122
Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II Menulis Deskripsi berbahasa Lampung dengan Pendekatan CTL
c. Observasi dan Prestasi Pembelajaran Siklus II
Hasil observasi dan prestasi pembelajaran Siklus II ini meliputi penyusunan RPP, pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan
peningkatan prestasi menulis deskripsi berbahasa Lampung kelas Va dan Vb SDN 1 Sukarame Dua Bandar Lampung dengan Pendekatan CTL. Pada Siklus ini
pembelajaran dengan mengamati benda yang ada di ruangan dan menuliskan dalam karangan deskripsi berbahasa Lampung.
1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Pada pelaksanaan Siklus II, guru telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disesuaikan dengan pembelajaran pendekatan CTL.
123 Berdasarkan hasil observasi dan penilaian teman sejewat diketahui bahwa RPP
yang telah disusun masih perlu perbaikan.
a Keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar
Pada Siklus II, dari dua observer semua observer memberikan penilaian
bahwa pada aspek ini secara umum RPP telah tersusun dengan baik. Menurut Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. bahwa RPP yang telah disusun oleh
guru peneliti sudah memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
Walaupun demikian, agar dilakukan perbaikan pada penyusunan RPP berikuntnya agar sesuai dengan SK, atau materi pembelajaran, atau indikator
pencapaian kompetensi, atau penilaian, atau sumber belajar. Sehingga pada akhirnya RPP yang disusun termasuk kategori sangat baik, yaitu sangat sesuai
dengan SK, atau materi pembelajaran, atau indikator pencapaian kompetensi, atau penilaian, atau sumber belajar.
b Berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar
Pada Siklus II ini, RPP yang telah disusun oleh guru peneliti sudah dalam kategori baik. Dari dua observer satu observer memberikan penilaian pada
kategori baik dan satu observer memberikan penilaian pada kategori sangat baik. Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma menyebutkan bahwa pada aspek ini RPP yang
124 telah tersusun telah berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi,
minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi,
kemandirian, tetapi
kurang mengembangkan semangat belajar.
Walaupun demikian, guru hendaknya tetap memperbaiki RPP pada aspek ini sehingga RPP yang akan disusun pada Siklus III dalam kategori sangat baik.
RPP harus benar-benar berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar. Pada akhirnya pembelajaran dapat berlansung dengan baik sesuai dengan harapan guru dan harapan siswa.
c Memperhatikan minat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial,
emosi, kecepatan belajar, latar belakang budaya, danatau lingkungan peserta didik
Pada Siklus II ini RPP yang telah disusun oleh guru peneliti sudah dalam kategori baik. Dari dua observer, keduanya memberikan penilaian pada
kategori baik. Hal ini berdasarkan penilaian Dnr, A.Ma. dan Kht, S.Pd. yang menyampaikan bahwa RPP yang telah dibuat guru telah perhatikan minat,
motivasi belajar, potensi siswa, kemampuan sosial, emosi, kecepatan belajar, latar belakang budaya, dan memperhatikan lingkungan peserta didik.
Berdasarkan penilaian ini, guru peneliti tetap dituntut menyusun RPP dengan benar-benar memperhatikan minat, motivasi belajar, potensi, kemampuan
sosial, emosi, kecepatan belajar, latar belakang budaya, danatau lingkungan peserta didik. Dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna dan tujuan
pembelajaran dapattercapai dengan baik.
125
d Memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi
Pada Siklus II ini RPP yang telah disusun oleh guru peneliti sudah dalam kategori baik. Dari dua observer, semua observer memberikan penilaian pada
kategori baik. Hal ini berdasarkan penilaian Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. yang menyebutkan bahwa RPP yang telah tersusun memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, dan memperhatikan remedi. Hal yang diperhatikan adalah perencanaan pada pemberian unpan balik pada
pengayaan yang belum tersentuh secara benar. Kenyataan ini menuntut peneliti untuk menyusun RPP lebih baik sehingga
berada pada kategori sangat baik. Yang pada akhirnya RPP yang tersusun memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, dan
memperhatikan pengayaan dan remedi
e Mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi
Pada Siklus II ini RPP yang telah disusun oleh guru peneliti sudah dalam kategori cukup baik. Dari dua observer, satu observer memberikan penilaian
pada kategori baik dan satu observer memberikan penilaian pada kategori kurang. Menurut Dnr, A.Ma. bahwa RPP yang telah dibuat oleh guru peneliti
semuanya telah mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, tetapi tidak sistematis, dan efektif , serta tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi.
126 Akan tetapi, menurut Kht, S.Pd. bahwa RPP yang telah dibuat oleh peneliti
telah mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, tetapi belum sistematis, efektif, serta tidak sesuai dengan
situasi dan kondisi. Untuk itu, perlu perbaikan RPP sehingga RPP mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, efektif, serta sesuai dengan situasi dan kondisi.
f Langkah-langkah pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung
dalam RPP disusun dengan menerapkan pendekatan CTL
Pada Siklus II ini RPP yang telah disusun oleh guru peneliti sudah dalam kategori baik. Dari dua observer semuanya memberikan penilaian pada
kategori baik. Menurut Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. menyebutkan bahwa dalam langkah-langkah pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung
dalam RPP disusun dengan menerapkan sebagian pendekatan CTL. Akan tetapi, guru hendaknya tetap memperbaiki RPP pada aspek ini
sehingga RPP yang akan disusun pada Siklus III dalam kategori sangat baik. RPP harus benar-benar disusun dengan menerapkan pendekatan CTL.
2 Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung dengan Pendekatan CTL
Untuk mendapatkan gambaran situasi dan kondisi dalam pembelajaran yang dilakukan pada Siklus II penelitian yang dibantu seorang observer guru sejawat
mengobservasi kegiatan selama pembelajaran pada Siklus II berlangsung. Observasi meliputi kegiatan siswa maupun kegiatan guru. Guru peneliti membuat
catatan untuk melengkapi catatan kolaborator. Pada pertemuan Siklus II, di kelas Va siswa lebih bergairah dibandingkan dengan Siklus I, yaitu tidak terlihat ada
127 beberapa siswa yang kurang antusias dan tidak merespon rencana pembelajaran
yang diajukan oleh guru pada pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung. Guru peneliti memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang
antusias untuk menjawab dan merespon pertanyaan guru. Dalam kegiatan inti pembelajaran Siklus II, siswa antusias ketika guru
melontarkan pertanyaan, banyak siswa yang mengangkat tangan merespon dan berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Pembelajaran dengan
pendekatan CTL yang menekankan bahwa pada hakikatnya siswa telah mempunyai kemampuan dan dapat menambah pengetahuan yang baru secara
sendiri-sendiri. Kemudian siswa dapat lebih memperdalam hasil pengalaman belajarnya dengan bertanya kepada guru, bertanya kepada teman, atau berdiskusi.
Pada tahap ini, siswa memang merasa dihargai dengan diberi kepercayaan untuk menemukan kompetensi yang akan dicapai melalui pengamatan langsung, yaitu
mengamati benda-benda yang ada di ruang kelas dan dajadikan objek menulis deskripsi berbahasa Lampung. Memang, sebelumnya guru lebih cenderung
menjadi pusat pengetahuan atau sekedar mentranfer pengetahuan yang dimiliki oleh guru kepada siswa, sehingga siswa terlihat kurang aktif dalam pembelajaran.
Padahal menulis deskripsi merupakan suatu keterampilan yang mmbutuhkan kreativitas dan keterampilan yang terlatih.
Secara umum dalam proses pembelajaran pada Siklus II ini kelas Va terdapat sekitar 20 siswa 67,35 dan kelas Vb 21 siswa 66,16 yang aktif mengikuti
pembelajaran secara baik. Hal ini dimungkinkan anak belum terbiasa bertanya, mencari sendiri, dan mengkontruksi berbagai pengalaman pembelajaran secara
128 mandiri. Pada Siklus II ini hampir tidak terlihat siswa sibuk melakukan sesuatu di
mejanya dan berbicara sesama teman yang tidak berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai. Di kelas, saat mengobservasi benda di kelas yang akan
dijadikan tulisan, hampir semua siswa melakukan perintah guru walaupun masih ada siswa tidak aktif walaupun tetap melakukan aktivitas pembelajaran. Aktivitas
siswa hasil pengamatan peneliti dan guru observer tertera pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
No Jenis Kegiatan pada Siklus II
Jumlah Siswa Va
Vb 1
Melakukan pengamatan saat proses pembelajaran
21 72,41 21 67,74
2 Memanfaatkan media atau sumber
19 65,52 23 74,19
3 Menulis sesuai kaidah
23 79,31 20 64,52
4 Antusias sungguh-sungguh
18 62,07 21 67,74
5 Kreatif
20 68,97 22 70,97
6 Berperilaku relevan dengan kegiatan belajar
17 58,62 19 61,29
7 Runtut tertib
20 68,97 18 58,06
Adapun pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari pelaksanaan proses pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung dengan penerapan komponen-komponen
dalam pendekatan CTL pada Siklus II ini diperoleh hasil observasi sebagai berikut.
129
a Penerapan pembelajaran secara konstruktivis dalam pembelajaran
menulis deskripsi berbahasa Lampung
Pada Siklus II ini pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum sudah menggunakan pembelajaran secara konstruktivis
secara baik. Dari dua observer, yaitu Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. memberikan hasil observasi bahwa dalam pembelajaran menulis deskripsi berbahasa
Lampung telah menggunakan pembelajaran secara konstruktivis. Walaupun demikian, dalam pembelajaran berikutnya agar pembelajaran
memperhatikan unsur konstruktivis dan dikembangkan dalam pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung. Dengan demikian, pembelajaran akan
lebih bermakna sehingga kemampuan siswa sebelumnya dan menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran pada siklus berikutnya.
b Membuat siswa melakukan pembelajaran secara inquiri dalam
pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung
Pada Siklus II pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum tealah menggunakan pembelajaran inquiri secara baik.
Dari dua observer, semuanya menyebutkan bahwa pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung telah melakukan pembelajaran secara inquiri.
Hal ini berdasarkan hasil observasi yang dituangkan dalam kuesioner observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Kht, S.Pd. dan Dnr,
A.Ma.
130 Walaupun demikian, sebaiknya pembelajaran disempurnakan sehingga benar-
benar pembelajaran inquiri yang merupakan komponen CTL dapat diterapkan pada siklus berikutnya. Dengan demikian, kompetensi yang dipelajari dapat
dimiliki oleh siswa dengan cepat dan tepat.
c Merangsang siswa aktif bertanya dalam pembelajaran menulis deskripsi
berbahasa Lampung
Pada Siklus II ini pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum sudah merangsang siswa aktif bertanya dalam
pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung. Dari dua observer, semuanya menyebutkan bahwa pembelajaran menulis deskripsi berbahasa
Lampung telah sukup merangsang siswa aktif bertanya dalam pembelajaran, terutama pada bagian pendahuluan. Pada bagian inti, maupun bagian penutup
siswa terlihat aktif bertanya secara runtut. Semua observer, Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. menyatakan hal yang senada
sehingga perlu perbaikan pelaksanaannya, yaitu dalam cara bertanya dan isi pertanyaannya belum sesuai kriteria pertanyaan yang benar. Pelaksanaan
pembelajaran siklus berikutnya agar lebih diusahakan agar merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pembalajaran.
d Menyerap materi pembelajaran melalui pemodelan yang ditampilkan
dalam pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung
Pada Siklus II ini pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum sudah menampilkan pemodelan dalam pembelajaran
menulis deskrisi berbahasa Lampung. Dari dua observer, selurunya observer menyebutkan bahwa pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung
131 sudah menampilkan pemodelan, baik pemodelan yang dilakukan oleh guru
maupun dilakukan oleh siswa. Hasil obseravasi, satu observer lainnya menyatakan bahwa dalam pembelajaran menulis deskripsi berbahasa
Lampung guru peneliti sudah menampilkan pemodelan sebagaimana dituntut oleh pendekatan CTL. Hal ini diungkapkan Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. yang
menyarankan agar lebih melakukan pembelajaran dengan menampilkan pemodelan secara tepat guna.
e Membuat siswa belajar bersama dengan orang lain dalam pembelajaran
menulis deskripsi berbahasa Lampung
Pada Siklus II ini pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum telah membuat siswa belajar bersama dengan orang lain
dalam pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung. Dari dua observer, seluruh observer yaitu Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. menyebutkan
bahwa pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung telah membuat siswa belajar bersama dengan orang lain dalam pembelajaran menulis
deskripsi berbahasa Lampung. Saat melakukan pengamatan dan pengindentifikasian, siswa dapat bekerja
sama dengan kawan lainnya. Walaupun demikian, pada siklus berikutnya hendaknya mengondisikan siswa agar mampu belajar bersama, baik dalam
kelompok kecil maupun secara klasikal.
f Membuat siswa merefleksi pembelajaran menulis deskripsi berbahasa
Lampung yang telah dilaksanakan
Pada Siklus II ini pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum telah dapat membuat siswa merefleksi pembelajaran
132 menulis deskripsi berbahasa Lampung. Dari dua observer, semuanya
menyebutkan bahwa pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung telah mampu membuat siswa merefleksi pembelajaran menulis deskripsi
berbahasa Lampung, baik dalam bimbingan guru maupun inisiatif siswa masing-masing. Siswa sudah terlihat peduli terhadap hasil pembelajaran yang
telah dilakukan. Walaupun demikian, pada siklus berikutnya perlu perbaikan pelaksanaan pembelajaran
yang dapat membuat siswa merefleksi pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran menulis
deskripsi berbahasa Lampung.
3 Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan CTL pada Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung
Hasil penilaian observer terhadap pelaksanaan penilaian dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung pada siklus II adalah
sebagai berikut.
a Mengukur berbagai kemampuan yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik
Pelaksanaan evaluasi pada pembelajaran Siklus II yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum sudah mengukur kemampuan yang sesuai dengan
Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Dari dua observer, semuanya memberikan penilaian bahwa penilian dalam pembelajaran menulis
deskripsi berbahasa Lampung termasuk pada kategori baik. Menurut Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. bahwa penilaian yang diberikan sebagian besar
mengacu pada Kompetensi Dasar yang harus dikuasi oleh siswa. Walaupun
133 demikian, masih membutuhkan penyempurnaan sehingga soal benar-benar
dapat mengukur Kompetensi Dasar yang akan dicapai.
b Relevan dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi dan kegiatan
pembelajaran
Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang memiliki relevansi dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi, dan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan
penilaian pembelajaran dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung Siklus II telah memiliki relevansi dengan proses
pembelajaran materi, kompetensi, dan kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian observer pada pelaksanaan penilaian dengan pendekatan CTL pada
pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian ditinjau dari relevansi dengan proses pembelajaran
materi, kompetensi, dan kegiatan pembelajaran dalam kategori baik.
Dari dua observer, seluruh observer yaitu Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. memberikan penilaian bahwa evaluasi pembelajaran menulis deskripsi
berbahasa Lampung dalam kategori baik, yang berarti penilaian yang dilakukan oleh guru peneliti sebagian besar memiliki relevansi dengan proses
pembelajaran materi,
kompetensi, dan
kegiatan pembelajaran.
Itu menunjukkan bahwa evaluasi dapat lebih disempurkan menjadi kategori
sangat baik.
134
c Menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan
bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom
Pelaksanaan penilaian pembelajaran dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi Lampung Siklus II ini telah menuntut
kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom. Hasil penilaian observer pada
pelaksanaan penilaian dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung menunjukkan bahwa pelaksanaan evaluasi
ditinjau dari kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom dalam
kategori baik.
Dari dua observer, seluruhnya yaitu Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. memberikan penilaian pada kategori baik yang berarti seluruh evaluasi menuntut
kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom. Walaupun demikian, masih
diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
d Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas danatau di luar
kelas
Pada Siklus II ini pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung telah berhubungan
dengan kondisi pembelajaran di kelas danatau di luar kelas dengan baik.
Dari dua observer, seluruh observer memberikan penilaian pada kategori baik. Hal ini dimungkinkan karena evaluasi telah dirancang sebagian besar
sesuai dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi
135 berbahasa Lampung. Walaupun demikian, pada siklus berikutnya perlu lebih
dirancang dan dilaksanakan lebih berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas danatau di luar kelas dengan baik
e Mengikuti Kaidah Penulisan Soal yang Benar
Pada Siklus II ini pelaksanaan penilaian pembelajaran dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung telah mengikuti
kaidah penulisan soal yang benar. Secara umum, masih terdapat penggunaan kata-kata yang sulit dipahami siswa, dan ketepatan kalimat yang sesuai dengan
kaidah penulisan soal yang benar. Sehingga siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan yang diberikan secara tertulis.
Hasil penilaian dua observer, seluruh observer memberikan penilaian pada
kategori baik. Menurut Kht, S.Pd. dan Dnr, A.Ma. penilain yang dilakukan mengikuti kaidah penulisan yang benar. Hasil penilaian dan observasi ini
masih menuntut guru peneliti perlu merancang dan melaksanakan evaluasi sesuai dengan kaidah penulisan soal yang benar sehingga soal dapat
mendekati sempurna.
f Penilaian disusun dan dilaksanakan dengan menerapkan Pendekatan
CTL
Pada Siklus II ini pelaksanaan penilaian pembelajaran dengan pendekatan CTL pada pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Lampung sebagian besar telah
disusun dengan menerapkan pendekatan CTL.
136 Dari dua observer, seluruh observer memberikan penilaian pada kategori
baik. Ini menunjukkan, berdasarkan observasi dan penilaian observer bahwa soal sebagian besar telah disusun dan dilaksanakan dengan menerapkan
pendekatan CTL. Berdasarkan observasi dan penilaian tersebut, pada siklus berikutnya penilaian tetap perlu disusun dan dilaksanakan dengan
menerapkan pendekatan CTL secara lebih baik.
4 Peningkatan Prestasi Belajar Menulis Deskripsi Berbahasa Lampung dengan Pendekatan CTL
Pada Siklus II ini kemampuan siswa dalam menulis deskripsi berbahasa Lampung lebih meningkat setelah diterapkan pendekatan CTL dengan mengondisikan siswa
untuk belajar mandiri melalui mengamati benda-benda yang ada di dalam ruangan yang cukup menarik siswa. Dengan keleluasan mencoba dan memposisikan diri
sebagai subjek belajar, siswa lebih menemukan pembelajaran yang bermakna dan akan lebih bertahan lama.
Pada kegiatan penutup peneliti berupaya menghubungkan kembali deskripsi yang ditulisnya dengan kehidupan siswa di lingkungannya, sebagai refleksi dan
melakukan penerapan pengetahuan yang dipelajarinya, sebelum menutup pelajaran guru memberi tugas pekerjaan rumah menulis deskripsi bebas.
Perolehan nilai siswa pada tes hasil belajar Siklus II terlihat pada tabel berikut ini.
137
Tuntas Belum Tuntas
Tabel 4.7 Data Hasil Tes Akhir Siklus II Menulis Deskripsi Bahasa Lampung Kelas: Va KKM: 65
Kelas Tes Akhir
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah F
f f
Va 8
28 21
72 29
100
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa, nilai perolehan tes hasil belajar Siklus II menunjukkan, siswa yang tuntas individual berjumlah 21 orang 72,
yang belum tuntas 8 orang 28, ketuntasan dicapai oleh 60 jumlah siswa, berarti sudah tuntas klasikal , untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.
Diagram ketuntasan siswa siklus II kelas Va, dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 4 Diagram Ketuntasan Siklus II
Perolehan nilai siswa pada tes hasil belajar Siklus II kelas IV b terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Data Tes Akhir Siklus II Menulis Deskripsi Bahasa Lampung
Kelas Vb KKM: 65
Kelas Tes Akhir
Belum Tuntas Tuntas
Jumlah f
f f
V b 8
26 23
74 31
100
72 28
138
Tuntas Belum Tuntas
Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa, nilai perolehan tes hasil belajar Siklus II menunjukkan, siswa yang tuntas individual berjumlah 23 orang 74,
yang belum tuntas 8 orang 26, ketuntasan dicapai oleh 60 jumlah siswa, berarti sudah tuntas klasikal , untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.
Adapun gambaran ketuntasan siswa kelas Vb pada pelaksanaan Siklus II dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4. 5 Diagram Ketuntasan Siklus II
d. Analisis Refleksi Siklus II