12
makna kalimat dan bukannya teori yang lebih cenderung berusaha menganalisis struktur kalimat.
2.2.5 Jenis Tindak Tutur
Austin 1962 menyatakan bahwa secara analitis dapat dipisahkan tiga macam tindak tutur yang terjadi secara serentak yaitu 1 tindak lokusi
lacutionary act, 2 tindak ilokusi illocutionary act, dan 3 tidak perlokusi perlocutionary act. Tindak lokusi oleh Searle 1987: 24 disebut tindak
proposisi propotional act mengacu pada aktivitas bertutur kalimat tanpa disertai tanggung jawab penuturnya untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam
tindak lokusi seorang penutur mengatakan sesuatu dengan pasti. Lyons 1977 menjelaskan bahwa tindak lokusi itu adalah suatu tindak berkata, yaitu
menghasilkan ujaran dengan makna dan referensi tertentu. Tindak itu merupakan dasar bagi dilakukannya tindak tutur lain, lebih-lebih terhadap tindak ilokusinya
Austin, 1962.
Tindak ilokusi adalah suatu tindak yang dilakukan dalam mengatakan sesuatu seperti membuat janji, membuat pernyataan, mengeluarkan perintah atau
permintaan, menasbihkan nama sebuah kapal, dan lain-lain Lyons,1977:730. Dalam kaitannya dengan tindak ilokusi, Austin 1962: 142 mengatakan bahwa
tindak mengatakan sesuatu of saying berbeda dengan tindak dalam mengatakan sesuatu in saying. Dalam tindak ilokusi didapatkan suatu daya atau kekuatan
force yang mewajibkan si penutur untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
13
Jika dalam tindak ilokusi terlihat bahwa isi ujaran lebih ditunjukan pada diri si penuturnya, dalam tindak perlokusi isi ujaran itu lebih ditujukan pada diri
pendengar. Austin 1962: 130 mengemukakan bahwa mengatakan sesuatu sering menimbulkan pengaruh pasti. Implikasi tindak ilokusi terhadap pendengar inilah
yang disebut tindak perlokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain, menjadikan orang marah, dan menghibur orang.
Singkatnya, untuk membuat orang bereaksi. Tujuan tertentu yang dirancang oleh si penutur dalam isi ujarannya merupakan ciri khas tindak tutur perlokusi.
2.2.6 Jenis Tindak Tutur Ilokusi
Khusus mengenai tindak tutur ilokusi dalam aktifitas bertutur, oleah Searle 1983 digolongkan atas lima macam bentuk tuturan yang masing-masing
memiliki fungsi komunikatifnya sendiri-sendiri. Kelima macam bentuk tuturan dijelaskan Rahardi 2009: 73 sebagai berikut. Pertama, asertif atau representatif
ialah tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya, misalnya pemberian pernyataan, pemberian saran, pelaporan, pengeluhan, dan
sebagainya; 2 komisif adalah tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, misalnya bersumpah, berjanji, mengusulkan; 3 direktif ialah tindak tutur
yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu, misalnya menyuruh, meminta, menasihati; 4 ekspresif yaitu tindak tutur yang menyangkut perasaan
dan sikap, misalnya berupa tindakan meminta maaf, berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, menyatakan belasungkawa, mengkritik;
tindakann ini berfungsi untuk mengekspresikan dan mengungkapkan sifat
14
psikologis penutur terhadap mitra tutur; 5 deklarasi yaitu tindak tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya, misalnya
membaptis, menghukum, menetapkan, memecat, memberi nama, dan sebagainya.
2.2.7 Wacana