Pengaruh Perubahan Kondisi Lingkungan Pengaruh Inhibitor

7 konsentrasi enzim, kecepatan reaksi menjadi tidak tergantung pada konsentrasi sukrosa Pancoast, 1980. Aktivitas enzimatik akan menurun pada konsentrasi substrat yang tinggi dan cenderung membentuk asimtot. Jenis penghambatan ini akan membentuk kompleks dead end complex, satu sisi molekul substrat terikat pada enzim dan molekul substrat lain terikat pada sisi lain sekunder enzim Suryani dan Mangunwidjaya, 2002.

4. Pengaruh Perubahan Kondisi Lingkungan

Inaktivasi enzim dan mikroorganisme dapat dilakukan dengan perlakuan suhu yang tinggi. Akan tetapi perlakuan suhu yang tinggi juga dapat menyebabkan perubahan produk, sehingga kualitasnya menurun. Metode lain yang dapat digunakan untuk menurunkan aktivitas enzim dan mikroorganisme tanpa merusak produk yang diinginkan adalah dengan cara pemberian gelembung gas inert. Pemberian gelembung gas inert nitrogen mampu menurunkan aktivitas enzim Causette et al., 1998.

5. Pengaruh Inhibitor

Banyak bahan yang dapat mengubah aktivitas suatu enzim dengan menggabungkannya dalam suatu jalur yang mempengaruhi ikatan substrat. Bahan-bahan yang mereduksi aktivitas suatu enzim dengan cara ini dikenal sebagai inhibitor. Inhibitor terbagi menjadi dua jenis, yakni inhibitor reversible yang membentuk kompleks dinamik dengan enzim dan inhibitor irreversible yang dikenal dengan racun pengkatalis contohnya beberapa logam berat, seperti merkuri, Hg 2+ . Inhibitor mengikat molekul enzim dan menurunkan aktivitasnya Flickinger dan Drew, 1999. Stauffer 1989 juga membagi inhibitor menjadi 3 golongan berdasarkan affinitasnya terhadap molekul enzim sebagai berikut: a. Inhibitor beraffinitas rendah Molekul inhibitor ini memiliki konstanta affinitas antara 1 M hingga 10 6 M. Inhibitor ini sering menyerupai substrat dengan kereaktifan yang biasa. 8 b. Inhibitor beraffinitas tinggi Molekul inhibitor ini memiliki konstanta affinitas antara 10 6 M hingga 10 12 M. Inhibitor ini menjadi transisi dari kompleks enzim-substrat menjadi kompleks enzim-produk atau sebagai molekul yang mengikat kuat pada sisi aktif enzim. c. Inhibitor irreversible Molekul inhibitor ini membentuk ikatan kovalen dengan molekul pada sisi aktif enzim. Ikatan yang dibentuk bersifat stabil. Reaksi lebih jauh lagi dari enzim dengan inhibitor ini inhibitor berlebih menyebabkan enzim menjadi tidak aktif. Penambahan garam logam dan senyawa kimia lainnya dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan aktivitas enzim. Peningkatan dan penurunan aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh jenis garam logam ataupun senyawa kimia yang ditambahkan. Pengaruh penambahan beberapa jenis garam logam dan senyawa kimia lainnya terhadap aktivitas enzim dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh jenis garam logam dan bahan kimia pada konsentrasi 0.005 M terhadap aktivitas invertase No. Garambahan kimia Aktivitas relatif 1 Tanpa bahan tambahan 100.00 2 MgCl 2 115.00 3 KCl 110.82 4 NaCl 120.00 5 MnCl 2 120.00 6 CaCl 2 114.24 7 HgCl 2 1.02 8 CuCl 2 30.00 9 FeCl 2 20.25 10 ZnCl 2 68.27 11 CdCl 2 55.26 12 AgNO 3 80.00 13 AlCl 3 78.00 14 EDTA 52.74 15 Glukosa 76.00 16 Asam asetat 45.30 Sumber: Rahman et al. 2004 9 Hampir semua ion logam selalu berinteraksi dengan kompleks protein secara cepat. Interaksi kompleks antara ion logam dengan protein ada dua bentuk: 1. Metaloenzim Ikatan ini merupakan subkelas dari metaloprotein. Protein berikatan kuat dengan ion logam sehingga dianggap sebagai ikatan yang sangat stabil dan lama. Ion logam menjadi bagian dari struktur protein dan hanya dapat dilepas dalam keadaan tertentu. 2. Metal protein Sistem ikatan ini memungkinkan ion logam mudah saling bertukar dengan protein lain reversible. Laju pertukaran ion logam dengan kondisi larutan lingkungannya sangat mudah. Ion logam sulit dalam menempati sisi protein yang tepat karena ion logam ini bersifat sangat labil. Kekuatan ikatan ion logam dengan protein tergantung pada muatan kation yang mengikatnya. Semakin tinggi muatan kation dari logam maka semakin kuat ikatannya dengan protein, sehingga ikatan tersebut lebih stabil dan konstan Darmono, 1995. Hochster dan Quastel 1963 menyatakan, ikatan ion logam bivalen dengan grup sulfhidril yang terdapat pada enzim kemungkinan terjadi sebagai berikut: E dll S E-SH E-S - + H + E-S -M + M 2+ E-SH E-SH E-S - + H + Gambar 4. Ikatan ion logam bivalen M 2+ dan grup sulfhidril Keterangan: E-SH = enzim yang memiliki grup sulfhidril H + = ion H + yang terlepas M 2+ = ion logam bivalen 10

E. KINETIKA ENZIMATIK