1. Register
Register merupakan memori sementara di dalam CPU. Beberapa register mempunyai fungsi tertentu, seperti program counter dan code register,
yang lain bersifat lebih umum akumulator, B register. Tiap-tiap komputer memiliki panjang kata yang merupakan karakteristik dari CPU. Seperti
pada keluarga MCS ’51 ini besarnya ditentukan oleh bus dan memori internal, oleh karenanya mikrokontroller keluarga MCS ’51 ini memiliki
kemampuan menyimpan data 8 bit.
2. ALU Arithmatic Logic Unit
Dari namanya dapat diketahui bahwa ALU mampu menjalankan operasi aritmatika dan logika dengan bilangan-bilangan biner. Dalam keluarga
MCS ’51 operasi ALU datanya terbatas pada jumlah bilangan biner 8 bit.
3. Unit Pengendali
Unit pengendali digunakan untuk menyerempakkan kerja yang sangat diperlukan oleh setiap prosessor. Sebuah instruksi diambil dan didekode,
setelah prosessor mengetahui apa yang dimaksud dengan instruksi, maka unit pengendali akan memberikan signal pada aksi yang dimaksud.
Mikrokontroller AT89s51 memiliki beberapa fasilitas yang dapat dipakai oleh pengguna yaitu sebagai berikut :
1. Flash program memori ROM internal sebesar 4 Kbyte. Dengan flash
PEROM ini mikrokontroller mampu diprogram dan dihapus hingga 1000 kali.
2. Memori data RAM internal sebesar 128 Byte.
3. Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 MHz.
4. Terdapat 2 buah timercounter yang dapat dipakai hingga 16 Bit.
5. Kemampuan mengalamati memori program dan data maksimum 64 Kbyte
eksternal. 6.
Dua buah tingkat prioritas interupsi. 7.
Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal.
8. Empat buah IO masing-masing 8 Bit.
9. Port serial full duplex UART Universal Asincronous Receive Transmit,
dengan kemampuan pendeteksian kesalahan. 10.
Mode pengontrolan daya, yaitu :
Mode Idle daya akan berkurang jika CPU dikehendaki stad by.
Mode Power Down oscillator berhenti yang berarti daya akan berkurang karena intruksi yang dieksekusi menghendaki power down.
11. Pengembalian ke mode normal setelah power down karena adanya
interupsi.
12. Dapat diprogram per bit sehingga pemrograman akan lebih leluasa dan
efektif.
2.1.1. Konfigurasi AT89s51
Pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 menunjukkan Susunan kaki pada AT89s51 beserta pin konfigurasinya dan blok diagram AT89s51 dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 2.1 : Konfigurasi Pin AT 89s51
Sumber : www.delta-electronic.com
Berikut merupakan diagram blok dari mikrokontroller AT89s51 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.2 : Blok Diagram AT89s51
Sumber : http:www.toko-elektronika.comtutorialuc1.html
Pin Description : 1.
VCC
Supply Voltage
2. GND
Ground
3. Port 0
Port 0 adalah 8 bit open drain bi-directional port 10. Pada saat sebagai port out, tiap pin dapat dilewatkan ke 8 input TTL. Ketika
logika 1 dituliskan pada port 0, maka pin-pin ini dapat digunakan sebagai input yang berimpedansi tinggi. Port 0 dapat
dikonfigurasikan untuk dimultiplex sebagai jalur dataaddress bus selama membaca program external dan memori data. Pada mode
ini P0 mempunyai internal pull up. Port 0 juga menerima kode bit selama pemrograman flash. Dan megeluarkan kode bit selama
ferifikasi program.
4. Port 1
Port 1 adalah 8-bit bi-directional Port 10 denga internal pull up. Port 1 mempunyai buffer output yang dapat dihubungkan dengan 4
TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 1, pin ini dipull high dengan menggunakan internal pull up dan dapat digunakan sebagai
input. Ketika sebagai input, pin port 1 yang secara eksternal dipull low akan mengalirkan arus 1 L karena internal pull up.
Port 1 juga menerima address bawa selama pemrograman flash dan ferifikasi.
Tabel 2.1 : port pin 1
Port Pin Alternate Function
P1.5 MOSI used for in system programming
P1.6 MISO used for in system programming
P1.7 SCK used for in system programming
5. Port 2