Drying Shrinkage LANDASAN TEORI 1. Konstruksi Perkerasan Jalan

2 Tipe dari bahan yang menjadi stabilised. 3 Kandungan uap air pemadatan. Derajat tingkat keretakan adalah suatu fungsi jumlah dari uap air yang hilang ketika bahan mengering. Membatasi kandungan air yaitu. menurunkan air, semen pada waktu pemadatan kurang dari 75 kandungan uap air kejenuhan dapat mengurangi derajat tingkat keretakan 4 Tingkat pengeringan. Ketika semen dicampur bahan menyusut, Derajat tingkat keretakan adalah sebagian besar ditentukan oleh tingkat perkembangan kekuatan sehubungan dengan tingkat pengurangan retak kerutan adalah bersifat lebih luas ada di permukaan dibanding pada dasarnya pengeringan memulai di permukaan

5. Drying Shrinkage

Drying Shrinkage adalah penyusutan yang disebabkan oleh keluarnya air pori karena penguapan evaporasi. Drying shrinkage dimulai setelah beton mengeras dan terjadi kehilangan uap air karena penguapan, yaitu ketika beton berada di lingkungan kering. Dari proses di atas kemudian mengakibatkan adanya tegangan kapiler yang menyebabkan dinding-dinding kapiler tertarik sehingga volume beton menyusut. Beton akan terus-menerus mengalami drying shrinkage dalam jangka panjang bahkan sampai bertahun-tahun sampai air yang terkandung di dalam beton benar-benar habis menguap. L L 2 L 1 sh ri n k ag e Drying shrinkage terjadi ketika beton diekspos pada lingkungan yang kering, sehingga mengakibatkan perubahan volume. Namun apabila beton ditempatkan dalam air, yang mempunyai kelembaban tinggi, akan terjadi pengembangan swelling. Istilah penyusutan shrinkage digambarkan sebagai penurunan volume material dengan waktu tertentu yang terkait dengan suatu perubahan di dalam kelembaban dan perubahan temperatur, yang terjadi tanpa adanya tekanan atau pembebanan. Drying shrinkage pada beton disebabkan oleh penarikan air dari beton pada saat mengeras yang disimpan di dalam ruangan dengan udara terbuka Neville, 1995. Pengukuran shrinkage dilakukan dengan cara membandingkan antara selisih panjang awal dan panjang akhir dengan panjang mula-mula benda uji. Agar lebih jelas, berikut ini disajikan gambar yang menjelaskan hubungan penyusutan terhadap waktu. Hubungan penyusutan terhadap waktu pada pengukuran drying shrinkage disajikan dalam Gambar 2.3. t t 1 t 2 waktu Gambar 2.4. Hubungan penyusutan terhadap waktu Tabel 2.5. Penyusutan terhadap waktu Waktu Panjang Perubahan Panjang dari t Shrinkage t L t 1 L 1 L -L 1 L -L 1 L t 2 L 2 L -L 2 L -L 2 L a. Mekanisme terjadinya drying shrinkage Berikut ini dijelaskan mekanisme terjadinya penyusutan drying shrinkage dalam suatu campuran beton : 1 Sifat dasar yanag tidak stabil dari hasil pembentukan awal kalsium silikat hidrat pada penyusutan saat terjadi proses pengeringan. Sifat yang tepat dan terperinci dari mekanisme ini sukar dimengerti dan merupakan sesuatu yang bersifat permanen dan tidak diubah 2 Dalam pasta semen terdapat pori-pori besar dan kecil. Mula-mula pori yang terdapat didalam beton terisi penuh air tetapi dengan bertambahnya umur beton, maka air tersebut perlahan-lahan akan menguap kelur dari beton. Air yang pertama menguap adalah air yang terdapat pada pori yang besar, berlangsung sampai air pada pori yang besar abis. Berkurangnya air dari pori yang besar ini belum menimbulkan shrinkage. Pada saat itu tidak ada lagi sumber air dalam pori yang besar, maka air dari kepiler beton yang lebih kecil dan lebih halus secara berangsur-angsur akan mulai menguap. Kehilangan dari air kapiler kecil inilah yang menyebabkan terjadinya tegangan pori yang signifikan dan menyebabkan penyusutan shrinkage 3 Luas Permukaan dari sistem koloid pasta semen cukup luas, sehingga air yang terserap di permukaan akan mempengaruhi keseluruhan sifat sistem koloid tersebut. Ketika air menguap terjadi perubahan energy didalam system koloid silikat hidrat. Perubahan energy ini menyebabkan terjadinya penyusutan 4 Pada saat semen dicampur dengan air maka akan terjadi reaksi kimia, hal ini yang disebut sebagai proses hidrasi. Proses ini yang menghasilkan proses hidrasi yang berupa kalsium silikat gel C-S-H gel dan kalsium hidrosida. Air yang ada dalam beton sebagian digunakan untuk proses hidrasi dan sebagian lagi digunakan untuk mengisi pori-pori pada pasta semen. Pada saat beton mulai mongering, air bebas pada pori yang tidak terikat secara fisik maupun kimiawi akan keluar tetapi tidak begitu signifikan menyebabkan perubahan volume. Saat air bebas telah habis, air yang terikat secara fisik akan keluar, sehingga hal inilah yang signifikan menimbulkan terjadinya penyusutan. Proses-proses diatas berperan secara terpisah atau kombinasi sehingga menyebabkan terjadinya drying shrinkage b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi drying shrinkage Seperti halnya pada campuran beton penyusutan disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1 Jumlah agregat Agregat kasar khususnya berfungsi sebagai penahan susut pasta semen, jadi semakin banyak jumlah agregat yang terdapat didalam beton maka susut terjadi semakin kecil.Kayali et al 1999 menyatakan bahwa agregat yang mengisi antara 65 sampai 75 dari total volume beton berpengaruh besar dalam mengurangi penyusutan.Pengaruhnya adalah untuk menahan jumlah drying shrinkage pada beton sebab pori- pori yang terisi oleh pasta semen menjadi kecil. Gradasi dari agregat tidak mempengaruhi besarnya penyusutan, tetapi dengan memasukkan agregat dengan gradasi yang besar akan memperkecil penggunaan semen sehingga penyusutan menjadi kecil 2 Ukuran dan bentuk beton Kecepatan penyusutan terpengaruh oleh ukuran dan bentuk beton. Laju penyusutan akan berkurang jika volume elemen beton besar. Pada umumnya kecepatan penyusutan menurun sejalan dengan naiknya ukuran benda uji, karena beton memerlukan waktu yang lama agar air pori didalam beton yang besar berpindah dan menjangkau permukaan beton selama proses pengeringan. 3 Faktor air semen Peningkatan besarnya factor air semen fas akan mengakibatkan semakin besar pula efek susut yang terjadi .Peningkatan fas maka akan mempertinggi dan mempercepat perkembangan drying shrinkage pasta semen, sehingga akan menyediakan lebih banyak ruang untuk air bebas berdifusi dan memperkecil nilai kekakuan dari susunan yang padat untuk menahan deformasi. Pengaruh ini juga diduga terjadi pada beton. 4 Jumlah dan kehalusan semen Semakin banyak kandungan pasta semen didalam beton, maka semakin tinggi drying shrinkage yang terjadi. Penelitian Kayali et al 1999 juga menyimpulkan bahwa kandungan pasta semen secara signifikan memperbesar penyusutan. Kristiawan 2002 : 42 menyebutkan bahwa kehalusan semen rupa-rupanya juga menjadi factor pada penyusutan. Semen dengan ukuran partikel lebih kasar dari saringan no 200, bereaksi sangat lambat, mempunyai efek untuk menahan susut setara dengan efek dari agregat. 5 Bahan tambah mineral Dengan menambahkan bahan mineral tertentu dalam beton maka dapat mengurangi besarnya drying shrinkage. Dalam Kristiawan 2002 disebutkan bahwa beberapa ahli seperti Fattuhi dan al khaiat menyatakan bahwa penyusutan benda uji prisma berukuran 75x75x285 mm dengan variasi kelembaban dengan penambahan silica fume pada takaran 10 dari berat semen akan mengurangi penyusutan. 6 Kelembaban udara Drying shrinkage yang terjadi pada benda uji silinder yang dikondisikan berada pada kelembaban relative dan temperature konstan, akan memperlihatkan bahwa drying shrinkage benda uji pada kelembaban yang konstan lebih tinggi daripada drying shrinkage pada kelembaban bervariasi. Semakin lembab tempat disekitar beton maka akan semakin kecil laju penyusutan. 7 Chemical admixture Penggunaan Chemical admixture dalam campuran beton berpengaruh besar terhadap penyusutan yang terjadi. Brooks dalam Kristiawan, 2002 menjelaskan bahwa ada peningkatan secara umum pada penyusutan sebanyak 20 dibandingkan dengan beton yang tidak terkontrol campurannya. c. Prediksi Drying Shrinkage Jangka Panjang Perkiraan nilai drying shrinkage pada masa mendatang sangat penting digunakan dalam merencanakan umur dan daya tahan struktur bangunan. Sehingga perlu diadakan pengukuran nilai drying shrinkage dalam jangka pendek. Ekstrapolasi nilai ultimate shrinkage dari pengukuran shrinkage jangka pendek adalah metode paling tepat untuk memprediksi nilai penyusutan jangka panjang. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai drying shrinkage beton. Beberapa diantaranya adalah ACI 209 R-92 , almudaiheem dan will Hansen, serta Bazant dan Panula. Kemajuan dalam perkiraan dapat dicapai dengan menggunakan nilai penyusutan yang teliti dari pengujian jangka pendek 28 hari untuk memperkirakan penyusutan jangka panjang. ACI Committee 209 merekomendasikan untuk memprediksi penyusutan beton jangka panjang dari data-data jangka pendek dengan rumus sebagai berikut : t ε sh t = ______ ε sh u ………………………………… 2.2 35 + t dengan : t = umur pengeringan 35 = waktu yang diperlukan untuk mencapai susut paruh waktu ε sh t = shrinkage umur t selama pengujian ε sh u = Ultimate shrinkage Bazant dan Panula mengusulkan rumus yang juga merupakan salah satu ekspresi dari penerapan prediksi drying shrinkage yang telah dievaluasi dengan baik. Rumus Bazant dan Panula dapat dijelaskan sebagai berikut : t ε sh t = ε sh u _________ ……………….…………….… 2.3 τ + t dengan : t = umur pengeringan ε sh t = shrinkage umur t selama pengujian ε sh u = Ultimate shrinkage τ = waktu untuk mencapai susut paruh waktu Rumus- rumus tersebut diatas dapat digunakan untuk memprediksi susut jangka panjang dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN