Grafik Kincir Angin dengan Sudut Potong 70°

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa nilai dari torsi berbanding lurus dengan nilai daya kincir sampai pada kondisi tertentu, yakni kondisi optimal. Ketika kondisi optimal telah tercapai maka daya kincir yang dihasilkan akan semakin menurun. Dari Gambar 4.2 diketahui bahwa nilai daya kincir optimal pada 43,76 watt ketika torsi sebesar 0,78 Nm dan kecepatan angin rata-rata sebesar 8,5 ms. 3 Grafik hubungan antara koefisien daya C P dengan tip speed ratio λ kincir angin sudut potong 70 o ditunjukkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Koefisien Daya C P dan tip speed ratio λ pada Kincir Angin Sudut Potong 70 o Gambar 4.3 menunjukkan hubungan antara koefisien daya C P dan tip speed ratio λ menunjukkan nilai maksimal C P 24,22 pada λ 2,62. Besarnya C P dan λ dipengaruhi oleh unjuk kerja kincir angin. Unjuk kerja tinggi akan menghasilkan C P sekaligus λ yang tinggi, sampai titik tertentu hingga akhirnya menunjukkan grafik penurunan. C P = -8.835 λ 2 + 45.20 λ - 34.38 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 K o e fi si e n d a y a , C p Tip speed ratio, λ Untuk mendapatkan λ optimal dalam penelitian bisa menggunakan persamaan yang didapatkan dari Gambar 4.3 kemudian persamaan tersebut dideferensialkan menjadi: λ optimal yang didapat kemudian disubtitusikan kedalam persamaan sebelumnya untuk mendapakan nilai C Pmax yaitu:

4.4.2 Grafik Kincir Angin dengan Sudut Potong 80°

1 Grafik hubungan antara putaran poros kincir n dengan torsi T pada kincir angin sudut 80 o ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Putaran Poros Kincir n dan Torsi T Kincir Angin Sudut Potong 80 o Gambar 4.4 menunjukkan putaran kincir maksimal 848,8 rpm dengan torsi 0 Nm dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 8,5 ms. Nilai torsi maksimal sebesar 0,94 Nm dicapai ketika nilai putaran poros sebesar 438,3 rpm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar putaran kincir, nilai torsi yang dihasilkan justru semakin kecil. 2 Grafik hubungan antara daya kincir P out dan torsi T kincir angin sudut potong 80 o ditunjukkan pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Grafik Hubungan antara Daya Kincir P out dan Torsi T Kincir Angin Sudut Potong 80 o Gambar 4.5 menunjukkan bahwa nilai dari torsi berbanding lurus dengan nilai daya kincir sampai pada kondisi tertentu, yakni kondisi optimal. Ketika kondisi optimal telah tercapai maka daya kincir yang dihasilkan akan semakin menurun. Dari gambar 4.5 diketahui bahwa nilai daya kincir optimal pada 40,5 watt ketika torsi sebesar 0,73 Nm saat kecepatan angin rata-rata sebesar 8,5 ms. 3 Grafik hubungan koefisien daya C P dan tip speed ratio λ kincir angin sudut potong 80 o ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara C P dan λ Kincir Angin Sudut Potong 80 o Gambar 4.6 menunjukkan C P maksimal 26,41 pada λ 2,54. Besarnya C P dan λ dipengaruhi oleh unjuk kerja kincir angin. Unjuk kerja tinggi akan menghasilkan C P sekaligus λ yang tinggi sampai titik tertentu hingga akhirnya menunjukkan grafik penurunan, begitu juga sebaliknya jika unjuk kerja kincir angin rendah maka C P dan λ yang diperoleh rendah. Untuk mendapatkan λ optimal dalam penelitian bisa menggunakan persamaan yang didapatkan dari Gambar 4.6 kemudian persamaan tersebut dideferensialkan menjadi: C P = -6.933 λ 2 + 33.89 λ - 17.14 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 K o e fi si e n d a y a , C p Tip speed ratio, λ λ optimal yang didapat kemudian disubtitusikan kedalam persamaan sebelumnya untuk mendapakan nilai C Pmax yaitu: +33,892,45-17,14

4.4.3 Grafik Kincir Angin dengan Sudut Potong 90°

1 Grafik hubungan antara putaran poros n dengan torsi T pada kincir angin sudut 90 o ditunjukkan pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik Hubungan antara Putaran Poros Kincir dan Torsi pada Kincir Sudut Potong 90 o Gambar 4.7 menunjukkan putaran maksimal 820 rpm dengan torsi 0 Nm. Nilai torsi maksimal sebesar 1,00 Nm dicapai ketika nilai putaran poros sebesar 392,6 rpm saat kecepatan angin rata-rata sebesar 8,5 ms. Semakin rendah kecepatan angin maka akan menurunkan putaran kincir sehingga torsi yang dihasilkan semakin besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Grafik hubungan antara daya kincir P out dan torsi T kincir angin sudut potong 90 o Gambar 4.8 Grafik Hubungan antara Daya Kincir P out dan Torsi T Kincir Angin Sudut Potong 90 o Dalam Gambar 4.8 ditunjukkan bahwa nilai dari torsi berbanding lurus dengan nilai daya kincir sampai pada kondisi tertentu, yakni kondisi optimal. Ketika kondisi optimal telah tercapai maka daya kincir yang dihasilkan akan semakin menurun. Dari Gambar 4.8 diketahui bahwa nilai daya kincir optimal pada 46,46 watt ketika torsi sebesar 0,88 Nm dan kecepatan angin rata-rata sebesar 8,5 ms. 3 Grafik hubungan koefisien daya C P dan tip speed ratio λ kincir angin sudut potong 90 o Gambar 4.9 Grafik Hubungan antara C P dan λ Kincir Angin Sudut Potong 90 o Gambar 4.9 menunjukkan C P maksimal 25,72 pada λ 2,48. Besarnya C P dan λ sama-sama dipengaruhi oleh unjuk kerja kincir angin. Unjuk kerja tinggi akan menghasilkan C P sekaligus λ yang tinggi sampai titik tertentu hingga akhirnya menunjukkan grafik penurunan, begitu juga sebaliknya jika unjuk kerja kincir angin rendah maka C P dan λ yang diperoleh rendah. Untuk mendapatkan λ optimal dalam penelitian bisa menggunakan persamaan yang didapatkan dari Gambar 4.6 kemudian persamaan tersebut dideferensialkan menjadi: C P = -9.652 λ 2 + 47.32 λ - 33.14 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 K o e fi si e n d a y a , C P Tip speed ratio, λ

Dokumen yang terkait

Unjuk kerja model rotor kincir angin propeler berbahan dasar kayu berlapis plat seng dengan sudu dari belahan dinding silinder dan sudut sektor 90 derajat.

0 1 78

Unjuk kerja model kincir angin propeler tiga sudu mengerucut dari bahan dasar kayu dengan tiga variasi lapisan permukaan sudu.

0 0 63

Unjuk kerja model kincir angin propeler tiga sudu berbahan dasar kayu berlapis seng dengan sudu-sudu dari belahan dinding kerucut.

0 1 65

Unjuk kerja kincir angin propeler berbahan kayu berlapis seng dari potongan selimut kerucut dengan diameter besar 30 cm dan diameter kecil 15 cm sepanjang 36,5 cm.

0 1 75

Unjuk kerja kincir angin propeler tiga sudu berbahan dasar kayu berlapis pelat seng dengan sudu - sudu dari belahan dinding silinder.

0 2 70

Unjuk kerja kincir angin propeler dua sudu mengerucut berbahan dasar triplek dengan perlakuan variasi lapisan permukaan sudu berlapis seng, berlapis anyaman bambu dan tanpa lapisan.

0 0 69

Unjuk kerja model rotor kincir angin propeller tiga sudu berbahan dasar kayu berlapis seng dengan sudu dari belahan dinding silinder dan sudut sektor 80 derajat.

0 1 75

UNJUK KERJA MODEL ROTOR KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU BERBAHAN DASAR KAYU BERLAPIS SENG DENGAN SUDU DARI BELAHAN DINDING SILINDER DAN SUDUT SEKTOR 80

0 0 73

Unjuk kerja model kincir angin propeler tiga sudu datar dengan lima variasi sudut kemiringan sudu - USD Repository

0 0 100

UNJUK KERJA KINCIR ANGIN POROS HORISONTAL BERBAHAN PVC DENGAN VARIASI KEMIRINGAN SUDU

0 0 58