LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 4 bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan bu- daya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Dalam rangka mengembangkan budaya membaca dan menulis bagi segenap warga ma- syarakat khususnya SD MI, diajarkan tentang bahasa dalam mempelajari bidang studi UU Sisdiknas, 2003. Sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006, bahasa memegang peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional siswa dan me- nunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran ba- hasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam ber- komunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tu- lis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Permendiknas No. 22 tahun 2006. Berdasarkan BSNP 2006: 119 bahasa Indonesia bertujuan agar siswa me- miliki kemampuan: 1 berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulis; 2 menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia se- bagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3 memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk ber- bagai tujuan; 4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawas- an, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6 menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan me- nulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan ber- bahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia BSNP: 2006. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 1-6 SD mengarah pada empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa sebagai alat atau medianya Suparno, 2007: 1.3. Menulis merupakan ke- giatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya perlu dilaksanakan secara berkesinambungan sejak di SD. Menulis sebagai aktivitas berbahasa yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan berbahasa yang lain seperti menyimak, mem- baca, dan berbicara. Empat aspek tersebut terintegrasi dalam pembelajaran yang harus diberikan secara seimbang dan terpadu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa keterampilan menulis di SD merupakan kemampuan mendasar sebagai be- kal menulis dijenjang selanjutnya. Menulis puisi adalah salah satu materi pel- ajaran yang termasuk dalam aktivitas menulis. Pembelajaran menulis puisi, dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, me- numbuhkan keberanian, merangsang kemampuan siswa untuk memiliki daya ap- resiasi, serta mengungkapkan ide ke dalam sebuah tulisan. Pembelajaran menulis puisi diajarkan sejak di SD, tetapi kenyataannya pem- belajaran menulis puisi kurang mendapat perhatian serius. Tarigan 2006: 10.41 mengemukakan bahwa persoalan yang sering kali muncul adalah ketika seorang guru menyajikan materi di kelas, terkadang masih ada rasa salah dalam penyaji- annya. Tidak sedikit siswa yang telah belajar puisi di kelas kurang memiliki daya apresiasi, padahal tujuan pembelajaran sastra khususnya puisi adalah untuk me- ningkatkan daya apresiasi siswa agar timbul rasa penghayatan terhadap nilai-nilai seni yang dikandung dalam karya tersebut. Berdasarkan penelitian Puskur Badan Pengembangan Depdiknas tahun 2007, terdapat permasalahan dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Indonesia di SD, yaitu guru kurang mampu memilih model pembelajaran yang se- suai dengan indikator, guru mengalami kesulitan dalam menyusun langkah-lang- kah pembelajaran yang memperlihatkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, serta belum semua guru dapat mengatur waktu sesuai dengan kompetensi yang diajarkan Depdiknas: 2007. Permasalahan tersebut juga terjadi di SDN Purwoyoso 03 Semarang, hal ini didasarkan pada hasil observasi evaluasi semester 1 yang dilakukan oleh peneliti, yang menunjukkan bahwa 58 siswa tidak tuntas pada pembelajaran menulis puisi dengan KKM yang ditetapkan Sekolah yaitu 65. Data hasil belajar ini di- tunjukkan dengan skor terendah yaitu 44, skor tertinggi 88, rerata kelas 61,05. Hal ini disebabkan guru kesulitan menjelaskan materi puisi secara berurutan, belum maksimal dalam membimbing siswa menulis puisi, belum mampu menciptakan minat siswa untuk menulis puisi dan lemah dalam menarik perhatian siswa untuk mendengarkan penjelasan materi. Hal tersebut berpengaruh terhadap pembelajar- an siswa, sehingga siswa kurang latihan menulis puisi, belum mahir dalam pemilihan diksi, dalam kegiatan kelompok, siswa masih mengandalkan teman satu kelompok, dan belum mahir dalam pemilihan diksi maupun tema yang meng- gambarkan isi puisi. Dengan melihat data hasil belajar tersebut, maka perlu di- adakan peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang. Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas V, un- tuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, diputuskan untuk menggunakan model CIRC untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang. Model CIRC adalah program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis di kelas SD pada tingkat yang lebih tinggi dan menengah Slavin, 2005: 16. Kelebihan model CIRC menurut Suyitno 2005: 6 adalah: 1 meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pe- mecahan masalah, sebab siswa mendapat teks prosa sebagai ilustrasi untuk memudahkan dalam mengungkapkan ide dalam membuat se- buah puisi; 2 dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, sebab dalam pembelajaran ini menekankan keaktifan siswa; 3 siswa ter- motivasi pada hasil secara teliti, sebab dalam kelompok mementingkan peran dari setiap individu untuk bekerja; 4 siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya sebab mereka diberikan teks prosa dan diminta untuk menemukan tema dan gagasan utama un- tuk dijadikan puisi; 5 membantu siswa yang lemah dalam pembelajar- an, sebab setiap individu saling membantu sehingga hasil yang dicapai akan baik; 6 meningkatkan hasil belajar khususnya dalam me- nyelesaikan soal pada teks prosa. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang”. Manfaat penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model CIRC adalah meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa, meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemampuan siswa untuk memiliki daya apresiasi. Selain itu, dengan model CIRC diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembel- ajaran puisi dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.

1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH