BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat

Ketika DMI positif, maka fenomenanya disebut dengan Dipole Mode Event positif atau Indian Ocean Dipole positif. Gambar 9 memperlihatkan diagram anomali SPL merah = pemanasan; biru = pendinginan selama IOD positif dan IOD negatif. Daerah warna putih mengindikasikan peningkatan aktivitas koneksi, panah menunjukkan arah angin. Terjadinya IOD sangat bergantung pada kekuatan angin di selatan wilayah Indonesia pada saat monsun tenggara, apabila monsun tenggara kuat, maka berpeluang untuk terjadinya IOD. Kejadian IOD tahun 1972, 1994 dan 1997 bersamaan dengan awal El Nino pada saat monsun timur Mei- September, sehingga di samudera Hindia sebelah barat Sumatera terjadi penguatan angin yang berhembus dari tenggara Indonesia, akibatnya Indonesia menjadi sangat kering Mihardja et al., 2002. Sumber : Rao et al, 2001 Gambar 9b. IOD negatif Selama 127 tahun terakhir, terdapat 14 kejadian IOD positif dan 19 kejadian IOD negatif yang kuat didefinisikan sebagai tahun yang memiliki rataan tahunan DMI melebihi satu standar deviasi, dan hanya 5 IOD positif serta 7 IOD negatif yang terjadi bersamaan dengan ENSO Rao et al, 2002. Hubungan Kejadian Penyimpangan Iklim Dengan Curah Hujan di Sumatera Hasil-hasil penelitian terdahulu menjelaskan bahwa tidak semua stasiun curah hujan di Indonesia berkaitan erat dengan kejadian penyimpangan iklim El Nino dan La Nina. Pengaruh dan keterkaitan anomali SST Nino 3,4 dengan anomali curah hujan di Indonesia sangat beragam. Stasiun curah hujan yang hanya berkorelasi nyata pada satu musim tertentu saja, pada musim yang lain lebih dipengaruhi oleh perubahan atau dinamika atmosfer dan kondisi fisik spesifik lokal.

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksananakan pada bulan Mei 2006 sampai dengan Mei 2007 di Laboratorium Agrometeorologi IPB, Bogor dengan daerah kajian Kebun Marihat, Sumatera Utara dan Kebun Bekri, Lampung. 3.2. Data dan Alat Untuk melihat keterkaitan antara penyimpangan iklim, curah hujan dan produksi Tandan Buah Segar TBS kelapa sawit, dibutuhkan : 1. Data bulanan anomali SOI pada daerah Nino 3,4 tahun 1985-2004. 2. Data bulanan DMI tahun 1985-2004. 3. Data Anomali Suhu Muka Laut ASPL tahun 1985-2004. 4. Data curah hujan bulanan dari stasiun- stasiun di Marihat tahun 1986-2004. 5. Data curah hujan bulanan dari stasiun- stasiun di Bekri, Lampung tahun 1986- 2004. 6. Data produksi kelapa sawit di Kebun Marihat dari tahun 1986-2004. 7. Data produksi kelapa sawit di Kebun Bekri dari tahun 1994-1997. Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat Personal Computer dengan software Strategic Analysis System SAS versi 6.12, Microsoft Office dan Microsoft Excel. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Pengumpulan dan Penyusunan Data Wilayah PT. Perkebunan Nusantara yang akan diteliti dipilih hanya wilayah yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatera saja, yaitu Kebun Marihat PTPN IV dan Kebun Bekri Lampung. Data data curah hujan yang diperlukan adalah data curah hujan di kedua kebun yang dianggap mewakili di setiap wilayah tersebut. Untuk Kebun Marihat dipilih Stasiun Helvetia, Stasiun Pematang Sijonam, Stasiun Sei Semayang dan Stasiun Rambutan. Sedangkan untuk Kebun Bekri dipergunakan Stasiun Bekri. Data anomali SST diperoleh dari situs http:www.cpc.ncep.noaa.gov. Data-data produksi diperoleh dari PTPN IV dan PTPN VI.

3.3.2. Analisis Korelasi Kanonik Canonical

Correlation AnalysisCCA Dalam analisis kanonik ini, hubungan yang dianalisis adalah hubungan antara set variabel penyimpangan iklim sebagai variabel Ketika DMI positif, maka fenomenanya disebut dengan Dipole Mode Event positif atau Indian Ocean Dipole positif. Gambar 9 memperlihatkan diagram anomali SPL merah = pemanasan; biru = pendinginan selama IOD positif dan IOD negatif. Daerah warna putih mengindikasikan peningkatan aktivitas koneksi, panah menunjukkan arah angin. Terjadinya IOD sangat bergantung pada kekuatan angin di selatan wilayah Indonesia pada saat monsun tenggara, apabila monsun tenggara kuat, maka berpeluang untuk terjadinya IOD. Kejadian IOD tahun 1972, 1994 dan 1997 bersamaan dengan awal El Nino pada saat monsun timur Mei- September, sehingga di samudera Hindia sebelah barat Sumatera terjadi penguatan angin yang berhembus dari tenggara Indonesia, akibatnya Indonesia menjadi sangat kering Mihardja et al., 2002. Sumber : Rao et al, 2001 Gambar 9b. IOD negatif Selama 127 tahun terakhir, terdapat 14 kejadian IOD positif dan 19 kejadian IOD negatif yang kuat didefinisikan sebagai tahun yang memiliki rataan tahunan DMI melebihi satu standar deviasi, dan hanya 5 IOD positif serta 7 IOD negatif yang terjadi bersamaan dengan ENSO Rao et al, 2002. Hubungan Kejadian Penyimpangan Iklim Dengan Curah Hujan di Sumatera Hasil-hasil penelitian terdahulu menjelaskan bahwa tidak semua stasiun curah hujan di Indonesia berkaitan erat dengan kejadian penyimpangan iklim El Nino dan La Nina. Pengaruh dan keterkaitan anomali SST Nino 3,4 dengan anomali curah hujan di Indonesia sangat beragam. Stasiun curah hujan yang hanya berkorelasi nyata pada satu musim tertentu saja, pada musim yang lain lebih dipengaruhi oleh perubahan atau dinamika atmosfer dan kondisi fisik spesifik lokal.

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery

6 79 69

Respon Morfologi dan Fisiologi Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Aplikasi Pupuk Magnesium Dan Nitrogen

3 97 84

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Terhadap Pupuk Cair Super Bionik Pada Berbagai Jenis Media Tanam di Pembibitan Utama

0 30 78

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat

6 92 114

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) dan Plastik Polipropilena Terhadap Cuaca

1 54 74

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

8 70 75