Hasil Perhitungan Karakteristik AC mobil menggunakan putaran kompresor 1036 rpm.
dengan baik kompresor tidak bocor, kondensor berfungsi dengan baik, kipas kondensor berfungsi dengan baik, katup ekspansi bekerja dengan baik, evaporator
berfungsi dengan baik, blower bekerja dengan baik sehingga dapat menghasilkan data yang baik. Hasil dari pengambilan data yang dilakukan pada mesin AC mobil
dapat digambarkan pada P-h diagram dan membentuk siklus kompresi uap dengan proses pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut. Dari penelitian yang sudah
dilakukan, kerja kondensor dapat menghasilkan suhu lebih tinggi dari suhu lingkungan sekitar sehinngga proses pelepasan kalor dapat bejalan dengan baik.
Suhu kerja kondensor yang dihasilkan yaitu sekitar 43,46
o
C. Begitu juga suhu
yang dihasilkan oleh kerja evaporator lebih rendah dari suhu udara yang berada ruangan di dalam ruang kabin mobil, suhu kerja evaporator yang dihasilkan yaitu
sekitar -6,32 ˚C.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh informasi bahwa pada siklus kompresi uap yang dihasilkan terdapat proses pemanasan lanjut
dan proses pendinginan lanjut. Kondisi ini memberikan keuntungan pada mesin AC mobil. Karena dengan adanya proses pemanasan lanjut dan proses
pendinginan lanjut, maka akan dapat menaikkan nilai COP dan efisiensi dari mesin AC mobil. Begitu juga kondisi refrigerant pada saat akan masuk kompresor
sudah benar-benar berubah fase menjadi gas, sehingga proses kompresi dapat berjalan ideal dan tidak merusak kompresor. Kondisi refrigerant ketika masuk
katup ekspansi juga dalam keadaan benar-benar cair, sehingga proses masuknya refrigerant ke katup ekspansi mudah.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat diperoleh informasi bahwa besar W
in
, Q
in
, Q
out
, dan COP dari mesin AC mobil dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut dari waktu ke waktu memiliki nilai yang berbeda-
beda. Gambar grafik hasil perhitungan secara keseluruhan disajikan pada Gambar 5.2, Gambar 5.3, Gambar 5.4, Gambar 5.5, Gambar 5.6, Gambar 5.7.
Gambar 5.2 Hubungan kerja kompresor persatuan massa refrigerant dan waktu
Gambar 5.2 memperlihatkan kerja kompresor persatuan massa refrigerant
W
in
dari waktu ke waktu. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, Nilai kerja kompresor persatuan massa refrigerant terendah sebesar 55,82 kJkg
dan nilai kerja kompresor persatuan massa refrigerant tertinggi sebesar 65,13 kJkg.
Nilai rata-rata dari hasil kerja kompresor persatuan massa refrigerant dari waktu t = 3 menit sampai waktu t = 240 menit sebesar 61,32 kJkg. Dalam proses
kerjanya kompresor dapat berubah pada setiap menit, hal ini dapat terjadi karena kerja kopling magnet yang selalu memutus dan menghubungkan ke kompresor
pada saat suhu dalam kabin sudah mencapai suhu yang diinginkan. Semakin besar kerja kompresor, maka energi yang dibutuhkan oleh kompresor juga semakin
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
50 100
150 200
250 300
W
in
, k
Jk g
Waktu t, menit
besar. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan borosnya bahan bakar yang dipergunakan oleh mobil yang menggunakan AC.
Gambar 5.3 Hubungan kalor persatuan massa refrigerant yang diserap evaporator dan waktu.
Gambar 5.3 memperlihatkan besar nilai kalor persatuan massa refrigerant yang diserap evaporator Q
in
dari waktu ke waktu. Nilai kalor terendah yang diserap evaporator adalah 167,47 kJkg dan nilai kalor tertinggi yang diserap
evaporator adalah sebesar 174,45 kJkg. Nilai rata-rata kalor persatuan massa refrigerant yang diserap adalah sebesar 171,63 kJkg. Pengambilan data yang
dilakukan, membuat kalor persatuan massa refrigerant yang diserap evaporator cenderung tidak konstan. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kerja kompresor
W
in
yang tidak konstan. Besarnya energi kalor yang diserap oleh evaporator dari dalam kabin maka semakin besar pula nilai Q
in
yang didapatkan. Dari hal ini dapat diketahui bahwa semakin besar nilai Q
in
maka suhu yang diinginkan akan cepat tercapai.
50 100
150 200
250 300
50 100
150 200
250 300
Q
in ,
k J
k g
Waktu t, menit
Gambar 5.4 Hubungan kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas kondensor dan waktu
Gambar 5.4 memperlihatkan besar nilai kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas kondensor Q
out
dari waktu ke waktu. Nilai kalor persatuan massa refrigerant terendah yang dilepas kondensor adalah 227,95 kJkg dan nilai kalor
persatuan massa refrigerant tertinggi yang dilepas kondensor adalah sebesar 237,25 kJkg. Rata-rata nilai kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas
kondensor adalah sebesar 232,95 kJkg. Nilai kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas kondensor berubah pada setiap menit. Hal ini sesuai dengan
perubahan yang terjadi pada kompresor dan evaporator. Karena semakin besar kerja kompresor dan evaporator persatuan massa, maka semakin besar pula kalor
persatuan massa refrigerant yang dilepas kondensor. Hal itu terjadi karena kalor yang di lepas kondensor merupakan jumlah energi atau kerja yang dihasilkan oleh
kompresor ditambah dengan besarnya energi yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigerant.
50 100
150 200
250 300
50 100
150 200
250 300
Q
o u
t
, k
J k
g
Waktu t, menit
Gambar 5.5 Hubungan koefisien prestasi COP
aktual
dan waktu Gambar 5.5 memperlihatkan besar Koefisien Prestasi COP
aktual
dari waktu ke waktu. Nilai COP
aktual
terendah adalah 2,61 dan nilai COP
aktual
tertinggi adalah sebesar 3.13. Nilai rata-rata COP
aktual
adalah sebesar 2,80. Perubahan kerja kompresor juga berpengaruh pada koefisien prestasi COP
aktual.
Gambar 5.6 Hubungan koefisien prestasi COP
ideal
dan waktu
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
50 100
150 200
250 300
C O
P
a k
tu a
l
Waktu t, menit
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
50 100
150 200
250 300
C O
P
id e
a l
Waktu t, menit