Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

mengetahui kelayakannya. Setelah terbukti bahwa instrumen soal tes layak digunakan, instrumen digunakan pada siswa kelas XI IPA. Hasil dari tes tertulis kemudian dianalisis untuk mengetahui perubahan kemampuan berpikir kritis pada bab dinamika rotasi.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Uji Coba Instrumen 3.8.1.1 Validitas Menurut Sugiyono 2007: 353, secara teknis validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir item pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrument itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Menurut Arikunto 2013: 87, untuk validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:              } }{ { 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY keterangan: XY r = koefisien korelasi X = skor tiap butir soal Y = skor total yang diperoleh dari tiap subjek N = jumlah peserta tes Kemudian harga xy r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Jika harga tabel hitung r r  , maka butir soal yang diuji bersifat valid. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 4, untuk uji coba 1 diperoleh hasil bahwa butir soal nomor 1sampai 9 valid sedangkan butir soal nomor 10 tidak valid. Untuk uji coba 2 diperoleh hasil bahwa butir soal nomor 1,2,3,4,5,6,8,10 valid sedangkan butir soal nomor 7 dan 9 tidak valid.

3.8.1.2 Reliabilitas

Menurut Arikunto 2013: 122 rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes bentuk uraian adalah rumus sebagai berikut:                   2 2 11 1 1 t b n n r   keterangan: 11 r = reliabilitas yang dicari n = banyak item soal  2 b  = Jumlah varian skor tiap-tiap item 2 t  = varian total. Untuk mencari varians butir: 2 b  = 2 2 N x N x    Kemudian nilai r hitung dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan taraf signifikansi 5. Jika nilai r hitung r tabel maka soal dikatakan reliabel. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 4, diperoleh besarnya nilai r hitung = 1,11. Dengan harga r tabel = 0,388, maka instrument tes dinyatakan reliabel.

3.8.1.3 Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Menurut Arikunto 2013: 223, persamaan yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran yaitu: keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: 1 0,71 ≤ P ≤ 1,00, soal termasuk kriteria mudah 2 0,31 ≤ P ≤ 0,70, soal termasuk kriteria sedang 3 0,00 ≤ P ≤ 0,30, soal termasuk kriteria sukar Berdasarkan perhitungan pada lampiran 4, untuk uji coba 1 semuanya termasuk dalam kriteria mudah. Untuk uji coba 2 soal nomor 1,2,3,4,5,6,8 termasuk dalam kriteria mudah sedangkan soal nomor 7,9,10 termasuk dalam kriteria sukar.

3.8.1.4 Daya Pembeda

Menurut Arikunto 2013: 226, daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: keterangan: DP = daya pembeda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil 27 skor teratas sebagai kelompok atas dan 27 skor terbawah sebagai kelompok bawah. Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: 1 0,00 ≤ DP ≤ 0,20 = tidak baik 2 0,21 ≤ DP ≤ 0,40 = cukup 3 0,41 ≤ DP ≤ 0,70 = baik 4 0,71 ≤ DP ≤ 1,00 = baik sekali Berdasarkan perhitungan pada lampiran 4, untuk uji coba 1 soal nomor 1,5,8,10 termasuk kriteria daya pembeda yang tidak baik, soal nomor 2,3,4 termasuk kriteria daya pembeda yang cukup, soal nomor 6,9 termasuk kriteria daya pembeda yang sangat baik, dan soal nomor 7 termasuk kriteria sangat baik. Untuk uji coba 2 soal nomor 1,7,9,10 termasuk kriteria daya pembeda yang tidak baik, soal nomor 2,3 termasuk kriteria daya pembeda yang cukup, soal nomor 4,5,6 termasuk kriteria daya pembeda yang sangat baik, dan soal nomor 8 termasuk kriteria sangat baik.

3.8.2 Teknik Analisis Data Awal

3.8.2.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas untuk mengetahui seragam tidaknya varians sampel-sampel yang akan diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti ada 1 kelas. Data yang digunakan dalam uji homogenitas populasi adalah data nilai raport semester 1. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H o = 1 2 = 2 2 = 3 2 =...= 8 2 H a = paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1 Menghitung S 2 dari masing-masing kelas 2 Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus          1 1 2 2 i i i n S n S 3 Menghitung harga satuan B dengan rumus 1 log 2    i n S B 4 Menghitung nilai statis chi kuadrat χ 2 dengan rumus ] log 1 [ 10 ln 2 2     i i S n B  Kriteria pengujiannya adalah jika χ 2 hitung χ 2 1- αk-1 dengan d k = k-1 dan k adalah jumlah kelas, maka masing-masing kelas dalam populasi mempunyai varians yang sama atau homogen Sudjana 2006: 263. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 6 , diperoleh besarnya nilai χ 2 hitung = 1,13184 . Dengan harga χ 2 tabel = 3,84, maka kedua kelas dinyatakan homogen.

3.8.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan data dalam kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut: H = Data berdistribusi normal 1 H = Data tidak berdistribusi normal       K i h h o f f f 1 2 2  keterangan: 2  = harga chi-kuadrat o f = frekuensi hasil pengamatan h f = frekuensi diharapkan Hasil perhitungan nilai 2  dikonsultasikan dengan nilai 2  pada tabel jika 2  hitung 2  tabel dengan d k = k-1 k adalah banyaknya kelas interval dengan taraf signifikansi 5 maka data terdistribusi normal Arikunto 2010: 333. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 4, nilai 2  hitung pada kelas eksperimen adalah 5, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki data yang terdistribusi normal

3.8.3 Teknik Analisis Data Akhir

3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan data dalam kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan adalah data pre test. Hipotesis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut. H = Data berdistribusi normal 1 H = Data tidak berdistribusi normal       K i h h o f f f 1 2 2  keterangan: 2  = harga chi-kuadrat o f = frekuensi hasil pengamatan h f = frekuensi diharapkan Hasil perhitungan nilai 2  dikonsultasikan dengan nilai 2  pada tabel jika 2  hitung 2  tabel dengan d k = k-1 k adalah banyaknya kelas interval dengan taraf signifikansi 5 maka data terdistribusi normal Arikunto 2010: 333. Perhitungan normalitas untuk data post test dilakukan sama seperti pada perhitungan normalitas data pre test.

3.8.3.2 Uji Kesamaan Varians

Untuk menentukan rumus t-test, maka perlu diuji dulu varians sampel homogen atau tidak. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: H o = 1 2 = 2 2 H a = 1 2 2 2 Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut: F = Hasil perhitungan nilai F dikonsultasikan dengan nilai F pada tabel jika F hitung F tabel dengan d k = k-1 k adalah banyaknya kelas dengan taraf signifikansi 5 maka kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda Sugiyono, 2007: 140.

3.8.3.3 Uji Perbedaa Rata-Rata

Dalam penelitian ini digunakan rumus t-test satu pihak, yaitu uji fihak kanan untuk mengetahui bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diberi pembelajaran dengan metode Kumon lebih baik dibandingkan dengansebelum diberi pembelajaran dengan menggunakan metode Kumon. Data yang digunakan adalah data pre-test yang telah dianalisis normalitasnya. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H = H 1 = Rumus yang digunakan adalah: ̅ ̅ √ keterangan: ̅ : rata-rata nilai pada postest ̅ : rata-rata nilai pada pretest n 1 : jumlah siswa pada postest n 2 : jumlah siswa pada pretest s : simpangan baku Selanjutnya harga t dibandingkan dengan harga t tabel dengan 2 2 1    n n dk dan taraf kesalahan 5, jika harga t hitung lebih kecil atau sama dengan harga t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Sugiyono 2007: 124. Perhitungan untuk data post test dilakukan sama seperti pada perhitungan data pre test.

3.8.3.4 Uji Hipotesis Penelitian Uji Gain

Uji gain dalam penilitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dihitung menggunakan rumus normal gain sebagai berikut: g = S S S pre pre post   100 Wiyanto, 2008: 86 keterangan: g = besarnya faktor g S pre = Skor rata-rata pre-test S post = Skor rata-rata post-test Simbol S pre dan S post masing-masing menyatakan skor rata-rata pre-test dan post-test setiap individu yang dinyatakan dalam persen. Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut. Tinggi : g 0,7 atau dinyatakan dalam persen g 70 Sedang : 0,3 g ≤ 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 g ≤ 70Σ Rendah: g ≤ 0,3. atau dinyatakan dalam persen g ≤ 30Σ

3.8.3.5 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal

Persentase ketuntasan belajar klasikal dari masing-masing kelompok dapat diketahui dengan rumus: Kriteria: Tuntas jika  85 dan tidak tuntas jika 85 49

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN