roda belajar, dari pengaturan tujuan, melakukan observasi dan eksperimen, memeriksa ulang, dan perencanaan tindakan. Apabila proses
ini telah dilalui memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan baru, sikap baru atau bahkan cara berpikir baru.
2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning
Tujuan model pembelajaran experiential learning adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu mengubah struktur kognitif
siswa, mengubah sikap siswa dan memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Ketiga hal ini kemudian menjadi fokus pendekatan
experiential learning Baharuddin dan Wahyuni, 2010.
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning
Kolb 2015 menjelaskan empat tahapan model pembelajaran, siklus model experiential learning disajikan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kolb’s Learning Style Model
Lebih lanjut, Kolb juga memberikan pemaparan keempat tahapan model pembelajaran experiential learning pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Tahapan Langkah Model Pembelajaran Experiential Learning
Sumber: Baharuddin dan Wahyuni, 2010
Tahapan Uraian
Concrete experience Siswa melibatkan diri sepenuhnya dalam
pengalaman baru.
Reflective observation Siswa mengobservasi dan merefleksikan
atau memikirkan pengalamannya dari berbagai segi.
Abstract conceptualisation Siswa menciptakan konsep yang
mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat.
Active experimentation Siswa menggunakan teori tersebut untuk
memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Experiential Learning
Kelebihan model pembelajaran experiential learning yaitu dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, mendorong terbentuknya
berpikir kreatif, mendorong siswa untuk melihat suatu hal dari perspektif yang berbeda dan meningkatkan gairah belajar siswa Munif dan Mosik,
2009. Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran experiential learning juga memiliki kekurangan yaitu pembelajaran experiential
learning membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menciptakan konsep baru.
Tidak semua siswa memiliki motivasi yang cukup untuk melakukan concrete experience untuk menemukan konsep. Siswa yang
cenderung pasif lebih suka untuk menerima konsep langsung dari guru. Peran guru adalah menciptakan situasi belajar yang unik dan menarik
sehingga siswa tertarik untuk terlibat dalam pengalaman kongkrit.
5. Kekuatan Experiential Learning dalam Pendidikan Karakter