, martabat serta kodrat manusia adalah hal yang lahir bersama manusia itu. Hak asasi ini bersifat universal, berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Hak ini tidak tergantung pada pengakuan manusia lain. Golongan bahkan Negara sekalipun. Hak asasi ini dapat diperoleh manusia dari sang penciptanya dan merupakan hak yang wajib diperhatikan, dilaksanakan oleh penyelenggara Negara. Karena Indonesia menjadi angggota PBB maka terikat pada piagam “Universal Declaration of Human Rights” yang ditetapkan pada tahun 1948. 128

a.6. Rumah Ibadah

Bangunan rumah ibadah dan penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai berikut : 1. Masjid “Pangeran Diponogoro” 2. Gereja Katolik “Santa Cantharina” 3. Gereja Protestan “Halleluya” 4. Puri Hindu Dharma “Penataran Agung Kertabhumi” 5. Wihara Budha “Pangeran Sumber Nyawa”

a.7. Taman

1. Taman Bunga Keong Mas 2. Taman Anggrek 3. Taman Melati 4. Taman Apotik Hidup 5. Taman Monumen Persahabatan Negara Non Blok 6. Taman Kaktus 7. Taman Bekisar 8. Taman Burung 9. Taman Aquarium Air Tawar TAAT 10. Taman Among Putra 11. Taman Renang “Ambar Tirta” 12. Taman Ria Atmaja TRA 129 13. Taman Prasasti APEC

a.8. Sarana Khusus

1. Teater Imax Keong Mas 2. Bioskop Empat Dimensi 3. Radio Pelangi Nusantara AM-340 M-882 KHz 4. Pusat Informasi Wisatawan 5. Tempat Pemancingan Ikan

a.9. Sarana Akomodasi dan Makanan

1. Desa Wisata 2. Graha Wisata Remaja Youth Hostel 3. Restoran Caping Gunung 4. Pasar Tiban 5. Kios-kios makanan dan minuman 6. Wajasera Warung Jajanan Serba Ada 7. Gedung-gedung pertemuan 8. Padepokan Pencak Silat Indonesia

a.10. Sarana Transportasi 1. Kereta Gantung Sky Lift

2. Kereta Layang “Titihan Samirono” SHS-23 Aeromovel 3. Kereta Api Mini

4. Kereta Api Kelinci di Lingkungan IAAI

130

5. Mobil Keliling Gratis 6. Mobil Sewaan Carter

7. Sepeda 8. Sepeda Air

9. Perahu angsa Arsipel 10. Perahu Arsipel

a.11. Sarana Olahraga

1. Lapangan Tenis 2. Pusat Kebugaran 3. Lapangan Volly 4. Lapangan Badminton 5. Kolam Renang 6. Pencak Silat 7. Bola Bilyard 8. Jalan Lingkungan TMII lari, gerak jalan, sepeda santai, sepatu roda, roller blade, dll

a.12. Lain-lain

1. Jati Taminah 2. Peragaan Kayu Gede 131

B. Lingkungan

Di samping bangunan dan sarana tersebut diatas, areal TMII masih memiliki arena-arena terbuka yang dikelola dan dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk bersantai. Aena-arena ini antara lain meliputi jalan-jalan lingkungan serta temapat-tempat terbuka hijau yang tersebar di beberapa lokasi. Secara berkala penataan lingkungan TMII ini senantiasa diubah, untuk memberikan kesan lain pada pengunjung sehingga pengunjung selalu mendapatkan hal baru setiap kali kunjungannya.

C. Acara

TMII sebagai tempat rekreasi tidak terlepas dari pembuatan acara- acara yang selain sebagai pelaksanaan misi juga sebagai daya tarik kepada pengunjung. Dilihat dari pelaksanaan acara-acara di TMII dapat dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :

c.1. Acara Tahunan

Program kegiatan yang disusun dalam jangka 1 satu tahun. Termasuk dalam golongan ini adalah : a. Paket Acara Khusus Suatu acara yang diselenggarakan oleh Anjungan Daerah secara bergilir. Setiap Anjungan Daerah diwajibkan melaksanakan sekali dalam setahun, yang diharapkan materinya didatangkan 132 langsung dari daerah. Hal tersebut dimaksudkan sebagai sarana saling mengenal mengenal kebudayaan daerah dan rasa saling menghormati serta mempercepat proses pembaruan. Materi-materi acara pergelaran dapat berupa acara adat, kesenian, serta bentuk lainnya. Kemudian didukung dengan adanya pameran serta kegiatannya yang menunjang lainnya. Untuk mengetahui jadwal pelaksanaan Paket Acara Khusus telah disusun buku panduan lengkap dengan sinopsisnya. b. Pekan-pekan Demi menciptakan suasana meriah yang berkaitan dengan peristiwa bersejarah, budaya maupun hiburan, pada waktu tertentu diselenggarakan kegiatan pekan-pekan. Sebagai materi pengisian kegiatan ini adalah : pergelaran, lombafestival, pameran, bazaar, dan sarasehanforum ilmiah. Sejauh ini TMII sudah memiliki 8 delapan jenis pecan yang temanya berlainan, yaitu : 1. Pekan Desember menjelang Natal dan Tahun Baru 2. Pekan Hari Ulang Tahun TMII setiap bulan April 3. Pekan Liburan Sekolah setiap bulan Juni-Juli 4. Pekan Agustus 5. Pekan Wira Budaya setiap bulan Oktober 133 6. Pekan Lebaran 7. Pekan Haji, dan 8. Pekan Suro

c.2. Acara Bulanan

Program kegiatan yang disusun dalam jangka waktu 1 satu bulan, yang dipromosikan melalui Kalender Acara Bulanan. Kalender ini diterbitkan setiap bulan dan dapat diperoleh secara cuma-Cuma berisikan informasi acara yang diselenggarakan setiap hari Minggulibur. Berdasarkan tempat pelaksanaan acara pelaksanaan acara dapat digolongkan sebagai berikut : a. Kesenian keliling TMII Biasanya ditampilkan jenis kesenian yang memiliki pendukungpemain yang banyak serta sudaj dikenal oleh sebagian besar masyarakat, seperti Reog Ponorogo, Sisingaan, Kuda LumpingKuda Kepang, Gerobk Dorong, Gerijing, kawasaran, dll. b. Pergelaran di Anjungan Daerah dan Museum Untuk memberikan hiburan kepada pengunjung pada hari Minggulibur setiap unit TMII mendapatkan kesempatan untuk mengadakan kegiatan yang sifatnya hiburan. Khusus pada 134 Anjungan Daerah lebih diutamakan pergelaran kesenian daerahnya.

c.3. Acara Khusus

Program kegiatan yang disusun dengan mempertimbangkan kebutuhannya. Biasanya dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan resmi Negara, seperti Tamu Negara, tamu Departemen lainnya, perayaan puncak Hari Anak Nasional dan peryaan hari besar lainnya yang berkaitan dengan unsure kebudayaan atau aspek kehidupan masyarakat.

3.5.2 Prasarana Bidang Informasi Taman Mini “Indonesia Indah” Tabel 3.1

Prasarana Bidang Informasi No. Uraian Jumlahunit 1. Ruang Teater 1 Ruangan 2. Sound System 1 set 3. Komputer 4 Set 4. Printer 3 5. Televisi 2 6. Air Conditioner AC 11 Unit 7. Kamera Digital 4 135 8. Kamera Video 4 9. Proyektor 1 10. Layar 1 11. Kursi ± 136 12. Meja ± 45 13. Handy Talkie HT 2 14. Standing Banner ± 10 16. Lemari Display 5 18. Mesin Fax 1 19. Dispenser 2 20. Meja Komputer 4 21. Tripod 1 22. Laptop 1 Sumber : Arsip Bidang Informasi 2009

3.5.3 Pelayanan

Taman Mini “Indonesia Indah” adalah kawasan wisata terpadu bernuansa budaya. Sebagai kawasan wisata yang memperagakan keragaman budaya dengan kekayaan alamnya, TMII selain tempat rekreasi juga berperan sebagai pusat informasi, pendidikan dan kepariwisataan dan kini menjadi Laboratorium dan Konservasi Kebudayaan terbesar. Sebagai taman rekreasi, TMII menjalankan misinya sebagai wahana pelestarian, pengembangan, pengenalan, pelayanan informasi budaya bangsa. 136 Melalui fasilitas 26 Anjungan Daerah ditambah 7 Anjungan Daerah terpadu provinsi baru, 16 Museum, Taman-taman dan fasilitas lainnya yang ada saat ini menggambarkan pesona kebudayaan Indonesia dengan latar belakang sejarahnya. Kesemua fasilitas diatas merupakan kekayaan yang tak ternilai khususnya bagi TMII dan bangsa Indonesia. Apalagi kekayaan yang tak ternilai tersebut bila dikaitkan dengan kepentingan pendidikan, penelitian dan konservasi. Dengan beradanya di satu kawasan 33 Anjungan Daerah, Museum-museum, Taman-taman dan sarana rekreasi lainnya memudahkan siapa saja yang berkunjung ke TMII untuk menikamti koleksi benda-benda budaya maupun atraksinya yang unik dan menarik. Dengan penataan lingkungan terbuka yang artistik dan penyajian yang baik merupakan atraksi menarik bagi setiap pengunjung, sehingga dapat mengenal lebih dekat kekayaan alam dan budaya bangsa Indonesia. Bagi pengunjung yang sekadar rileks untuk menghilangkan kepenatan, nonton, makan, belanja dan jalan-jalan maupun yang serius seperti menikmati atraksi seni-budaya, kunjungan studi, saresehan, seminar, penelitian, observasi, dan Praktek Kerja Lapangan PKL, TMII memang tidak salah dipilih sebagai pilihan. 137 - Jam Buka Untuk memberikan layanan semua atraksi diatas, Pengelola TMII membuka pelayanan tiap hari jam 08.00 – 17.00 WIB, diluar jam pelayanan tersebut TMII juga buka sampai dengan malam hari bahkan 24 jam bila ada pertunjukan Khusus, pergelaran wayang semalam suntuk.

3.6 Gambaran Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah”

Taman Mini “Indonesia Indah” TMII merupakan sarana rekreasi dan pendidikan juga merupakan tempat terhimpunnya berbagai macam kegiatan di Indonesia. Agar produk barang dan jasa ini tetap dapat memberikan kepuasan dan kesenangan bagi para pengunjung telah diupayakan berbagai langkah dan cara melalui periklanan dalam bentuk artikel, selebaran media cetak, personal selling, publisitas dan sales promotion. Dalam kondisi suasana persaingan diantara pengelola sarana hiburan atau rekreasi, saat ini telah dilakukan berbagai macam langkah yang salah satunya melalui kegiatan promosi. Pesan-pesan promosi disampaikan secara luas dan berkala, bentuk promosi yang digunakan bermacam-macam, hal ini dilakukan disadari karena promosi merupakan upaya peran aktif yang akan membawa hasil maksimal apabila dilakukan dengan cara yang tepat. Pada dasarnya promosi yang dilakukan oleh bidang promosi dengan menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan seluruh kegiatan serta acara-acara yang berlangsung di TMII melalui berbagai media baik yang 138 ditujukan keluar maupun yang dilakukan kedalam melalui peneranganinformasi di TMII. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh TMII adalah : a. Peningkatan fungsi dan peran pelayanan untuk membeirkan pelayanan dan penerangan kepada pengunjung. Kegiatannya secara terpadu menyediakan brosur maupun leaflets yang diperlukan. b. Memanfaatkan secara optimal peristiwa-peristiwa regionalnasional dan lokal sebagai sarana promosi didalam maupun diluar negeri. c. Mengadakan pendekatan dan kerjasama dengan mitra kerja untuk keperluan promosi bagi anjungan daerah maupun unit-unit usaha atau unit kerja. d. Mengadakan pendekatan dengan unit-unit usaha di TMII untuk kerjasama dalam bentuk promosi bersama melalui selebaran. e. Mengagendakan surat-surat permohonan karya tulis serta memberikan surat izin karya tulis bagi pelajar maupun mahasiswa. f. Mengadakan studi banding lapangan ke Taman Impian Jaya Ancol, Kebun Binatang Ragunan dan Taman Safari Indonesia. g. Mencetak stiker, selebaran, dan poster-poster acara kegiatan di TMII. h. Pemantauan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke TMII, terutama pada kegiatan-kegiatan acara pekan-pekan serta kegiatan lainnya yang diadakan secara rutin. 139 i. Mendistribusikan undangan khusus acara-acara kegiatan TMII termasuk penjualan tiket maupun yang bersifat gratis. j. Memberikan hadiah kepada pengunjung minggu Ria yang rutin dilaksanakan setiap minggu pagi.

3.7 Tinjauan Tentang pengunjung

Pengunjung merupakan kunci untuk meraih keuntungan. Nina Rahmayanti dalam bukunya Manajemen Pelayanan Prima mengungkapkan bahwa pelanggan customer atau konsumen consumer atau pengunjung visitors adalah “penerima layanan”. Rahmayanti, 2010:16. Menurut Oka A. Yoeti dalam bukunya Customer Service cara Efektif Memuaskan Pelanggan, pelayanan diberikan kepada dua macam pelanggan, pengunjung atau konsumen yaitu Internal Customer dan External Customer. Internal Customer adalah orang-orang yang terlibat dalam proses produk dan jasa yang kita hasilkan. Sedangkan external customer, secara relative mudah diidentifikasikan. Mereka adalah orang-orang yang berada di luar organisasi atau perusahaan, yang menerima barang-barang atau jasa dari perusahaan. Yoeti, 1987:9-10. Tanggung jawab peusahaan terhadap konsumen, terkait dengan: Hak-hak konsumen a. Hak atas produk dan jasa yang aman, b. Hak mengetahui seluruh aspek produk dan jasa, 140 c. Hak untuk didengar, d. Hak memilih produk dan jasa yang disukai, e. Hak memperoleh informasi pembelian yang benar, dan f. Hak memperoleh pelayanan yang baik. Soegoto, 2002:357.

3.8 Tinjauan Tentang Mobil Keliling

Mobil kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunan “autos” sendiri dan latin “movere” bergerak adalah kendaraan beroda empat atau lebih yang membawa mesin sendiri. Mobil saat ini menjadi salah satu kendaraan yang paling banyak diminati, karena dengan menggunakan mobil kita dapat terhindar dari panas dan hujan. Mobil salah satu sarana transportasi yang nyaman, selain itu dengan mobil kita dapat mengangkut beberapa orang penumpang dengan kapasitas mobil itu sendiri. Taman Mini “Indonesia Indah” mempunyai beberapa alat transportasi untuk pengunjung salah satunya adalah mobil keliling. Awal mulanya mobil keliling dikelola oleh Koperasi Kotransa, tetapi setelah Bu Tien meninggal dunia pengelolaan mobil keliling diserahkan kepada pihak Taman Mini “Indonesia Indah” yaitu kepada bagian Unit Usaha. Mobil keliling adalah salah satu jasa 141 pelayanan yang berbentuk mobil terbuka dan bis mini yang baru saja diluncurkan tahun lalu dengan konsep yang lebih menarik. Fungsi dari mobil keliling itu sendiri adalah untuk membantu dan mempermudah pengunjung ketika berada di Taman Mini “Indonesia Indah”. Dengan supir yang sekaligus dapat menjadi pemandu pengunjung dalam mengelilingi Taman Mini “Indonesia Indah”. Taman Mini “Indonesia Indah” salah satu tempat wisata yang memiliki lokasi yang luas, maka dari itu jika pengunjung yang tidak menggunakan kendaraan pribadi disuguhkan dengan adanya mobil keliling, penyewaan sepeda motor, dan sepeda. Maka mobil keliling berperan penting dalam memberikan kepuasan kepada pengunjung. Pengunjung hanya tinggal duduk dan menikmati berbagai macam rumah adat anjungan dan berbagai pemandangan lain yang ada di Taman Mini “Indonesia Indah” tanpa harus bersusah payah jalan kaki mengelilingi Taman Mini “Indonesia Indah”. Ada beberapa jenis mobil keliling yang ada di Taman Mini “Indonesia Indah” :  12 unit Suzuki Carry diproduksi pada tahun 2004, kapasitas 10 orang  1 unit Suzuki Carry Futura  1 unit Daihatsu Zebra  4 unit mobil VIP untuk tamu pentingtamu kenegaraan  3 unit Mini Bus Micro Dyna kapasitas 30 orang dewasa 142 Harga Sewa Mobil Keliling adalah sebagai berikut :  Charter Mobil kecil keliling Per Jam Rp. 30.000,-  Charter Mobil Besar Bus Per Jam Rp. 75.000, Berikut ini adalah beberapa jenis mobil kelling : Gambar 3.4 Mobil Keliling Kecil Sumber : Dokumentasi peneliti, 2011 143 Gambar 3.5 Mobil Mini Bus Sumber : Dokumentasi peneliti, 2011 Gambar 3.6 Mobil VIP Sumber : Dokumentasi peneliti, 2011 144 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang “Strategi Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” Melalui Mobil Keliling Sebagai Bentuk Pelayanan Dalam Meningkatkan Kepuasan Pengunjungnya”. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung dari lapangan yang kemudian peneliti analisis. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Wawancara dilakukan pada hari Rabu 18 Mei 2011, Kamis 19 Mei 2011, dan pada hari Kamis 30 Juni 2011. Pada tanggal 18 Mei 2011 bertempat di kantor Pusat Informasi Budaya dan Wisata PIBW Taman Mini “Indonesia Indah” pada pukul 10.00-11.00 WIB dan pada tanggal 19 Mei 2011 bertempat di Kantor Pusat Informasi Budaya dan Wisata PIBW Taman Mini “Indonesia Indah” pada pukul 12.30-13.30 WIB, yang terakhir wawancara bertempat di Parkir Selatan Taman Mini “Indonesia Indah” pada pukul 14.35-14.50 WIB. Peneliti melakukan wawancara bersama dua 145 orang informan yaitu Bapak Tomo Gunawan dan Bapak Sandiman, serta satu informan kunci yaitu pengunjung Ibu Mariana. Peneliti melanjutkan wawancara kembali dengan dua informan kunci yaitu Ibu Lili, Ibu Sulistia dan Bapak Adi Rahmat. Untuk tahap analisis, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi yang diberikan oleh infroman penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa tahap : 1. Pertama, menyusun draft pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsur-unsur kredibiltas yang akan ditanyakan kepada narasumber atau informan. 2. Kedua, peneliti juga melakukan wawancara kepada pengunjung guna menjadi data pendukung. 3. Ketiga, melakukan dokumentasi langsung dilapangan untuk melengkapi data- data yang berhubungan dengan penelitian. 4. Keempat, memindahkan data yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada narasumber atau informan. 5. Kelima, menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan. Agar pembahasan lebih sistematis dan terarah maka peneliti membagi kedalam 3 pembahasan, yaitu : 1. Data Informan 146 2. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian 3. Pembahasan

4.1 Data Informan

Peneliti melakukan wawancara dengan para informan pada penelitian ini terdapat 3 informan yang diwawancarai dari pihak TMII, kedua informan ini bekerja di Bidang Promosi Taman Mini “Indonesia Indah” dan satu lagi bekerja sebagai supir mobil keliling. Adapun data informan penelitian dapat dilihat di tabel berikut : Tabel 4.1 Data Informan Penelitian No Nama Jabatan TempatTanggal Lahir Lama Bekerja 1 Tomo Gunawan Wibisono S.sos Ass. Manajer Komunikasi Promosi Boyolali, 19 September 1960 26 Tahun 2 Sandiman Karyawan Bidang Promosi Yogyakarta, 6 Desember 1962 27 Tahun 3 Adi Rahmat Supir Mobil Keliling Jakarta, 23 Mei 1979 3 Tahun Sumber : Peneliti, Mei 2011 147

4.1.1 Profil Informan 1. Bapak Tomo Gunawan Wibisono S.Sos

Gambar 4.1 Gunawan Wibisono S.Sos Ass. Manajer PromosiInforman Penelitian Sumber : Dokumentasi peneliti, 2011 Bapak Tomo Gunawan Wibisono adalah seorang karyawan bidang promosi Taman Mini “Indonesia Indah” Jakarta. Bapak berusia 47 tahun ini mempunyai 3 orang anak dan satu orang istri. Bapak Gunawan telah 25 tahun bekerja di Taman Mini “Indonesia Indah”. Awal pertama kali masuk hanya sebagai karyawan biasa kemudian terus bertahap mengalami perubahan hingga akhirnya sekarang beliau menjabat sebagai Asisten Manajer Bidang Promosi. Ketika pertama kali bertemu dengan Bapak Gun panggilan akrabnya, saya bertemu pada saat Praktek Kerja Lapangan tahun lalu, sekitar satu bulan Praktek Kerja Lapangan di Taman Mini “Indonesia Indah” Pak Gunawan lah yang menjadi pembimbing PKL saya. Setelah itu pertemuan dengan Bapak Gunawan sudah sering dilakukan meskipun masa PKL sudah habis tetapi saya masih sering 148 berkunjung ke TMII. Pak gun seorang yang ramah, murah senyum, baik, pintar, religius. Beliau sangat suka berbicara dan memberikan sesuatu berupa pengalaman, cerita dll untuk bisa dijadikan bahan acuan terhadap anak muda. Beliau sangat faham akan arti komunikasi, sehingga setiap pembicaraan yang dilakukan pun tidak merasa canggung karena beliau pintar berkomunikasi. Bapak Gun memiliki paras yang cukup wibawa sebagai seorang bapak pada umumnya, berambut hitam, lurus, berkulit putih dan berkumis tebal. Beliau termasuk salah satu orang yang sibuk menghadiri rapat atau acara di Taman Mini “Indonesia Indah”.

2. Bapak Sandiman Gambar 4.2

Sandiman Karyawan PromosiInforman Penelitian Sumber : Dokumentasi peneliti, 2011 Bapak Sandiman adalah seorang karyawan bidang promosi juga yang telah bekerja di Taman Mini “Indonesia Indah” selama 24 tahun. Bapak berusia 49 149 tahun ini bekerja di Taman Mini “Indonesia Indah” sudah hampir setengah dari umurnya. Ketika pertama kali bertemu dengan beliau awalnya saya merasa ragu karena sepintas terlihat seperti orang yang tidak banyak bicara, tetapi setelah mencoba berkomunikasi dengan beliau ternyata dugaan saya salah. Bapak Sandiman orangnya sangat ramah, baik, murah senyum, suka bercanda. Dipertemuan yang kedua beliau terlihat lebih akrab, sehingga saya merasa tidak ada rasa canggung untuk bertanya. Ketika bapak sandiman berbicara logat jawa sangat melekat padanya, yang memang rata-rata karyawan asli Taman Mini “Indonesia Indah” yang telah bekerja dari dulu pertama adanya TMII itu rata-rata adalah berasal dari daerah jawa tengah. 3.Bapak Adi Rahmat Bapak Adi ini sepintas terlihat seperti orang jawa padahal beliau asli orang Jakarta. Bapak yang satu ini tidak tahu mengapa enggan memberikan indentitas lengkap. Beliau hanya memberitahu nama asli dan asal kota saja. Saat pertama kali melakukan komunikasi beliau terlihat seperti sedikit canggung tetapi lama-kelamaan suasana percakapan menjadi mulai biasa. Peneliti mendapatkan kesempatan untuk bertanya kepada beliau dengan waktu yang singkat karena situasi kondisi Taman Mini “Indonesia Indah” sedang dipati 150 pengunjung yang sedang menikmati liburan sekolah anak-anaknya. Saat melakukan wawancara Bapak Adi sesekali melihat kearah pengunjung. Bapak Adi menjawab pertanyaan dengan cukup jelas.

4.1.2 Profil Informan Kunci 1. Ibu Mariana

Gambar 4.4 Mariana pengunjunginforman kunci Sumber : Dokumentasi peneliti, 2011 Ibu Mariana ini berasal dari daerah Cikarang. Ibu muda ini termasuk tipe ibu yang memperhatikan anaknya karena memang beliau baru mempunyai satu putra yang sekarang baru kelas 1 sekolah dasar. Ketika pertama kali berkomunikasi dengan beliau, beliau termasuk tipe orang yang ramah. Pembicaraan berlanjut sampai akhirnya pada tahap wawancara. Ibu mariana menjawab pertanyaan dengan baik tetapi tidak terlalu banyak mengemukakan pendapat. 151 Ibu berparas cantik ini sesekali menjawab pertanyaan dengan diselingi memperhatikan anaknya. Ibu mariana berkerudung, berkulit putih dan berpenampilan yang cukup modis.

2. Ibu Lili