Bangunan dan peralatan HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data sistem distribusi obat di tempat penyimpanan obat yang digunakan, penanggung jawab PBF sebesar 46 menggunakan sistem gabungan antara sistem First In First Out FIFO dan First Expired First Out FEFO dan lainnya menggunakan sistem FIFO saja sebesar 27, FEFO saja sebesar 27. Sistem gabungan antara FIFO dan FEFO adalah barang yang datang lebih awal dan mendekati expired date maka barang tersebut didistribusikan lebih dahulu maka dengan menggunakan metode gabungan otomatis tidak akan terjadi penumpukan stok sehingga proses distribusi akan lancar. Gambar 14. Perbandingan jumlah sistem distribusi di tempat penyimpanan obat di gudang pada PBF ProvinsiBangka – Belitung

3. Bangunan dan peralatan

Khusus untuk PBF yang mengelola vaksin, penyimpanan vaksin, narkotika dan psikotropika harus disimpan diruang khusus. Penyimpanan vaksin, narkotika dan psikotropika di semua PBF yang mengelola vaksin, narkotika dan psikotropika sesuai dengan CDOB yaitu disimpan di ruang khusus. Di dalam pedoman CDOB dikatakan bahwa bangunan harus mempunyai sirkulasi udara yang baik. Salah satu indikator sirkulasi udara yang baik ialah 27 27 46 First in First Out FIFO First Expired First Out FEFO Gabungan FIFO dan FEFO dengan adanya jendela. Terdapat 5 PBF di Provinsi Bangka-Belitung yang tidak mempunyai jendela dari 11 PBF yang berada di Provinsi Bangka-Belitung. Apabila tidak mempunyai jendela maka sirkulasi udara tidak baik, udara yang ada di dalam akan mempengaruhi sediaan obat, pengatasan adalah dengan pemakaian AC dan kipas angin. Sebaiknya tempat penyimpanan obat terdapat alat untuk mengontrol temperatur dan kelembaban BNPB, 2009. Tabel VI. Perbandingan jumlah sirkulasi udara di PBF di Provinsi Bangka – Belitung Sirkulasi udara Nama PBF PT. A PT. B PT. C PT. D PT. E PT. F PT. G PT. H PT. I PT. J PT. K Jendela - -  -     -  - ACkipas angin            Pedagang besar farmasi yang mempunyai alat untuk mengontrol temperatur yakni termometer ruangan di tempat penyimpanan obat sebanyak 9 PBF memiliki termometer ruangan, ada 2 PBF yang tidak mempunyai alat pengontrol temperatur. Seorang apoteker berperan penting dalam menjaga mutu dari obat yang didistribusikan, PBF yang mempunyai alat untuk mengontrol kelembaban yakni higrometer di tempat penyimpanan obat sebanyak 4 PBF dari hasil wawancara mendalam dapat disimpulkan bahwa pemakaian temperatur sudah cukup dan mereka hanya mengikuti peralatan yang sudah ada di PBF. Dengan adanya sirkulasi udara yang baik maka kualitas obat dapat terjaga dengan baik pula. Ada beberapa obat yang dalam penyimpanannya mempunyai kondisi kelembaban dan suhu tertentu. Alat pengontrol suhu dan kelembaban digunakan untuk mengontrol kondisi tersebut supaya terjaga, sehingga sediaan obat dapat terjaga kualitasnya. Pedoman CDOB menyatakan bahwa bangunan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari sampah dan tumpukan. Sampah dan tumpukan tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak mengkontaminasi atau merusak sediaan obat yang disimpan, oleh karena itu diperlukan adanya petugas khusus yang membersihkan sampah. Fungsi petugas khusus tersebut digunakan untuk mengantisipasi karyawan lain yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hal tersebut mengakibatkan sampah proses distribusi obat tidak terkelola dengan baik sehingga sediaan obat yang disimpan dalam bangunan dapat terkontaminasi atau mengalami kerusakan. Terdapat 11 PBF di Provinsi Bangka-Belitung yang mempunyai petugas untuk mengontrol kebersihan bangunan dan yang terutama sampah. Adanya petugas yang mengontrol kebersihan dan membersihkan sampah maka kebersihan di PBF dapat terjamin dan bagi karyawan yang bekerja di dalam PBF tersebut akan merasa nyaman dan sediaan obat tetap terjaga kualitasnya. Penerangan di tempat penyimpanan obat juga harus memadai supaya dalam proses pendistribusiannya tidak terjadi kesalahan. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semua PBF di Provinsi Bangka-Belitung mempunyai penerangan yang memadai. Untuk menjaga kualitas obat yang kondisinya dipersyaratkan oleh pabrik misalnya harus ada monitoring kelembaban dan suhu. Terdapat 2 PBF tidak mempunyai monitoring suhu, 4 PBF tidak mempunyai monitoring kelembaban. Alat yang digunakan untuk monitoring kelembaban adalah higrometer. Alat yang biasa digunakan untuk monitoring suhu adalah termometer. Monitoring suhu dan kelembaban itu penting dalam penyimpanan suatu obat yang memerlukan kondisi khusus dalam penyimpanan. Kondisi suhu dan kelembaban yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan pada komponen yang terkandung di dalam obat tersebut. Tabel VII. Jumlah perbandingan PBF yang memiliki monitoring temperatur dan kelembaban di Provinsi Bangka-Belitung Jenis monitoring Nama PBF PT. A PT. B PT. C PT.D PT.E PT .F PT .G PT.H PT .I PT .J PT.K Pengontrol temperatur -        -   Pengontrol kelembababan -       - -  - Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada penanggung jawab PBF syarat bangunan yang baik adalah memiliki sirkulasi udara yang baik, kering, bebas dari binatang tikus, kecoa, harus bersih, cukup luas, memiliki penerangan yang baik, memiliki alat pengontol suhu, ada alas supaya barang yang disimpan tidak menyentuh langsung ke permukaan lantai.

4. Dokumentasi