Persepsi Responden Mengenai Manfaat Kawasan Hutan Persepsi Reponden Terhadap Manfaat Sumberdaya Hutan

masyarakat non Baduy kurang mendapatkan informasi dari penyuluh atau petugas kehutanan tentang status kawasan hutan, karena tidak semua masyarakat non Baduy tergabung ke dalam Kelompok Tani Hutan KTH sehingga hanya sebagian kecil masyarakatnya mengetahui status akan kawasan hutan.

5.2.3 Persepsi Responden Mengenai Manfaat Kawasan Hutan

Semua masyarakat Baduy Luar maupun masyarakat non Baduy berpendapat bahwa kawasan hutan yang ada di dalam dan di sekitar mereka telah memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan mereka dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Manfaat yang dirasakan oleh kedua kelompok masyarakat ini antara lain meliputi manfaat lahan hutan untuk bercocok tanam untuk tanaman pertanian dan jenis lainnya, sedangkan manfaat sumber kayu untuk kayu bakar dan kayu pertukangan. Sumber air untuk keperluan hidup sehari-hari masyarakat yaitu minum, mandi, cuci, dan pengairan untuk persawahan masyarakat bagi yang memanfaatkannya.

5.2.4 Persepsi Reponden Terhadap Manfaat Sumberdaya Hutan

Persepsi masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar dan masyarakat non Baduy terhadap sumberdaya hutan diketahui dari jawaban yang mereka diberikan terhadap pertanyaan tentang persepsi terhadap sumberdaya hutan. Tabel 16 menyajikan persepsi responden kedua masyarakat lokal terhadap sumberdaya hutan. Tabel 16 Persepsi Responden Masyarakat Lokal Terhadap Sumberdaya hutan No Persepsi terhadap kondisi Sumber- daya hutan Baik Tdk baik Tdk tahu Jumlah Orang Orang Orang Orang Baduy 1 Sumber Kayu 19 63,3 7 23,3 4 13,3 30 100 2 Sumber Air 18 60 10 33,3 2 6,7 30 100 Non Baduy 1 Sumber Kayu 3 10 15 50 12 40 30 100 2 Sumber Air 10 33,3 13 43,3 7 23,3 30 100 Sumber : Diolah dari observasi lapang Dalam penelitian ini persepsi sebagai proses penginterpretasiantanggapan masyarakat lokal baik masyarakat Baduy Luar maupun non Baduy di Kecamatan Gn. Kencana terhadap sumberdaya hutan yang telah mereka amati atau rasakan manfaatnya melalui panca indera. Persepsi memiliki sifat yang sangat subyektif, yaitu tergantung pada subyek yang melakukan persepsi tersebut. Selain itu, persepsi dipengaruhi oleh keadaan tertentu yang akan memberikan reaksiperilaku yang berbeda pula. Gambar 4. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Kayu Gambar 5. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Sumber Air Gambar 4 dan 5 menjelaskan perbandingan persepsi masyarakat lokal yaitu masyarakat Baduy Luar terhadap kayu lebih tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat non Baduy. Sebanyak 63,3 masyarakat Baduy Luar beranggapan bahwa kondisi sumber kayu yang terdapat di dalam kawasan hutan dimana masyarakat Baduy Luar ini tinggal dikatakan baik, baik disini apabila sumber kayu dari hutan jumlahnya memadai, tegakannya rapat, ukuran pohon besar serta bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar dan kayu pertukangan. Hal ini didasarkan atas kedekatan masyarakat Baduy Luar terhadap sumberdaya hutan sumber kayu karena mereka tinggal dan memanfaatkan sumber kayu yang ada di dalam kawasan hutan, dan hanya 13,3 dari masyarakat Baduy Luar yang tidak tahu atau mengetahui kondisi sumber kayu, tidak tahu disini artinya masyarakat tidak mengetahui dan tidak peduli terhadap sumber kayu yang ada di dalam kawasan hutan. Untuk masyarakat non Baduy, sebagian besar 50 mengatakan kondisi sumber kayu tidak baik. Tidak baik disini apabila sumber kayu dari hutan jumlahnya tidak memadai, tegakannya jarang, bisa dimanfaatkan tetapi dalam jumlah yang terbatas. Hal ini disebabkan karena masyarakat non Baduy berada di luar kawasan hutan dan tidak mengetahui tentang kondisi sumberdaya hutan sumber kayu secara nyata, tidak seperti masyarakat Baduy Luar yang berada di dalam hutan yang mengetahui keadaan hutan dari sumber kayu, sehingga mereka atau masyarakat Baduy Luar ini bisa mengatakan kondisi hutan untuk sumber kayu dikatakan baik. Keberadaan masyarakat Baduy Luar di dalam kawasan hutan bergantung terhadap ketersedian air dari kawasan hutan. Cara pemanfaatan air oleh masyarakat Baduy Luar dilakukan langsung disumbernya atau sebagian dibawa ke rumah dengan cara dipikul untuk keperluan lainnya, seperti minum. Sebagian besar 60 dari responden masyarakat Baduy Luar menilai kondisi air di kawasan hutan baik, apabila sumber air dari hutan yang tersedia dari masing- masing sumber air tersebut terjaga ketersediannya dan tidak tergantung terhadap musim serta kondisi air yang jernih dan tidak keruh. 2 dari 5 mata air yang mengalir di desa Sukanegara mengalir sepanjang tahun. 2 sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun ini berada di dalam kawasan hutan. Pada Tabel 16 untuk sumber air menjelaskan masyarakat non Baduy yang berada di Desa Sukanegara, Cimanyangray dan Keramatjaya sebanyak 43,3 masyarakat non Baduy menilai bahwa sumber air yang tersedia di kawasan ini tidak baik, apabila sumber air dari hutan yang tersedia dari masing-masing sumber air tersebut ketersediannya dipengaruhi musim dan kondisi air tersebut tidak jernih dan keruh. Sebanyak 3 sumber mata air yang ada di Desa Sukanegara dipengaruhi oleh musim hujan, sehingga sumber mata air tersebut tidak mengalir sepanjang tahun. Hal ini disebabkan karena 25 dari 60 mata air yang ada di desa ini hanya mengalir selama 3 bulan, 18 mata air mengalir selama 6 bulan, 10 mata air mengalir selama 9 bulan dan sisanya 6 mata air mengalir sepanjang tahun. Lamanya sumber mata air ini mengalir dipengaruhi oleh musim hujan. Selain lamanya mata air mengalir, persepsi terhadap kondisi sumber air dinilai dari kejernihan, kekeruhan dan warna dengan pandangan subjektif masing-masing masyarakat lokal yang menjadi responden. Berikut disajikan Tabel 17 mengenai kondisi mata air di Kecamatan Gn. Kencana. Tabel 17. Kondisi Mata Air di Kecamatan Gn.Kencana No Desa Jumlah Mata Air Lamanya Mengalir Bulan 3 6 9 12 1 Keramatjaya 28 13 7 5 3 2 Cimanyangray 29 11 11 4 3 3 Sukanegara 5 1 1 1 2 Sumber : Dinas Kehutanan Kab.Lebak 2008 5.3 Motivasi 5.3.1 Motif Pemanfaatan Lahan Hutan

Dokumen yang terkait

Determinan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013

2 60 151

Adaptasi Masyarakat Terhadap Perubahan Fungsi Hutan (Studi Deskriptif tentang Kehadiran Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari di Desa Tapian Nauli III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 41 87

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Filariasis di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 35 181

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Tindakan Penanggulangan Kasus Demam Berdarah Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2004

0 40 87

Respon Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga Miskin Di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

3 37 118

Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada Di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 41 102

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Masyarakat Terhadap Kejadian Filariasis Di Desa Pardamean Kecamatan Muara Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2009

1 39 105

Identifikasi Dampak Pendapatan Masyarakat Terhadap Penggunaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery Di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 33 52

Persepsi, Sikap, Perilaku Masyarakat Sekitar Hutan terhadap Keberadaan hutan Penelitian Haurbentes (Studi Kasus desa Jugalaya, RPH Jasinga, BKPH Jasinga, KPH Bogor

0 6 92

Kelembagaan Pengelolaan Sumber Daya Hutan Masyarakat Adat Baduy Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten

0 13 78