Gambar 3.3 Terowongan Angin
3.5.2 Blower
Blower adalah alat yang digunakan untuk menurunkan tekanan di dalam terowongan angin sehingga angin dapat berhembus dengan kecepatan tertentu.
Blower dalam penelitian ini menggunakan transmisi berupa sabuk dan puli. Blower digerakkan oleh motor listrik berdaya 5,5 kW. Blower yang dipakai dalam
penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Blower
3.5.3 Takometer Tachometer
Takometer Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putaran rpm, dalam penelitian ini berupa kecepatan putar poros kincir
angin. Takometer yang dipakai dalam penelitian ini berjenis Digital Light Tachometer. Cara kerjanya yakni takometer diarahkan pada piringan pengereman
yang telah diberi titik hologram sehingga dapat dibaca oleh takometer. Takometer yang dipakai dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Takometer 3.5.4
Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan sebagai pengukur kecepatan angin. Anemometer diletakkan setelah melewati kincir angin. Anemometer yang
dipakai dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Anemometer
3.5.5 Neraca Pegas
Neraca pegas merupakan alat untuk mengukur beban, dalam penelitian ini berupa beban pengereman. Neraca pegas yang dipakai dalam penelitian
ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Neraca Pegas 3.5.6
Mekanisme Pengereman
Mekanisme pengereman dipakai sebagai respon terhadap pemberian beban pada tuas. Pemberian beban berupa pita karet akan meningkatkan beban pada
neraca karena neraca tertarik sehingga nilai beban yang ditunjukkan semakin besar. Mekanisme pengereman dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Gambar3.8 Mekanisme Pengereman
3.6 Pembuatan Sudu Kincir
1.
Sudu-sudu kincir yang dipilih merupakan bagian dari dinding sebuah kerucut yang dipotong seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Pemotongan Dinding Kerucut untuk Sudu
2. Pangkal sudu root berupa tiga variasi sudut busur lengkung α, yakni
70
o
, 80
o
dan 90
o
pada bagian dari belahan dinding sebuah kerucut seperti ditunjukkan pada Gambar 3.10, 3.11, dan 3.12.
3. Dari hasil potongan tersebut maka akan diperoleh lengkungan sudu yang
berupa puntiran. 4.
Pelapisan pada permukaan triplek menggunakan pelat seng tipis dengan cara dilem secara rapat.
5. Pemberian garis acuan sesuai dengan segmen yang sudah ditentukan
sesuai rancangan pada permukaan triplek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.10 Sudu dengan Sudut Potong 70
o
Gambar 3.11 Sudu dengan Sudut Potong 80
o
Gambar 3.12 Sudu dengan Sudut Potong 90
o
6. Penyayatan dengan menggunakan pakuscriber marking sesuai garis yang
dibuat pada permukaan triplek sehingga menjadi lengkung.
7. Setelah sudu sudah terpotong sesuai dengan sektor sudut masing-masing
kemudian sudu dimal agar mendapatkan bentuk sesuai dengan sektor sudut yang dirancang. Mal dalam penelitian ditunjukkan pada gambar
3.13.
Gambar 3.13 Mal Pembentuk Sudut Potong Sudu
8. Pemberian serbuk kayu dan lem pada celah garis irisan sisi cembung
supaya kelengkungan dapat permanen dan menghasilkan kelengkungan
yang keras.
9. Perakitan sudu-sudu membentuk rotor kincir. Rotor kincir yang dibuat
memiliki tiga sudu. Bentuk tipikal dan ukuran garis besar model rotor kincir yang akan dibuat adalah seperti yang ditunjukan dalam Gambar
3.14. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.14 Model Kincir Angin
3.7 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah hal yang dapat mempengaruhi unjuk kerja kincir angin, sehingga beberapa variabel penelitian harus ditentukan sebelum melakukan
penelitian berupa: 1.
Kecepatan angin rata-rata sebesar 8,5 ms. 2.
Sudu dalam penelitian ini merupakan potongan dari belahan kerucut sehingga menampilkan sudu dengan puntiran.
3. Variasi sudut potong kincir angin sebesar 70
o
, 80
o
, 90
o
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8
Parameter yang Diukur
Parameter adalah hal-hal yang perlu dicatat dalam penelitian ini untuk memperlancar dalam pengolahan data. Parameter yang diukur dalam penelitian ini
berupa: 1.
Kecepatan angin, v ms 2.
Gaya pengimbang, F N 3.
Putaran poros kincir angin, n rpm
3.9 Parameter yang Dihitung
Untuk mendapatkan karakteristik yang didapat dalam penelitian,
menggunakan parameter sebagai berikut:
1. Daya angin P
in
2. Daya kincir P
out
3. Koefisien daya C
P
4. Tip speed ratio λ
3.10 Langkah Percobaan
Pengambilan data untuk penelitian berupa nilai dari kecepatan angin, beban, dan kecepatan putar kincir angin yang dilakukan secara bersama–sama. Langkah
percobaan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.15. Yang perlu dilakukan pertama kali adalah memasang kincir angin pada terowongan angin. Langkah selanjutnya
dalam pengambilan data ditunjukkan sebagai berikut:
1. Mengatur sudu kincir dengan sudut potong 70
o
yang dipasangkan dengan rotor kemudian digabungkan dengan poros utama kincir.
2. Menghubungkan poros utama kincir dengan mekanisme pengereman.
3. Menempatkan anemometer di depan kincir angin untuk mengetahui nilai
kecepatan angin. 4.
Memasang neraca pegas pada tempat yang sudah ditentukan. 5.
Memasang tali antara neraca pegas dengan mekanisme pengereman. 6.
Menghidupkan blower untuk menghembuskan angin dalam terowongan angin.
7. Mengatur jarak celah antara blower dengan terowongan angin agar
sesuai dengan nilai kecepatan angin yang diinginkan. 8.
Variasi pembebanan pada mekanisme pengereman berupa penambahan karet, dimulai dari tanpa karet, satu karet, dua karet hingga kincir angin
berhenti berputar. 9.
Melakukan pembacaan dan mencatat besarnya kecepatan angin pada anemometer, nilai putaran poros kincir dengan alat ukur takometer serta
besarnya pembebanan dengan neraca pegas. 10.
Dalam setiap pengujian dilakukan 3 kali pengulangan untuk mendapatkan nilai terbaik.
11. Mengulangi langkah 1 sampai 10 untuk variasi sudut potong sudu 80
o
dan 90
o
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.15 Skema Pengujian Kincir Angin 3.11
Langkah Pengolahan Data
Dari data yang telah diperoleh, maka data tersebut dapat diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah diketahui nilai dari kecepatan angin v dan luasan kincir A,
maka dapat dicari daya angin P
in
. 2.
Dari besar pembebanan yang diketahui, maka bisa diperoleh gaya pengimbang F yang dapat digunakan untuk mencari torsi T.
3. Data putaran poros kincir n dan torsi T dapat digunakan untuk
mencari daya kincir P
out
. 4.
Dengan membandingkan kecepatan keliling di ujung sudu dan kecepatan angin, maka tip speed ratio
λ dapat dicari. 5.
Dari data daya kincir angin P
out
dan daya angin P
in
maka nilai dari koefisien daya C
P
dapat diketahui. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Hasil percobaan berupa nilai dari kecepatan angin ms, putaran kincir rpm, dan gaya pengimbang gram. Data hasil percobaan kincir angin untuk
variasi sudut potong dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3.
Tabel 4.1 Data Percobaan Kincir Angin dengan Sudut Potong 70
o
Nomer Pengujian
Kec. angin rata-rata, v
ms Gaya pengimbang, F
gram Putaran
kincir, n rpm
1
Pertama 8,5
848 2
190 714
3 250
673 4
280 630
5 340
565 6
400 532
7 440
447 1
Kedua 8,5
857 2
150 754
3 200
691 4
310 585
5 350
553 6
390 543
7 420
460 8
450 436
1
Ketiga 8,5
872 2
130 740
3 200
700 4
250 665
5 290
641 6
340 586
7 370
546 8
410 492
9 440
467
30