34
2. Desentralisasi fungsional fungcionale decentralisatie yang
pelimpahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi tertentu. Batas pengaturan tersebut adalah jenis fungsi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa desetralisasi adalah pelimpahan atau pendelegasian wewenang dari pusat ke
daerah-daerah otonom sehingga organisasi perlu diselenggarakan bersama- sama.
Desentralisasi fiscal terutama dimaksudkan untuk memindahkan atau menyerahkan sumber-sumber pendapatan dan factor-factor
pengeluaran ke daerah dengan mengurangi birokrasi pemerintahan. Dengan membawa pemerintah lebih dekat dengan masyarakat, desentralisasi fiscal
diharapkan dapat mendorong efisiensi sector publik, juga akuntabilitas publik dan transparansi dalam menyediakan jasa publik serta pembuatan
keputusan yang transparan dan demokratis. Tingkat Desentralisasi Fiskal dapat diformulasikan sebagai berikut:
100 x
Daerah Penerimaan
Total Daerah
Asli Pendapatan
Fiskal sasi
Desentrali Tingkat
Sumber : Halim 2002: 137
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, maka untuk pendukung hasil penelitian maka
diajukan beberapa premis, sebagai berikut : Premis 1 : Salah satu alat ukur yang digunakan untuk menilai kinerja
keuangan daerah adalah dengan menggunakan rasio keuangan daerah.
Widjaja,:2001
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
Premis 2 : Terdapat perbedaan rasio kemandirian dan rasio pertumbuhan antara sebelum dan sesudah diberlakukannya hak otonomi
daerah Indrawati,
2003 Premis 3 : Terdapat perbedaan desentralisasi fiscal antara sebelum dan
sesudah diberlakunya UU hak otonomi daerah.Ningrum, 2003 Sesuai dengan perumusan masalah dan fakta-fakta pendukung yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka untuk memudahkan analisis dapat disusun sebuah diagram kerangka pikir yang disajikan pada gambar 2.1,
sebagai berikut
Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir
Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa pengelolaan pemerintah daerah, baik di tingkat propinsi maupun tingkat kabupatenkota memasuki era
baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No 322004 dan UU No 332004 Rasio Keuangan Daerah
Rasio Kemandirian Rasio Pertumbuhan
Tingkat Desentralisasi Fiskal
Menilai Kinerja Keuangan Daerah
Sebelum Otonomi Daerah
Uji Beda Dua Rata-Rata Sampel Berpasangan
Sesudah Otonomi Daerah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
yang merupakan revisi terhadap UU No. 22 dan 25 Tahun 1999 yang mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiscal. Kedua UU di
bidang otonomi daerah tersebut berdampak pada terjadinya pelimpahan kewenangan yang semakin luas kepada pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan fungsi pemerintah daerah.
Untuk mengukur kemampuan suatu daerah dalam membiayai program pembangunannya dapat digunakan analisis rasio keuangan. Menurut
Widodo seperti yang telah dikutip oleh Halim 2002: 128, ada beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber
dari APBD yaitu Rasio Kemandirian, Rasio Pertumbuhan dan Tingkat Desentralisasi Fiskal.
Rasio Kemandirian menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian
mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern terutama pusat dan propinsi semakin rendah
Selanjutnya Rasio Pertumbuhan Growth Ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilan yang telah tercapai dari periode berikutnya. Semakin tinggi rasio pertumbuhan mengandung arti bahwa pemerintah
daerah mampu dalam mempertahankan dan meningkatkan sumber – sember pendapatan daerah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
Tingkat Desentralisasi Fiskal menunjukkan tanggungjawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan
pembangunan. Semakin tinggi tingkat Desentralisasi Fiskal mengandung arti bahwa pemerintah lebih dekat dengan masyarakat, dengan harapan dapat
mendorong efisiensi sektor publik, akuntabilitas publik dan transparansi dalam menyediakan jasa publik serta pembuatan keputusan yang transparan
dan demokratis.
2.4. Hipotesis