16 disuntikkan ke hewan percobaan, maka di dalam serum hewan tersebut akan
diperoleh antibodi yang dapat berinteraksi terhadap banyak epitop antigen. Antibodi yang demikian disebut antibodi poliklonal. Sedangkan antibodi
monoklonal adalah antibodi yang hanya berikatan dengan satu epitop antigen. Antibodi merupakan suatu produk sel yang dihasilkan oleh sel limfosit B dan
bereaksi spesifik khas terhadap antigen tertentu Wibawan et al. 2003. Antigen dapat dinetralkan dengan cara, antibodi membuat antigen tersebut
menjadi tidak larut di dalam tubuh, karena antigen hanya dapat menimbulkan efek dalam tubuh jika ia larut. Dalam perannya sebagai penetral antigen, maka antibodi
berfungsi sebagai persipitin yang mengendapkan antigen, aglutinin yang menggumpal antigen, inhibin yang menghambat perlekatan antigen antigen
dengan sel target serta sebagai apsonin atau saus agar antigen lebih mudah
difagosit Wibawan et al. 2003.
2.10 Agar Gel Presipitation Test AGPT
Pengujian keberadaan antibodi IgY dalam serum dilakukan uji imunodifusi teknik imunopresipitasi. Teknik imunopresipitasi merupakan salah
satu cara yang banyak dipakai untuk mengukur kadar antigen atau antibodi Kresno 2001. Teknik imunodifusi adalah menggunakan metode Agar Gel
Precipitation Test AGPT. Satu lubang diisi antigen, yang lain dengan antiserum,
antigen diletakkan di sumur bagian tengah sedangkan serum diletakkan pada sumur-sumur disekelilingnya. Pereaksi tadi akan berdifusi radial karena
terbentuknya gradien konsentrasi sirkuler untuk masing-masing pereaksi dan akhirnya saling bertemu. Bila larutan antigen dan antibodi dilapiskan satu di atas
yang lain, tidak dengan pencampuran, komponen-komponen tadi akan berdifusi satu sama lain. Pada rasio reagen dalam proporsi optimal, membentuk garis
presipitasi. Jadi akan terjadi proporsi optimal untuk terjadinya suatu presipitasi pada suatu zone gradien yang berlapis, dan akan muncul garis buram putih
dikawasan ini Kresno 2001. Antibodi umumnya bivalen dan karenanya hanya mampu berikatan silang dengan dua determinan antigen dalam suatu waktu, tetapi
protein antigen umumnya multivalen, mempunyai determinan antigen yang relatif sangat besar. Dalam campuran berisi antibodi berlebihan , setiap molekul antigen
17 ditutup dengan antibodi, mencegah ikatan silang dan karena itu mencegah
presipitasi. Bila pereaksi optimal, rasio antigen terhadap antibodi sedemikian hingga keterikatan silang ekstensif dan terjadi pembentukan ”kisi-kisi”. Karena
kisi-kisi ini berkembang menjadi besar, menjadi tidak larut dan akhirnya mengendap. Dalam campuran yang berlebihan antigen, setiap antibodi diikat
sepasang molekul antigen. Dalam hal ini ikatan silang selanjutnya tidak mungkin dan karena itu kompleks ini kecil dan larut, tidak terjadi presipitasi. Sel sistem
fagositik-mononuklir sangat efisien mengikat dan menghasilkan kompleks yang terbentuk pada proporsi optimal dan pada antibodi berlebihan Tizard 1988.
Mekanisme presipitasi ditunjukkan pada Gambar 3. Antibodi adalah bivalen
Antigen adalah multivalent
Antigen yang dicampur dengan antibodi berlebihan
Antibodi yang dicampur dengan antigen berlebihan
Antigen dan antibodi dicampur pada proporsi optimal
Gambar 3 Mekanisme presipitasi Tizard 1988.
18
BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2006 sampai bulan Juli 2007 di Laboratorium Bakteriologi dan Unit Pelayanan Terpadu Mikrobiologi Medik
Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner serta
Kandang Hewan Percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah isolat virus KHV yang diperoleh dari Pusat Riset Perikanan dan Kelautan Budidaya Pasar Minggu dan
telah dikarakterisasi oleh Mulyana 2006, 2 ekor ayam Single Comb Brown Leghorn
umur 23 minggu, freund Adjuvan komplit, freund Adjuvan inkomplit, Na- azide 0.1, PBS Phosphat Buffer Saline dengan pH 7.2, Agarose, Polyetilen
Glikol PEG 6000 1,2 gram, aquades pH 7.2, kapas, kertas tissu, alkohol 70.
Alat yang digunakan adalah vortex mixer, tabung reaksi, gelas ukur berbagai ukuran, gelas objek, tabung Erlenmeyer, api bunsen, dispossible syringe
volume 3 ml, water bath, inkubator, bulb, pipet berskala 5 ml dan 10 ml, microtube
1.5 ml Ependorf, gel Puncher, microplate, refrigerator Sanyo Medicool, deep freezer Sanyo Ultralow, mikropipet 10-100µl, tip, timbangan,
microwave , wadah penyimpanan AGPT Agar Gel Prespitation Test.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Preparasi Antigen KHV Koi Herpesvirus