I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Usaha peningkatan produktifitas lahan umumnya dilakukan dengan meningkatkan input luar yang tinggi seperti penggunaan pestisida dan pupuk
organik maupun anorganik. Apabila usaha untuk memperluas lahan sudah tidak dimungkinkan atau membutuhkan biaya yang tinggi, maka kebanyakan
petani berusaha untuk meningkatkan pupuk kimia atau pupuk anorganik sebagai usaha meningkatkan produksi tanaman.
Pupuk anorganik lebih sedikit jumlahnya, bentuknya seragam, tidak bau dan mudah pemakaiannya sehingga penggunaannya dipandang lebih
praktis dari pada pupuk organik. Sehingga banyak petani di desa–desa yang sudah lama meninggalkan kebiasaan memupuk dengan pupuk organik
kemudian beralih menggunakan pupuk anorganik. Ditinjau dari kandungan hara essensial pupuk anorganik lebih besar
dari pada pupuk organik. Namun pupuk organik mempunyai sisi kelebihan yang tidak dapat dicapai oleh pupuk anorganik yaitu, dapat memperbaiki sifat
fisik tanah. Menurut Kononova 1966 pengaruh utama bahan organik dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah yang stabil berdasarkan
sifat-sifat fisik tanah seperti porositas, permeabilitas, kapasitas menahan air, aktifitas biologi dan sebagainya.
Penggunaan pupuk kimia atau anorganik secara luas pada lahan pertanian akan menurunkan kondisi tanah pada suatu tingkatan
mengkawatirkan, menyebabkan suatu ketidakseimbangan di dalam ekosistem dan polusi lingkungan. Sanjida dan Sarwar, 2002
Dari hasil penelitiannya Kohnke 1959 mengungkapkan bahwa bahan organik di dalam tanah mempunyai peranan yang menentukan terhadap
perbaikan dan perubahan yang terjadi pada sifat-sifat fisika tanah. Perbaikan dan perubahan yang terjadi tersebut pada agregasi dan stabilitas agregat tanah,
kerapatan massa tanah, kapasitas pemegangan air dan porositas tanah. Pada lahan kritis usaha perbaikan lahan ditujukan untuk meningkatkan
daya dukung lahan bagi pengembangan pertanian baik di lahan pekarangan
2 maupun lahan usaha. Perbaikan lahan dilakukan secara bertahap untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Langkah ini dapat dilakukan dengan memberikan bahan organik pada lahan secara bertahap dan
berkesinambungan. Petani yang tinggal di lahan kritis tersebut dapat diberdayakan dengan memelihara ternak dengan sumber dana bantuan dari
pemerintah, sedangkan hasil kotoran ternak digunakan untuk memupuk lahan mereka sendiri. Selain memperbaiki lahan usaha, hal ini akan meningkatkan
kesejahteraan petani. Namun nilai empiris yang menyatakan kapasitas memegang air pada
tanah meningkat dengan pemberian bahan organik belum banyak diketahui secara pasti untuk mendukung pernyataan di atas. Untuk itu perlu dilakukan
suatu penelitian untuk mendapatkan nilai seberapa besar bahan organik berpengaruh terhadap kapasitas memegang air pada tanah.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos dan pupuk kandang terhadap kapasitas tanah
menahan air pada tanah pasir.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A.