Pengertian Bela Gender Hakekat Bela Gender

d. Penanaman nilai karakter masih cenderung pada tataran kognitifdiceramahkan. e. Komitmen dan konsistensi para guru dalam menjaga gawang karakter tidak selalu sama, cenderung rapuh dan belum tercipta kolaborasi yang baik antara para guru dan konselorguru BK dalam implementasi pendidikan karakter.

B. Hakekat Bela Gender

1. Pengertian Bela Gender

Istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Istilah seks atau jenis kelamin mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial- budaya seorang laki-laki dan perempuan. Pembelaan gender diasumsikan sebagai paradigma untuk menanggapi dimensi sosial budaya, baik untuk laki-laki maupun perempuan Santrock, 2003: 365 Bela gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminim. Attamimi, 2003: 19 mengemukakan bahwa bela gender atau keadilan gender berbeda dari seks dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Rahmawati 2016 menjelaskan bahwa istilah bela gender atau keadilan gender merupakan interaksi sosial masyarakat yang membedakan perilaku perempuan dan laki-laki secara proporsiaonal menyangkut etika, moral dan budaya. Webster dan Guralnik 1991 menjelaskan bela gender sebagai sikap untuk melihat perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku, sementara itu dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI khazanah ilmu sosial, istilah gender diperkenalkan untuk mengacu pada perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan tanpa konotasi yang bersifat biologis. Perbedaan laki-laki dan perempuan itu merupakan bentukan sosial, yakni perbedaan yang tetap muncul meskipun tidak disebabkan oleh perbedaan biologis yang menyangkut jenis kelamin. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bela gender adalah konsep hubungan sosial yang membedakan memilahkan atau memisahkan fungsi dan peran antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, melainkan dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan dan pembangunan. Karakteristik bela gender kemudian digunakan untuk memandang hasil konstruksi manusia berdasarkan dimensi sosial-kultural tentang laki- laki atau perempuan. Artinya adalah setiap individu memiliki kesamaan kondisi untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan serta keamanan nasional hankamnas, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut.

2. Aspek-aspek Bela Gender

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas pendidikan karakter entrepreneurship berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

1 2 197

Efektivitas pendidikan karakter menghargai keragaman berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 138

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 2 135

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156