Penelitian yang Relevan LANDASAN TEORI

6

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan kerangka teori. Penelitian yang relevan berisi tinjauan terhadap topik-topik sejenis yang dilakukan penelitian terdahulu. Landasan teori berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dalam penelitian ini yang terdiri atas pengertian pragmatik, konteks, tuturan, tindak tutur, jenis tindak tutur, wacana, iklan, bahasa iklan, komunikasi pengiklanan, pilihan kata, dan media iklan cetak. Kerangka teori berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini diuraikan tinjauan pustaka, landasan teori, dan kerangka teori tersebut.

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang iklan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, namun sepengetahuan penulis belum banyak penelitian tentang iklan tindak tutur. Setidaknya ada dua penelitian mengenai hal itu yaitu penelitian Ventianus Sarwoyo 2009 dan Yoani Juita Sumasari 2010. Penelitian Ventianus Sarwoyo 2009 berjudul Tindak Ilokusi dan Penanda Tingkat Kesantunan di dalam Surat Kabar. Melalui penelitian ini Sarwoyo 2009 berupaya menjawab dua persoalan yaitu 1 jenis tindak ilokusi apa saja yang terdapat dalam tuturan di surat kabar, 2 penanda apa saja yang terdapat dalam tuturan di surat kabar yang meningkatkan tingkat kesantunan tersebut. Hasilnya sebagai berikut 1 ada empat jenis tindak ilokusi yang muncul dalam tuturan di 6 7 surat kabar yaitu tindak ilokusi direktif, komisif, representatif, dan ekspresif. 2 ada empat jenis penanda tingkat kesantunan tuturan dalam surat kabar, yakni analogi, diksi atau pilihan kata, gaya bahasa, penggunaan keterangan atau kata modalitas, penyebutan subjek yang menjadi tujuan tuturan dan bentuk tuturan. Penelitian Yoani Juita Sumasari 2010 berjudul Analisis Tindak Tutur dalam Iklan Kosmetik di Televisi. Melalui penelitian ini Sumasari 2010 berupaya menjawab tiga persolan yaitu 1 bagaimana tindak lokusi dalam iklan kosmetik, 2 bagaimana tindak ilokusi dalam iklan kosmetik, 3 bagaimana tidak perlokusi dalam iklan kosmetik. Hasilnya sebagai berikut : 1 dari tindak ilokusinya, iklan yang dianalisis dikelompokan atas iklan yang menginformasikan adanya kosmetik yang baik dan cocok bagi penonton, serta iklan yang mengingatkan penonton bahwa tidak semua kosmetik aman bagi kulit dan kesehatan bagi pemakainya, 2 dari tindak lokusinya, terdapat empat jenis tindak lokusi, yaitu tindak lokusi asertif, tindak lokusi direktif, tindak lokusi komisif, dan tindak tutur deklaratif, 3 dari tindak perlokusinya, iklan-iklan kosmetik yang dianalisis ingin memberikan efek pada penonton berupa menarik perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan. Efek yang diharapkan penonton bukan saja tertarik tetapi menyakini kalo produk yang diiklankan cocok untuknya sehingga ingin membeli dan menggunakannya. Bila dibandingkan dengan penelitian Sarwoyo 2009 dan Yoani 2010 di atas, penelitian ini memiliki beberapa perbedaan. Pertama, berkaitan dengan objek yang diteliti. Sarwoyo ingin mengetahui jenis tindak ilokusi yang terdapat dalam tuturan para tokoh di surat kabar, penelitian ini ingin mengetahui tindak tutur 8 yang terdapat pada iklan mobil yang tentu saja memiliki spesifikasi tersendiri. Kedua, penelitian Yoani berkaitan dengan media televisi, penelitian ini berkaitan dengan surat kabar, selain itu objek yang diteliti pun berbeda Yoani meneliti tentang iklan kosmetik sedangkan peneliti meneliti tentang iklan mobil.

2.2 Landasan Teori