Kerangka Berpikir Hipotesis LANDASAN TEORI

Jika momen gaya luar sama dengan nol, berlaku Hukum Kekekalan Momentum Sudut, yaitu momentum sudut awal akan sama besar dengan momentum sudut akhir. Secara matematis, pernyataan tersebut ditulis sebagai berikut. L awal = L akhir I 1 ω 1 + I 2 ω 2 = I 1 ω 1 ’ + I 2 ω 2 ’ Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa apabila I bertambah besar, ω akan semakin kecil . Sebaliknya, apabila ω semakin besar maka I akan mengecil. Prinsip ini diaplikasikan oleh pemain es skating dalam melakukan putaran spinning. Saat akan memulai putaran badan, pemain es skating merentangkan lengannya momen inersia pemain akan semakin besar karena jarak lengan dengan badan bertambah. Kemudian, ia merapatkan kedua lengannya ke arah badan agar momen inersianya mengecil sehingga putaran badannya akan semakin cepat kecepatan sudutnya membesar.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran dengan metode konvensional yang pada umumnya dilaksanakan oleh guru masih kurang memperhatikan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru aktif dan siswa pasif. Siswa tidak mengalami pengalaman belajar sendiri untuk mendapatkan pengetahuan baru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Akibatnya siswa cenderung pasif dan kemampuan berpikirnya cenderung tidak berkembang. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Kumon. Metode Kumon adalah salah satu metode pembelajaran alternatif yang bisa dipraktekan pada mata pelajaran fisika. Metode ini mirip dengan model pembelajaran Direct Instruction bedanya hanyalah pada repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara peserta didik dilatih dengan cara pemberian tugas. Metode Kumon menganggap bahwa pembelajaran akan efektif jika dilakukan secara bertahap dan berulang jika tahapan tertentu gagal dilalui. Penggunaan metode Kumon pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik Gambar 2.11 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang telah memperoleh pembelajaran dengan metode Kumon. 2 Terjadi penurunan kemampuan berpikir kritis siswa yang telah memperoleh pembelajaran dengan metode Kumon. 3 Kemampuan berpikir kritis siswa yang telah memperoleh pembelajaran dengan metode Kumon adalah tetap atau tidak berubah. Pembelajaran Metode pembelajaran Metode Kumon Hasil belajar peserta didik didik Hasil analitis terhadap kemampuan berpikir kritis Berpikir Kritis Berpikir Kritis 34

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Ungaran. Subyek penelitian ini kelas XI program IPA semester 2 tahun ajaran 20142015. Dalam penelitian ini penulis mengambil kelas XI IPA 5

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, 2010: 173. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 2 Ungaran semester 2 tahun pelajaran 20132014 yang terdiri dari lima kelas, yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, dan XI IPA 5.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto, 2010: 174. Pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti memilih langsung kelas yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu dipilih 1 kelas dari populasi yang berdistribusi normal sebagai sampel Sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas. Satu kelas tersebut diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan metode Kumon.