1
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Anak remaja mengalami perubahan secara fisik, psikologis, dan sosial.
Perubahan fisik pada remaja dimulai dari masa remaja awal hingga remaja akhir. Begitupula dengan perubahan psikologis remaja yang terdiri dari perubahan
kemampuan intelektual, perubahan emosi, perubahan perilaku sosial dan perubahan minat Purwanto, 1998. Perkembangan remaja dimulai dari usia 10-19
tahun dan dapat memanjang hingga usia 24 tahun dan dapat dimulai sebelum usia 10 tahun. Remaja yang sejahtera adalah remaja yang membangun kemampuan
yang komprehensif untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, pengalaman, nilai-nilai, hubungan sosial, serta akses ke layanan dasar yang akan
memungkinkan seseorang untuk melakukan penyesuaian dengan kehidupan, berpartisipasi dalam urusan masyarakat dan sipil, mendapatkan penghasilan,
menghindari perilaku berbahaya dan berisiko, dan dapat berkembang dalam berbagai situasi, mencegah penyakit, eksploitasi, kekerasan dan diskriminasi
Unicef, 2009. Fenomena perilaku remaja yang bersifat negatif banyak ditemukan di
lingkungan masyarakat. Berbagai bentuk perilaku negatif yang terjadi dalam
lingkungan remaja seperti merokok, seks bebas, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan angka perilaku negatif remaja semakin meningkat setiap tahun, hal
ini disebabkan oleh banyak hal seperti pengaruh pergaulan, perhatian dan
Universitas Sumatera Utara
2
pengawasan dari orangtua yang kurang Edwards, 1999. Berdasarkan penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan BPPK
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi kecelakaan sepeda motor pada kelompok usia 15-24 tahun sebanyak 67,4. Data kebiasaan
merokok umur 15-19 tahun sebanyak 11,2. Dan informasi kehamilan memberikan gambaran proporsi penduduk Indonesia sedang hamil pada usia 15-
19 tahun sebanyak 1,97. Berdasarkan survey Komnas Perlindungan Anak di 33 Provinsi bulan Januari-Juni 2008 menyatakan bahwa 97 remaja SMP dan SMA
pernah menonton film porno. Remaja SMP dan SMA pernah ciuman, meraba alat kelamin dan oral sex sebanyak 93,7. Remaja tidak perawan sebanyak 62,7
dan 21,12 remaja mengaku pernah aborsi BPPK Kementrian Kesehatan RI, 2013 dan Mohan, 2012.
Perilaku remaja yang bersifat negatif juga dilakukan oleh siswai sekolah menengah atas SMA di kota Medan. Berdasarkan hasil survey awal yang
dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 14 Medan terhadap 10 orang siswai dengan metode wawancara didapatkan data, empat orang siswa mengaku sering
melihat siswa lain merokok di kamar mandi. Dua orang siswa melihat temannya yang pacaran dan berpegangan tangan. Delapan siswa mengaku tidak memiliki
keberanian untuk bercerita tentang rasa suka terhadap lawan jenis kepada orangtuakeluarga dan lebih memilih bercerita dengan teman sebaya. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan remaja dengan keluarga kurang berfungsi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
3
Alshinawi 1998 dalam Alzahrani, Zuri Ahmad, 2014 mengatakan bahwa keluarga berperan aktif dalam pertumbuhan kepribadian normal pada anak.
Keluarga adalah faktor yang paling berpengaruh dalam kesehatan dan normalitas psikologis pada anak. Hal ini dianggap sebagai sumber dasar informasi,
keterampilan dan lembaga yang paling penting dimana anak menerima perawatan, bimbingan dan nilai-nilai.
Binauf 2009 dalam Alzahrani, et al., 2014 menambahkan bahwa keluarga adalah dimana anak diberikan pendidikan
keluarga, nilai-nilai dan standar yang berorientasi pada aturan untuk tindakan dan perilakunya. Peran orangtua mempengaruhi pertumbuhan dan perilaku anak.
Asuhan keluarga yang normal adalah salah satu indikator menilai kemajuan atau keterbelakangan masyarakat. Belsky, Steinberg, Houts, Halpern dan Felsher 2010
dalam Alzahrani, et al., 2014 berpendapat bahwa perlakuan kasar dari ibu ke anaknya diprediksi dapat beresiko terhadap perilaku anak usia dini seperti
menggunakan obat-obatan, alkohol, kenakalan dan pola perilaku agresif serta meningkatkan kesempatan penyimpangan perilaku.
Penelitian berkaitan dengan pola asuh keluarga dilakukan oleh Junita 2006 di Kelurahan Selawan Kisaran dengan hasil penelitian dari 88 responden
didapatkan hasil 48 responden 55 memberikan pola asuh demokrasi dengan sosialisasi anak dalam kriteria baik sebanyak 61 responden 69. Penelitian
Lestari 2006 dengan 144 responden di SMU Negeri 1 Medan didapatkan hasil 135 responden 93,75 menggunakan pola asuh demokrasi dengan
perkembangan moral anak dalam kriteria baik sebanyak 125 responden 86,8. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pola asuh keluarga demokrasi
Universitas Sumatera Utara
4
menghasilkan sosialisasi dan moral yang baik. Pada penelitian ini akan dibahas tentang pola asuh keluarga dengan perilaku pada remaja.
Pengetahuan orangtua mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku anak akan sangat membantu dalam mengupayakan
lingkungan pengasuhan yang kompeten bagi pembentukan perilaku anak sesuai dengan yang diharapkan Sunarti, 2004. Dalam hal ini penting bagi orangtua
untuk mengenal pola asuh serta memahami dampak dari pengasuhan tersebut terhadap perilaku anak. Berdasarkan uraian di atas sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan pola asuh keluarga dengan perilaku remaja di SMA Negeri 14 Medan.
2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah penelitian ini adalah:
2.1. Bagaimana gambaran pola asuh keluarga di SMA Negeri 14 Medan?
2.2. Bagaimana gambaran perilaku remaja di SMA Negeri 14 Medan?
2.3. Adakah hubungan pola asuh keluarga terhadap perilaku remaja di
SMA Negeri 14 Medan? 3.
Tujuan Penelitian 3.1.
Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
hubungan pola asuh keluarga dengan perilaku remaja di SMA Negeri 14 Medan.
Universitas Sumatera Utara
5
3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a.
Menggambarkan pola asuh keluarga di SMA Negeri 14 Medan. b.
Menggambarkan perilaku remaja di SMA Negeri 14 Medan. 4.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi, antara lain:
4.1. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini menjadi informasi untuk persiapan materi perkuliahan terkait pola asuh keluarga yang berguna untuk meningkatkan
kualitas pendidikan keperawatan keluarga. 4.2
Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini akan menjadi informasi kepada perawat komunitas
dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait pola asuh keluarga terhadap remaja.
4.3 Keluarga dan Masyarakat
Hasil penelitian ini akan membantu keluarga untuk menentukan dan memberikan pola asuh yang efektif terhadap remaja.
4.4 Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapakan menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin membahas masalah yang berkaitan dengan
penelitian ini. Selain itu diharapkan dapat menjadi sumber referensi penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA