5
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2.
Memahami Comprehention Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3.
Aplikasi Aplication Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi real sebenarnya. Aplikasi ini dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks situasi yang lain. 4.
Analisa Analysis Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan.
5. Sintesis Shyntetis
Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi- formulasi yang ada.
6. Evaluasi Evaluation
2. 2. Payudara
2.2.1 Definisi Payudara
Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi, bergranular pada bagian anterior toraks, pada perempuan mengandung unsur yang mensekresi
susu untuk makanan bayi. Mammae atau glandula mammaria pada wanita merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan
radikal ke arah puting susu dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus mempunyai duktus ekskretorius lactiferous yang bermuara pada putting susu. Tiap
6
lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli menjadi
bagian sekresi dari kelenjar. Hartanto, 2005
Gambar 2.1 Anatomi normal payudara Hall, 2007
2.2.2 Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Payudara
Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,
usia, dan status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari
jenis tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi mensekresi air susu bagi neonatus. Setiap lobus, yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak
jaringan lemak, sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus ekskretorius laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5 cm, bermuara
pada papilla mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5 mm. Carneiro, 2007.
7
Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa cabang sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama pubertas, payudara
membesar dan membentuk putting susu yang mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar mammae tetap datar. Pembesaran payudara selama pubertas terjadi akibat
penimbunan jaringan lemak dan jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium.
Struktur khas kelenjar -lobus-pada wanita dewasa berkembang pada duktus ujung terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam
satu duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam jaringan ikat longgar. Suatu jaringan ikat yang kurang padat dan kurang banyak mengandung sel, memisahkan lobus-lobus.
Dekat dengan muara papilla mammae, Duktus laktiferus menjadi lebar dan menjadi sinus laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara luarnya.
Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis kuboid. Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid dan dibungkus
sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan ikat yang mengelilingi alveoli mengandung banyak sel limfosit dan sel plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata menjelang
akhir kehamilan, sel ini berfungsi menyekresi immunoglobulin IgA sekretorik yang memberikan kekebalan pasif pada neonatus. Carneiro, 2007
Struktur histology kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa ovulasi. Perubahan ini
bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pra-menstrulasi menambah besar
payudara. Carneiro, 2007. Papilla mammae puting susu berbentuk kerucut dan warnanya mungkin
merah muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla ini, ditutupi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk yang berhubungan langsung dengan kulit
didekatnya. Kulit disekitar puting susu membentuk areola mammae. Warna areola menjadi gelap selama kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah
melahirkan, areola menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya. Epitel puting susu berada di atas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung
serabut otot polos. Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus laktiferus yang lebih dalam dan tersusun sejajar terhadap duktus ini di tempat masuknya duktus pada
puting susu. Puting susu ini banyak di persarafi oleh ujung saraf sensorik. Carneiro, 2007
8
2. 3. Kanker Payudara 2.3.1 Definisi Kanker Payudara