23
b membantu proses identifikasi, pemilihan prioritas dan eksploitasi kegiatan, c memberikan kerangka kerja untuk meningkatkan kooordinasi dan
pengendalian, d mengarahkan dan membentuk kultur organisasi, e menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai, f mengintegrasikan perilaku individu ke
dalam perilaku kolektif, g meminimalkan implikasi akibat adanya perubahan kondisi, h menciptakan kerangka kerja dalam komunikasi internal, dan
i memberikan kedisiplinan dan formalitas manajemen. Proses manajemen strategik terdiri dari tiga tahap yaitu formulasi,
implementasi dan evaluasi strategi. Yang termasuk didalam tahap formulasi strategi adalah membangun visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman
eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menentukan strategi alternatif dan memilih strategi
tertentu. Tahap implementasi strategi sering disebut dengan tahapan aksi dari manajmen strategik. Implementasi strategi berarti mengerahkan pekerja dan
menejer untuk menjalankan strategi yang telah disusun. Tahapan ini merupakan tahapan paling sulit dalam manajemen strategik, oleh karena itu untuk kesuksesan
implementasi dari sebuah strategi tergantung dari kemampuan menejer untuk memotivasi pekerja dimana kegiatan memotivasi tersebut lebih sebagai sebuah
seni dari sebuah ilmu pengetahuan. Tahapan terakhir dari manajemen strategik adalah me ngevaluasi strategi.
2.5.2. Dampak Sosial Ekonomi
Dalam pengelolaan dampak sosial ekonomi, menurut Myrdal 1968, permasalahan dibidang ekonomi harus ditempatkan dalam konteks kehidupan
masyarakat secara menyeluruh pada tahap kehidupan yang kongkrit dan realistis.
24
Artinya pendekatan terhadap permasalahan ekonomi harus didasarkan pada variabel- variabel politik dan sosial. Lebih lanjut, Myrdal 1968 berpendapat
bahwa ketimpangan dan kesenjangan yang melekat dalam tata susunan masyarakat dapat diatasi dan harus ditanggulangi oleh kebijakan negara yang
ditujukan pada perubahan dalam struktur kekuasaan politik dengan membatasi konsentrasi kekuasaan politik, perubahan pada haluan pandangan diantara
golongan-golongan masyarakat melalui pendidikan dalam arti luas dan pembinaan lembaga pergaulan hidup. Inti pemikiran mengenai perkembangan ekonomi
masyarakat ialah berlakunya kecenderungan cummulative causation atau asas sebab akibat yang bersifat kumulatif. Kecenderungan cummulative causation
menunjuk pada gerak perkembangan atau pembangunan ekonomi yang menyimpang dari ekuilibrium atau keseimbangan, maka akibat dari sebab semula
akan semakin terasa kumulatif. Pemikiran tersebut, adalah konsep pengertian tentang dampak sosial
ekonomi yang bersifat negatif dan dampak yang bersifat positif dari tindakan pembangunan di suatu wilayahnegara. Dampak negatif ini timbul sebagai akibat
dari perkembangan atau pembangunan ekonomi di suatu wilayah atau negara sebagai akibat dari kegagalan membuat skema interaksi yang ideal antara
variabel- variabel politik, ekonomi dan sosial. Dampak positif yang disebabkan oleh kegiatan atau pembangunan ekonomi berupa faedah- faedah pada kegiatan di
bidang lainnya. Jadi pembangunan atau produksi barang dan jasa publik oleh suatu wilayahdaerah, misalnya haruslah memperhitungkan secara tepat dalam
interaksi dari proses produksi barang dan jasa publik itu dengan variabel politik dan sosial. Kegagalan dalam membuat skema interaksi yang ideal antara variabel-
25
variabel politik, ekonomi dan sosial dapat menimbulkan dampak negatif yang besar dimana produk dan jasa itu dihasilkan. Proses industrialisasi di suatu
daerahwilayah seperti pendirian pabrik dapat membawa dampak positif yang sangat besar berupa faedah- faedah kepada berbagai sektor lainnya.
Namun dalam masyarakat dimana kegiatan ekonominya masih terletak pada tingkat yang rendah seperti halnya masyarakat yang bekerja disektor
informal, faktor- faktor yang menimbulkan dampak positif yang dapat menyebar pada umum terasa masih lemah. Dalam keadan tidak seimbang yang masih
bersifat struktural, dampak negatif dirasakan lebih kuat dari dampak positif. Ahyari 2002, mengungkapkan bahwa dalam memicu percepatan
pembangunan melalui pendirian suatu usaha pabrikasi, dampak sosial ekonomi dapat diartikan sebagai sebuah akibat yang harus diterima oleh masyarakat yang
disebabkan oleh pembangunan ekonomi yang menginteraksikan antara variabel- variabel ekonomi, politik dan sosial. Artinya, apabila arah pembangunan itu
menjauhmenyimpang dari keseimbangan, maka dampak sosial yang tampil adalah buruk. Apabila suatu pembangunan memperhatikan dan menjadikan
variabel sosial dan ekonomi serta politik dalam suatu bentuk keseimbangan yang tepat, maka dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan ekonomi itu dapat
positif. Menurut Word Bank 2000, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dicerminkan oleh keadaan dimana pertumbuhan ekonomi didukung melalui akumulasi aset yang tidak mengalami distorsi, adanya dukungan publik untuk
mengembangkan pendidikan, memperbaiki kesejahteraan masyarakat yang melindungi sumber daya alam. Supaya pertumbuhan ekonomi dapat
26
berkelanjutan, aset-aset utama dalam perekonomian berupa fisik dan keuangan, manusia dan sosial, alam dan lingkungan perlu tumbuh tanpa distorsi atau berada
pada tingkat keseimbangan yang baik. Oleh sebab itu pemerintah tingkat Kabupaten hingga Desa sudah selayaknya memperhatikan lingkungan dimana
pabrik akan didirikan agar tidak menimbulkan masalah.
2.6. Metode Perancangan Program