sisa vegetasi serasah, ranting kering, humus dan lain-lain Direktorat Perlingdungan Hukum, 1983 dalam Frangky, 1999.
Sedangkan Suratmo 1983 dalam Frangky 1999 menyatakan bahwa penyebab kebakaran hutan pada umumnya adalah :
1. Dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 2. Api berasal dari ladang yang berdekatan dengan hutan.
3. Bara dari kereta api. 4. Api dari pekerja hutan dan penebang pohon.
5. Api dari perkemahan api unggun. 6. Petir.
7. Lain-lain sebab, misalnya api dari gunung berapi.
8. Tidak diketahui penyebabnya. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kebakaran Hutan
a. Jenis Bahan Bakar Hawley dan Stickel 1948, membagi bahan bakar hutan berdasarkan
potensinya dalam menimbulkan kebakaran ke dalam 7 kelompok, yaitu : 1.
Pohon hidup yang menyusun hutan tersebut. 2.
Semak belukar. 3.
Rumput tanaman penutup tanah. 4.
Serasah dan humus. 5.
Dahan mati dan lumut yang terdapat pada pohon hidup. 6.
Pohon mati yang masih berdiri. 7.
Sisa pembalakan. Chandler et,al. 1983 mengatakan bahwa bahan bakar berdasarkan
lapisannya dapat dikelompokkan menjadi : 1.
Bahan Bakar Bawah Ground Fuels Bahan bakar ini terdiri dari duff dan akar-akaran, letaknya berada didalam
bumi yang telah telah terakumulasi selama beberapa tahun dan berasal dari mineral yang jatuh. Memiliki sifat kekompakan yang tinggi dan sebagian
didekomposisi yang mengakibatkan api menjalar lambat dengan nyala yang sedikit.
2. Bahan Bakar Permukaan Surface Fuels Bahan bakar ini berupa bahan bakar herba seperti rumput dan paku-
pakuan. Bahan bakar tersebut memiliki perbedaan yang mencolok karena tidak sama dengan bahan bakar bawah. Bahan bakar ini sebelumnya
merupakan tumbuh-tumbuhan yang hidup di daerah tersebut dan lebih merupakan hasil proses biologi dibanding proses mekanik kebakaran
rumput-rumputan lebih cepat menjalar dibanding kebakaran yang lainnya. 3. Bahan Bakar Pertengahan Middle Fuels
Bahan bakar yang berupa semak-semak dan pohon-pohon lain yang mempunyai tinggi lebih dari 2 meter dari tinggi total atau tinggi bebas
cabang atau daun yang berada 1 meter dari permukaan tanah. Tumbuh- tumbuhan ini mempunyai peranan yang penting dalam mengalihkan api
ketajuk-tajuk pohon hutan. 4. Bahan Bakar Tajuk Aerial Fuels
Bahan bakar ini berupa daun, ranting, dan cabang-cabang kecil. Umumnya bahan bakar tersebut merupakan bahan bakar hidup dan
mempunyai kelembaban yang tinggi sehingga bahan bakar tersebut tidak akan terbakar kecuali dibakar dalam periode waktu yang lama.
b. Iklim Mikro Dalam Hutan Musim kemarau yang panjang menyebabkan berkurangnya kelembaban
vegetasi, sehingga pemasukan panas yang rendah pun dapat menyebabkan kebakaran yang hebat. Pemanasan menyebabkan evaporasi, mengeringnya
material tanaman, meningkatnya suhu hingga 200
o
C serta terbentuknya gas- gas yang mudah terbakar dan kebakaran akan meningkat secara cepat karena
adanya panas yang dilepaskan dari kebakaran serasah Nao, 1982. c. Topografi
Istilah topografi mengandung pengertian sebagai seluruh permukaan bumi terutama yang berhubungan dengan bentukan perbukitan, dataran dan aliran-
aliran air Clar dan Chatten, 1954. Ketinggian tempat, letak lereng, dan kondisi permukaan tanah berpengaruh pada penjalaran dan kekerasan
pembakaran. Pada daerah yang tidak rata dimana frekuensi dan variasi dari topografi cukup besar, maka penyebaran kebakaran tidak teratur Hawley dan
Stickel, 1948. Pada lereng yang curam, api membakar dan menghabiskan dengan cepat tumbuhan yang dilaluinya, dan api akan menjalar lebih cepat
kearah menaiki lereng. Sebaliknya api yang menjalar kebawah lereng, akan padam jika melalui daerah lembab yang sering mempunyai kadar air yang
tinggi Clar dan Chatten, 1954. d. Waktu Terjadinya Kebakaran Hutan
Menurut Saharjo 1999, pada pagi hari dengan suhu yang relatif rendah 18-22
o
C, kelembaban relatif tinggi 95-100, maka tingkat kadar air bahan bakar juga akan relatif tinggi 40, sehingga api sukar untuk menjalar bila
kebakaran berlangsung. Selain itu pola kebakaran yang terjadi relatif tidak berubah dari bentuk lingkaran ini karena kecepatan angin relatif stabil atau
boleh dikatakan tidak terlalu berpengaruh. Sementara itu pada siang hari dengan suhu udara yang relatif tinggi sekitar 35
o
C, kelembaban relatif 70- 80, kecepatan angin sekitar 60 metermenit, dan tentu saja kadar air bahan
bakar yang relatif rendah 30, membuat proses pembakaran relatif cepat dengan berubah-ubah arah, intensitas kebakaran tinggi membuat bentuk
kebakaran yang terjadi tidak beraturan. Bagi bahan bakar yang mengandung kadar air cukup tinggi 30, maka relatif memerlukan energi panas yang
cukup tinggi guna mencapai temperatur penyalaan.
5. Dampak Kebakaran