Iklan Bahasa Iklan Landasan Teori

15 tertinggi Harimurti Kridalaksana via Mulyana, 2005: 6. Hal ini disebabkan wacana sebagai satuan gramatikal dan sekaligus objek kajian linguistik, mengandung semua unsur kebahasaan yang diperlukan dalam segala bentuk komunikasi. Wacana juga dapat diartikan sebagai seperangkat kalimat atau tuturan yang kohesif dan koheren Tagor Pangaribuan, 2008: 55. Tiap kajian wacana akan selalu mengkaitkan unsur-unsur satuan kebahasaan yang ada dibawahnya, seperti fonem, morfem, frasa, klausa, atau kalimat. Di samping itu, kajian wacana juga menganalisis makna dan konteks pemakaiannya. Berdasarkan media yang dipakai, wacana dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1 wacana lisan, dan 2 wacana tulis Tarigan, 1987: 52. Wacana lisan adalah wacana yang diwujudkan dalam bahasa lisan. Proses komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan adalah komunikator menyampaikan pesan verbal lisan dan komunikan menerima dengan menyimak dan mendengarkan Tarigan, 1987: 55. Wacana tulis adalah wacana yang diwujudkan dalam bahasa tulis. Untuk menerima, memahami, dan menangkap isi, penerima harus membacanya. Dengan demikian, wacana tersebut dihasilkan oleh proses komunikasi yang searah sifatnya. Oleh karna itu, wacana tersebut sering disebut wacana monolog Tarigan: 1987: 52.

2.2.8 Iklan

Istilah advertising periklanan berasal dari kata Latin abad pertengahan advertere, “mengarahkan perhatian kepada”. Istilah ini menggambarkan tipe atau 16 bentuk pengumuman publik apa pun yang dimaksudkan untuk mempromosikan penjualan komoditas atau jasa spesifik, atau untuk menyebarkan pesan sosial atau politik Marcel Danesi, 2010: 362. Iklan di sini disejajarkan dengan konsep advertising. Sementara Spriengel menyatakan bahwa advertising adalah setiap penyampaian informasi tentang barang atau jasa dengan menggunakan media nonpersonal yang dibayar. Lebih lanjut Wright 1978 menambahkan bahwa iklan merupakan proses komunikasi yang mempunyai kekuatan penting sebagai sarana pemasaran, membantu layanan, serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang bersifat persuasif via Mulyana, 2007:63-64. Dalam KBBI disebutkan bahwa iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk tentang barang atau jasa yang ditawarkan 1989: 322. Umumnya, iklan dipasang di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perbedaan antara iklan dengan informasi atau pengumuman biasa terletak pada ragam bahasa, retorika penyampaian, dan daya persuasi yang diciptakan. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya persuasi, yaitu mempengarui masyarakat agar tertarik dan membeli.

2.2.9 Bahasa Iklan

Kandungan iklan terdiri dari dua aspek yaitu tampilan visual dan bahasa. Oleh pembuat iklan, kedua aspek tersebut diolah agar iklan yang muncul menjadi ekspresif dan tepat mengenai sasaran yang dituju. Selama ini, kecuali pada iklan radio, para pekerja kreatif iklan tampak lebih mengekspesikan gagasannya pada aspek visual. Apalagi hai ini kemudian didukung oleh ketersediaan teknologi 17 multimedia yang canggih. Akibatnya, kreativitas tampilan visual iklan terliat lebih menonjol dibandingkan aspek bahasa yang banyak dibebani berbagai ketentuan kebahasaan maupun etika. Dalam periklanan, bahasa umumnya merupakan sarana untuk menegaskan, mengacu, atau semata-mata menyatakan makna subtekstual. Ada banyak teknik verbal yang digunakan pengiklan untuk mewujudkan tujuan ini dan secara lebih umum, untuk memasukkan produk ke dalam kesadaran sosial. Berapa teknik tersebut yaitu : 1 Jingle dan slogan : Keduanya meningkatkan ingatan akan produk. 2 Penggunaan bentuk kata perintah : ini menciptakan efek berupa nasihat yang datang dari sumber berwewenang yang tak nampak. 3 Formula : Formula menciptakan efek dimana pernyataan tanpa makna terdengar seperti mengandung kebenaran. 4 Aliterasipengulangan huruf awal : Pengulangan bunyi dalam slogan atau jingle meningkatkan kemungkinan sebuah merek diingat dan dibubuhi oleh sifat puitis. 5 Ketiadaan bahasa : Beberapa iklan secara strategis menghindari penggunaan bahasa apa pun, dan menimbulkan implikasi yang menyiratkan bahwa produk sudah berbicara untuk dirinya sendiri. 6 Penghilangan secara sengaja : Hal ini memaksimalkan fakta bahwa pernyataan penuh rahasia dan akan merebut perhatian orang. 7 Metafora : Metafora menciptakan pencitraan yang kuat bagi produk. 18 8 Metonimi : Metonimi juga menciptakan pencitraan yang kuat bagi produk. Sebagai tambahan, nama merek itu sendiri, seperti yang telah disebutkan, merupakan penanda dalam sebuah sistem signifikasi bagi produk, dan karenanya untuk memahami subteks dalam tiap iklan produk tersebut Marcel Danesi, 2010: 379-380. Aspek-aspek bahasa iklan menurut Gilan dalam Agustrijanto, 2002 terdiri dari pertama, kata-kata yang mengandung daya ingat. Kata-kata dapat mempengaruhi sikap dan kepercayaan orang lain. Para pembuat iklan menyadari bahwa kata-kata dapat mempengaruhi dan menambah suatu kesempurnaan produk yang dihasilkan dalam rangka menarik perhatian masyarakat. Kata-kata tersebut tidak hanya menguraikan sesuatu hal saja, tetapi dapat menyampaikan perasaan, sikap, dan gagasan yang ada dalam pikiran. Kedua, merek dagang berarti denotatif sebenarnya dan dapat pula konotatif tidak sebenarnya ketika suatu merek ditunjukan untuk menamai sebuah produk, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar dapat menciptakan makna tertentu. Nama perlu dicantumkan tidak hanya label atau identitas produk saja, tetapi bagaimana agar membawa kesan yang menarik perhatian sehingga penjualan menjadi berhasil. Ketiga, nada suara. Bagi pemasang iklan tidak hanya cukup dengan kata- kata untuk menarik perhatian bagi suatu produknya. Pada umumnya kita lebih sering dipengaruhi oleh suara seseorang yang nampak ramah atau menyenangkan. Radio dan televisi mempuyai peranan yang sangat penting yang layak dipertimbangkan, sebab pemasangan iklan dapat mengungkapkan suara nyata 19 dalam menciptakan sebuah kesan yang mendalam. Keempat, bahasa lambang simbol. Bahasa lambang adalah bahasa retoris yang berusaha untuk menciptakan efek penyimpangan atau manfaat aturan bahasa. Kelima, kaligrafi seni lukis tangan bahasa merupakan bagian dari referensi utama di dalam komunikasi.

2.2.10 Pilihan Kata