Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Apabila Terjadi Kehilangan atau

3. Pemberian ganti rugi dilaksanan dalam tenggang waktu tujuh hari setelah tanggal transaksi 4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan 5. Ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.

D. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Apabila Terjadi Kehilangan atau

Kerusakan Barang yang Disimpan dalam Safe Deposit Box di PT. Bank Panin cabang pembantu Tebing Tinggi Pada dasarnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan tidak menentukan landasan hukum yang dapat dipergunakan oleh nasabah apabila ia dirugikan oleh bank. Sebab pada dasarnya apabila seseorang nasabah memasuki suatu sistem pelayanan perbankan maka ia akan dihadapkan pada pilihan yang disediakan oleh bank itu sendiri. Atau dengan kata lain apabila nasabah adalah seorang nasabah penabung maka itu berarti ia akan mendapatkan bunga atas tabunganya. 95 Ketika terjadi kehilangan atau kerusakan barang yang disimpan didalam safe deposit box, payung hukum untuk memperoleh bentuk perlindungan sebenarnya ada pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 18 ayat 3. Namun melihat bahwa dalam melakukan penyewaan safe deposit box 95 Meli Meilany: “Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang- Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”, Skripsi Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2009, hlm. 51. Universitas Sumatera Utara nasabah diberikan suatu bentuk perjanjian baku, maka sulit bagi nasabah untuk melakukan perlawanan. Selain meninjau Undang-Undang Perbankan, perlindungan hukum juga dapat diberikan melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang memberikan banyak celah bagi konsumen, hal ini dikarena seorang konsumen akan mempunyai landasan serta payung hukum untuk melindungi segala kepentingan-kepentingan dalam dunia usaha tidak terkecuali terhadap nasabah bidang perbankan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen akan semakin memudahkan pemerintah dan berbagai lembaga terkait untuk melakukan penataan, pembinaan, serta pendidikan kepada konsumen akan perannya dalam dunia perdagangan. Menjaga keadaan perekonomian yang tidak stabil, pemerintah melakukan regulasi hukum, agar para konsumen tidak dirugikan. Dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 1 ayat q memberikan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Dalam Pasal 2 menyebutkan bahwa perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Universitas Sumatera Utara Dalam perjanjian sewa menyewa safe deposit box, penyewa juga dapat dikatakan sebagai konsumen. Melihat kedudukan penyewa adalah pihak yang menerima jasa atau layanan yang diberikan oleh produsen, atau dengan kata lain adalah bank itu sendiri. Didalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen yakni “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Sedangkan didalam Undang-Undang Perbankan, dalam Pasal 1 butir 6 menyatakan bahwa nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa-jasa bank. Melihat bahwa didalam perjanjian safe deposit box tidak terdapat perlindungan yang diberikan oleh pihak bank, maka sesuai dengan konstruksi hukum yang berlaku di Indonesia pihak penyewa atau dengan kata lain pemaka jasa perbankan dapat dilindungin dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Didalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, mengatur mengenai hak dan kewajiban dari para pihak. Baik Konsumen atau Nasbah ataupun produsen atau pihak bank. Undang-undang Perlindungan konsumen dapat dijadikan perlindungan hukum bagi pihak penyewa safe depoait box, melihat didalam peraturan perundang- undangan terkait tidak diatur dengan spesifik, misalnya didalam Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang Bank Indonesia. Pasal 4 Undang-undang Perlindungan Konsumen mengatur mengenai hak-hak yang harus didapat dari konsumen. Hak-hak yang terdapat didalam Undang-undang Universitas Sumatera Utara Perlindungan Konsumen ini, tentu juga berlaku bagi konsumen pemakai jasa bank. Melihat kedudukan konsumen didalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-undang Perbankan adalah sama atau sederajat. Selain konsumen, didalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Pasal-pasal yang berhubungan dengan produsen yang terdapat didalam Undang-Undang Perlindungan konsumen tentu dapat menjadi landasan bagi para penyewa safe deposit box untuk memperoleh suatu bentuk perlindungan hukum. Selain Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada para nasabah adalah Pasal-pasal yang terdapat didalam KUHPerdata yang berhubungan dengan Penitipan barang. Didalam Pasal 1694. Penitipan barang terjadi bila orang menerima barang orang lain dengan janji untuk menyimpannya dan kemudian mengembalikannya dalarn keadaan yang sama. Maka melihat bahwa didalam perjanjian safe deposit box, nasabah memberikan suatu bentuk barang untuk disimpan didalam safe deposit box yang dimana safe deposit box itu berada dibawah kekuasaan bank, maka dapat dikatakan menjadi suatu penitipan barang. Jenis perjanjian sewa-menyewa ini sama dengan jenis perjanjian penitipan barang yang ada didalam Pasal 1701 yang dimana penitipan barang dilakukan dengan sukarela hanya dapat dilakukan antara orang-orang yang cakap untuk mengadakan perjanjian. Akan tetapi jika orang yang cakap untuk mengadakan perjanjian Universitas Sumatera Utara menerima titipan barang dan seseorang yang tidak cakap untuk itu, maka ia harus memenuhi semua kewajiban seorang penerima titip murni. Maka kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh penerima titipan juga diatur didalam KUHPerdata yaitu a. Dalam Pasal 1707 “Ketentuan dalam pasal di atas ini wajib diterapkan secara lebih teliti: 1.Jika penerima titipan itu yang mula-mula menawarkan diri untuk menyimpan barang itu. 2.Jika ia meminta dijanjikan suatu upah untuk penitipan itu. 3. Jika penitipan itu terjadi terutama untuk kepentingan penerima titipan. 4.Jika diperjanjikan dengan tegas, bahwa penerima titipan bertanggung jawab atau semua kelalaian dalam menyimpan barang titipan itu. b. Pasal 1708 “Penerima titipan sekali-kali tidak harus bertanggungjawab atas kejadian-kejadian yang tidak terelakkan datangnya, kecuali kalau ia telah lalai mengembalikan barang titipan itu. Dalam hal terakhir ini ia tidak bertanggungjawab atas hilang atau rusaknya barang itu, jika barang itu akan musnah juga sekiranya berada di tangan pemberi titipan”. Dalam pasal diatas dikatakan “penerima titipan sekali-sekali” ini memaksudkan bahwa si penrima titipan dapat bertanggungjawab dan dapat tidak bertanggungjawab. Universitas Sumatera Utara Melihat kasus yang banyak terjadi saat ini, nasabah yang menyimpan barang- barang yang ada di safe deposit box dapat menjadikan pasal ini menjadi sumber bentuk perlindungan hukum dan juga Pasal dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Karena dalam pemakaian safe deposit box diatur didalam perjanjian dan adanya pembayaran yang harus dilakukan oleh pihak penyewa dalam hal ini adalah nasabah. Universitas Sumatera Utara

BAB IV UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA

Dokumen yang terkait

Analisis Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan PT. Bank Sumut : Studi Kasus Nasabah Pengguna Fasilitas Safe Deposit Box

9 146 98

Perlindungan Konsumen Atas Penyimpanan Barang Di Safe Deposit Box (Studi Pada PT. Bank Panin Cabang Pembantu Tebing Tinggi

1 112 130

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

1 100 90

Tinjauan Yuridis Atas Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box Pada PT. BNI (PERSERO) Tbk Tanjung Balai Asahan

4 86 123

Peranan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Tebing Tinggi dalam Perlindungan Konsumen di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

0 15 130

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Konsumen Atas Penyimpanan Barang Di Safe Deposit Box (Studi Pada PT. Bank Panin Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 1 28

Perlindungan Konsumen Atas Penyimpanan Barang Di Safe Deposit Box (Studi Pada PT. Bank Panin Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 1 14

BAB II TINJAUAN TENTANG KREDIT BANK DI INDONESIA DALAM SISTEM HUKUM PERDATA A. Pengertian Kredit Bank - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Atas Kejadian Meninggalnya Debitur (Studi pada PT. Bank Panin,Tbk Cabang Pembantu Tebing Tinggi

0 0 10