Aktivitas Invertase Pengaruh Konsentrasi CuSO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemampuan hidrolisis sukrosa oleh invertase dilakukan dengan mengukur aktivitas enzim tersebut, sedangkan kemampuan inhibisi garam logam CuSO 4 dilihat pada setiap perubahan faktor yang berpengaruh konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, pH, suhu dan lama pemanasan terhadap aktivitas enzim serta perubahan parameter kinetika K M dan V maks inhibisi degradasi sukrosa.

A. Aktivitas Invertase

Penentuan aktivitas invertase penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan mikromol sukrosa menjadi gula pereduksi setiap menit reaksi. Slope yang diperoleh dari persamaan garis linier adalah 3.2267, yang berarti bahwa invertase mampu menghidrolisis sukrosa 3.2267 µM menjadi glukosa dan fruktosa dalam satu detik atau perubahan 0.3872 µmol sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dalam satu menit. Aktivitas invertase digambarkan dalam bentuk kurva pada Gambar 14. 200 400 600 800 1000 1200 50 100 150 200 250 300 350 lama reaksi detik k o ns e n tr as i gu la pe re du k s i u M Gambar 14. Kurva aktivitas invertase berdasarkan konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan, dengan konsentrasi invertase 5 mgl, konsentrasi sukrosa 25 gl. Persamaan garis linier y = 3.2267 x, r 2 = 0.9721 22

B. Pengaruh Konsentrasi CuSO

4 Penentuan pengaruh konsentrasi CuSO 4 sebagai inhibitor dilakukan berdasarkan uji daya inhibisi CuSO 4 terhadap aktivitas invertase. Adanya inhibisi invertase ditunjukkan dengan menurunnya gula pereduksi yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa oleh invertase. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi yang diujikan memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan, dapat dilihat pada Lampiran 2. Konsentrasi gula pereduksi tertinggi diperoleh dari penambahan larutan CuSO 4 1.25 mM sebesar 2064.5 µM, sedangkan konsentrasi gula pereduksi terkecil ditunjukkan oleh penambahan larutan CuSO 4 3.75 mM sebesar 1052 µM. Kurva pengaruh konsentrasi CuSO 4 terhadap aktivitas invertase dapat dilihat pada Gambar 15. 500 1000 1500 2000 2500 0.75 1 1.25 1.5 1.875 2.25 2.5 3.75 konsentrasi CuSO 4 mM k ons e nt ras i gul a pe reduk s i u M Gambar 15. Kurva pengaruh konsentrasi CuSO 4 terhadap konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan, dengan konsentrasi sukrosa 25 gl, konsentrasi invertase 5 mgl, lama reaksi 5 menit Hasil uji daya inhibisi menunjukkan bahwa tidak semua konsentrasi CuSO 4 yang diujikan menunjukkan adanya penghambatan aktivitas invertase. Gula pereduksi meningkat signifikan dengan penambahan larutan CuSO 4 0.75 mM. Hal ini menunjukkan bahwa CuSO 4 pada konsentrasi yang rendah tidak memberikan pengaruh inhibisi terhadap aktivitas invertase. CuSO 4 mempunyai peranan sebagai aktivator invertase pada konsentrasi yang relatif 23 kecil. Perubahan muatan pada enzim akibat penambahan CuSO 4 menyebabkan enzim mudah dalam mengikat substrat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa logam yang ditambahkan dalam bentuk garam organik memberikan kestabilan enzim dengan cara menetralkan kelebihan muatan elektrostatik yang melindungi molekul enzim sehingga konformasi enzim dapat dipertahankan Monsan dan Combess, 1984. Kation seperti Cu II kemungkinan terlibat langsung dalam proses katalisis enzim, yaitu dalam pengikatan substrat ke sisi aktif enzim, dalam menjaga konformasi enzim dan kestabilan substrat Whitaker, 1996. Berdasarkan Gambar 15, besarnya penghambatan setelah aktivitas invertase mencapai maksimum meningkat sedikit demi sedikit hingga akhirnya mengalami inhibisi pada konsentrasi CuSO 4 2.5 mM. Kemampuan aktivasi enzim menurun dengan semakin tingginya konsentrasi CuSO 4 . Besarnya inhibisi ini berbeda nyata dengan kontrol berdasarkan uji lanjut Duncan, dapat dilihat pada Lampiran 2. Gula pereduksi yang dihasilkan pada konsentrasi CuSO 4 2.5 mM adalah 1503.25 µM, sedangkan invertase tanpa CuSO 4 kontrol menghasilkan gula pereduksi 1669.5 µM, sehingga inhibisi yang diberikan sebesar 9.96 . Inhibisi terhadap aktivitas invertase disebabkan oleh penghambatan substrat untuk memasuki daerah katalitik enzim dimana kation logam Cu II terikat pada sisi aktif enzim. Inhibisi dapat terjadi pada sisi aktif enzim maupun sisi sekunder enzim. Jika inhibitor terikat pada sisi aktif enzim, substrat tidak dapat membentuk kompleks dengan enzim, sehingga produk tidak akan terbentuk. Inhibisi juga dapat terjadi selain pada sisi aktif enzim, yaitu pada sisi sekunder enzim. Pengikatan inhibitor pada sisi sekunder enzim menyebabkan perubahan konformasi enzim, sehingga affinitas enzim pada substrat berkurang. Inhibisi pada fungsi katalitik enzim dapat terjadi pada residu asam amino, yang dapat terletak pada sisi aktif enzim. Hal ini sesuai dengan teori bahwa grup sulfhidril terdapat pada sisi aktif maupun di dekat sisi aktif invertase yang penting dalam menjalankan fungsi katalitik enzim tersebut Sturm, 1999 dalam Hsiao et al., 2001. 24 Inhibisi terhadap aktivitas invertase juga disebabkan oleh adanya asam yang terbentuk dari anion SO 4 2- yang berikatan dengan kation H + dari grup sulfhidril invertase membentuk senyawa asam H 2 SO 4 . Penambahan CuSO 4 dengan konsentrasi yang lebih tinggi menyebabkan terbentuknya senyawa asam sulfat semakin banyak yang mengubah pH larutan menjadi lebih asam. Hal ini sesuai dengan teori bahwa ion H + yang berlebihan mempengaruhi keseimbangan muatan pada sisi aktif enzim, sehingga kemampuan enzim untuk mengikat substrat berkurang Rodwell, 1981. Jika konsentrasi CuSO 4 dinaikkan maka inhibisi akan semakin besar, seperti yang ditunjukkan oleh penambahan konsentrasi CuSO 4 3.75 mM. Inaktivasi bahkan dapat terjadi jika konsentrasi tersebut masih dinaikkan, karena semakin banyak grup sulfhidril invertase yang terikat oleh kation logam Cu II atau semakin banyak senyawa asam yang terbentuk. Hal ini membuktikan bahwa kation logam Cu II bersifat sangat reaktif terhadap grup sulfhidril pada kondisi konsentrasi yang tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa pengaruh inhibisi dari ion-ion logam disebabkan oleh affinitas kereaktifan ion logam. Affinitas enzim terhadap ion logam berbeda disesuaikan dengan sifat ikatan spesifik grup enzim yang terlibat. Kereaktifan unsur-unsur atau senyawa untuk melakukan ikatan kompleks ditunjukkan oleh konstanta pembentukan log k 1 Klotz, 1954. Konstanta pembentukan kation logam Cu II dengan gugus sulfida adalah 41.5 Gurd dan Wilcox, 1954.

C. Hubungan Pengaruh Perubahan Faktor Terhadap Degradasi Sukrosa