Model Pembelajaran Ceramah Kajian Pustaka

3. Model Pembelajaran Ceramah

Ceramah didefinisikan sebagai usaha guru menyampaikan materi pelajaran, lewat kegiatan berbicara, kadang-kadang diselingi menggunakan papan tulis dan kapur, sementara itu para siswa mendengarkan dengan tertib dan sesekali mereka membuat catatan- catatan Sudaryo, 1990: 25-26. Dalam menerapkan model ceramah Djusuf Djadjadi Sastra menyatakan dalam tabel berikut : Tabel 1. Penerapan Model Pembelajaran Ceramah di Kelas No. Guru Siswa 1. Berbicara sepanjang waktu jam pelajaran tersedia. Mendengarkan atau mencatat uraian yang diberikan guru sepanjang waktu. 2. Aktif sendiri sepanjang waktu pelajaran. Pasif dalam artian tidak diberikan kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapat atau bergerak keluar dari kursinya. 3. Guru menentukan semua kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Mengikuti segala sesuatu yang diterapkan oleh guru. 4. Menempati suatu kedudukan yang tetap di belakang meja guru . Menempati tempat duduk yang tetap sepanjang waktu. 5. Komunikasi searah, yaitu guru kepada siswa saja. Komunikasi searah, yaitu guru kepada siswa saja. Sumber : Sudaryo, 1990 Kelebihan model ceramah adalah murah biayanya karena media pengajaran yang digunakan cukup guru, mudah mengulanginya kembali kalau diperlukan, sebab guru sudah menguasai apa yang telah diceramahkan, dengan penguasaan yang baik dan persiapan guru yang cermat bahan materi dapat disampaiakan dengan cara yang menarik, lebih mudah diterima dan diingat siswa, memberi peluang kepada siswa untuk melatih pendengaran, dan siswa dilatih untuk menyimpulkan pembicaraan yang panjang menjadi inti. Kekurangan model ceramah adalah tidak semua siswa mempunyai daya tangkap yang baik, sehingga akan menimbulkan verbalisme, agak sulit bagi siswa untuk menganalisis materi yang diceramahkan bersama- sama dengan kegiatan mendengarkan penjelasan atau ceramah guru, dan tidak memberikan kesempatan ke siswa untuk tahu apa yang disebut “belajar” dan “berbuat”, tidak semua guru pandai melaksanakan ceramah sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai, menimbulkan rasa bosan, sehingga materi tidak diperhatikan, dan menjadikan siswa malas membaca isi buku, mereka mengandalkan suara guru saja. Model pembelajaran Word Square dalam penelitian ini diperbandingkan dengan model pembelajaran ceramah. Dalam konteks ini, model pembelajaran yang biasa dilaksanakan guru sehari-hari. Model ceramah digambarkan sebagai model atau strategi ekspositori. Pembelajaran model ini terpusat pada guru teacher-centered instruction dan menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, siswa sebagai objek yang harus menerima yang diberikan guru. Guru aktif memberikan informasi terperinci dalam bentuk ceramah tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ini adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Hal yang esensial pada bahan pengajaran harus dijelaskan kepada siswa Dimyati, 1999: 58. Peranan guru yang penting adalah menyusun program belajar, memberi informasi yang benar, memberi fasilitas belajar yang baik, membimbing siswa dalam memperoleh informasi yang benar, dan menilai pemerolehan informasi. Sedang peranan penting siswa yaitu mencari informasi yang benar, memakai media dari sumber yang benar, dan menyelesaikan tugas sehubungan dengan tugas dari guru. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan , keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru Dimyati, 1990: 158-159.

B. KERANGKA BERPIKIR

Banyak siswa yang menganggap pelajaran Sosiologi itu membosankan, susah dipahami karena konsep-konsep yang dipelajari masih bersifat abstrak dan masih dalam tataran ide atau gagasan. Untuk itu guru Sosiologi dituntut untuk dapat membuat model pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar Sosiologi dan dapat menjabarkan konsep yang bersifat abstark menjadi sesuatu yang lebih nyata

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Word Square pada Materi Pengendalian Sosial Mata Pelajaran Sosiologi Di SMA Negeri 2 Sukorejo Kendal

0 5 3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD NEGERI 107828 ARAS PANJANG TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 23

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN WORD SQUARE PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS XI SMA NEGERI 1 HAMPARAN PERAK TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 17

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SD NEGERI 104186 TANJUNG SELAMAT T.A 2013/2014.

0 2 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN WORD SQUARE PADA SUB MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 TANJUNG TIRAM TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 3 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 4 8

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Eksperimen di Kelas XI SMA PGII 1 Bandung.

3 3 48

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DEBAT AKTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

1 6 41

Perbedaan Hasil Nilai Ulangan Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional dengan Konstektual (CTL) Pada Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal).

0 0 2

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI DI MA NEGERI 2 PALEMBANG

0 0 150