Pengertian Persepsi TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persepsi

Pengertian persepsi adalah akal manusia yang sadar meliputi proses fisik, fisiologis dan psikologis yang mengolah bermacam-macam input sebagai penggambaran lingkungan. Persepsi merupakan perlakuan melibatkan penafsiran melalui proses pemikiran tentang apa yang dilihat, didengar, dialami atau dibaca sehinggga persepsi memengaruhi tingkah laku, percakapan, serta perasaan seseorang Koentjaraningrat, 1981. Menurut Sarwono 1992, persepsi merupakan makna hasil pengamatan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek yang mendefinisikan pengenalan objek melalui penginderaan yang disatukan dan dikoordinasikan dalam saraf yang lebih tinggi. Toha 1999 mengemukakan bahwa proses pembentukan persepsi antar satu individu dengan individu lain berbeda-beda. Pembentukan persepsi tergantung berbagai faktor yang memengaruhinya, yaitu faktor internal pengalaman, keinginan, proses belajar, motivasi, dan pendidikan maupun faktor eksternal lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya lingkungan fisik dan hayati dimana seseorang itu bertempat tinggal. Winardi 2001 mengemukakan persepsi merupakan proses internal yang bermanfaat sebagai filter dan metode untuk mengorganisasikan stimulus yang memungkinkan kita menghadapi lingkungan kita. Proses persepsi menyediakan Universitas Sumatera Utara mekanisme melalui stimuli yang diseleksi dan dikelompokkan dalam wujud yang berarti, yang hampir bersifat otomatik dan bekerja dengan cara yang sama pada masing-masing individu sehingga secara tipikal menghasilkan persepsi-persepsi yang berbeda-beda. Pengertian persepsi yang menjelaskan suatu objek dikemukakan oleh Yusuf 1991 yang menyatakan bahwa persepsi merupakan pemberian makna hasil pengamatan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek. Pendapat ini didukung oleh Sarwono 1992 yang mendefinisikan persepsi sebagai suatu pengenalan objek melalui aktivitas sejumlah penginderaan yang disatukan dan dikoordinasikan dalam pusat syaraf yang lebih tinggi. Robbins 2005 menyatakan bahwa pelaku persepsi dipengaruhi oleh faktor karakteristik pribadi, seperti sikap, motivasi, kepentingan, minat, pengalaman dan pengharapan. Variabel lain yang ikut menentukan persepsi adalah umur, tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian, dan pengalaman hidup individu. Feigl dalam Kusumarini 2002 menekankan bahwa ada tiga mekanisme pembentukan persepsi, yaitu 1 Selectivity, 2 Closure, dan 3 Interpretation. Proses selectivity terjadi apabila seseorang menerima pesan maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Penerimaan dan penyeleksian pesan merupakan dua hal tersebut yang saling berhubungan yang diperoleh dengan cara menyimpulkan dan menafsirkan pesan. Proses closure akan menyeleksi hasil kesimpulan, kemudian disusun suatu Universitas Sumatera Utara kesatuan kumpulan pesan atau stimulus. Sedangkan interpretation terjadi apabila pesan tersebut diinterpretasikan atau penafsiran stimulus secara menyeluruh ke dalam lingkungannya. Rahmat 1992 menyatakan bahwa pengorganisasian stimuli dengan cara melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang diterima tidak lengkap dapat pula diisi dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsikan. Persepsi dapat terjadi dengan dimulainya proses pengamatan, sedangkan pengamatan dapat dilakukan apabila muncul suatu stimuli. Pada tahapan stimuli, maka proses seleksi dan pengorganisasian akan berinteraksi dengan interpretasi dan closure. Proses interaksi akan menghasilkan respons yang berupa permanent memory atau disebut juga dengan mental representation. Pada saat seseorangindividu melakukan aktivitas interpretasi maka akan dipengaruhi oleh faktor internal maupun external. Menurut Gibson 1996, persepsi secara psikologis merupakan proses kognitif yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Persepsi adalah proses mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungannya. Proses tersebut berkaitan dengan kemampuan interpretasi individu, sehingga masing-masing memberikan interpretasi yang bersifat subyektif terhadap obyek yang sedang menjadi stimulus Arwani, 2002. Persepsi tidak hanya sekedar mendengar, melihat dan merasakan sesuatu yang didapatinya tetapi lebih jauh disepakati bahwa persepsi melibatkan rangsangan internal dan Universitas Sumatera Utara eksternal Nurjannah, 2002. Pritchard dalam Djauzi 2004 menyatakan bahwa persepsi adalah gambaran subyektif internal seseorang terhadap dunia luarnya eksternal. Persepsi merupakan proses pengenalan suatu obyek melalui aktivitas sejumlah penginderaan yang disatukan dan dikoordinasikan dalam pusat saraf yang lebih tinggi Engel, 1995. Jadi persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan impresi sensorisnya supaya dapat memberikan arti kepada lingkungan sekitarnya. Secara skematis proses persepsi dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Proses Persepsi Menurut Wexley 1992, seseorang memberikan reaksi atau tanggapan sesuai persepsi dirinya terhadap dunianya daripada kondisi-kondisi objektif dimana sebenarnya mereka berada. Sudjana 1995 menyatakan bahwa reaksi dari persepsi terhadap suatu stimulusrangsangan dapat terjadi dalam bentuk: 1. Penerimaan receivingattending yaitu semacam kepekaan menerima stimulus dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala. Tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejalarangsangan. Stimulus Lingkungan Perhatian dan seleksi Pengorganis asian Penafsiran stimuli Persepsi Universitas Sumatera Utara 2. Jawaban respons yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap seseorang stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, dan kepuasaan dalam menjawab stimulus dari luar dirinya. 3. Penilaian valuing yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang diterima, termasuk kesediaan menerima pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan nilai tersebut. 4. Organisasi yaitu perkembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemanfaatan, dan prioritas nilai yang dimiliki termasuk konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. 5. Karakteristik nilaiinternalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang memengaruhi nilai dan karakteristiknya. Terbentuknya persepsi pada setiap orang bersifat subjektif. Persepsi juga dapat terjadi pada diri penderita penyakit malaria, dimana penderita penyakit malaria menginterpretasikan suatu objek atau suatu aktivitas yang mereka rasakan selama mengalami penyakit malaria. Subjektifitas tersebut akan membentuk persepsi penderita menjadi baik atau buruk berdasarkan pengalaman kognitif yang diterimanya. Baik buruknya persepsi tersebut juga merupakan tanggapan yang diberikan penderita sebagai implikasi interaksi pengalaman yang terjadi. Konsepsi persepsi tampaknya masih dalam tataran kognitif sehingga memang apresiasinya masih memerlukan wujud yang nyata. Universitas Sumatera Utara 2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Persepsi 2.2.1 Pengetahuan